Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat Dan Aromatik Cimanggu.

(1)

PERANCANGAN ULANG KEBUN WISATA ILMIAH 1

TANAMAN OBAT DAN AROMATIK CIMANGGU

PIKO AUGUSTA A34203004

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(2)

PERANCANGAN ULANG KEBUN WISATA ILMIAH 1

TANAMAN OBAT DAN AROMATIK CIMANGGU

Oleh :

Piko Augusta A34203004

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(3)

RINGKASAN

PIKO AUGUSTA. Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat Dan Aromatik Cimanggu. Dibimbing oleh NIZAR NASRULLAH.

Rutinitas pekerjaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dapat menyebabkan kejenuhan sehingga akan meningkatkan kebutuhan wisata masyarakat perkotaan. Salah satu alternatif kawasan wisata ilmiah adalah kebun wisata ilmiah di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Cimanggu Bogor yang memiliki koleksi perpaduan antara tanaman obat dan tanaman aromatik yang bernuansa alami sebagai kawasan wisata.

Balittro memiliki beberapa obyek wisata, antara lain Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 dengan luas 3,5 ha. Sampai saat ini, obyek wisata tersebut sudah mulai dikunjungi oleh masyarakat, namun belum optimal. Hal ini disebabkan karena potensi tumbuhan obat dan aromatik yang terdapat di sana belum diketahui dengan baik jenis maupun manfaatnya oleh masyarakat luas. Jumlah pengunjung masih berpotensi ditingkatkan jika program paket wisata tersedia dan kegiatan promosi dilakukan. Dengan adanya perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini diharapkan pengunjung dapat memperoleh pengalaman wisata ilmiah yang menarik. Demikian pula apabila objek dan fasilitas wisata yang masih terbatas dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan untuk lebih memasyarakatkan obyek wisata tumbuhan obat dan aromatik di KWI 1 Balittro, maka perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini perlu dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang lanskap KWI 1 Balittro Cimanggu menjadi suatu kawasan wisata ilmiah dalam bidang tanaman obat dan aromatik yang dapat memberikan alternatif kegiatan wisata warga kota Bogor, dengan tetap menjaga kelestariannya melalui pengaturan tata ruang, penataan tata hijau, jaringan sirkulasi, dan pengadaan fasilitas pendukung wisata ilmiah.

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Cimanggu, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2008 sampai dengan bulan Juni 2008. Proses perencanaan/perancangan dalam penelitian ini menggunakan metode survey dan analisis deskriptif dengan melakukan kegiatan survei lapang dan pengumpulan data sekunder. Tahapan pelaksanaan penelitian berdasarkan Gold (1980) meliputi penetapan tujuan, inventarisasi kondisi awal tapak, analisis dan sintesis, pra perancangan (konsep), dan perancangan.

Temperatur rata-rata tahunan KWI 1 berada pada suhu 27°C, temperatur tertinggi mencapai 30,8°C dan terendah sebesar 23,3°C dengan kelembaban udara rata-rata sekitar lebih 77%. Di wilayah ini jumlah curah hujan rata-rata berkisar antara 3.000 - 4.000 mm/tahun. Curah hujan bulanan berkisar antara 300 - 430 mm dengan waktu curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sekitar 159,5 mm, sedangkan curah hujan maksimum terjadi pada bulan April sekitar 440 mm. Karena adanya vegetasi yang tinggi, maka iklim mikro dapat dikendalikan dengan baik. Kecepatan angin rata-rata pertahun adalah 2,1 km/jam dengan arah Timur Laut. Jenis tanah pada lokasi adalah latosol coklat kemerahan. Potensi utama obyek wisata didapat dari beragam jenis tanaman obat dan aromatik. KWI 1 memiliki petak tanam yang berjumlah 42 petak yang terbagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok D, E, F, dan G.


(4)

Konsep dasarnya yaitu menjadikan KWI 1 sebagai tempat wisata ilmiah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi koleksi dan hasil penelitian Balittro, sebagai tempat wisata umum lainnya yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pengunjung wisata. Dalam perancangan, KWI 1 dibagi menjadi zona penerimaan, zona pelayanan, display area, dan zona koleksi. Perancangan yang dilakukan pada berbagai zona yang telah dibagi berdasarkan tahap konsep rencana adalah perancangan tata ruang, perancangan sirkulasi, perancangan fasilitas/utilitas, perancangan vegetasi, dan perancangan aktivitas.

