Hasil analisis usaha budidaya rumput laut sistem long line menunjukkan nilai BEP produk sebesar 77.961 kg, hal ini menunjukkan bahwa titik impas atau
kondisi usaha tidak untung atau tidak rugi pada saat produk usaha sebesar 77.961 kg. Sementara BEP harga Rp.6.243,00 menunjukkan bahwa titik impas atau
kondisi usaha tidak untung atau tidak rugi akan dicapai pada saat harga jual rumput laut sebesar Rp.6.243,00 per kg. Perhitungan BEP digunakan untuk
menentukan batas minimum volume produksi dan volume penjualan agar usaha yang dijalankan tidak mengalami kerugian.
5.5.4. Analisis Kelayakan Budidaya Rumput Laut pada Kondisi Optimal
Setelah mengetahui keberhasilan usaha dari analisis usaha yang dilakukan pada kondisi aktual, maka selanjutnya dilakukan analisis pada kondisi optimal.
Disadari bahwa banyak kegiatan yang menimbulkan adanya manfaat eksternal maupun biaya eksternal yang timbul karena adanya aspek lingkungan yang harus
diperhitungkan, maka analisis biaya dan manfaat diperluas menjadi analisis kelayakan yang dilakukan dengan memasukan dimensi biaya dan manfaat. Setelah
perkiraan nilai biaya dan manfaat usaha diperoleh, maka suatu analisis mengenai layak atau tidaknya suatu kegiatan pengembangan usaha dilakukan.
Jumlah unit long line pada kondisi optimal sebanyak 471 unit long line, dengan jarak antar unit long line 25 m. Dana investasi yang dibutuhkan bagi 471 unit long
line sebesar Rp.1.733.280.000,00. Perhitungan analisis yang dilakukan yaitu
menghitung kelayakan usaha budidaya ikan kerapu dengan skenario modal sendiri dan modal pinjaman Bank. Bunga pinjaman Bank diketahui 12 dan angsuran
pinjaman dilakukan selama 5 tahun. Besar bantuan pinjaman yang diberikan sebesar 50 dari total unit pada kondisi optimal. Besar dana yang dibutuhkan
bagi pengembangan usaha budidaya rumput laut di Teluk Levun, baik modal sendiri maupun modal pinjaman Bank dapat dilihat pada Tabel 30. Diasumsikan
ukuran unit long line = 25 x 25 m
2
.
Tabel 30. Besar Dana Sendiri dan Besar Dana Pinjaman yang Dibutuhkan untuk Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut di Teluk Levun
pada Kondisi Optimal
Jumlah Long line
yang ditambahkan
Jarak per unit Besar Dana
Sendiri Besar Dana
Pinjaman Keterangan
unit meter
Rp Rp
471 25
1.218.232.080 869.500.000
Kondisi optimal
Berdasarkan jumlah unit long line pada kondisi optimal, selanjutnya dihitung kelayakan usaha dari kegiatan budidaya rumput laut. Analisis kelayakan
usaha dilakukan untuk mengetahui usaha budidaya tersebut layaktidak layak dikembangkan. Analisis kelayakan usaha pada kondisi optimal tersebut, dilakukan
dengan menggunakan skenario investasi yaitu: 1. Analisis investasi dengan modal sendiri, 2. Analisis investasi dengan modal pinjaman Bank. Perhitungan
kelayakan usaha dilakukan dengan memperhitungkan jarak antar masing masing unit long line yaitu 25 meter. Nilai pinjaman sebesar total biaya investasi yang
dibutuhkan dan diasumsikan sebesar 50 dari total unit yang akan ditempatkan pada luasan optimal. Analisis dilakukan berdasarkan kriteria kelayakan dari Net
Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate of
Return IRR. Perhitungan analisis yang dilakukan, diasumsikan kondisi harga rumput laut
dalam keadaan stabil, umur proyek 5 tahun, tingkat suku bunga 10 mengacu pada tingkat suku bunga pinjaman untuk program pemerintah daerah social
discount rate . Penentuan kelayakan usaha budidaya rumput laut mengacu pada
pada Kadariah 2001. Hasil perhitungan NPV, Net BC dan IRR secara lengkap disajikan pada Lampiran 13 dan Tabel 31.
Tabel 31. Nilai NPV, Net BC dan IRR Budidaya Rumput Laut pada Kondisi Optimal di Teluk Levun
Skenario Jumlah
Unit JarakUnit
NPV Net
BC IRR
m Rp
Modal Sendiri 471
25 14.415.211.293,42
10,83 92
Pinjaman Bank 471
25 11.793.498.622,70
34,82 103
Nilai masing-masing hasil perhitungan NPV, Net BC, dan IRR yang disajikan pada Tabel 31, menunjukkan bahwa usaha budidaya rumput laut dengan
menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman Bank layak karena nilai NPV, Net BC dan IRR yang diperoleh memenuhi kriteria dan layak dikembangkan.
Hasil analisis kelayakan usaha budidaya rumput laut untuk skenario 1 modal sendiri memperlihatkan nilai NPV yaitu sebesar Rp14.415.211.293,42 pada
kondisi optimal dengan jarak antar unit 25 meter. Sementara skenario 2 pinjaman Bank nilai NPV sebesar Rp.11.793.498.622,70.
