Sirkulasi Vegetasi ANALISIS DAN SINTESIS

subdivisi 1. Selanjutnya berdasarkan tipe agroklimat, dapat disimpulkan bahwa tapak berada dalam kondisi tipe iklim A1.

5.3 Sirkulasi

KWI 1 berbatasan langsung dengan Jalan Tentara Pelajar. Hal ini sangat membantu di dalam kemudahan pengenalan dan pencapaian lokasi oleh masyarakat luas. Dalam rancangan identitas tapak dapat lebih ditonjolkan di pintu masuk tapak agar dapat lebih menunjang aksesibilitas dan keamanan pengunjung, mengingat tapak ini juga berada dalam area Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik beserta area lain yang tergabung di dalamnya dan saling berdekatan. Dengan adanya ciri-ciri yang khas pada pintu masuk tapak yang dirancang diharapkan akan membantu mengenalkan tapak kepada masyarakat lebih luas serta dapat lebih mengontrol sirkulasi dan akses tapak. Keamanan akses masuk pada KWI 1 sudah memiliki sebuah pengontrol berupa pos keamanan yang dapat membantu kelancaran arus keluar masuk kendaraan maupun pejalan kaki. Akses keluar masuk yang tersedia di KWI 1 tidak hanya digunakan oleh pengunjung beserta kendaraannya, tetapi juga digunakan oleh pegawai yang bekerja di sana. Di KWI 1 sendiri sudah tercipta keteraturan penggunaan tapak, sehingga tidak terjadi tumpang tindih arus masuk dan keluar antara pegawai dengan pengunjung yang ingin melakukan kegiatan wisata. Pada petak tanam D9, D10, F4, F7, F9, dan G9 terdapat jalan setapak buatan. Jalan tersebut terlihat tidak menyatu dan dalam kondisi yang tidak terawat. Perlu adanya penataan kembali agar terlihat menyatu dan memberikan kesan estetis. Petak tanam F2 dan F5 terbagi dua menjadi bagian F2a dan F2b serta F5a dan F5b. Petak tanam tersebut perlu dibuat menjadi satu bagian saja agar memberikan kesan simetris dan menyatu serta memudahkan sirkulasi pengunjung di dalam kebun. Tidak semua batas tapak dengan area pemukiman ini terbuat dari bahan permanen seperti beton. Untuk lebih memperindah pandangan dan mendukung aksesibilitas pagar pembatas yang ada perlu dibuat dari struktur yang baik dan kuat serta indah dipandang.