Fasilitas yang dikembangkan pada tapak meliputi lapangan parkir, tempat parkir motor, tugu nama lokasi, pos satpam, ruang audio visual, lampu taman, tempat sampah, kios, petak tanam, penunjuk petak, pelayanan herbal, bangku taman, gazebo, panel, pergola, air mancur utama, air mancur mini, musholla, toilet, tempat wudlu, dan pintu masuk kebun. Vegetasi yang akan dikembangkan berasal dari kategori tanaman obat dan aromatik yang terdiri dari vegetasi peneduh, vegetasi pengarah, vegetasi pembatas, vegetasi estetis, dan vegetasi koleksi.

Sejumlah pengunjung dipandu oleh seorang pemandu sehingga kegiatan pemanduan dapat dilaksanakan dengan efektif. Sisanya pengunjung dapat melakukan kegiatan rekreasi, beristirahat atau pun berdiskusi di gazebo, menikmati air mancur, memasuki ruang audio visual, mendapatkan informasi penting tentang produk tanaman obat dan aromatik pada panel, menikmati keindahan pergola dan air mancur mini, berbelanja di kios produk, minum jamu pada pelayanan herbal, fotografi pada penunjuk petak tanam, atau melakukan aktivitas lainnya di musholla, sehingga pengelolaan pengunjung dirancang agar tidak ada tumpang tindih lokasi yang dipenuhi oleh pengunjung dengan sesak.

Dengan menggunakan kuesioner diperoleh karakteristik pengunjung, persepsi terhadap lokasi di KWI 1 Balittro, persepsi terhadap fungsi KWI 1 Balittro, persepsi pengunjung terhadap fungsi rekreasi, persepsi pengunjung terhadap fungsi konservasi, dan persepsi pengunjung terhadap fungsi pendidikan. Semua pengunjung sangat antusias terhadap pengembangan KWI 1 Balittro. Hal ini terlihat dari persentase sebesar 100% yang menyatakan perlu dikembangkan menjadi kawasan rekreasi/wisata.

KWI 1 di Balittro ini memerlukan perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan lanskap yang intensif, khususnya untuk tanaman obat dan aromatik. KWI 1 inipun disarankan untuk diswastakan (dikelola lebih profesional) agar lebih cepat berkembang. Kerjasama yang dilakukan sebaiknya disertai juga dalam hal promosi kepada masyarakat, sehingga keberadaan tempat wisata ilmiah ini lebih dikenal luas oleh masyarakat.


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu” adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Piko Augusta (A34203004)


(6)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu

2. Penulis : Piko Augusta (A34203004)

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr) NIP. 19620118 198601 1 001

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

(Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr) NIP. 19571222 198203 1 002


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara ini bernama lengkap Piko Augusta serta dilahirkan di Serang pada tanggal 13 Agustus 1985 dari pasangan Nadria Wiradiradja dan Ai Genasiah. Pendidikan formal di TK Artha Kencana (1990), di SDN Cinanggung (1991), di SLTPN 1 Cipocok Jaya (1997), di SMUN 1 Serang (2000), serta melalui USMI penulis diterima di Arsitektur Lanskap IPB (2003).

Pengalaman organisasi di SMU diantaranya sebagai Ketua Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMUN 1 Serang (2002), Koordinator Bidang Organisasi Politik dan Kepemimpinan OSIS SMUN 1 Serang (2002). Di kampus IPB diantaranya sebagai Ketua/Lurah Mahasiswa Angkatan 40 Masa Perkenalan Jurusan Budi Daya Pertanian Fakultas Pertanian IPB (2003), Panitia Masa Perkenalan Kampus IPB (2004), Ketua Panitia Silaturahim Alumni Al-Hurriyyah IPB (2004), Sekretaris Panitia I’tikaf 1425H IPB (2004), Sekretaris Divisi Hubungan Luar AH IPB (2004 s.d. 2005), Ketua Silaturahim Akbar Pasca Ramadhan 1426H IPB (2005), Panitia Idul Fitri dan Idul Adha IPB (2004 s.d. 2006), Marboth/Ta’mir/Pengurus Masjid Al-Hurriyyah IPB (2004 s.d. 2006), Ketua Infokom Forum Komunikasi Rohis Departemen-FKRD Fakultas Pertanian IPB (2006), Staf Administrasi Konsultan PT. Ottoman Architecture (2006 s.d. 2007), serta menjadi Koordinator Desa Kuliah Kerja Profesi-KKP IPB (2007).

