Keteladanan Berperilaku oleh Dosen PAI

pengamalan agama jika dibandingan pada masa pembelajaran dijenjang pendidikan menengah. Maka pendekatan yang dipakai dalam pengelolaan proses pembelajaran PAI di PTU perlu disesuaikan dengan karakter subjek pembelajaran. 392 Sedang berdasarkan acuan dari Dirjen Kelembagaan Agama Islam RI yang menyatakan bahwa mata kuliah PAI yang punya tujuan secara terukur yang dapat diketahui sejauh mana perkembangan mahasiswanya dalam belajar diperlukan pree test pada awal perkuliahan. Hal ini berfungsi untuk diketahui perbedaan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa sebelum ikut kuliah PAI dengan sesudahnya. Materi pree test meliputi pengetahuan dasar keIslaman dalam berbagai aspek seperti pembacaan al Quran, ibadah praktis, dan pengungkapan latar belakang kehidupan keagamaan mahasiswa. Dengan demikian hasil dari tes ini bisa digunakan untuk kebijakan pemberian materi PAI yang berbeda sesuai dengan hasilnya. Artinya untuk mahasiswa tertentu diperlukan materi dan kegiatan intensif agar bisa pada pencapaian kemampuan rata-rata sesuai dengan ketentuan kurikulum. 393

2. Keteladanan Berperilaku oleh Dosen PAI

Dosen PAI merupan simbol dan panutan dalam penerapan nilai- nilai agama terutama pada ajaran agama yang nampak seperti ibadah, cara berpakaian, dan peran serta di kehidupan masyarakat bagi mahasiswa dan 392 Kholidah, “Implementasi Strategi Pembelajaran ,” 59-60. 393 Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2003, 34. masyarakat kampus PTU secara umum. Oleh karena itu segala perilaku, perkataan, dan segala yang ada pada dirinya menjadi sorotan bagi sivitas akademik. Sebagaian dosen PAI di UNP Kediri menjadi Khotib di Masjid kampus, dosen berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan Kampus, dan cara berpaikan dosen yang sopan mencirikan keIslamansantri serta formal merupakan bentuk keteladan positif yang dilakukan dosen. Selain itu dosen juga aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi keagamaan di masyarakat mereka tinggal. Langkah tersebut dilakukan sebagai cara agar apa yang diomongkan oleh dosen bisa didengarkan dan diikuti oleh Mahasiswa. Dengan demikian diupayakan mahasiwa bisa tergugah secara sadar untuk berperilaku sama seperti dosennya. Namun demikian keteladanan tersebut masih berhenti pada aspek ritual keagamaan saja, belum menyentuh pada aspek keilmuan secara luas, misalnya dosen PAI menjadi teladan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian ilmiah terutaman penelitian tentang PAI atau yang bersangkutan dengan eksistensi agama Islam. Keteladanan ini sangat penting supaya presespi mahasiswa tentang kuliah PAI bisa terbuka lebar yaitu PAI tidak hanya mata kuliah doktrinasi namun juga mata kuliah pengembangan keilmuan. Oleh karena itu, kedepannya diharapkan bukan suatu hal yang mengherankan lagi jika dosen PAI di PTU saat mengajar memakai dasi, memakai jas, mengajak mahasiswa ke tempat atau lokasi dosen PAI melakukan pengabdian terhadap masyarakat, dan membawa buku-buku atau literatur tentang dasar-dasar penelitian. Dapat disimpulkan bahwa keteladanan dosen bisa menjadi acuan yang sangat bernilai sehingga sangat layak untuk ditirukan oleh mahasiswa dalam pengembangan ilmu dan berperlikaku. Sebagaimana menurut Kohlberg seperti yang dikutip Kholidah menyampaikan bahwa perkembangan pemikiran nilai dan moral pada mahasiswa dicirikan dengan mulai semakin tumbuh kesadaran tentang kewajiban dalam upaya mempertahankan nilai dan pranata yang ada karena dianggap sebagai sesutu yang bernilai. 394 Oleh karena itu pembentukan sebuah nilai yang diakui oleh seluruh komunitas kampus perlu dibentuk menjadi sebuah tatanan atau sistem yang mapan. Di sinilah fungsi dan peran keteladan dari dosen dan pejabat kampus sangat penting bagi terbentuknya suasana yang religius di kampus.

3. Strategi Pembelajaran yang Kontekstual