Surimi TINJAUAN PUSTAKA 1 Lele Dumbo Clarias sp

4 Soy Protein Isolate SPI dan susu skim Soy Protein Isolate SPI atau isolat protein kedelai telah digunakan luas dalam industri daging karena kemampuannya mengikat air dan lemak dan kemampuannya membentuk gel pada saat pemanasan Lee et al. 1992. Pada produk berbasis surimi termasuk nugget, SPI umumnya digunakan sebagai emulsifier. Selama proses pemasakan, kehilangan air dan lemak akan melemahkan tekstur yang diperoleh. Isolat protein kedelai dapat meminimalkan resiko tersebut dan meningkatkan nilai protein serta membentuk suatu sistem emulsi yang stabil dalam daging, karena SPI dapat menstabilkan protein daging yang bertindak sebagai emulsifier alami dalam emulsi daging Nakai and Modler 2000. Susu skim digunakan pada pembuatan nugget, baik pada formulasi filler maupun pada formulasi batter. Adanya laktosa dalam susu dapat membantu memperbaiki warna, aroma, dan penyerapan air. Susu juga berfungsi sebagai bahan pengikat dan dapat meningkatkan nilai gizi nugget ikan. Lee et al. 2007 menambahkan bahwa penggunaan susu dapat menetralkan bau amis ikan pada nugget karena susu memiliki kemampuan untuk mengikat flavor senyawa yang menonjol, memperbaiki tekstur nugget menjadi lebih lembut dan basah. 5 Putih telur Putih telur umumnya digunakan pada produk berbasis surimi dalam dua bentuk, yaitu cair dan kering. Komponen protein utama yang terdapat dalam putih telur adalah ovalbumin 54, conalbumin 12, dan ovomucoi 11. Suhu gelasi pada komponen ini bervariasi. Suhu gelasi conalbumin 62 o C dan ovalbumin pada 75 o C. Putih telur cair umumnya digunakan sebagai tambahan protein pada surimi Park 2000. Putih telur juga dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada bahan pelapis nugget baik pada adonan batter mix maupun sebagai bahan perekat bread crumb . Menurut Dogan et al. 2005, albumin telur dapat mengurangi penyerapan minyak pada nugget ayam secara signifikan. 6 Sodium bikarbonat Sodium bikarbonat umumnya merupakan bahan pengembang pada proses pembuatan roti. Bahan ini dapat menghasilkan gas CO 2 dan bersama dengan udara dan uap air akan terperangkap dalam adonan sehingga adonan mengembang. Kecepatan pelepasan CO 2 oleh bahan pengembang akan mempengaruhi tekstur produk Winarno 2008. Sodium bikarbonat juga digunakan sebagai bahan perenyah pada produk yang digoreng. Bahan ini ditambahkan pada batter untuk bahan pelapis nugget. Albert et al. 2009 menggunakan sodium bikarbonat sebagai formulasi dasar untuk membuktikan kerenyahan pada batter nugget ikan. 7 Air Air merupakan senyawa yang sangat penting pada proses pengolahan nugget. Penggunaannya diantaranya sebagai bahan pencuci pada pembuatan surimi, bahan tambahan pada adonan, dan pelarut pada batter. Penambahan air pada surimi dan produk berbasis surimi diperlukan untuk mempertahankan penerimaan tekstur dan memperkecil biaya bahan mentah karena air merupakan komponen terbesar kedua yang terkandung pada surimi. Kutub polar air menyerupai kelompok sisa hidrofobik dalam lipatan rantai polipeptida untuk memperkecil yang dihasilkan dari pembukaan sisa hidrofobik air pada permukaan. Hal ini juga berkontribusi terhadap pembentukan stabilitas molekul protein sebelum pemanasan dan dapat menjadi dasar untuk ikatan antar molekul ketika sisi hidrofobik pada molekul protein yang berdekatan diarahkan ke permukaan selama pemanasan. Air dengan keberadaan garam juga melarutkan protein miofibril, distabilkan dalam bentuk partikel tiga dimensi dengan menyeimbangkan antara kekuatan intramolekuler dan interaksi permukaan dengan air Park 2000. Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta citarasa makanan. Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan daya terima, kesegaran, dan daya tahan bahan makanan tersebut Winarno 2008. Pada pembuatan formulasi bahan pengisi nugget, air dapat berasal dari bahan penyusun filler maupun ditambahkan dari luar. Menurut Lee et al. 2007, tingkat kebasahan dan tekstur nugget mackarel dapat ditingkatkan dengan penambahan air maupun dengan formulasi bahan-bahan yang mengandung air. Peningkatan penambahan air menyebabkan tekstur nugget menjadi lebih basah dan lembut. Tekstur ini paling disukai pada konsentrasi air 21 sampai 28. Kesukaan optimum secara keseluruhan dicapai pada penambahan air 28. Upaya untuk meningkatkan kebasahan nugget adalah dengan mensubstitusikan air dengan bawang 0 sampai 28. Nugget dengan penambahan bawang 7 relatif lebih lembut dan paling disukai oleh panelis. Menurut Chen et al. 2008, penambahan air pada formulasi adonan bahan pelapis batter berpengaruh terhadap viskositas. Nilai viskositas adonan bahan pelapis berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas daya angkat adonan bahan pelapis batter pick-up, kemudahan dalam penanganan, kemampuan mengikat tepung roti breading pick-up, dan tekstur lapisan akhir nugget. Viskositas batter sangat dipengaruhi oleh temperatur batter, komposisi bahan dan perbandingan antara bahan padat dan air. Umumnya temperatur batter antara 4 o C sampai 16 o C direkomendasikan untuk mengoptimalkan viskositas adonan bahan pelapis batter dan menekan pertumbuhan mikroorganisme.

2.7 Umur Simpan

Menurut Floros 1993, umur simpan produk pangan dapat diduga dan kemudian ditetapkan waktu kadaluarsanya menggunakan dua konsep studi penyimpanan produk pangan, yaitu dengan Extended Storage Studies ESS dan Accelerated Storage Studies ASS. Metode ESS sering juga disebut sebagai metode konvensional adalah penentuan tanggal kadaluarsa dengan cara menyimpan suatu seri produk pada kondisi normal sehari-hari dan dilakukan pengamatan terhadap penurunan mutunya sehingga mencapai tingkat mutu kadaluarsa. Penentuan umur simpan suatu produk dilakukan dengan mengamati produk selama penyimpanan sampai terjadi perubahan yang tidak lagi dapat diterima oleh konsumen. Metode ESS sering digunakan untuk produk yang memiliki waktu kadaluarsa kurang dari 3 bulan. Penentuan umur simpan produk dapat dipercepat dengan metode Accelerated Storage Studies ASS, yaitu kondisi penyimpanan diatur di luar kondisi normal sehingga produk dapat lebih cepat rusak dan penentuan umur simpan dapat dilakukan Arpah dan Syarief 2000. Analisis penurunan mutu