Karya tulis yang pernah dihasilkan selama menjadi mahasiswa di IPB diantaranya “Cara Memakmurkan Masjid” (2004) , “ Manajemen Permasalahan Masjid Kampus IPB dan Cara Pemecahannya” (2004), “Penggunaan Lanskap Talun Bambu sebagai Pengontrol Tata Air dan Tanah pada Kawasan Ngarai Sianok, Bukit Tinggi, Sumatera Barat” (2007), serta “Feng Shui terhadap Tata Ruang dalam Seni dan Fungsi, antara Percaya dan Tidak” (2007). Untuk menyelesaikan studinya, penulis melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu” di bawah bimbingan Dr.Ir.Nizar Nasrullah,M.Agr.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, saya memuji, meminta pertolongan dan memohon ampun kepada-Nya. Atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik tepat pada waktunya. Skripsi ini dibuat dengan menyajikan hasil penelitian dengan judul Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu.

Penggunaan tumbuhan obat dalam pengobatan tradisional telah digunakan sejak jaman nenek moyang dan secara turun-temurun diwariskan sehingga membentuk tradisi. Tradisi ini dapat dilihat dari kebiasaan atau perilaku keluarga yang menggunakan tanaman obat dalam mencegah, menyembuhkan atau mengobati penyakit anggota keluarganya. Tanaman obat di Indonesia khususnya memiliki potensi sebagai produk agrobisnis yang unggul jika faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan produktifitas tanaman ini ditingkatkan, khususnya faktor kualitas visual. Skripsi ini menjabarkan gambaran mengenai penelitian Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr selaku dosen pembimbing. Tidak lupa saya pun mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas saran dan dukungannya kepada penulis dari awal hingga terselesaikannya skripsi penelitian ini.

Saya memohon kepada Allah SWT, semoga dengan karunia dan karamah-Nya, amal ini bermanfaat dan menjadikannya ikhlas di sisi-Nya. Akhir kata dengan segala keterbatasan yang ada penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan arti penting dan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya

Bogor, 10 Agustus 2009


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT, saya memuji, meminta pertolongan dan memohon ampun kepada-Nya. Atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik tepat pada waktunya. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang tercinta, Papah dan Mamah atas segala tuntunan, perhatian, doa, dan kasih sayangnya yang tidak pernah dapat terbalaskan. 2. Dr.Ir.Nizar Nasrullah,M.Agr sebagai pembimbing skripsi untuk semua

bimbingan, masukan, saran dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ir.Qodarian Pramukanto,M.Si selaku dosen penguji utama yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Dr.Ir.Afra D.N. Makalew,M.Sc selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan Program Studi Arsitektur Lanskap atas segala kritik dan saran yang telah diberikan.

5. Prof.Dr.Ir.Hadi Susilo Arifin,M.S selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan semangat untuk berani bicara serta mengeluarkan pendapat di depan umum.

6. Dr.Ir.Andi Gunawan,M.Sc paman tercinta sekaligus sebagai dosen dan pembimbing di IPB yang telah banyak membantu dalam segala hal sejak awal masuk menjadi mahasiswa baru hingga lulus S1 dari Arsitektur Lanskap IPB.

7. Dr.Ir.Nurhayati HSA,M.Sc yang telah bersedia menjadi moderator sekaligus pemberi pertanyaan dan saran dalam seminar hasil penelitian ini. 8. Ir.Indung Sitti Fatimah,M.Si atas doa dan ucapan milad (selamat ulang

tahun) serta nasehatnya yang berharga untuk masa depan.