5.4 Vegetasi

Penempatan tanaman pada petak tanam berdasarkan kategori-kategori tertentu sangat membantu terciptanya good view, dan mempermudah dalam hal perawatan, serta meningkatkan potensinya dalam hal edukasi. Berbagai tanaman yang ditanam di dalam tapak merupakan potensi utama yang ingin ditonjolkan kepada para pengunjung. Dengan keadaan yang teratur dan dalam petak tanam yang disesuaikan dengan kategori tanaman yang beraneka ragam, keadaan tapak, dan sirkulasi pengunjung maka kegiatan wisata dapat dilakukan dengan nyaman. Penegasan batas petak satu dengan yang lainnya di KWI 1 sudah dilakukan dengan pemberian tanaman yang membentuk pagar atau border. Untuk mencegah diterobosnya tanaman tersebut oleh pengunjung, j enis tanaman yang digunakan berupa tanaman pangkas yang solid. Tinggi tanaman pembatas adalah 1 – 1,5 meter agar tidak mengundang perilaku yang kurang baik dari pengunjung. Dengan demikian sirkulasi pengunjung beserta perilakunya dan pengelompokan tanaman dalam petak dapat tercipta dengan jelas. Cara penempatan varietas tanaman dalam satu petak tanam adalah seragam Gambar 40. Tanaman dalam petak tanam sebagian besar memiliki diameter tajuk 5 meter dan lebih. Sehingga tanaman yang ada tergolong ke dalam usia dewasa. Karena bentuk fisiknya lebih mudah untuk dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain atau dapat dikatakan sudah tumbuh dengan sempurna, tanaman pada usia dewasa cocok untuk dijadikan obyek wisata khususnya pendidikan. Penampakan fisiknya berupa buah, bentuk tajuk, dan lain sebagainya lebih mudah untuk diamati. Fungsi lain tanaman untuk memperbaiki iklim tapak dan daerah sekitar juga ditunjang dengan baik oleh tanaman dewasa dengan luasan permukaan daun yang besar. Di dalam KWI 1, tanaman yang dikembangkan memiliki kategori sebagai tanaman obat, aromatik, dan tanaman industri yang berasal dari dalam dan luar negeri. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, baik dari pembibitan, penanaman, penampakan fisik, dan pemungutan hasil panennya, pengolahan hasil, produk serta asal usul dan sejarah pengembangannya. Pepohonan yang ada merupakan potensi utama yang ditawarkan oleh tapak. Ukuran fisik, variasi, dan usianya merupakan suatu nilai lebih yang dimiliki setiap individu pohon. Baik dalam hal penataan sirkulasi dan fasilitas, dalam perancangannya keberadaan pohon eksisting harus diperhatikan, sebab untuk memperoleh kembali masa tanaman seperti yang ada sekarang memerlukan waktu belasan tahun atau bahkan puluhan tahun. Apabila pada tapak terjadi penumpukan letak tanaman seperti pepohonan yang terlalu banyak pada lokasi yang terlalu sempit maka penebangan secara terpilih terhadap pohon eksisting perlu dipertimbangkan. Penutupan tajuk yang terlalu lebat akan mengurangi intensitas c a h a y a m a t a h a r i dan meningkatkan keadaan lembab sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya kenyamanan dan kemungkinan mengundang perilaku yang kurang baik dari pengunjung. Vegetasi di dalam KWI 1 terlalu rapat Gambar 41, sehingga perlu adanya penjarangan agar fasilitas yang baru dapat ditambahkan pada tapak. Pemindahan tanaman dari petak satu ke petak lainnya dapat dilakukan karena beberapa tanaman di KWI 1 masih tergolong muda sehingga kegiatan penebangan dapat dilakukan seminimal mungkin. Jenis vegetasi dari masing- masing petak tanam sangat bervariasi, sehingga perlu adanya penyeragaman agar lebih mudah diidentifikasi. Gambar 40. Pola Penanaman Vegetasi Gambar 41. Kerapatan Vegetasi Penamaan petak tanam dengan huruf E,F,G,H hanya berfungsi sebagai penanda petak saja. Untuk petak A,B,C,D berdasarkan dari sejarah KWI sekarang telah berubah fungsi menjadi Kavling Karyawan yang berada di sekitar KWI 1. Penamaan petak tanam perlu dikaitkan dengan jenis vegetasi sehingga lebih memudahkan pengunjung di dalam mengenali tiap petakan tanam. Penambahan elemen tanaman dapat dilakukan dalam upaya menghalangi pemandangan yang kurang baik ke arah pemukiman yang mengelilingi tapak. Tembok bata yang dilapisi dengan semen tempel bertekstur kasar dengan penampakan atap perumahan sangat mengurangi nilai estetika yang ada dan membutuhkan penggunaan tanaman pembatas yang tinggi sehingga pemandangan yang kurang baik dapat dengan maksimal diatasi. Tapak dapat ditambahkan vegetasi lain untuk lebih memperindah yang mendukung berbagai fungsi diantaranya sebagai peneduh, pengarah, pembatas, estetis, koleksi, dan aromatik. Penambahan vegetasi beraroma menarik atau berb u n g a i n d a h merupakan salah satu contoh pilihan yang baik untuk meningkatkan nilai tambah pada fasilitas- fasilitas lain di tapak seperti di sekitar media informasi, tempat berteduh, toilet, serta musholla. Penggunaan vegetasi eksisting juga dapat dilakukan untuk menambah kesan alami pada tapak, seperti penggunaan tanaman pagar dan tanaman penutup tanah. Keharmonisan pada tapak dapat tercipta bila tanaman dan elemen keras dapat saling melengkapi.

5.5 Satwa