Analisis Optimasi Pemanfaatan Kawasan

disajikan pada Lampiran 5 dan budidaya rumput laut disajikan pada Lampiran 6. Hasil analisis penilaian dapat dikatakan bahwa Teluk Levun tergolong dalam kelas sesuai dengan nilai 57,1 untuk budidaya ikan kerapu dan budidaya rumput laut tergolong dalam kelas sangat sesuai dengan nilai 67,2.

5.4. Analisis Optimasi Pemanfaatan Kawasan

Optimasi pemanfaatan kawasan perairan Teluk Levun untuk budidaya ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis dan budidaya rumput laut Eucheuma cottonii digunakan Linear Goal Programming LGP yang diolah dengan perangkat lunak software LINDO. Pada analisis ini, terdapat berbagai kendala dalam keputusan optimasi pemanfaatan kawasan, seperti: produksi, bahan baku, tenaga kerja, pendapatan dan penggunaan modal. Dengan demikian yang harus dilakukan adalah analisis optimasi berkendala constrained optimization yakni maksimasi atau minimisasi suatu fungsi tujuan dengan kendala. Program ini bertujuan untuk mengalokasikan pemanfaatan lahan perairan Teluk secara optimal dengan tetap memperhatikan aspek ekologi, ekonomi dan sosial, dengan model LGP maka ketiga aspek pembangunan berkelanjutan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk perumusan fungsi kendala tujuan. Pertama, fungsi kendala untuk aspek ekologi adalah : pemenuhan daya dukung dan peningkatan luas lahan keramba. Kedua, fungsi kendala untuk aspek ekonomi yaitu : 1. adanya peningkatan produksi ikan kerapu dan rumput laut; 2. Peningkatan PAD; 3 Penurunan harga benih; 4 Penurunan harga pakan rucah; 5 Target penggunaan modal. Ketiga, fungsi kendala untuk aspek sosial adalah penyerapan tenaga kerja. Ketiga aspek pembangunan berkelanjutan tersebut akan diterapkan berdasarkan kondisi dan potensi daerah sehingga dilakukan penerapan yang sesuai dengan prioritas isu atau masalah yang muncul. Melihat dari pemanfaatan perairan teluk yang belum melampaui daya dukung maka perioritas utama adalah peningkatan produksi budidaya dengan mempertimbangkan daya dukung perairan teluk tersebut. Pada pengolahan data, area budidaya ikan kerapu disimbolkan dengan X 1 dan rumput laut disimbolkan dengan X 2 , sedangkan d + dan d - dipakai untuk menyatakan variabel deviasi simpangan yang terlewatiti dan ketidak tercapaian dari targettujuansasaran. Variabel-variabel yang digunakan dalam optimasi untuk pengolahan data, dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Variabel untuk Pengolahan Data No Data Variabel 1 Budidaya ikan kerapu metode KJA X 1 2 Budidaya rumput laut metode Long line X 2 3 Deviasi keterlewatan d 1 + 4 Deviasi ketidak tercapaian d 1 - Tujuan optimasi pemanfaatan perairan Teluk Levun yaitu kegiatan yang dilakukan di kawasan perairan tersebut, harus sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan dan tidak melebihi daya dukung perairan. a. Perumusan fungsi tujuan. Tujuan dari persoalan ini adalah minimumkan simpangan atau deviasi d dari tiap-tiap target. Fungsi tujuan adalah sebagai berikut : Perumusan fungsi kendala tujuan dari masing-masing target adalah sebagai berikut: 1. Memaksimumkan produksi budidaya ikan kerapu di Teluk Levun Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pembudidaya ikan kerapu diketahui produksi aktual ikan kerapu sebesar 7,098 ton per tahun 7.098 kg. Jumlah produksi budidaya ikan kerapu per unit KJA sebesar 0,507 ton per tahun 507 kg. Produk rata-rata kegiatan budidaya ikan kerapu pada kondisi aktual di Teluk Levun tersaji pada Tabel 19. Tabel 19. Produksi Budidaya Kerapu dan Budidaya Rumput Laut pada Kondisi Aktual di Teluk Levun No Kondisi Aktual Jumlah Luasan Unit Produksi Rata-rata per unit Produk rata-rata aktual 1 thn unit ha kghathn kghathn 1 