3.4.2. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Dan Kualitas Kredit Terhadap Laba
Analsis ini menggunakan metode yang kedua yaitu laba dipengaruhi oleh pertumbuhan dan kualitas kredit. Pertumbuhan kredit
akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peningkatan jumlah kredit yang disalurkan. Apabila pertumbuhan kredit yang
meningkat mendorong pendapatan yang diperoleh bank juga meningkat, tetapi dengan adanya pertumbuhan kredit yang meningkat juga
mendorong adanya kredit bermasalah. Kredit bermasalah ini dapat menurunkan pendapatan bank.
Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah laba dan pertumbuhan dan kualitas kredit. Laba sebagai variabel bebas. Laba
yang digunakan dalam analisis ini adalah laba bunga yang diperoleh dari pendapatan bunga dari kredit dikurangi dengan bebanbiaya bunga.
Satuan laba menggunakan rupiah, pertumbuhan dan kualitas kredit menggunakan persen.
Model regresi yang menggunakan satuan-satuan pengukuran yang berbeda Rp dan sudah sesuai dengan syarat-syarat regresi
yang memungkinkan dilakukan analisis dengan satuan-satuan variabel- variabel yang berbeda-beda. Persamaan analisis sebagai berikut :
P = a + bG + cQ………..…………...…………………..……………3
Keterangan : P = Laba
a = Konstanta b = koefisien regresi G
c = koefisisen regresi Q G= Pertumbuhan kredit
Q= kualitas kredit
3.4.3. Analisis Pengaruh Penghapusan Kredit Terhadap Kualitas Kredit
Analsis ini menggunakan metode yang ketiga yaitu kualitas kredit dipengaruhi oleh penghapusan kredit. Penghapusan kredit yang
dilakukan tahun sebelumnya akan berpengaruh negatif terhadap NPL, sehingga jika penghapusan kredit dilakukan akan menurunkan NPL.
NPL yang semakin menurun ini akan berdampak positif terhadap kualitas kredit yaitu memperbaiki kualiatas kredit.
Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah penghapusan dan kualitas kredit. Kualitas kredit sebagai variabel tidak bebas.
Kualitas kredit dicerminkan oleh NPL yang berasal dari jumlah kolektibilitas kredit kurang lancar, diragukan, dan macet dikurangi total
penyaluran kredit. Penghapusan kredit tahun sebelumnya merupakan variabel bebas. Satuan kualitas kredit adalah persen dan penghapusan
kredit menggunakan rupiah. Model regresi yang menggunakan satuan-satuan pengukuran
yang berbeda Rp dan sudah sesuai dengan syarat-syarat regresi yang memungkinkan dilakukan analisis dengan satuan-satuan variabel-
variabel yang berbeda-beda. Persamaan analisis sebagai berikut :
Q
t
= a + bW
t-1
……………………………………………………..…4 Keterangan :
Q = kualitas kredit a = konstanta
b = koefisien regresi W
t-1
W
t-1
= penghapusan
3.4.4. Uji Klasik
Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh model regresi. Oleh karena itu diperlukan pengujian asumsi yang meliputi uji
normlaitas, uji
autokorelasi, uji
multikolinieritas, dan
uji heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan jika data yang digunakan kurang dari 30 data untuk mengetahui distribusi
kenormalan data, yaitu apakah data dapat dianggap berdistribusi normal atau tidak. Ketika data telah berdiatribusi normal, maka data
tersebut dapat diolah menggunakan statistic parametric yang pada penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Untuk
menguji kenormalan data dilakukan dengan menguji kenormalan
data residual. Uji normalitas dapat dilihat dengan melihat nilai statistic Kolmogorov Smirnov KS ada uji normalitas residual. Jika
nilai statistic KS lebih kecil disbanding nilai tabel KS dan nilai p- value le
bih besar dari α, maka asumsi kenormalan terpenuhi sehingga model regresi yang telah dibuat dapat digunakan.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelai sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebasnya. Konsekuensi adanya mulitikolinieritas adalah koefisien
korelasi variabel tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tak terhingga Priyatno, 2008
Ada beberapa metode uji multikolinieritas, yaitu : a.
Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual r
2
dengan nilai determinasi secara serentak R
2
. b.
Dengan melihat nilai tolerance dan inflation factor VIF pada model regresi.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disususn menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik
seharusnya tidak
terjadi autokorelasi.
Metode pengujian
menggunakan uji Durbin Watson DW test. Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila nilai Durbin Watson berkisar 1,55
sampai 2,46 untuk n 15 Priyatno, 2008. 4.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama
pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Macam-macam uji
heteroskedastisitas antara lain adalah uji koefisien korelasi
Spearman’s rho, melihat pola titik-titik pada grafik regresi, uji Park, dan uji Glejser Priyatno, 2008.
3.4.5. Analisis Uji Simultan Uji F