Nilai NPV yang diperoleh dari masing-masing skenario memberi gambaran bahwa besarnya nilai saat ini untuk uang yang diterima atau dibayar di masa yang
akan datang jangka waktu 5 tahun pada tingkat suku bunga 10. Nilai NPV yang dihasilkan oleh skenario 1 biaya sendiri lebih besar dari nilai NPV yang
diperoleh dari skenario 2 pinjaman Bank. Artinya skenario 1 modal sendiri lebih menguntungkan dikembangkan bila dibandingkan dengan skenario 2
pinjaman Bank. Net Present Value NPV yang diperlihatkan dari skenario 1 dan skenario 2 menunjukkan bahwa nilai manfaat dan semua nilai biaya yang
seluruhnya dinyatakan dalam nilai sekarang, dengan tingkat bunga 10 menunjukkan usaha budidaya rumput laut dengan metode long line layak
dikembangkan. Besarnya Net BC yang diperlihatkan menunjukkan bahwa untuk skenario 1
modal Sendiri lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai Net BC yang diperlihatkan skenario 2 pinjaman Bank. Nilai Net BC dengan menggunakan
skenario 1 modal sendiri yang diperoleh sebesar 10,83 memberikan arti bahwa setiap Rp1.000,00 cost yang dikeluarkan dari usaha yang dilakukan akan
memberikan manfaat bersih sebesar Rp.10.830,00 pada tingkat suku bunga 10, dari investasi sebesar Rp.1.236.480.000,00. Nilai Net BC dengan menggunakan
skenario 2 modal sendiri yang diperoleh sebesar 34,82 memberikan arti bahwa setiap Rp1.000,00 cost yang dikeluarkan dari usaha yang dilakukan akan
memberikan manfaat bersih sebesar Rp.34.820,00 pada tingkat suku bunga 10, dari investasi sebesar Rp.1.236.480.000,00. Berdasarkan kriteria kelayakan, maka
kedua skenario tersebut pada usaha budidaya rumput laut dengan metode long line di Teluk Levun layak dikembangkan karena menghasilkan Nilai Net BC 1.
Nilai Net BC yang ditunjukan dari kedua skenario terlihat bahwa skenario 2 modal pinjaman Bank lebih besar nilai Net BC dari nilai yang ditunjukan oleh
skenario 1 modal sendiri. Analisis IRR dimaksudkan untuk menentukan tingkat pengembalian usaha
yang dapat diharapkan dari suatu usaha tertentu. Jika IRR yang dihasilkan lebih besar dari discount rate yang ditetapkan, maka usaha layak dan sebaliknya kalau
lebih kecil tidak layak. Semakin tinggi nilai IRR akan semakin baik manfaat proyek tersebut. Skenario 1 modal sendiri memberikan nilai IRR sebesar 92
pada jarak 25 meter. Skenario 2 modal pinjaman Bank memberikan nilai IRR sebesar 103 pada jarak 25 meter.
Nilai IRR yang diperoleh dari masing-masing lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Jika dibandingkan antara skenario 1 modal sendiri dan
skenario 2 modal pinjaman Bank maka terlihat bahwa IRR dengan modal pinjaman Bank memberikan nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
modal sendiri. Nilai IRR yang diperoleh dari hasil perhitungan baik modal sendiri maupun modal pinjaman Bank dapat dikatakan bahwa usaha budidaya rumput laut
di Teluk Levun layak feasible karena IRR yang dihasilkan lebih besar dari discount rate yang ditetapkan yaitu 10 per tahun. Nilai NPV, Net BC dan IRR
yang dihitung pada kedua skenario tersebut disajikan pada Gambar 17.
Gambar 17. Nilai NPV dan Net BC dan IRR untuk Budidaya Rumput Laut pada Kondisi Optimal
Gambar 17, memperlihatkan bahwa penerapan skenario 1 modal sendiri dan skenario 2 modal pinjaman Bank, sama-sama memberikan keuntungan bagi
pembudidaya dalam menjalankan usaha budidaya rumput laut. Nilai nominal
yang diperlihatkan, merupakan suatu ukuran nilai keuntungan bagi pembudidaya di Teluk Levun. Nilai NPV yang diperoleh dari modal sendiri lebih besar dari
nilai NPV yang dihasilkan oleh modal pinjaman. Namun Nilai Net BC dan IRR yang dihasilkan oleh modal pinjaman Bank lebih besar dari yang dihasilkan oleh
modal sendiri. Masing-masing menunjukan keuntungan bersih yang akan diperoleh selama 5 tahun yang dihitung berdasarkan nilai uang saat ini. Hasil
analisis biaya manfaat yang dilakukan dengan menghitung nilai NPV, Net BC dan IRR. Nilai NPV yang biasanya digunakan sebagai patokan penilaian
kelayakan pengembangan suatu usaha, bila dibandingkan dengan analisis Net BC dan IRR, karena NPV lebih dapat menggambarkan besaran manfaat proyek.
5.6. Analisis Kebijakan Prioritas Pengembangan Komoditas Budidaya Perikanan di Teluk Levun