gelombang, kedalaman perairan, bebas dari bahan pencemar, tidak mengganggu alur pelayaran; faktor kenyamanan seperti dekat dengan prasarana perhubungan
darat, pelelangan ikan sumber pakan, dan pemasok sarana dan prasarana yang diperlukan listrik, telpon, dan faktor hidrografi seperti selain harus jernih, bebas
dari bahan pencemaran dan bebas dari arus balik, dan perairannya harus memiliki sifat fisik dan kimia tertentu kadar garam, oksigen terlarut. Tonnek et al.
1994. Tidak semua wilayah pantai cocok untuk budi daya kerapu, oleh karena itu
penentuan lokasi harus memperhitungkan beberapa faktor penting antara lain : a. Terlindung dari gelombang besar dan badai, sebab ikan mudah menjadi stres
dan menurunkan selera makan apabila terus menerus dihantam gelombang. b. Terlindung dari ancaman predator yaitu hewan buas laut ikan butal dan ikan
besar lainnya dan burung laut. c. Terlindung dari ancaman pencemaran buangan limbah industri, limbah
pertanian dan limbah rumah tangga, d. Terlindung dari hilir mudik lalu lintas kapal karena selain akan menimbulkan
riak-riak gelombang juga buangan kapal minyak solar dll akan mencemari area pemeliharaan. Sunyoto 1993.
2.5. Kesesuaian Perairan
Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi
penggunaannya. Termasuk didalamnya akibat dari kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun pada masa sekarang seperti reklasi daerah-daerah pantai,
penebangan hutan dan akibat-akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi garam Faktor-faktor sosial dan ekonomi secara murni tidak termasuk dalam
konsep lahan ini Harjowigeno dan Widiatmaka 2001. Kesesuaian lahan adalah kecocokan adaptability suatu lahan untuk tipe
penggunaan lahan tertentu. Penggunaan lahan secara umum adalah penggolongan penggunaan lahan seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang
rumput, kehutanan atau daerah rekreasi. Perkembangan penguasaan dan penggunaan lahan erat kaitannya dengan perkembangan populasi manusia dan
tingkat kebudayaannya dalam upaya manusia mempertahankan kehidupannya.
Perubahan penggunaan lahan yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem di suatu wilayah apalagi bila wilayah tersebut merupakan
pulau kecil. Dalam aktivitas budidaya laut istilah kesesuaian lahan dipadankan dengan kesesuaian perairan, secara umum kualitas perairan untuk budidaya laut
dan pariwisata dianalisis dengan menggunakan pedoman pada baku mutu air laut yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup melalui SK Menteri
Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004, dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Baku Mutu Air Laut untuk Budidaya
No Parameter
Satuan Budidaya Laut
1 Kecerahan
M Coral:5
a
mangrove; - lamun: 3
a
2 Suhu
C alami
1b
3 Salinitas
00
alami
1c
4 pH
- 7
– 8,5 5
DO mgl
5 6
Nitrat mgl
0,008 7
Fosfat mgl
0,015 8
BOD
5
mgl 20
9 TSS
mgl Coral:20
e
mangrove; 80
e
lamun: 20
e
Sumber : Kepmen Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004
Keterangan
: Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saatsiang,
malam dan musim. a = diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 0,2 satuan pH
b = diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 5 salinitas rata-rata musiman
c = diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 2 C dari suhu alami
d = diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 10 kedalaman euphotic lapisan paling atas dari tubuh air yang menerima cukup
cahaya untuk fotosintesis e = diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 10 konsentrasi
rata-rata musiman. Kesesuaian suatu ruang untuk kegiatan tertentu akan dapat berkurang
bahkan menjadi tidak sesuai jika kemampuan sistem yang ada di dalamnya tidak mampu lagi untuk menanggung bebab kegiatan yang dilakukan diatasnya. Oleh
karena setiap sistem miliki ambang batas atau kemampuan mendukung atau daya dukung yang ada di suatu sistem tertentu.
2.6. Daya Dukung Perairan