20
mengelola tagihan piutang, dan faktor-faktor yang berasal dari internal perusahaan.
Selanjutnya output atau keluaran dari sistem manajemen piutang pada PT. Z yaitu besarnya jumlah piutang dalam mempengaruhi arus kas
yang dimiliki oleh perusahaan. Pada saat jumlah piutang yang dimiliki perusahaan berjumlah cukup besar, artinya perusahaan telah melakukan
suatu proses penagihan yang baik, karena sebagian besar piutang yang dimiliki oleh perusahaan berawal dari kegiatan penagihan, artinya piutang
tidak secara langsung dibayarkan oleh pelanggan, tetapi diawali oleh adanya kegiatan penagihan terlebih dahulu. Jumlah piutang yang dimiliki oleh PT.
Z saat ini berjumlah cukup besar. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis per komponen, yang menunjukkan sekitar hampir 30 dari total pemasukan
pada laporan neraca perusahaan adalah jumlah piutang.
Tabel 2. Analisis Per Komponen Laporan Neraca
sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah
Namun, waktu perolehan dari piutang itu sendiri masih tergolong lama. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil analisis cash conversion cycle.
Pada analisis cash conversion cycle, rata-rata DSO yang bernilai 114 hari menunjukkan bahwa piutang baru dapat tertagih dalam jangka waktu rata-
rata 114 hari. Waktu tersebut masih tergolong cukup lama, karena
U R A I A N T A H U N
2005 2006
2007 2008
2009 Rata-rata
Aktiva Lancar
Kas Bank 2.97
1.05 0.75
1.75 2.47
1.80
Piutang Usaha : Pihak YMHI
31.78 6.82
2.55 0.95
1.30 8.68
Pihak Ketiga 15.09
15.11 21.11
31.82 33.91
23.41 Piutang Lain-lain
0.92 0.95
0.73 0.94
0.65 0.84
Persediaan 26.86
26.11 28.27
21.07 22.99
25.06 Pajak Dibayar Dimuka
1.54 0.00
0.00 0.00
0.00 0.31
Beban Dibayar Dimuka 0.11
0.26 0.19
0.32 0.75
0.33 Uang muka proyek
8.97 7.26
16.44 21.37
16.84 14.18
Pendapatan yang masih akan diterima 0.00
34.47 21.63
13.81 8.82
15.74
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva pajak tangguhan 0.31
0.16 0.13
0.31 1.12
0.41 Aktiva tetap
8.69 6.44
4.19 3.81
5.75 5.78
Beban ditangguhkan 2.28
1.29 3.53
3.43 4.59
3.02 Uang jaminan
0.48 0.09
0.45 0.43
0.81 0.45
JUMLAH AKTIVA Nilai Baku 100
100 100
100 100
21
perusahaan memiliki kebijakan bahwa piutang harus tertagih dalam jangka waktu 60 hari, sehingga jelas hal ini berdampak pada pemasukan inflow
dari arus kas perusahaan. Apabila melihat rata-rata cash conversion cycle, PT. Z memiliki angka yang negatif yaitu -17,31 yang menunjukkan bahwa
perusahaan masih belum memiliki kas yang cukup banyak untuk mendanai seluruh aktivitas perusahaan secara optimal. Secara keseluruhan, jumlah
piutang yang dimiliki oleh PT. Z sangat berdampak pada pemasukan inflow arus kas perusahaan.
Tabel 3. Analisis Cash Conversion Cycle
4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang pada PT. Z
Pada PT. Z terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah piutang, yaitu persentase penjualan kredit, ketentuan penjualan, tipe
pelanggan, dan usaha penagihan. Berikut penjelasan lebih terperinci mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah piutang.
1. Persentase Penjualan Kredit PT. Z adalah perusahaan manufaktur yang sebagian besar kegiatan
bisnisnya adalah penjualan secara kredit. Perusahaan selalu megupayakan untuk dapat meningkatkan penjualan disetiap tahunnya. Ketika perusahaan
memutuskan untuk melakukan peningkatan penjualan maka hal ini akan berdampak pada divisi-divisi perusahaan terkait.