9. Adikku satu-satunya yang tersayang, Gina Panikulata, terima kasih untuk segala bantuan, bimbingan, semangat, doa dan candanya.

10. Ukhti yang tercinta, Afina Fauziyyah, terima kasih telah menemani hari-hari penulis serta untuk setiap waktu yang disediakan, semangat, doa, saran-saran dan seluruh perhatiannya selama ini.

11. Tim survey dan pengukuran lapang (Otep, Hudi, Tya, Mira Sukmapradita) yang telah banyak membantu dalam proses inventarisasi awal tapak serta pendataan ulang data yang sudah ada di tapak.

12. Pak Cecep dan Pak A’ang dari Kebun Wisata Ilmiah 1 Balittro, atas kerjasama dan bantuannya selama pengambilan data dan seluruh aktivitas di lokasi penelitian.

13. Novia Kordial, Frans Sinatra, Meiliyani dan Anggi Mardiyono atas pinjaman laptopnya, baik untuk seminar, perbaikan seminar, dan untuk sidang.


(10)

14. Sahabat terdekat, Jafar Shodiq, yang selalu mengingatkan untuk selalu berada di jalan kebenaran yang diridhoi oleh Allah SWT. Terima kasih atas informasi jaringan komunikasi, semangat, doa, serta bantuannya selama ini. 15. Saudara-saudara terdekat, Ua Aang, Mang Aga, Yudi, Adri, Ayumi, Bi

Yanti, Mang Andi, Bi Ntet, Pandu, Om Han, Rizqi, Wita, Bi Nong, Om Iwan, yang telah memberikan dukungan dalam segala hal selama masa studi di IPB.

16. Para penghuni kos, baik kos yang lama maupun yang baru, Teh Ike, Teh Ade, Ahmad, dan Marta, terima kasih atas doa serta semangatnya untuk cepat lulus.

17. Iwan Kurniawan, teman seangkatan yang lokasi penelitiannya berseberangan atas bantuan dan ajaran ilmunya yang berharga dalam aplikasi program grafis khususnya Punch! Home Design Architectural untuk penyelesaian skripsi.

18. Teman-teman satu pembimbing skripsi lainnya (Syahrozi, Occy Bonanza, Ratih Marina, Endri P, Ayu, Indra, Jania) atas semangat dan informasi serta masukannya yang berharga selama masa konsultasi.

19. Teman-teman Desainer Slide Power Point tingkat Advanced (Wahid Ari A, Sarmada AF, Miftahul F, Ario AS, Jemix, Ncep) atas pemberian contoh

Slide Presentasi serta rumus animasi Slide dan Template yang menarik. 20. Teman-teman di Arsitektur Lanskap IPB, terutama angkatan 40 dan 41 buat

kenangan yang unik selama kuliah. Buat Dani, Ayu, Rezky, Rangga, Dayat, Ocha, Dimas, Dayat, Hendy, Imad, Anjar, Intan, Dian, Diana, Ita, Deni, Aini, Zai, Nanang, Endah, M Saepul, M Iqbal, Bayu, Diar, terima kasih buat informasi dan bantuannya. Senang masih bisa bertemu teman-teman satu program studi di saat-saat penyelesaian tugas akhir.

21. Teman-teman Program Studi lain, Sri Rahayu Mulyani, Esty Rohimah, Anne Maria Juanda (FEMA), Yaya S, Dimas (MIPA), Tya, Icha (FEM), yang selalu memberikan semangat dan nasehat untuk selalu mengingat Allah SWT di masa penyelesaian skripsi.

22. Teman-teman adik kelas dari SMANSA Serang, Ajit, Yasser, Nasrul, dan dari SWABLE Jakarta, Angga, Rizky, Pandu, Shinta, Alfina, Nisa, Reni, Farroh, Gilang, Ginna, Anna, Arum, Zia, Laksmi, terima kasih atas doa dan semangatnya.

23. Teman-teman dari Perguruan Tinggi lain, Hidayatullah, Othe, Susilawati, Ike Mala Kurnia, terima kasih atas nasehat, doa, dan semangatnya.

