1.2 Kadar abu
Cawan dibersihkan dan dikeringkan di dalam oven selama 30 menit dengan suhu 105
o
C, lalu dimasukkan ke dalam desikator dan kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 1-3 gram ditimbang lalu dimasukkan ke
dalam cawan dan kemudian dibakar di atas kompor listrik diarangkan sampai tidak berasap lagi dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tanur
pengabuan 600
o
C selama 6 jam. Cawan dimasukkan ke dalam desikator
lalu ditimbang. Kadar abu ditentukan dengan rumus:
kadar abu = B − A
berat sampel × Keterangan : A : Berat Cawan
B : Bobot sampel + cawan setelah tanur
1.3 Protein kasar
Analisis kadar protein terdiri dari tiga tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pengukuran ini dilakukan dengan metode kjeldahl. Sampel
ditimbang sebanyak 0.3 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 50 ml, lalu ditambahkan katalis Se dan 20 ml H
2
SO
4
lalu dipanaskan sampai cairan berubah warna menjadi bening hijau.
Dinginkan larutan yang telah didestruksi kemudian masukkan kelabu destilasi ditambahkan akuades ±500 ml dihomogenkan dan
didinginkan terlebih dahulu. Labu destilasi ditempatkan di alat destilasi dan hasil destilasi ditangkap dengan larutan H
2
SO
4
dan metilen blue dalam labu elenmeyer. Hasil yang ditangkap kemudian dititrasi
menggunakan NaOH hingga warnanya berubah menjadi hijau. Untuk mengetahui kelebihan titrasi larutan ditetesi kembali dengan H
2
SO
4
sampai warna kembali kewarna biru semula. Kadar protein kasar dihitung menggunakan rumus:
PK = Volume NaOH – Volume Titrasi x N NaOH x 6,25 x 14
Bobot sampel gram ×100
1.4 Lemak kasar Sampel seberat 1 gram W
1
dimasukkan ke dalam selongsong lemak dan ditutup dengan kapas, kemudian dimasukkan ke dalam labu lemak
yang sudah ditimbang berat kosongnya W
2
dan disambungkan dengan tabung soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam
ruang ekstraktor tabung soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak n- heksana. Tabung ekstraksi dipasang pada alat destilasi soxhlet lalu
dipanaskan pada suhu 40
o
C dengan menggunakan pemanas listrik dan direfluks selama 6 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak
didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan
sehingga tidak kembali ke dalam labu lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105
o
C, setelah itu labu dimasukkan ke dalam desikator hingga beratnya konstan lalu
ditimbang W
3
. Kadar lemak ditentukan dengan rumus:
kadar lemak = W − W
W ×
Keterangan: W
1
= Berat sampel gram W
2
= Berat labu lemak tanpa lemak gram W
3
= Berat labu lemak dengan lemak gram
1.5 Serat kasar
Sampel 0.5 - 1 gram x ditimbang dan dimasukkan kedalam gelas piala 600 ml, tambahkan 50 ml H
2
SO
4
0,3 N dan didihkan selama 30 menit. Setelah 30 menit tambahkan NaOH 1,5 N sebanyak 50 ml dan
dipanaskan lagi selama 30 menit, lalu disaring dengan kertas saring Whatman
41 yang telah ditimbang a gram. Endapan yang ada pada saringan di crucible glass dicuci berturut-turut dengan 50 mlaquadest
panas, asam sulfat 50 ml, H
2
SO
4
0.3 N 50 ml, aquadest panas lagi dan aceton. Endapan dimasukkan kedalam cawan dan endapan dikeringkan
dalam oven 105
o
C minimal 1 jam dan dieksikator selama 30 menit dan ditimbang sebagai Y gram. Setelah itu dipijarkan dalam tanur 600
o
C selama 2 jam, didinginkan dalam oven 105
o
C selama 30 menit dan dieksikator 30 menit, kemudian ditimbang sebagai Z gram. Kadar serat
kasar dihitung dengan rumus: kadar serat kasar =
Y − Z − a X
× Keterangan :
Y : Bobot sampel yang telah disaring dan di Oven 105
o
C selama 1 jam Z : Bobot sampel akhir setalah ditanur
a : Bobot kertas saring Whatman 41 X : Bobot sampel awal
2. Neutral digestibility fiber NDF Van Soest et al.1999
Sampel ditimbang ± 0.25-0.5 gram dan dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan NDS Neutral detergent
solid untuk analisa NDF dan larutan ADS Acid detergent solid sebanyak
50 ml dan dipanaskan pada suhu 90
o
C selama 1 jam. Setelah 1 jam disaring menggunakan vakum dan cawan kaca masir kemudian dibilas
aquadest panas dan aceton. Sampel yang telah disaring dimasukkan ke oven 105
o
C. NDF dan ADF dihitung menggunakan rumus:
bobot sampel setelah oven 5 − bobot cawan kaca masir bobot sampel
x
3. Kecernaan invitro
Kecernaan in vitro dilakukan menggunakan metode Tilley dan Terry 1963, peubah pada kencernaan in vitro adalah NH
3
, VFA, KCBK , KCBO, KCPK, KCNDF dan KCADF
3.1 Pengukuran NH
3
rumen
Pakan difermentasi menggunakan cairan rumen menggunakan General Laboratory Procedure, 1966.Sebanyak 0.5 gram sampel
dimasukkan ke dalam tabung fermentor bervolume 50 ml, kemudian ditambahkan 40 ml larutan buffer McDougall dan 10 ml cairan rumen lalu
diaduk dengan gas CO
2
selama 30 detik dan ditutup rapat dengan prop karet