38
jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan sangat besar karena sebagian besar kegiatan operasinya didanai dari hutang. Misalnya pembelian bahan
baku yang diperoleh dari pemasok supplier dilakukan secara kredit atau hutang.
Secara keseluruhan, berdasarkan analisis cash conversion cycle, menunjukkan perusahaan masih memiliki angka cash conversion cycle yang
negatif dan berarti bahwa perusahaan belum memiliki kas yang cukup banyak untuk mendanai seluruh aktifitas perusahaannya secara optimal. Hal
ini juga dibuktikan belum efektifnya perusahaan dalam melakukan perputaran persediaan dengan baik yang dapat dilihat dari kegiatan
penjualannya dan pengumpulan piutang sesuai dengan batas hari yang telah ditetapkan perusahaan, sehingga siklus antara persediaan, piutang, dan kas
pada perusahaan belum berjalan secara efektif.
4.8. Analisis Rasio-Rasio Keuangan
Analisis rasio-rasio keuangan digunakan untuk mengetahui secara umum kinerja keuangan dari sebuah perusahaan. Pada penelitian ini,
digunakan beberapa rasio keuangan yakni rasio likuiditas, aktivitas, pengungkit dan profitabilitas untuk mengetahui kinerja keuangan dari PT. Z.
4.8.1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunujukkan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memenuhi semua kewajibannya yang sudah jatuh
tempo dan kemudian dapat dijadikan uang kas. Dari hasil analisis rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas
menunjukkan bahwa PT. Z memiliki rasio likuiditas yang baik artinya perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dengan menggunakan aktiva
yang dimiliki. Pada rasio lancar, PT. Z memiliki angka rasio yang cenderung
mengalami penurunan dari periode 2005-2009. Namun perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya, karena masih memiliki jumlah aktiva
yang mencukupi. Rata-rata rasio lancar PT. Z yaitu sebesar 165 1,650. Besarnya aktiva lancar pada PT. Z disebabkan oleh jumlah piutang,
39
persediaan, uang muka proyek, dan jumlah pendapatan yang masih harus diterima akibat adanya proyek yang belum selesai seluruhnya. Hal ini
menunjukkan jumlah aktiva lancar masih berada pada angka yang lebih besar dari pada jumlah kewajiban lancar dan kewajiban lancar tersebut yang
sebagian besar berupa hutang dapat dibayar dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Pada rasio cepat, PT. Z memiliki angka rasio yang juga mengalami penurunan, tetapi masih dapat memenuhi kewajibannya. Hal ini disebabkan
perusahaan mampu menjual persediaannya dengan cepat dan memperoleh keuntungan. Rata-rata rasio cepat PT. Z yaitu sebesar 125,4 1,254. Pada
rasio cepat yang dimiliki perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki setelah dikurangi persediaan terlebih dahulu. Pada saat persediaan telah berkurang akibat adanya kegiatan penjualan, maka pada
aktiva lancar akan mengalami penambahan yakni dalam hal penambahan jumlah piutang, Mengingat bahwa jumlah piutang yang dimiliki perusahaan
cukup besar pada aktiva lancar, maka pihak perusahaan dapat memenuhi hutang lancar yang dimiliki. Hutang lancar yang dimiliki pun tidak melebihi
aktiva lancar perusahaan, sehingga perusahaan cukup likuid atau cepat dalam memenuhi hutang lancarnya.
Tabel 10. Rasio Likuiditas
U R A I A N T A H U N
Rasio Likuiditas 2005
2006 2007
2008 2009
Rata-rata
Rasio Lancar 197.0 186.9
166.2 135.8 139.1
165.0
Rasio Cepat 157.1 138.7
116.7 108.1 106.5
125.4
Rasio Kas 6.6
2.1 1.4
2.6 3.9
3.3
sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah
40
Rasio Likuiditas
197.0 186.9
166.2 135.8
139.1 165.0
157.1 138.7
116.7 108.1
106.5 125.4
6.6 2.1
1.4 2.6
3.9 3.3
0.0 50.0
100.0 150.0
200.0 250.0
2005 2006
2007 2008
2009 Rata-rata
Tahun
Rasio Lancar Rasio Cepat
Rasio Kas
Gambar 9. Rasio Likuiditas Berbeda dengan rasio kas, PT. Z memiliki rasio yang cenderung
menurun dan perusahaan belum cukup memiliki kas untuk memenuhi kewajibannya. Rata-rata rasio kas PT. Z yaitu sebesar 3,3 0,033. Dalam
hal ini perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya dengan kas, karena sebagian besar pemasukan aktiva lancar perusahaan berasal dari piutang.
Selain itu, juga disebabkan oleh besarnya jumlah penyesuaian terhadap kas akibat adanya tiga kegiatan dalam perusahaan, yaitu kegiatan operasi,
investasi, dan pendanaan. Dari ketiga kegiatan tersebut, terdapat jumlah penyesuaian yang cukup besar pada kegiatan operasi dan pendanaan ditahun
2005-2008. Namun pada tahun 2009, jumlah penyesuian pada kegiatan operasi dan pendanaan tidak terlalu besar.
Tabel 11. Laporan Penyesuaian Arus Kas
U R A I A N T A H U N
2005 2006
2007 2008
2009
Laba bersih tahun berjalan
566,467 998,026
306,816 71,409
1,325,226
Penyesuaian laba rugi bersih terhadap kas bersih : dalam ribuan Jumlah Penyesuaian
Dari KEGIATAN OPERASI
242,318 2,593,210
1,633,928 4,093,353
379,315
Jumlah Penyesuaian Dari KEGIATAN
INVESTASI
22,369 182,819
142,697 155,548
802,703
Jumlah Penyesuaian Dari KEGIATAN
PENDANAAN
472,786 1,558,908
1,474,099 3,708,319
677,361 KENAIKAN
PENURUNAN DALAM KAS BANK
126,268 219,095
4,290 300,895
224,477 Kas Bank pada awal
tahun 563,667
437,399 218,305
222,597 523,491
Kas Bank pada akhir tahun
437,399 218,305
222,595 523,491
747,968
41
4.8.2. Rasio Aktivitas