24. Dosen serta seluruh Staf Departemen Arsitektur Lanskap dan Fakultas Pertanian IPB, terima kasih atas bimbingan dan kerja samanya selama ini. 25. Terima kasih buat semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu

untuk doa serta dukungan kepada penulis selama studi dan selama mengerjakan penelitian ini.


(11)

PERANCANGAN ULANG KEBUN WISATA ILMIAH 1

TANAMAN OBAT DAN AROMATIK CIMANGGU

PIKO AUGUSTA A34203004

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(12)

PERANCANGAN ULANG KEBUN WISATA ILMIAH 1

TANAMAN OBAT DAN AROMATIK CIMANGGU

Oleh :

Piko Augusta A34203004

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(13)

RINGKASAN

PIKO AUGUSTA. Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat Dan Aromatik Cimanggu. Dibimbing oleh NIZAR NASRULLAH.

Rutinitas pekerjaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dapat menyebabkan kejenuhan sehingga akan meningkatkan kebutuhan wisata masyarakat perkotaan. Salah satu alternatif kawasan wisata ilmiah adalah kebun wisata ilmiah di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Cimanggu Bogor yang memiliki koleksi perpaduan antara tanaman obat dan tanaman aromatik yang bernuansa alami sebagai kawasan wisata.

Balittro memiliki beberapa obyek wisata, antara lain Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 dengan luas 3,5 ha. Sampai saat ini, obyek wisata tersebut sudah mulai dikunjungi oleh masyarakat, namun belum optimal. Hal ini disebabkan karena potensi tumbuhan obat dan aromatik yang terdapat di sana belum diketahui dengan baik jenis maupun manfaatnya oleh masyarakat luas. Jumlah pengunjung masih berpotensi ditingkatkan jika program paket wisata tersedia dan kegiatan promosi dilakukan. Dengan adanya perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini diharapkan pengunjung dapat memperoleh pengalaman wisata ilmiah yang menarik. Demikian pula apabila objek dan fasilitas wisata yang masih terbatas dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan untuk lebih memasyarakatkan obyek wisata tumbuhan obat dan aromatik di KWI 1 Balittro, maka perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini perlu dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang lanskap KWI 1 Balittro Cimanggu menjadi suatu kawasan wisata ilmiah dalam bidang tanaman obat dan aromatik yang dapat memberikan alternatif kegiatan wisata warga kota Bogor, dengan tetap menjaga kelestariannya melalui pengaturan tata ruang, penataan tata hijau, jaringan sirkulasi, dan pengadaan fasilitas pendukung wisata ilmiah.

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Cimanggu, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2008 sampai dengan bulan Juni 2008. Proses perencanaan/perancangan dalam penelitian ini menggunakan metode survey dan analisis deskriptif dengan melakukan kegiatan survei lapang dan pengumpulan data sekunder. Tahapan pelaksanaan penelitian berdasarkan Gold (1980) meliputi penetapan tujuan, inventarisasi kondisi awal tapak, analisis dan sintesis, pra perancangan (konsep), dan perancangan.

Temperatur rata-rata tahunan KWI 1 berada pada suhu 27°C, temperatur tertinggi mencapai 30,8°C dan terendah sebesar 23,3°C dengan kelembaban udara rata-rata sekitar lebih 77%. Di wilayah ini jumlah curah hujan rata-rata berkisar antara 3.000 - 4.000 mm/tahun. Curah hujan bulanan berkisar antara 300 - 430 mm dengan waktu curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sekitar 159,5 mm, sedangkan curah hujan maksimum terjadi pada bulan April sekitar 440 mm. Karena adanya vegetasi yang tinggi, maka iklim mikro dapat dikendalikan dengan baik. Kecepatan angin rata-rata pertahun adalah 2,1 km/jam dengan arah Timur Laut. Jenis tanah pada lokasi adalah latosol coklat kemerahan. Potensi utama obyek wisata didapat dari beragam jenis tanaman obat dan aromatik. KWI 1 memiliki petak tanam yang berjumlah 42 petak yang terbagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok D, E, F, dan G.


