32
Upaya yang paling nyata dilakukan oleh PT. Z dalam menghadapi masalah tersebut adalah dengan berpegang teguh pada pedoman atau kebijakan
kredit yang sudah ada dan menyelenggarakan sistem manajemen dengan baik.
Gambar 5. Proses Penagihan Piutang PT. Z
4.6. Analisis Trend
Berdasarkan analisis trend, kondisi keuangan PT. Z menunjukkan keadaan yang cenderung meningkat dari tahun 2005-2009 fluktuatif.
Apabila dilihat dari beberapa akun yang terdapat pada laporan neraca, seperti piutang, kas bank, hutang dan persediaan, seluruhnya cenderung
mengalami peningkatan. Namun, kecenderungan peningkatan tersebut tidak selalu memberikan informasi yang baik. Misalnya jumlah piutang yang
selalu meningkat dari tahun 2005-2009 menunjukkan adanya peningkatan penjualan secara kredit yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Hal ini akan
berpengaruh pada peningkatan pemasukan inflow yang akan diterima oleh perusahaan. Dapat dilihat persentase piutang pada laporan neraca inflow
dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 67,87; 102,62; 143,39; dan 154,06. Namun, pada saat piutang tersebut tidak diikuti
oleh proses penagihan yang baik, maka akan berpengaruh pada terhambatnya pemasukan yang akan diterima sehingga akan memberikan
dampak pula pada kegiatan operasi perusahaan. Selain itu, besarnya piutang dapat memungkinkan terjadinya peningkatan piutang yang tak tertagih.
Direksi Manajer
Pelanggan Koor.Penagihan
Piutang Nota Retur
Invoice Revisi Invoice
dikembalikan Invoice
Konfirmasi Piutang
Invoice bermasalah
33
Persentase penyisihan piutang dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 36,83; 36,83; 36,83; dan 344,63.
Persentase hutang perusahaan juga cenderung meningkat, yakni sebesar 172,48; 279,61; 341,56; dan 319,45 dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan yang mengharuskan perusahaan meningkatkan skala produksi sehingga
berdampak pula pada peningkatan hutang perusahaan. Penyebab utama terjadinya peningkatan hutang dikarenakan perusahaan selalu membeli
bahan baku dari pemasok supplier secara kredit sehingga berpengaruh pada peningkatan persentase hutang perusahaan. Namun, peningkatan
hutang pada perusahaan tidak terlalu bermasalah ketika adanya peningkatan pula pada kegiatan penjualan yang kemudian akan berpengaruh pada
pemasukan inflow perusahaan. Pada PT. Z, kegiatan penjualan cenderung mengalami peningkatan.
Dapat dilihat pada data tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 140,25; 154,77; 150,41; dan 193,38. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan terkait kualitas produk yang ditawarkan. Selain itu pula peningkatan penjualan
disebabkan oleh peranan dan kerja keras dari divisi marketing. Namun, kecenderungan peningkatan penjualan disetiap tahunnya menyebabkan
adanya kecenderungan peningkatan pula pada persediaan. Dapat dilihat dari data
tahun 2006
sampai dengan
tahun 2009
yaitu sebesar
137,81;211,55; 159,50; dan 175,69. Hal ini menyebabkan perusahaan perlu meningkatkan penjualannya secara ekstra agar persediaan
tidak terlalu menumpuk pada gudang perusahaan. Persediaan yang menumpuk mengakibatkan adanya tambahan biaya penyimpanan,
mengingat produk yang disimpan mengandung bahan-bahan kimia yang mudah terbakar.
Komponen pada laporan laba rugi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada penjualan yang memberikan dampak yang cukup baik
pada laba bersih yang diperoleh perusahaan. Dapat dilihat dari data tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 adanya keadaan yang fluktuatif pada
34
perolehan laba bersih yakni sebesar 176,18; 54,16; 12,61; dan 233,95. Hal ini menjelaskan adanya penurunan laba bersih yang sangat
drastis pada tahun 2008. Setelah diidentifikasi pada laporan laba rugi perusahaan, penyebab utamanya adalah adanya peningkatan pada akun
beban lain-lain meliputi pajak kendaraan, pajak lain-lain, asuransi pabrik, beban bank, serba-serbi, penyuluhan dan penagihan. Namun, hal tersebut
dapat segera teratasi dan akhirnya pada tahun 2009 perusahaan kembali memperoleh laba bersih dengan peningkatan yang cukup drastis pula yaitu
sebesar 233,95. Hal yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan peningkatan penjualan dan menekan beban lain-lain.
