pengajakan mahasiswa untuk ikut aktif dalam kegiatan keagamaan di kampus baik yang rutin, eksidental, maupun kegiatan PHBI yang berada di
dalam kampus. Cara tersebut dilakukan untuk pengakomodasian seluruh materi PAI yang tidak bisa diberikan secara utuh dan menyeluruh dengan
waktu yang mininm tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa waktu yang minim dapat disiasati dengan bentuk kegiatan-kegiatan lain
yang terkadang jauh lebih efektif jika dilakukan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Sebagaimana menurut Wahyudin, dkk. bahwa ditinjau dari segi alokasi waktu mata kuliah PAI pada PTU yang secara formal hanya 2 sks
16 kali tatap muka dan hanya pada 1 semester saja hingga wisuda adalah alokasi yang sangat minim untuk tercapainya tujuan pembelajaran secara
umum. Oleh karena itu mahasiswa harus punya kesadaran untuk pendalaman dan pengkajian ajaran Islam secara non formal dengan cara ikut
serta kegiatan-kegiatan dan diskusi keagamaan di luar jam kuliah.
368
2. Penggunaan Materi yang Dikembangkan Sesuai dengan Program Studi
Di UNP Kediri disediakan beberapa prodi sebagai fasilitas bagi mahasiswa untuk dipilih serta dituntu mampu dalam penyesuaian diri
terhadap minat, bakat, dan kecenderungan akademik yang mereka miliki. Dengan kenyataan seperti itu maka langkah nyata yang dilakukan oleh
dosen PAI untuk pengaturan atau pembagian materi PAI yang diajarkan di
368
Wahyudin, dkk., “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi,” Buku Google, http: books.google.co.idbooks?isbn=9790258623, diakses tanggal 26 Maret 2013, hlm. x-xi.
UNP Kediri disesuaikan dengan program studi yang diajar. Misalnya jika dosen PAI mengajar prodi manajemen ekonomi maka pengembangan materi
yang dilakukan berkaitan dengan ilmu ekonomi yang ada dalam ajaran Islam ekonomi Syariah. Penggunaan materi ini dilakukan selain untuk
penarikan minat mahasiswa karena sesuai dengan kebutuhan mereka juga ditekankan untuk pendamping dari materi-materi mata kuliah umum.
Dengan demikian materi PAI bisa bermuatan serta bermakna aplikatif- praktis sebagai solusi alternatif dalam kehidupan di dunia dan tidak hanya
sebuah materi normatif yang jauh dari kehidupan nyata. Namun demikian pada tataran penyusunan pengembangan materi
secara tertulis sangat mudah dilakukan atau dikatagorikan berdasarkan tema-tema atau topik pembahasan yang sesuai dengan prodi tapi pada
tataran praktis sangat sulit dilakukan. Hal ini terjadi karena kondisi mahasiswa yang belum punya dasar-dasar atau pijakan yang kuat tentang
bagaimana ajaran Islam yang sesungguhnya. Dengan demikian maka materi-materi pengembangan yang disesuaikan dengan prodi harus
diajarakan atau diletakkan setelah materi-materi pokok yang digunakan sebagai materi insturmen kunci. Cara ini dilakukan agar mahasiswa punya
kemampuan dan pengetahuan dasar tentang agama Islam dan cara berfikir dengan benar dan utuh sebelum dilakukan pembahasan tentang materi PAI
yang telah dikembangkan. Di UNP Kediri mata kuliah PAI secara umum diajarkan pada
semester awal, sehingga hal ini berakibat pada kondisi mahasiswa yang
belum banyak menyerap beberapa ilmu yang ada di mata kuliah lain sehingga idealnya materi PAI harus digunakan sebagai instrumen bagi
mahasiswa untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di beberapa semester berikutnya. Dengan kata lain materi PAI yang ditetapkan
harus sinkron dengan mata kuliah lain yang akan dipelajari oleh mahasiswa, bahkan matari PAI harus bermuatan motivasi bagi mahasiswa untuk
pendalaman ilmu pengetahuan bagi kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu materi PAI tidak bisa berdiri sendiri atau terlepas dari mata kuliah
lain sehingga kesan PAI sebagai mata kuliah termarginalkan tidak ada lagi. Dengan demikian perlu diadakan pelatihan bagi dosen PAI tentang
bagaimana aturan teknis pengembangan materi yang disesuaikan dengan kondisi cari khas bidang keilmuan pada prodi.
Terkait dengan pernyataan di atas maka disimpukan bahwa penggunaan materi PAI yang disesuaikan dengan program studi dapat
bermanfaat sebagai dasar dan motivasi mahasiswa dalam penerapan ilmu- ilmu bidang pada prodi yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Selain itu
materi PAI yang dikaitkan dengan pengetahuan sesuai prodi yang dimiliki mahasiwa dalam hal ini bisa berakibat mahasiwa lebih senang pada mata
kuliah agama yang selalu dikaitkan dengan bidang studinya sesui prodi. Dengan kata lain sebagaimana menurut Mastuhu seharusnya ada sinergitas
dan hubungan antara dosen PAI dengan dosen umum untuk penambahan wawasan keilmuan dari berbagai disiplin keilmuan umum bagi masing-
masing dosen PAI dan wawasan keagamaan bagi dosen-dosen di bidang lain.
369
Sebagaimana menurut konstitusi bahwa pendidikan agama di perguruan tinggi merupakan rumpun Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian MPK dalam struktur Mata Kuliah Umum MKU yang di
dalamnya ada pemahaman serta dilakukan pengembangan filosofis untuk berkembangnya kepribadian mahasiswa. Dengan kata lain MPK memuat
kaidah-kaidah dengan tingkat filosofis yang cukup tinggi dengan maksud agar timbul
keingintahuan mahasiswa
dalam pemahaman,
penghayatan, pendalaman, dan pengamalan atas ilmunya. Oleh karena itu PAI sebagai salah
satu mata kuliah yang dikatagorikan masuk dalam kurikulum inti diusahakan bisa membentuk karakter, watak, kepribadian, dan sikap serta wawasan
beragama dalam kehidupan sosial. Mata Kuliah PAI diharapkan juga mampu menjadi landasan dan pencerahan bagi mahasiswa dalam pengembangan ilmu
umum yang ditekuninya sesuai dengan program studi yang ia ambil.
370
3. Penggunaan Materi yang Berbasis pada Perbedaan Organisasi