Sistim Energi Bruto EB

43 BIOENERGETIKA PADA RUMINANSIA A Sistem Energi Pada Ruminansia

a. Sistim Energi Bruto EB

Dalam buku Animal Nutrition karangan Mc.Donald et al 1988 dijelaskan tentang perkembangan sistem energi pada hewan ruminansia. Sekitar tahun 1900 ada dua macam evaluasi sistem Energi Neto EN atau ER yang dikembangkan oleh H.P. Armsby dari Universitas Pennsylvania dan O. Kellner dari Jerman. Kedua sistem yang dikembangkan tersebut berlandaskan pada percobaan kalorimeter pada sapi yang diberi pakan standar dan pakan yang di atas kebutuhan hidup pokok. Armsby menggunakan alat kalorimeter langsung untuk mengestimasikan produksi panas tubuh dari ternak yang diberi pakan yang berbeda, yaitu kelompok satu di bawah kebutuhan hidup pokok dan kelompok dua diberi pakan standar. Di lain pihak O. Kellner mengukur produksi panas dengan menggunakan alat kalorimeter langsung dari ternak yang diberi pakan di atas kebutuhan hidup pokok tumbuh, sedangkan untuk mengukur retensi energi digunakan metoda neraca Carbon dan Nitrogen CN. Dari perbedaan kedua metode tersebut terlihat bahwa Armsby mengukur nilai EN untuk hidup pokok sedangkan O Kellner mengukur EN untuk ternak penggemukan. Nilai EN berdasarkan Armsby sangat sukses 44 untuk digunakan sebagai standar sistem evaluasi pakan di Amerika, walaupun kurang dapat digunakan secara praktis, sedangkan sistem yang dibuat oleh O.Kellner sangat terkenal di Eropa dan masih digunakan sampai sekarang. Berhubung peternak mengalami kesulitan dalam menggunakan unit satuan energi hasil temuan mereka, maka O. Kellner menggunakan nilai EN dengan menggunakan bahan baku yang biasa digunakan yaitu pati. Nilai EN dari bahan pakan pati yang diberikan pada sapi penggemukan adalah 2,36 Mkal 9,9 MJkg, sedangkan nilai EN untuk bahan pakan barley yang diberikan pada hewan yang sama adalah 1.91 Mkalkg. O. Kellner menghitung nilai setara pati martabat pati = starch equivalent sebagai 1,912,36 = 0,81 untuk jenis pakan barley yang artinya, 0,81 kg pati setara dengan 1 kg barley. Nilai koefisien dari martabat pati ini kg menjadi nilai EN untuk penggemukan yang besarnya adalah 9.9 MJkg. Menurut O Kellner nilai EN untuk penggemukan, hidup pokok dan produksi susu berbeda-beda. Untuk itu maka dibuatlah suatu termitologi sebagai kf koefisien untuk penggemukan, km koefisien untuk hidup pokok dan kl koefisien untuk laktasi dengan angka rasio masing-masing sebesar 1,0; 1.30, dan 1,25. Sebagai contoh jika hewan membutuhkan energi sebesar 30 MJ 3 kg MP untuk hidup pokok, maka nilai energi untuk penggemukan apabila dibagi dengan 1,30 adalah merupakan nilai EN untuk penggemukan yaitu 301,30 = 23 MJ 2.3 kg MP.

b. Digestibility of Energy DE atau Energi Tercerna EC