Divisi yang paling terkait adalah divisi marketing, karena divisi tersebut sangat mempengaruhi besar kecilnya kegiatan penjualan yang
dilakukan kepada konsumen. Divisi marketing mengupayakan untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan untuk dapat membeli produk
perusahaan lebih banyak lagi, atau mengupayakan pencarian konsumen baru untuk meningkatkan penjualan. Selanjutnya divisi purchasing dan divisi
U R A I A N T A H U N
2005 2006
2007 2008
2009 Rata-Rata
DSO days of sales outsanding hari
146.40 70.84
97.07 139.56
116.63 114.10
DSI days of sales in inventory hari
107.73 105.72
138.31 111.57
95.98 111.86
DPO days of payable outsanding hari
156.69 192.45
265.88 347.50
253.82 243.27
Cash Conversion Cycle 97.44
-15.89 -30.51
-96.37 -41.21
-17.31
22
produksi yang juga memerlukan penyesuaian dalam hal peningkatan skala produksi untuk memenuhi keputusan meningkatkan penjualan.
Namun, ketiga divisi yang telah disebutkan di atas perlu mempertimbangkan keputusan dari divisi financial accounting. Hal ini
disebabkan oleh tingginya tingkat risiko dari kegiatan penjualan yang dilakukan secara kredit terhadap pemasukan inflow perusahaan. Ketika
perusahaan memutuskan untuk meningkatkan penjualan, maka divisi finacial accounting memperkirakan seberapa besar jumlah piutang yang
akan diperoleh perusahaan mengingat proses penagihan yang dilakukan perlu adanya peningkatan pula. Pada saat perusahaan telah melakukan
peningkatan penjualan secara kredit, maka divisi financial accounting perlu bekerja secara maksimal dalam melakukan penagihan piutang,
mengingat personil divisi financial accounting sangat sedikit dan sangat sulit dalam menagih piutang dari pelanggan yang jumlahnya mencapai 190
perusahaan. Pada setiap tahunnya perusahaan memiliki angka penjualan yang
cenderung meningkat. PT. Z memiliki persentase penjualan secara kredit kurang lebih sebesar 90 dari total penjualan dan 10-nya adalah
penjualan secara tunai. Hal ini jelas berdasarkan atas keputusan bersama jajaran pimpinan perusahaan dalam memutuskan peningkatan penjualan.
Dapat dilihat pada data berikut yang menunjukkan bahwa besarnya penjualan secara kredit akan berdampak pada pemasukan inflow
perusahaan terutama piutang. Semakin besar penjualan yang dilakukan secara kredit, maka akan berdampak pada besarnya piutang yang akan
diperoleh perusahaan.
Tabel 4. Analisis Trend Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi
Uraian T A H U N
2005 2006
2007 2008
2009 Akun Neraca
Piutang 100
67.87 102.62
143.39 154.06
Kas Bank 100
49.91 50.89
119.68 171.00
Akun Laba-rugi
Penjualan 100
140.25 154.77
150.41 193.38
Laba Bersih 100
176.18 54.16
12.61 233.95
Lain-lain
Penyisihan Piutang 100
36.83 36.83
36.83 344.63
sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah
23
Tabel 5. Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi
Uraian T A H U N
2005 2006
2007 2008
2009 Akun Neraca
Piutang 7,039,396,000
4,777,423,000 7,224,041,000
10,093,967,146 10,844,969,103
Kas Bank 437,399,000
218,305,000 222,595,000
523,490,227 747,967,117
Akun Laba-rugi
Penjualan 17,550,718,000
24,615,756,000 27,163,293,000
26,398,878,412 33,940,128,991
Laba Bersih 566,467,000
998,026,000 306,816,000
71,408,679 1,325,225,138
Lain-lain
Penyisihan Piutang 112,971,000
41,604,000 41,604,000
41,604,000 389,330,471
sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah
2. Ketentuan Penjualan Pada saat perusahaan melakukan penjualan secara kredit, PT. Z
memberikan adanya kemungkinan diskon yang akan diberikan kepada pelanggan. Adapun diskon yang diberikan bergantung pada kebijakan PIC
Marketing yang didasarkan pada perjanjian tertentu yang telah disepakati antara pelanggan dengan pihak PT. Z. Jumlah atau besarnya angka diskon
yang diberikan yaitu sebesar 2,5 sampai 10 bergantung pada analisis kredit PIC Marketing kepada pelanggan.
Pada saat perusahaan memberikan diskon kepada pelanggan, maka hal ini akan berdampak pada penerimaan perusahaan inflow. Terdapat dua
kemungkinan, pertama, pihak perusahaan merasa lebih aman dengan pelunasan dari pelanggan yang lebih cepat, sehingga berpengaruh pada
perolehan piutang yang sesuai dengan jatuh tempo. Tetapi pada saat pelanggan mengacuhkan diskon tersebut maka hal ini akan berdampak pada
keterlambatan pelanggan dalam melunasi hutangnya atau pelanggan sengaja memperlambat pembayaran hingga akhir waktu masa jatuh tempo.
