Harapan Mahasiswa Berkompetensi pada Penggunaan Rasionalitas

pemerintahan dan adanya plagiarisme dalam pendidikan tidak selaras dengan PAI sehingga fenomena tersebut menuntut pada mata kuliah PAI untuk menjadi motivasi bagi mahasiswa sebagai pencetus pembangunan masyarakat yang memiliki nilai amanah turst yang tinggi. Mahasiswa sebagai genarasi penerus dituntut dalam pembentukan masyarakat madani tersebut, yaitu masyarakat yang memiliki pribadi yang cerdas, berakhlak mulia, mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain dalam penciptaan masyarakat yang sejahtera dan penuh sikap amanah. 384 Sehingga menjadi sarjana muslim yang mampu dalam pengamalan ilmu dan keterampilannya sesuai dengan ajaran Islam Q.S Ibrahim: 24-27. 385

3. Harapan Mahasiswa Berkompetensi pada Penggunaan Rasionalitas

Intelektual dalam Masalah Sosial Keagamaan Harapan dosen PAI UNP Kediri pada para mahasiswanya adalah tertanamnya nilai intelektual serta penerapannya sebagai jawaban untuk permasalahan sosial keagamaan. Penggunaan ini sangat penting karena sebagai sarana latihan mahasiswa dalam penggunaan nalar rasionalitasnya saat dihadapkan pada permasalah-permasalah keagamaan yang tidak hanya dibutuhkan penjelasan dogmatis saja namun juga penjelasan rasionalis sebagai penjelas bagi siapa saja yang butuh rasionalitas. Artinya kompetinsi ini bermanfaat sebagai alat penjelas bagi masyarakat yang semakin kritis, logis, dan tidak mudah percaya pada pernyataan-pernyataan yang tanpa dasar. Konsekuensinya ajaran Agama atau permasalahan pada ranah sosial 384 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan, 84-85 385 Anonim, dalam Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, ed. FuaduddinCik Hasan Bisri Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, 142. keagamaan tidak bisa diselesaikan atau disebarkan dengan fatwa-fatwa saja yang cenderung dogmatis. Dengan kata lain dibutuhkan penjelasan- penjelasan rasionalistis untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut. Penguasaan rasionalitas juga harus dimiliki oleh mahasiswa yang bertujuan sebagai alat untuk penjelas secara logis dalam upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ada di mata kuliah lain. Hal ini dilakukan sebagai upaya praktis dosen yang mana kondisi riil realistis dari UNP Kediri yang merupakan Perguruan Tinggi Umum bukan Perguruan Tingga Agama. Kenyataan lain adalah tujuan awal mahasiswa berkuliah di UNP Kediri lebih cenderung untuk pendalaman ilmu pengetahuan umum sesui prodi yang merupakan sarat dengan muatan mata kuliah yang perlu penggunaan rasional. Dengan demikian penggunaan kemampuan rasionalitas sangat penting dan harus dimiliki oleh mahasiswa. Sedang secara tertulis harapan kemampuan mahasiswa Islam di UNP Kediri dalam berasionalitas adalah terbinanya mahasiswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur, berfikir filosofis, bersikap rasional yang dinamis, berpandangan luas, ikut kerjasama antar umat beragama dalam rangka pengembangan serta pemanfaatan ilmu, teknologi, dan seni untuk kepentingan manusia dan Nasional. Tujuan tertulis tersebut sesuai dengan konsorsium ilmu agama pada tahun 1988 di Jakarta. 386 Dengan demikian kemampuan rasionalitas dalam mata kuliah 386 Mastuhu, “Pendidikan Agama Islam,” 30. PAI merupakan aspek sikap atau perilaku mahasiswa bukan berhenti pada aspek lisan dan tulisan mahasiswa yang ahli dalam penganalisaan sebuah masalah. Oleh karena itu kemampuan ini sangat penting sebagai dasar mahasiswa dalam pengambilan sikap atau berperilaku yang didasarkan pada kematangan berfikir tidak tergesa-gesa, kritis, dan diterima oleh mayarotias kalangan masyarakat. Sebagaimana penjelasan Andreas Anangguru Yewangoe yang mengemukakan bahwa sosok mahasiswa adalah seorang manusia yang memiliki intelektual diharapkan mampu dalam pemilihan dan pemilahan „kebenaran‟ sebuah persoalan secara kritis dan objektif. Selain itu menurutnya mahasiswa dalam pergaulan sehari-hari cenderung mampu untuk membantu seseorang dalam mengambil jarak dengan permasalahan- permasalah dan mampu dalam pemberian solusi untuk menolong seseorang. 387 Oleh karena itu mahasiswa sebagai manusia „ilmiah‟ hendaknya bisa berperilaku serta berfikir ilmiah, memiliki nalar yang kritis, logis, dan sistematis tidak hanya saat di perguruan tinggi saja namun saat lulus studi dari perguruan tinggi. 388 Sedang menurut Ahmad Watik Pratiknya penanaman daya intelektual mahasiswa dalam mata kuliah PAI diperankan dalam pengembangan sumber daya manusia. Dan merupakan perwujudan dan pengembangan seluruh daya manusia secara terpadu dalam pencapaian 387 Andreas Anangguru Yewangoe, “Agama dan Kerukuanan,” Buku Google, http:books.google.co.idbooks?id=SykwKPJfFKkChl=id, diakses tanggal 26 Maret 2013, hlm. 40. 388 Ganda, Petunjuk Praktis: Cara, 2. kompetensi sebagai subjek pembangunan maupun ketinggian martabatnya sebagai mahkluk budaya dan religius yang menjadi objek pembangunan. Sehingga pada dasarnya pengembangan kompetensi manusia sebagai wujud pengembangan SDM dianut paradigma “nilai tambah.” Nilai tambah tersebut setidaknya punya dua makna, yaitu makna ekonomis manusia sebagai subjek yaitu menjadikan manusia lebih produktif dan nilainya lebih tinggi secara ekonomis dengan kemampuan pemanfaatan teknologi, kemampuan manajemen, dan tingkat profesionalisme. Dan makna non- ekonomis atau nilai tambah insani manusia sebagai objek yaitu menjadikan manusia lebih tinggi harkat serta derajat manusia dengan menjadi manusia yang berbudaya, beriman, dan bertakwa. 389 Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya PAI di PTU salah satu pengkajiannya adalah pada tingkat kemampuan analisis terhadap fenomanena dan teori. Maka untuk penganalisisan diperlukan kompetensi mahasiwa dalam penggunaan rasionalitas untuk penilaian dan pengambilan sikap mereka terhadap fenomena yang menjadi wawasan sosial dan dianggap menyimpang oleh agama. Metode ini bertujuan pada peningkatan naral yang analitis, komparatif, dan mampu dalam pengambilan keputusan baru yang bersifat prespektif bagi tindakan umat Islam di zaman kini. 390 389 Pratiknya, “Pengembangan Pendidikan Agama,” 87. 390 Azra, dkk., Buku Teks Pendidikan, xi.

C. Strategi Pembelajaran PAI di UNP Kediri