(14)

Konsep dasarnya yaitu menjadikan KWI 1 sebagai tempat wisata ilmiah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi koleksi dan hasil penelitian Balittro, sebagai tempat wisata umum lainnya yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pengunjung wisata. Dalam perancangan, KWI 1 dibagi menjadi zona penerimaan, zona pelayanan, display area, dan zona koleksi. Perancangan yang dilakukan pada berbagai zona yang telah dibagi berdasarkan tahap konsep rencana adalah perancangan tata ruang, perancangan sirkulasi, perancangan fasilitas/utilitas, perancangan vegetasi, dan perancangan aktivitas.

Fasilitas yang dikembangkan pada tapak meliputi lapangan parkir, tempat parkir motor, tugu nama lokasi, pos satpam, ruang audio visual, lampu taman, tempat sampah, kios, petak tanam, penunjuk petak, pelayanan herbal, bangku taman, gazebo, panel, pergola, air mancur utama, air mancur mini, musholla, toilet, tempat wudlu, dan pintu masuk kebun. Vegetasi yang akan dikembangkan berasal dari kategori tanaman obat dan aromatik yang terdiri dari vegetasi peneduh, vegetasi pengarah, vegetasi pembatas, vegetasi estetis, dan vegetasi koleksi.

Sejumlah pengunjung dipandu oleh seorang pemandu sehingga kegiatan pemanduan dapat dilaksanakan dengan efektif. Sisanya pengunjung dapat melakukan kegiatan rekreasi, beristirahat atau pun berdiskusi di gazebo, menikmati air mancur, memasuki ruang audio visual, mendapatkan informasi penting tentang produk tanaman obat dan aromatik pada panel, menikmati keindahan pergola dan air mancur mini, berbelanja di kios produk, minum jamu pada pelayanan herbal, fotografi pada penunjuk petak tanam, atau melakukan aktivitas lainnya di musholla, sehingga pengelolaan pengunjung dirancang agar tidak ada tumpang tindih lokasi yang dipenuhi oleh pengunjung dengan sesak.

Dengan menggunakan kuesioner diperoleh karakteristik pengunjung, persepsi terhadap lokasi di KWI 1 Balittro, persepsi terhadap fungsi KWI 1 Balittro, persepsi pengunjung terhadap fungsi rekreasi, persepsi pengunjung terhadap fungsi konservasi, dan persepsi pengunjung terhadap fungsi pendidikan. Semua pengunjung sangat antusias terhadap pengembangan KWI 1 Balittro. Hal ini terlihat dari persentase sebesar 100% yang menyatakan perlu dikembangkan menjadi kawasan rekreasi/wisata.

KWI 1 di Balittro ini memerlukan perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan lanskap yang intensif, khususnya untuk tanaman obat dan aromatik. KWI 1 inipun disarankan untuk diswastakan (dikelola lebih profesional) agar lebih cepat berkembang. Kerjasama yang dilakukan sebaiknya disertai juga dalam hal promosi kepada masyarakat, sehingga keberadaan tempat wisata ilmiah ini lebih dikenal luas oleh masyarakat.


(15)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu” adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Piko Augusta (A34203004)


(16)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu

2. Penulis : Piko Augusta (A34203004)

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr) NIP. 19620118 198601 1 001

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

(Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr) NIP. 19571222 198203 1 002


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara ini bernama lengkap Piko Augusta serta dilahirkan di Serang pada tanggal 13 Agustus 1985 dari pasangan Nadria Wiradiradja dan Ai Genasiah. Pendidikan formal di TK Artha Kencana (1990), di SDN Cinanggung (1991), di SLTPN 1 Cipocok Jaya (1997), di SMUN 1 Serang (2000), serta melalui USMI penulis diterima di Arsitektur Lanskap IPB (2003).