Pada PT. Z, ketentuan diskon yang diberikan akan berdampak baik bagi perusahaan, yaitu perusahaan memperoleh pembayaran piutang sesuai
dengan jatuh tempo. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa pelanggan yang terlambat dalam melunasi hutangnya sehingga perusahaan
perlu bekerja lebih maksimal kepada beberapa pelanggan dalam proses penagihan piutang dan mempertimbangkan apakah perlu memberikan
diskon atau tidak, karena akan berpengaruh pada besar kecilnya jumlah piutang yang akan diterima.
24
3. Tipe Pelanggan Pada prosedur penjualan yang dimiliki oleh PT. Z, terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh konsumen atau pelanggan, yaitu pelanggan memiliki bonafiditas, kredibilitas, dan integritas yang baik,
pelanggan merupakan perorangan atau badan usaha yang resmi atau berbadan hukum, dan pelanggan memiliki kemampuan keuangan yang
diandalkan untuk membayar segala transaksi penjualan dengan PT. Z. Awalnya PT. Z sangat memperhatikan persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi pelanggan sebelum dilakukannya transaksi penjualan, seperti analisis kredit yang meliputi 5C Capacity, Character, Capital, Collateral,
Condition. Namun, seiring berjalannya waktu perusahaan bersikap cukup longgar terhadap piutang-piutang yang belum dibayarkan oleh pelanggan
kepada pihak perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya terdapat pelanggan yang masih terlambat dalam melunasi hutangnya. Sebagai
contoh, pada perusahaan-perusahaan pelanggan yang telah memiliki hubungan sangat dekat atau istimewa dengan pihak PT. Z. Hal ini jelas akan
berdampak pada perolehan piutang perusahaan. Pada saat PT. Z menerima pelanggan yang kurang layak kredit, maka
hal tersebut dapat berakibat pada munculnya piutang tak tertagih, sehingga perusahaan mengupayakan suatu proses penagihan yang maksimal untuk
menghindari kemungkinan munculnya piutang tak tertagih. Ketika penagihan dilakukan secara maksimal, maka perusahaan juga perlu
mengeluarkan biaya penagihan yang cukup besar, sehingga pertimbangan dalam memilih pelanggan perlu dilakukan secara tepat.
4. Usaha Penagihan Proses penagihan piutang yang dilakukan akan berdampak pada
besarnya perolehan piutang perusahaan. Proses penagihan yang dilakukan biasanya terfokus pada jumlah piutang yang telah melewati masa jatuh
tempo, sehingga perusahaan berupaya untuk menyelamatkan piutangnya agar tidak muncul piutang tak tertagih. Pada PT. Z usaha penagihan yang
dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. PT. Z pun telah mengupayakan secara maksimal dalam mengumpulkan
25
piutangnya. Hal ini disebabkan oleh jumlah personil dari bagian penagihan yang sangat sedikit sehingga terkadang piutang tidak dapat tertagih sesuai
jatuh tempo atau keterlambatan dalam menerima piutang. Secara teknis, PT. Z telah melakukan prosedur penagihan yang telah
ditetapkan, mulai dari penyiapan dokumen-dokumen tagihan hingga invoice diterbitkan. Namun dalam pelaksanaannya, perusahaan mengalami beberapa
kendala, terutama kendala yang berasal dari pelanggan seperti lalai dalam melunasi hutang yang telah jatuh tempo, sengaja memperlambat dalam
melunasi hutang karena alasan-alasan tertentu dan sebagainya. Proses penagihan yang dilakukan pun terkadang melibatkan pihak manajer
keuangan sampai dengan pihak direktur utama dalam mengkonfirmasi tagihan piutang kepada pelanggan. Hal ini disebabkan oleh sifat pelanggan
yang terkadang kurang memperhatikan etika-etika dalam melunasi hutang. Terkadang perusahaan merasa dilema ketika adanya pelanggan yang
terlambat dalam melunasi hutangnya kepada PT. Z. Disatu sisi perusahaan perlu menyelamatkan piutangnya yang telah jatuh tempo, namun disisi yang
lain perusahaan khawatir pelanggan akan merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Hal ini disebabkan
perusahaan telah menjalin hubungan kerjasama yang cukup dekat dengan beberapa pelanggan yang sudah sangat lama membeli produk PT. Z
sehingga terkadang adanya kelonggaran dalam proses penagihan yang dilakukan. Artinya, pelanggan dan PT. Z kurang professional dalam
melaksanakan kerjasama bisnis ini. Seharusnya hubungan kerjasama yang baik berdampak pada ketepatan waktu pembayaran hutang bukan justru
memperlambat pembayaran hutang.
4.3. Proses Manajemen Piutang pada PT. Z