Ikan Kerapu 14 0,0036 507 7.098 2 Rumput Laut 37 0,0625 2.700 99.900 Rumus kendala tujuan memaksimumkan produksi ikan kerapu dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : 507X 1 – d 1 + 7.098 2. Memaksimumkan produksi budidaya rumput laut di Teluk Levun Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pembudidaya rumput laut, diketahui produksi aktual rata-rata rumput laut sebesar 99,9 ton per tahun 99.900 kg. Jumlah produksi rumput laut per unit sebesar 2,7 ton kg 2.700. Produk rerata kegiatan budidaya rumput laut pada kondisi aktual di Teluk Levun tersaji pada Tabel 20. Rumus kendala tujuan memaksimumkan produksi rumput laut dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : 2.700X 2 – d 2 + 99.900 3. Target Penyerapan Tenaga Kerja Pengalokasian tenaga kerja pembudidaya ikan kerapu di daerah studi, maka diperlukan data jumlah hari kerja efektif untuk satu tenaga kerja pada budidaya ikan kerapu di Teluk Levun. J umlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada unit keramba sebanyak 2 orang. Hari kerja efektif untuk 1 orang pekerja sebesar 885 jam per tahun. Tenaga kerja yang dipekerjakan pada satu unit keramba diketahui sebanyak 2 orang, maka jumlah hari kerja efektif bagi 2 orang sebesar 1.770 jam per tahun. Rata-rata jam kerja yang digunakan untuk masing-masing jenis kegiatan dapat dirincikan pada Tabel 20. Tabel 20. Hari Kerja Efektif untuk Pembudidaya Ikan Kerapu per Tahun per orang No Kegiatan hari Kerjathn Waktu kerjahari jam HKEunitthn 1 Persiapan awal 5 7 35 2 Penebaran bibit 2 6 12 3 Pemberian Pakan 240 3 720 4 Perawatan wadah 8 6 48 5 Pemantauan pertumbuhan 8 7 56 6 Panen 2 7 14 Hari kerja efektif 885 Persamaan kendala tujuan penyerapan tenaga kerja adalah sebagai berikut : TK Kerapu : 2X 1 + d 3 + = 1.770 Pengalokasian tenaga kerja pembudidaya rumput laut di daerah studi, didasarkan pada data jumlah hari kerja efektif untuk satu tenaga kerja pada budidaya rumput laut di Teluk Levun. J umlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada unit sebanyak 6 orang. Hari kerja efektif untuk 1 orang pekerja sebesar 254 jam per tahun. Tenaga kerja yang dipekerjakan pada satu unit long line diketahui sebanyak 6 orang, maka jumlah hari kerja efektif bagi 6 orang sebesar 1.524 jam per tahun. Rata –rata jam kerja yang digunakan untuk masing-masing jenis kegiatan dapat dirincikan pada Tabel 21. Tabel 21. Hari Kerja Efektif untuk Pembudidaya Rumput Laut per Tahun per orang No Kegiatan Hari Kerjathn Waktu Kerjahari HKEunitthn 1 Persiapan wadah 5 7 35 2 Pengikat bibit 3 6 18 3 Pemeliharaan 60 3 180 4 Panen 3 7 21 Hari kerja efektif 254 Persamaan kendala tujuan penyerapan tenaga kerja adalah sebagai berikut: TK Rumput Laut : 6X 2 + d 4 + = 1.524 4. Target peningkatan PAD Pendapatan Asli Daerah PAD diperoleh dari retribusi dari ijin usaha yang di bayar ke kantor desa. budidaya ikan kerapu dan rumput laut. Besar retribusi dari satu unit usaha adalah Rp.150.000,00 per tahun. Besarnya retribusi dari aktivitas kegiatan usaha budidaya perikanan di Teluk Levun pada kondisi aktual disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Jenis dan Harga Produk pada Kondisi Aktual Kegiatan Budidaya Ikan Kerapu dan Rumput Laut di Teluk Levun No Jenis Usaha Besar Retribusi Rptahun Jumlah Unit Usaha Unit Total Retribusi Rptahun 1 Budidaya Ikan Kerapu 150.000 14 2.100.000 2 Budidaya Rumput laut 150.000 37 5.550.000 Jumlah 7.650.000 Sumber : Data primer wawancara. Apabila retribusi bagi pendapatan daerah berjalan lancar, maka persamaan kendala tujuan untuk peningkatan PAD adalah: 150.000X 1 + 150.000X 2 + d 5 - - d 5 + 7.650.000 5. Target memaksimumkan luasan budidaya perikanan di Teluk Levun Berdasarkan luas