Selain itu, kemungkinan penyebab lain dari naik turunnya laba bersih yaitu kecenderungan naik turunnya harga pokok penjualan dan
jumlah beban usaha perusahaan. Kecenderungan peningkatan harga pokok penjualan disebabkan oleh kemungkinan naiknya kebutuhan bahan baku
yang dibuktikan oleh peningkatan penjualan disetiap tahunnya. Dapat dilihat dari data harga pokok penjualan tahun 2006 sampai dengan tahun 2009
yaitu sebesar 140,43; 164,78; 154,02; dan 197,21. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan penjualan memberikan akibat
pada peningkatan harga pokok penjualan pula sehingga memberikan dampak pada laba yang akan diterima. Seperti diketahui bahwa laba kotor
adalah selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Begitu pula dengan jumlah beban usaha yang berpengaruh pada jumlah laba bersih yang
diterima perusahaan. Dapat dilihat pada data jumlah beban usaha tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yang menunjukkan kecenderungan
peningkatan yaitu sebesar 135,67; 120,55; 136,05; dan 147,29. Berdasarkan data tersebut, dijelaskan bahwa peningkatan penjualan juga
berakibat pada peningkatan beban usaha. Hal ini disebabkan oleh naiknya beban penjualan serta beban administrasi dan umum disetiap tahunnya.
Berikut hal-hal yang meliputi beban penjualan diantaranya yaitu beban pegawai, iklan, fee, promosi, pembinaan relasi, penagihan, dan telepon.
35
Kemudian hal-hal yang meliputi beban administrasi dan umum yaitu beban pegawai, kesejahteraan pegawai, pemeliharaan dan perbaikan, pajak, dan
retribusi serta jasa profesional. Berbeda pada akun kas bank yang selalu mengalami kenaikan
dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 49,91; 50,89; 119,68; dan 171. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kas bank
yang disebabkan oleh penyesuaian pada tiga kegiatan, yakni penyesuaian dari kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
Peningkatan kas bank ditahun 2009 sebesar 171 terutama disebabkan oleh penyesuaian dari kegiatan pendanaan yaitu adanya penambahan
aktiva lain-lain. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah penyesuaian pada kegiatan pendanaan cukup besar dan hal ini berpengaruh
pada kas bank.
Tabel 7. Analisis Trend Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi
Uraian T A H U N
2005 2006
2007 2008
2009 Akun Neraca
Piutang 100
67.87 102.62
143.39 154.06
Penyisihan piutang 100
36.83 36.83
36.83 344.63
Kas Bank 100
49.91 50.89
119.68 171.00
Hutang 100
172.48 279.61
341.56 319.45
Persediaan 100
137.81 211.55
159.50 175.69
Akun Laba-rugi
Penjualan 100
140.25 154.77
150.41 193.38
Laba Bersih 100
176.18 54.16
12.61 233.95
HP.Penjualan 100
140.43 164.78
154.02 197.21
Beban Usaha 100
135.67 120.55
136.05 147.29
sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah
Tabel 8. Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi
Uraian T A H U N
2005 2006
2007 2008
2009 Akun Neraca dalam ribu rupiah
Piutang 7,039,396
4,777,423 7,224,041
10,093,968 10,844,969
Penyisihan piutang
112,971 41,604
41,604 41,604
389,331 Kas Bank
437,399 218,305
222,595 523,491
747,968 Hutang
5,755,193 9,926,545
16,092,008 19,657,252 18,384,713
Persediaan 3,956,893
5,452,956 8,370,698
6,311,192 6,952,049
Akun Laba-rugi dalam ribu rupiah
Penjualan 17,550,718 24,615,756 27,163,293 26,398,879
33,940,129 Laba Bersih
566,467 998,026
306,816 71,409
1,325,226 HP.Penjualan
13,406,105 18,826,267 22,090,890 20,647,425 26,438,177
Beban Usaha 3,104,932
4,212,315 3,742,943
4,224,291 4,573,191
sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah
36
Analisis Trend Akun Neraca
50 100
150 200
250 300
350 400
2005 2006
2007 2008
2009
Tahun
Piutang Kas Bank
Hutang Persediaan
Gambar 6. Analisis Trend Beberapa Akun Neraca
Analisis Trend Akun Laba Rugi Lain-lain
50 100
150 200
250 300
350 400
2005 2006
2007 2008
2009
Tahun
Penjualan Laba Bersih
HP.Penjualan Beban Usaha
Piutang Ragu-ragu
Gambar 7. Analisis Trend Beberapa Akun Laba Rugi Lain-lain
4.7. Analisis Cash Conversion Cycle