Pengalaman organisasi di SMU diantaranya sebagai Ketua Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMUN 1 Serang (2002), Koordinator Bidang Organisasi Politik dan Kepemimpinan OSIS SMUN 1 Serang (2002). Di kampus IPB diantaranya sebagai Ketua/Lurah Mahasiswa Angkatan 40 Masa Perkenalan Jurusan Budi Daya Pertanian Fakultas Pertanian IPB (2003), Panitia Masa Perkenalan Kampus IPB (2004), Ketua Panitia Silaturahim Alumni Al-Hurriyyah IPB (2004), Sekretaris Panitia I’tikaf 1425H IPB (2004), Sekretaris Divisi Hubungan Luar AH IPB (2004 s.d. 2005), Ketua Silaturahim Akbar Pasca Ramadhan 1426H IPB (2005), Panitia Idul Fitri dan Idul Adha IPB (2004 s.d. 2006), Marboth/Ta’mir/Pengurus Masjid Al-Hurriyyah IPB (2004 s.d. 2006), Ketua Infokom Forum Komunikasi Rohis Departemen-FKRD Fakultas Pertanian IPB (2006), Staf Administrasi Konsultan PT. Ottoman Architecture (2006 s.d. 2007), serta menjadi Koordinator Desa Kuliah Kerja Profesi-KKP IPB (2007).

Karya tulis yang pernah dihasilkan selama menjadi mahasiswa di IPB diantaranya “Cara Memakmurkan Masjid” (2004) , “ Manajemen Permasalahan Masjid Kampus IPB dan Cara Pemecahannya” (2004), “Penggunaan Lanskap Talun Bambu sebagai Pengontrol Tata Air dan Tanah pada Kawasan Ngarai Sianok, Bukit Tinggi, Sumatera Barat” (2007), serta “Feng Shui terhadap Tata Ruang dalam Seni dan Fungsi, antara Percaya dan Tidak” (2007). Untuk menyelesaikan studinya, penulis melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu” di bawah bimbingan Dr.Ir.Nizar Nasrullah,M.Agr.


(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, saya memuji, meminta pertolongan dan memohon ampun kepada-Nya. Atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik tepat pada waktunya. Skripsi ini dibuat dengan menyajikan hasil penelitian dengan judul Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu.

Penggunaan tumbuhan obat dalam pengobatan tradisional telah digunakan sejak jaman nenek moyang dan secara turun-temurun diwariskan sehingga membentuk tradisi. Tradisi ini dapat dilihat dari kebiasaan atau perilaku keluarga yang menggunakan tanaman obat dalam mencegah, menyembuhkan atau mengobati penyakit anggota keluarganya. Tanaman obat di Indonesia khususnya memiliki potensi sebagai produk agrobisnis yang unggul jika faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan produktifitas tanaman ini ditingkatkan, khususnya faktor kualitas visual. Skripsi ini menjabarkan gambaran mengenai penelitian Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr selaku dosen pembimbing. Tidak lupa saya pun mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas saran dan dukungannya kepada penulis dari awal hingga terselesaikannya skripsi penelitian ini.

Saya memohon kepada Allah SWT, semoga dengan karunia dan karamah-Nya, amal ini bermanfaat dan menjadikannya ikhlas di sisi-Nya. Akhir kata dengan segala keterbatasan yang ada penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan arti penting dan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya

Bogor, 10 Agustus 2009


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT, saya memuji, meminta pertolongan dan memohon ampun kepada-Nya. Atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik tepat pada waktunya. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang tercinta, Papah dan Mamah atas segala tuntunan, perhatian, doa, dan kasih sayangnya yang tidak pernah dapat terbalaskan. 2. Dr.Ir.Nizar Nasrullah,M.Agr sebagai pembimbing skripsi untuk semua

bimbingan, masukan, saran dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ir.Qodarian Pramukanto,M.Si selaku dosen penguji utama yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Dr.Ir.Afra D.N. Makalew,M.Sc selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan Program Studi Arsitektur Lanskap atas segala kritik dan saran yang telah diberikan.

5. Prof.Dr.Ir.Hadi Susilo Arifin,M.S selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan semangat untuk berani bicara serta mengeluarkan pendapat di depan umum.

6. Dr.Ir.Andi Gunawan,M.Sc paman tercinta sekaligus sebagai dosen dan pembimbing di IPB yang telah banyak membantu dalam segala hal sejak awal masuk menjadi mahasiswa baru hingga lulus S1 dari Arsitektur Lanskap IPB.

