Pengukuran KCBK, KCBO, KCPK, KCNDF dan KCADF

rumen lalu diaduk dengan gas CO 2 selama 30 detik dan ditutup rapat. Tabung fermentor ditempatkan pada suhu 39 o dan fermentasi dibiarkan berlangsung selama 48 jam. Setiap 6 jam, tabung diaduk dengan gas CO 2 . 2. Pencernaan Hidrolisis Setelah diinkubasi selama 48 jam, kedalam tabung fermentor ditambahkan 2-3 tetes HgCl 2 jenuh untuk menghentikan aktivitas mikroba. Campuran tersebut disentrifuge dengan kecepatan 3000rpm selama 15 menit dan supernatannya dibuang, kedalam tabung ditambahkan 50 ml larutan pepsin HCl 0.2. Pencernaan enzimatis berlangsung aerob selama 48 jam. Hasil pencernaan hidrolisis residu disaring menggunakan kertas Whatman no 41 yang dibantu dengan pompa vakum. Kemudian residu tersebut dimasukkan kedalam cawan porselen dan dipanaskan di dalam oven suhu 105 C selama 24 jam untuk menentukan BK residu. Selanjutnya residu BK dimasukan dalam tanur 600 o selama 6 jam untuk mendapatkan residu bahan organik. Kemudian KCBK dihitung berdasarkan rumus: 100 x inkubasi BK residu BK - inkubasi BK = KCBK Keterangan: KCBK= Koefisien Cerna Bahan Kering BK = Bahan kering Sedangkan KCBO dihitung dengan rumus: 100 x inkubasi BO residu BO inkubasi BO = KCBO  Keterangan: KCBO= Koefisien Cerna Bahan Organik BO = Bahan organic

3.4 Kecernaan Protein KCPK

Kecernaan protein kasar dilakukan dengan menggunakan metode Tilley dan Terry 1963. Endapan sisa dari inkubasi secara fermentatif dan hidrolisis di analisis protein kasar menggunakan metode Kjedhall. Kecernaan NDF dan ADF dihitung menggunakan rumus Goesser and Combs 2009 KCPK = � �� −�� � ��

3.5 Kecernaan serat KCNDF dan KCADF

Kecernaan serat atau kcernaan NDF dan ADF dilakukan dengan menggunakan metode Tilley dan Terry 1963. Endapan sisa dari inkubasi secara fermentatif dan hidrolisis di analisis NDF dan ADF menggunakan metode Van Soest et al 1991. Kecernaan NDF dan ADF dihitung menggunakan rumus Goesser and Combs 2009 Kecernaan NDF KCNDF = � ��� −��� � ��� Kecernaan ADF KCADF = � �� − �� � ��

4. Produksi Gas Close and Menke 1986

Sebelum melakukan pengukuran Gas Test dilakukan terlebih dahulu pembuatan larutan media gas tes Lampiran 1 dan persiapan sampel gas test. Sampel pakan yang digunakan untuk gas tes sebanyak 0.23 gram dan dimasukkan syringe. Sebanyak 30 ml campuran cairan rumen dan media buffer dimasukkan ke dalam syringe menggunakan spoit. Udara yang ada di dalam syringe dikeluarkan dan klep syringe ditutup. Posisi piston pada waktu sebelum inkubasi dicatat Gb0. Syringe diinkubasi dalam waterbath selama 48 jam dan pencatatan posisi piston dilakukan pada jam ke 2, 4, 6, 8, 12, 24, dan 48. Nilai FH dan FC didapatkan dari pembagian total produksi gas masing-masing kontrol konsentrat dan hijauan. Total produksi gas misalnya pada jam ke-24 diukur dengan rumus : Gb=Gb24-Gb0-Gb24 blanko-Gb0 blanko200FH+FC2BK bahan Perhitungan Degradasi Bahan Organik dan Energi Metabolis dari produksi gas in vitro menggunakan rumus : - Hijauan dan limbah pertanian OMD = 15.38 + 0.8453Gb ml + 0.0595 XP g kg-1 + 0.0651 XA g kg-1 EM MJ kg -1 BK = 2.00 + 0.1298 Gb ml + 0.0045 XP g kg-1 + 0.0303 XL g kg-1 - Bahan baku konsentrat dan konsentrat OMD = 9.00 + 0.9991 Gb ml + 0.0595 XP g kg-1 + 0.0181 XA g kg-1 EM MJ kg -1 BK = - 2.30 + 0.1335 Gb ml + 0.0121 XP g kg-1 + 0.0281 XL g kg-1 + 0.0055 XX g kg-1 Perhitungan Net Energy for Lactation: - Hijauan dan limbah pertanian NeL MJ kg -1 = 0.42 + 0.0925 Gb ml + 0.0033 XP g kg-1 + 0.0176 XL g kg-1 - Bahan baku konsentrat dan konsentrat NeL MJ kg -1 = - 2.93 + 0.0949 Gb ml + 0.0085 XP g kg-1 + 0.0186 XL g kg-1 + 0.0045 XX g kg-1 Keterangan : OMD = organic matter digested bahan organik tercerna Gb = Produksi gas dalam ml 200 mg-1 BK, 24 jam XP = crude protein protein kasar ME = metabolizable energy energi metabolis XA = ash abu XL = crude lipid lemak kasar XX = nitrogen free extract beta-N NeL = net energy for lactation