ROA adalah perbandingan laba sebelum pajak selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha periode sama atau dihitung dengan rumus :
Menurut kerangka penilaian kesehatan bank, BI akan mendapatkan skor maksimum 100 apabila bank memiliki ROA sebesar 1,5 persen. Penurunan
efisiensi perbankan dapat terjadi karena dipengaruhi meningkatnya cadangan penghapusan kredit dan pembayaran bunga pada sisi profit margin dan
menurunnya pendapatan bunga pada sisi assets utilization. BOPO dirumuskan sebagai rasio biaya operasional dalam 12 bulan
terakhir terhadap pendapatan operasional pada periode yang sama. Saat penilaian kesehatan bank umum, BI memberikan nilai maksimum 100 apabila
BOPO mencapai angka 80 persen.
2.7. Penelitian Terdahulu
Penelitian Bhakti 2009, melaporkan mengenai analisis diskriminan klasifikasi pola pengembalian kredit sektor pertanian pada PT Bank XYZ.
Penelitian ini membuktikan dalam meminimalkan resiko gagal bayar pada sektor budidaya pertanian, Internal Credit Risk Rate ICRR dapat digunakan
sebagai filter awal dan outputnya dijadikan sebagai pengganti proposal kredit. Hasil analisis diskriminan mencerminkan ketepatan prediksi untuk
membedakan antar kelas kolektibilitas lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet sebesar 80,4 persen.
Penelitian Rohaeni 2009, melaporkan mengenai analisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba pada PT Bank X Tbk.
Penelitian ini diperoleh selama periode 1999-2007, deposito memiliki kontribusi yang besar terhadap total dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpun oleh PT Bank X sebesar 56,50 persen. Hasil regresi diperoleh dana pihak ketiga mempunyai pengaruh positif terhadap laba dan diperoleh
koefisien sebesar 0,0440, artinya bahwa kenaikan dana pihak ketiga sebesar satu satuan akan meningkatkan laba sebesar 0,0440. Non Performing Loan
NPL mempunyai pengaruh negatif terhadap laba dan memiliki koefisien 1,13E+08.
ROA = .............................................1
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Fungsi pokok perbankan adalah menarik dan menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya sebagai kredit kepada masyarkat. Karena itu, perbankan menempati posisi yang strategis dalam pembangunan dan
perekonomian negara serta dalam pembagian pendapatan di dalam masyarakat. Dalam kebijakan pemberian kreditnya perbankan memegang
peranan yang sangat penting karena turut serta menentukan pembagian pendapatan masyarakat dan corak masyarakat di masa yang akan datang
Suharto, 1991. Aktivitas bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat tidak lepas dari kredit bermasalah.
Banyak faktor yang mempengaruhi adanya kredit bermasalah diantaranya faktor internal dan faktor eksternal baik dari pihak bank maupun
pihak nasabah. Adanya kredit bermasalah akan berpengaruh terhadap NPL Non Performing Loan. Untuk meminimalisir adanya kredit bermasalah,
bank harus menganalisis calon debitur yang akan menerima kreditnya, salah satunya melalui analisis 5C character, capacity, capital, collateral,
condition of economy. Meskipun calon debitur sudah di analisis pada saat pengajuan kredit tetapi pada saat pembayaran angsuran kepada bank debitur
banyak yang kurang tepat waktu dalam pembayarannya, sehingga mempengaruhi kualitas kreditnya.
Penelitian ini difokuskan pada analisis pengaruh penyaluran, pertumbuhan, kualitas, dan penghapusan kredit terhadap laba bank. Semakin
banyak jumlah kredit yang disalurkan bank akan memberikan keuntungan yang banyak juga pada bank, tetapi pada kenyataannya banyak debitur yang
tidak tepat waktu dalam pembayarannya sehingga mempengaruhi kualitas debitur dan mempengaruhi juga terhadap pemasukan bank. Jika debitur yang
membayar angsurannya melampui batas waktu yang ditetapkan, bank akan melakukan pelelangan agunan yang dimiliki oleh debitur tersebut untuk
menutupi kekurangan kredit yang dipinjamnya. Jika agunan tersebut belum juga menutupi kekurangan kredit yang dipinjamnya, bank akan melakukan