Kebijakan Pengelolaan Kelas oleh Dosen PAI

C. Strategi Pembelajaran PAI di UNP Kediri

1. Kebijakan Pengelolaan Kelas oleh Dosen PAI

Secara umum srategi pegelolaan kelas pada mata kuliah PAI di UNP Kediri adalah berasaskan pada prinsip keluwesan. Artinya kebijakan strategi yang dilakukan oleh dosen dilandaskan pada kondisi sosial mahasiswa, lebih detailnya mahasiswa dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan kelas. Misalnya posisi tempat duduk yang berbaur atau campur tidak ada pemisahan antara mahasiswa putra dengan mahasiswa putri, yang mana kondisi jumlah mahasiswa sangat banyak serta posisi tempat duduk yang cenderung berdekatan satu dengan yang lain maka nampak suasana kelas yang tidak seperti lembaga-lembaga pendidikan agama. Kebijakan yang luwes ini diambil karena mahasiswa sudah terbiasa pada kondisi pengaturan posisi tempat duduk yang campur pada mata kuliah lain sehingga cenderung sulit dibiasakan pada mata kuiah PAI. Selain itu karena pada setiap kelas di prodi satu dengan yang lain terdapat perbedaan komposisi jenis kelamin, pada kelas tertentu mahasiswa putri cenderung lebih banyak dominan namun pada kelas lain mahasiswa putra jauh lebih banyak, walaupun juga ada komposisi jenis kelamin pada kelas yang seimbang. Strategi pengelolaan kelas sangat penting bagi keberlangsungan pembelajaran, hal ini bersangkutan dengan motivasi mahasiswa untuk ikut proses pembelajaran. Dengan asumsi jika kebijakan atau srategi pengelolaan kelas tidak sesuai dengan harapan mahasiswa maka akan berdampak pada konflik antar mahasiswa dengan dosen. Bisa saja mahasiswa menganggap permasalahan tentang pemisahan tempat duduk berdasarkan jenis kelamin ini sangat sepele atau tidak penting sehingga kebijakan ini tidak perlu dilakukakan. Masalah sensitif lain di UNP Kediri berkenaan strategi pengelolaan kelas adalah tentang kewajiban mahasiswa putri untuk memakai jilbab. Peraturan pemakaian jilbab dalam kelas merupakan salah satu bentuk strategi pengelolaan kelas karena suasana kelas yang dikelola oleh dosen akan nampak berbeda secara kasat mata jika strategi itu diterapkan. Strategi pengorganisasian kelas merupakan salah satu komponen pembelajaran PAI yang sangat penting, namun sangat sulit untuk diterapkan di perguruan tinggi umum karena dibutuhkan kemampuan dosen terutama dalam mempengaruhi mahasiswanya. Oleh karena itu rata- rata semua dosen PAI di UNP Kediri mengadakan pendalaman terlebih dahulu kepada mahasiswanya terkait latar belakang sekolah, kemampuan dasar keagamaan, dan minatnya terhadap mata kuliah PAI pada pertemuan pertama di awal semester. Tujuannya adalah untuk pemetaan kemampuan agama Islam mahasiswa yang ada di kelas tersebut. Dengan demikian dosen bisa memperkirakan dalam penentuan kebijakan pengolaan kelas bagaiaman yang akan dilakukannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan kelas dosen lebih cenderung pada tingkat kesadaran mahasiswa secara penuh untuk berperilaku dan menata diri dalam kelas sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Hal ini juga sebagai alat tolak ukur bagi dosen untuk diketahui sejauh mana tingkat kompetensi akhlak mahasiswanya. Oleh karena itu idealnya strategi dosen dalam pengelolaan kelas hendaknya didasarkan pada peraturan atau tata tertib ada pada kampus. Atau paling tidak sebelum mata kuliah PAI berlangsung pada pertemuan pertama di awal semester terdapat kontrak belajar yang salah satunya mewajibkan mahasiswa untuk duduk terpisah antara laki-laki dengan perempuan. Hal ini tentu idealnya dosen PAI terlebih dahulu sebelum kebijakan ini ditawarkan pada mahasiswa dilakukan pemetaan kelas yaitu pengindraan tentang karakter mahasiswa di dalam kelas dan kecenderungan mahasiswa arahnya ke mana. Dalam kajian ilmu pisokologi menuru CageBerliner yang dikutip oleh Rochmat Wahab bahwa model dalam pengelolaan proses pembelajaran memilik lima langkah, yaitu dari penentuan tujuan, pendalaman terhadap karakteristik peserta didik, penentuan proses pembelajaran, dan cara pemotivasian peserta didik, pemilihan strategi serta cara dan bagaimana pelaksanaan pembelajaran dan melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. 391 Lebih spesifik pendapat Scoty yang dikutip oleh Kholidah bahwa penting dalam peninjauan kapasitas intelektual mahasiswa dalam pengembangan moral keagamaan di jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa yang mengikuti proses pembelajarna PAI cenderung heterogen dari segi latar belakang pemahaman serta 391 Anonim, dalam Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, ed. FuaduddinCik Hasan Bisri Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, 178. pengamalan agama jika dibandingan pada masa pembelajaran dijenjang pendidikan menengah. Maka pendekatan yang dipakai dalam pengelolaan proses pembelajaran PAI di PTU perlu disesuaikan dengan karakter subjek pembelajaran. 392 Sedang berdasarkan acuan dari Dirjen Kelembagaan Agama Islam RI yang menyatakan bahwa mata kuliah PAI yang punya tujuan secara terukur yang dapat diketahui sejauh mana perkembangan mahasiswanya dalam belajar diperlukan pree test pada awal perkuliahan. Hal ini berfungsi untuk diketahui perbedaan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa sebelum ikut kuliah PAI dengan sesudahnya. Materi pree test meliputi pengetahuan dasar keIslaman dalam berbagai aspek seperti pembacaan al Quran, ibadah praktis, dan pengungkapan latar belakang kehidupan keagamaan mahasiswa. Dengan demikian hasil dari tes ini bisa digunakan untuk kebijakan pemberian materi PAI yang berbeda sesuai dengan hasilnya. Artinya untuk mahasiswa tertentu diperlukan materi dan kegiatan intensif agar bisa pada pencapaian kemampuan rata-rata sesuai dengan ketentuan kurikulum. 393

2. Keteladanan Berperilaku oleh Dosen PAI