potensial masing-masing komoditi budidaya di kawasan Teluk Levun yang disajikan pada Lampiran 3, diketahui bahwa luas satu unit KJA untuk budidaya ikan kerapu sebesar 0,0036 ha dan luas satu unit long line untuk budidaya rumput laut sebesar 0,0625 ha. Daya dukung luasan yang digunakan sebagai faktor pembatas dalam pengembangan atau pengelolaan kawasan teluk adalah luasan potensial dari masing-masing komoditi budidaya, maka batasan luas lahan yang dapat digunakan sebesar 176,94 ha untuk budidaya ikan kerapu dan budidaya rumput laut sebesar 227,48 ha. Dari luasan potensial dari masing-masing komoditi, dapat dikatakan bahwa dalam pemanfaatan ruang kawasan tidak terjadi tumpang tindih antara kedua komoditi tersebut, karena total luasan potensial lebih kecil dari total luas Teluk Levun. Diharapkan dari hasil perhitungan pemanfaatan kawasan untuk pengembangan budidaya perikanan tidak melebihi daya dukung luasan potensial. Persamaan kendala tujuannya adalah sebagai berikut : Persamaan kendala tujuan memaksimalkan luasan budidaya adalah sebagai berikut: X 1 + X 2 + d 6 + ≤ 404,42 Selain batasan keseluruhan tersebut , dihitung pula batasan untuk masing-masing jenis budidaya: 1. Daya dukung luasan untuk budidaya ikan kerapu 0,0036 X 1 + d 7 + = 176,94 2. Daya dukung luasan untuk budidaya rumput laut 0,0625 X 2 + d 8 + 227,48 6. Meminimumkan harga benih Ketersediaan bibitbenih adalah salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pengembangan usaha budidaya. Pengembangan budidaya ikan kerapu akan membutuhkan ketersediaan benih dalam jumlah yang besar. Hasil informasi yang diperoleh dari pembudidaya kerapu di lokasi penelitian bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara membantu pembudidaya untuk pengadaan benih, namun pembudidaya juga mendapatkan benih dengan cara membeli di pasaran dengan harga Rp.2.500,00 per ekor dengan ukuran 15cm. Sementara benih rumput laut, dipasaran dapat diperoleh yakni setiap 25 Kg seharga Rp.100.000,00 Persamaan kendala tujuannya adalah sebagai berikut: Kerapu : X 1 + d 9 + = 2.500 Rumput Laut : 25X 2 + d 10 + = 100.000 7. Memimumkan harga pakan rucah Pakan merupakan salah satu aspek yang memerlukan perhatian cukup besar sehingga harus direncanakan dengan matang, sehingga menekan anggaran pengeluaran serendah mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemilihan jenis pakan yang tepat namun tetap mempertimbangkan kualitas nutrisi, selera ikan dan harga yang murah. Harga pakan dipasaran adalah Rp.15.000,00 per kg. Rata-rata pembudidaya membutuhkan 14 kg pakan rucah per hari. Persamaan kendala tujuannya adalah sebagai berikut: 14X 1 + d 11 + ≤ 210.000 8. Target penggunaan Modal Komponen penting dalam melangsungkan kegiatan usaha budidaya perikanan baik kerapu maupun rumput laut adalah modal. Pada kondisi aktual di kawasan Teluk Levun modal yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya bagi pembesaran ikan kerapu dan budidaya rumput laut masing-masing adalah Rp.206.589.600,00 dan Rp. 136.160.000,00. Tabel 23. Penggunaan Modal untuk Budidaya Ikan Kerapu dan Rumput Laut pada Kondisi Aktual Komoditi Budidaya Jumlah Aktual Modal per Unit Total Modal unit Rp Rp Ikan Kerapu 14 14.756.400 206.589.600 Rumput laut 37 3.680.000 136.160.000 Persamaan kendala tujuannya adalah: Ikan Kerapu : 14X 1 - d 12 + 206.589.600 Rumput Laut : 37X 2 - d 13 + 136.160.000 Perumusan fungsi kendala tujuan dari masing-masing target adalah sebagai : Masing-masing Target Persamaan 1. Memaksimumkan produksi ikan kerapu: 507X 1 – d 1 + 7.098 2. Memaksimumkan produksi rumput laut : 2.700X 2 – d 2 + 99.900 3. Target penyerapan tenaga kerja : Kerapu : 2X 1 + d 3 + = 1.770 Rumput Laut : 6X 2 + d 4 + = 1.524 