Menurut Sitepu et al 2000 bahwa tanaman obat dalam arti luas adalah tanaman yang berkhasiat untuk memelihara kesehatan dan menyembuhkan
penyakit ringan sampai berat, yang dibuat dengan cara sederhana hingga modern dan pengobatannya dilakukan secara tradisional sampai modern pula.
Sedangkan menurut Rostiana 1992 tumbuhan obat adalah jenis yang sebagian, seluruh bagian alam eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat,
bahan atau ramuan obat-obatan. Hal senada juga dikemukan oleh Gunarto 1999 bahwa tanaman obat sebagai jenis tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh
bagian tanaman daun, bunga, batang, akar, umbi rimpang, biji dan getah yang mengandung senyawa aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat
terhadap kesehatan, yaitu pemelihara, pencegah dan penyembuh suatu penyakit.
2.6 Tanaman Aromatik
Menurut Sugiarto 2005, masyarakat Mesir telah menggunakan penghilang bau badan yang resepnya tertulis dalam “The Papyrus Ebers”
1500SM. Para pendeta memakai bahan aromatik untuk membalsam firaun- firaun mereka dan untuk menyembuhkan penyakit kejiwaan, depresi dan
kegelisahan. Banyak minyak yang digunakan pada zaman Mesir kuno merupakan barang dagangan Cina, India dan Indonesia.
Sarianto 2007 mengatakan bahwa di Indonesia diketahui tidak kurang dari 7000 spesies tanaman dan tumbuhan yang memiliki khasiat obat aromatik.
Hutan Indonesia memiliki spesies biofarmaka tidak kurang dari 9606 spesies. Dari jumlah itu, baru 3 – 4 yang sudah dibudidayakan dan dimanfaatkan secara
komersial atau tercatat 350 biofarmaka telah diidentifikasi mempunyai khasiat obat. Pemanfaatan bahan baku obat tradisional oleh masyarakat mencapai kurang
lebih 1000 jenis, dimana 74 diantaranya merupakan tumbuhan liar yang hidup di hutan. Perkembangan jumlah industri obat tradisional dan keanekaragaman
produknya, dengan ciri khas ekologi dan topografi masing- masing wilayah di Indonesia, terus meningkat sepanjang tahun. Demam obat-obat alami dan ramuan
tradisional back to nature tidak hanya melanda konsumen di negara Indonesia, tetapi juga sudah menjangkiti Eropa dan Amerika sejak beberapa tahun yang lalu.
Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat, di pasar bermunculan pula
beraneka jenis obat-obatan dari tumbuhan alami. Tak hanya dalam bentuk jamu tradisonal, obat alami itu telah diolah dan dikemas secara modern. Berbagai
aneka obat dari ekstrak tumbuhan alias fitofarmaka yang gencar beriklan dan sekarang mulai jadi primadona. Contohnya Prolipid, Prouric, Prorelax, Prodiab,
Ginko Biloba dan lain sebagainya. Prolipid, obat penurun kolesterol yang dibuat dari ekstrak daun jati Belanda dan tempuyung, yang diproduksi pabrik obat di
Indonesia memiliki pangsa pasar cukup tinggi. Menurut Titi 2006 yang dimaksud tumbuhan aromatik yaitu tumbuhan
obat yang bermanfaat aromatik dan dapat diolah menjadi minyak esensial untuk keperluan aromaterapi dan lainnya. Ada banyak produk aromaterapi yang bisa
digunakan, mulai dari sekedar mengharumkan ruangan sampai dengan ritual mandi ala spa. Aromatik misalnya, yaitu minyak murni yang terbuat dari proses
destilasi dari buah-buahan, benih-benih tumbuhan dan akar wangi. Aromaterapi jenis ini akan diserap oleh tubuh kita dengan cara menghirup wanginya. Lalu ada
juga dupa wangi yang pemakaiannya dengan cara dibakar di ruang yang diinginkan, lilin aromatik, garam mandi aromatik, sabun aromatik, lulur mandi,
dan masih banyak lagi. Jenis wewangiannya bermacam- macam sesuai selera pengguna. Selain produk aromaterapi, pernak-pernik yang melengkapi juga
tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tempat lilin dan tempat membakar dupa. Perawatan aromaterapi ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang membutuhkan
kesegaran dan ketenangan. Departemen Kesehatan 2004 menjelaskan bahwa bahan yang digunakan dalam produk spa adalah zat aktif yang diambil dari sari
tumbuh-tumbuhan aromatik ekstraksi dari bunga, daun, akar, batangranting, buah biji dan lain- lain yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi.
BAB III METODOLOGI