4. Memaksimumkan PAD Penerimaan Pendapatan Daerah : 150.000X 1 + 150.000X 2 + d 5 - – d 5 + ≥ 7.650.000 5. Target luasan budidaya perikanan X 1 + X 2 + d 6 - – d 6 + 404,4 Kerapu : 0,0036X 1 + d 7 + 176,94 Rumput Laut : 0,0625X 2 + d 8 + 227,48 6. Meminimumkan Harga Benih : Kerapu : X 1 + d 9 + = 2.500 Rumput Laut : 25X 2 + d 10 + = 100.000 7. Meminimumkan Harga Pakan Rucah: 14X 1 + d 11 + ≤ 210.000 8. Target Penggunaan Modal: Kerapu : 14X 1 - d 12 + 206.589.600 Rumput laut: 37X 2 - d 13 + 136.160.000 Model matematika tersebut diatas selanjutnya dianalisis dengan menggunakan program LINDO untuk mengetahui kondisi optimal dari masing- masing target. Program tersebut secara lengkap disajikan pada Lampiran 7. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan nilai fungsi tujuan sebesar 97.645,11. Nilai variabel keputusan menunjukkan nilai yang dapat dioptimal, dimana terlihat bahwa variabel deviasional keterlewatan d + dan variabel deviasional ketidaktercapaian d - pada semua kendala tujuan memberikan nilai nol dan positif. Artinya nilai variabel keputusan sesuai tujuan yang ingin dicapai yaitu mengoptimalkan fungsi kendala tujuan. Hasil analisis optimal dengan menggunakan program LINDO menghasilkan luasan potensial budidaya ikan kerapu X 1 dan rumput laut X 2 yang optimal masing - masing seluas 150,42 ha dan 254,00 ha. Syahputra 2005, menyarankan bahwa hanya 50 dari luas lahan potensial yang digunakan bagi kegiatan budidaya, mengingat sifat perairan laut yang open access artinya siapa saja bisa berpartisipasi tanpa harus memiliki sumberdaya tersebut. Dengan demikian luasan yang digunakan dalam perhitungan pemanfaatan lahan pada kondisi optimal digunakan 50 dari luasan potensial dari masing-masing yaitu 75,21 ha diperuntukan bagi luasan budidaya ikan kerapu dan 127 ha diperuntukkan bagi luasan budidaya rumput laut. Analisis sensitivitas ; Analisis sensitivitas merupakan analisis setelah nilai optimal diketahui. Pada prinsipnya, analisis ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Analisis sensitivitas fungsi tujuan dan 2. Analisis sensitivitas parameter ruas kanan rigt hand side RHS dari fungsi kendala. Pertama, analisis ini memberikan informasi tentang koefisien fungsi tujuan yang boleh berubah tanpa mempengaruhi nilai fungsi tujuan yang lain dan nilai variabel value tetap. Fungsi tujuan dalam LGP adalah meminimumkan variabel deviasional yang terdapat dalam fungsi kendala tujuan. Tabel 24 menyajikan batasan nilai penambahan dan pengurangan dari nilai koofisien variabel. Tabel 24. Penambahan dan Pengurangan Koefisien Variabel Tujuan Variabel Allowable Perubahan Nilai Koef Koef Increase Decrease Maks Min d 1 + 1,00 INFINITY 1,00 - 0,00 d 2 + 1,00 INFINITY 1,00 - 0,00 d 3 + 1,00 13,99 1,50 14,99 -13,99 d 4 + 1,00 INFINITY 4,66 - -3,66 d 5 + 1,00 INFINITY 1,00 - 0,00 d 5 - 1,00 INFINITY 1,00 - 0,00 d 6 + 1,00 INFINITY 4,00 - -3,00 d 7 + 1,00 7.776,77 834,33 7.777,77 -833,33 d 8 + 1,00 INFINITY 1,00 - 0,00 d 9 + 1,00 27,99 3,00 26,99 -2,00 d 10 + 1,00 INFINITY 1,11 - -0,11 d 11 - 1,00 INFINITY 1,00 - 0,00 d 12 + 1,00 INFINITY 1,00 - 0,00 d 13 + 1,00 INFINITY 1,00 - 0,00 X 1 0,00 3,00 27,99 3,00 -26,99 X 2 0,00 27,99 INFINITY 28,99 - Pada Tabel 24, koefisien dari masing-masing batasan penambahan atau pengurangan dinyatakan pada kolom allowable increase dan allowable decrease. Misalnya pada variabel d 3 + batasan yang diperbolehkan penambahan sebesar 13,99 sehingga menjadi 14,99 sementara pengurangan yang diijinkan sebesar 14,99 sehingga menjadi -13,99. Hal ini berlaku untuk variabel yang lainnya. Pada hasil analisis, nilai dual prices dari semua fungsi kendala yang menghasilkan nilai 0 nol, artinya: sumberdaya pada semua fungsi kendala melimpah, jadi sumberdaya dari masing-masing fungsi kendala tidak perlu dirubah karena tidak akan mempengaruhi kenaikan dari masing-masing. Nilai dual prices dari semua fungsi kendala yang tidak menghasilkan nilai 0 nol, artinya: penambahan atau pengurangan 1 satuan dari masing-masing sumberdaya maka akan meningkatkan atau menurunkan sumberdaya tersebut sebesar nilai yang diperlihatkan pada nilai dual prices. Kedua , analisis sensitivitas parameter ruas kanan rigt hand side RHS dari fungsi kendala. Analisis ini memberikan informasi tentang nilai RHS yang boleh berubah tanpa perubahan nilai dual pricesnya. Nilai dual price merupakan nilai yang menunjukan perubahan penambahan atau pengurangan yang akan terjadi pada nilai fungsi tujuan sebesar satu satuan. Nilai RHS yang boleh berubah ditunjukkan pada kolam allowable increase dan allowable decrease. Usulan batasan alokasi optimal dari fungsi kendala tujuan parameter ruas kanan RHS batasan penambahan atau pengurangan yang diinginkan disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Usulan Batasan Alokasi Optimal dari Fungsi Kendala Tujuan yang Perlu Ditambahkan atau Dikurangi Fungsi Kendala Tujuan RHS Allowable Solusi Optimal: Penamba hanPengu rangan Increase Decrease Maksimumkan Produksi kerapu kg 7.098 69.170,00 INFINITY 76.268 MaksimumkanProduksi rumput laut kg 99.900 585.900,00 INFINITY 585.999,9 Target TK kerapu HKE 1.770 INFINITY 1.469,14 300,86 Target TK. rumput Laut HKE 1.524 818,57 1.302,00 2.342,57222 Pendapatan Daerah PAD Rp 7.650.000 53.014.500,00 INFINITY 60.664.500,00 Target Daya Dukung Luasan DDL ha 404,42 734,57 136,42 1.138,99268 Meminimumkan DDL ikan Kerapu ha 176,94 INFINITY 176,39 0,55 Meminimumkan DDL Rumput Laut ha 227,47 INFINITY 221,13 7,27 Meminimumkan Harga Bibit Kerapu Rp 2.500 INFINITY 2.249,57 151,57 Meminimumkan Harga Bibit Rum.Laut Rp 100.000 INFINITY 93.650,00 6.350 Meminimumkan Harga Pakan Kerapu Rp 210.000 INFINITY 207.893,98, 2.107,98 Meminimumkan Modal Ikan Kerapu Rp 206.589.600 INFINITY 206.587.488 2.112 Meminimumkan Modal Rumput Laut Rp 136.160.000 INFINITY 136.150.608 10.608 Tabel 25, memperlihatkan fungsi kendala memaksimumkan produksi ikan kerapu dari kondisi awal sebesar 7.098 kg fungsi tujuan menjadi penambahan batas yang diinginkan untuk produksi ikan kerapu sebesar 69.170,00 kg sehingga solusi optimal untuk produksi ikan kerapu sebesar 76.268 kg. Produksi rumput laut pada kondisi awal sebesar 99.900 kg apabila dioptimalkan maka batasan penambahan yang diperbolehkan sebesar 585.900,00 kg sehingga solusi optimal untuk produksi rumput laut menjadi 585.999,90 kg. Variabel tujuan penyerapan hari kerja efektif HKE bagi 2 orang tenaga kerja untuk budidaya ikan kerapu pada kondisi awal sebesar 1.770 jam per tahun. Batasan yang diperbolehkan untuk mencapai kondisi optimal dari hari kerja efektif bagi budidaya ikan kerapu sebesar 1.469,14 jam per tahun sehingga solusi optimal untuk 2 orang tenaga kerja sebesar 300,86 jam per tahun. Variabel tujuan penyerapan hari kerja efektif HKE bagi 6 orang tenaga kerja untuk budidaya rumput laut pada kondisi awal sebesar 1.524 jam per tahun. Batasan pengurangan yang diperbolehkan untuk mencapai kondisi optimal dari hari kerja efektif bagi budidaya rumput laut sebesar 1.302,00 jam per tahun sehingga solusi optimal pengurangan untuk 6 orang tenaga kerja sebesar 222 jam per tahun, sedangkan batas penambahan sebesar 818,57 jam per tahun maka solusi penambahan sebesar 2.342,57 jam per tahun. Hal ini berlaku untuk semua fungsi kendala tujuan. Batasan penambahan atau pengurangan yang diperbolehkan, ditunjukan pada kolom allowable increase atau allowable decrease.

5.5. Analisis Kelayakan Usaha