7. Dr.Ir.Nurhayati HSA,M.Sc yang telah bersedia menjadi moderator sekaligus pemberi pertanyaan dan saran dalam seminar hasil penelitian ini. 8. Ir.Indung Sitti Fatimah,M.Si atas doa dan ucapan milad (selamat ulang

tahun) serta nasehatnya yang berharga untuk masa depan.

9. Adikku satu-satunya yang tersayang, Gina Panikulata, terima kasih untuk segala bantuan, bimbingan, semangat, doa dan candanya.

10. Ukhti yang tercinta, Afina Fauziyyah, terima kasih telah menemani hari-hari penulis serta untuk setiap waktu yang disediakan, semangat, doa, saran-saran dan seluruh perhatiannya selama ini.

11. Tim survey dan pengukuran lapang (Otep, Hudi, Tya, Mira Sukmapradita) yang telah banyak membantu dalam proses inventarisasi awal tapak serta pendataan ulang data yang sudah ada di tapak.

12. Pak Cecep dan Pak A’ang dari Kebun Wisata Ilmiah 1 Balittro, atas kerjasama dan bantuannya selama pengambilan data dan seluruh aktivitas di lokasi penelitian.

13. Novia Kordial, Frans Sinatra, Meiliyani dan Anggi Mardiyono atas pinjaman laptopnya, baik untuk seminar, perbaikan seminar, dan untuk sidang.


(20)

14. Sahabat terdekat, Jafar Shodiq, yang selalu mengingatkan untuk selalu berada di jalan kebenaran yang diridhoi oleh Allah SWT. Terima kasih atas informasi jaringan komunikasi, semangat, doa, serta bantuannya selama ini. 15. Saudara-saudara terdekat, Ua Aang, Mang Aga, Yudi, Adri, Ayumi, Bi

Yanti, Mang Andi, Bi Ntet, Pandu, Om Han, Rizqi, Wita, Bi Nong, Om Iwan, yang telah memberikan dukungan dalam segala hal selama masa studi di IPB.

16. Para penghuni kos, baik kos yang lama maupun yang baru, Teh Ike, Teh Ade, Ahmad, dan Marta, terima kasih atas doa serta semangatnya untuk cepat lulus.

17. Iwan Kurniawan, teman seangkatan yang lokasi penelitiannya berseberangan atas bantuan dan ajaran ilmunya yang berharga dalam aplikasi program grafis khususnya Punch! Home Design Architectural untuk penyelesaian skripsi.

18. Teman-teman satu pembimbing skripsi lainnya (Syahrozi, Occy Bonanza, Ratih Marina, Endri P, Ayu, Indra, Jania) atas semangat dan informasi serta masukannya yang berharga selama masa konsultasi.

19. Teman-teman Desainer Slide Power Point tingkat Advanced (Wahid Ari A, Sarmada AF, Miftahul F, Ario AS, Jemix, Ncep) atas pemberian contoh

Slide Presentasi serta rumus animasi Slide dan Template yang menarik. 20. Teman-teman di Arsitektur Lanskap IPB, terutama angkatan 40 dan 41 buat

kenangan yang unik selama kuliah. Buat Dani, Ayu, Rezky, Rangga, Dayat, Ocha, Dimas, Dayat, Hendy, Imad, Anjar, Intan, Dian, Diana, Ita, Deni, Aini, Zai, Nanang, Endah, M Saepul, M Iqbal, Bayu, Diar, terima kasih buat informasi dan bantuannya. Senang masih bisa bertemu teman-teman satu program studi di saat-saat penyelesaian tugas akhir.

21. Teman-teman Program Studi lain, Sri Rahayu Mulyani, Esty Rohimah, Anne Maria Juanda (FEMA), Yaya S, Dimas (MIPA), Tya, Icha (FEM), yang selalu memberikan semangat dan nasehat untuk selalu mengingat Allah SWT di masa penyelesaian skripsi.

22. Teman-teman adik kelas dari SMANSA Serang, Ajit, Yasser, Nasrul, dan dari SWABLE Jakarta, Angga, Rizky, Pandu, Shinta, Alfina, Nisa, Reni, Farroh, Gilang, Ginna, Anna, Arum, Zia, Laksmi, terima kasih atas doa dan semangatnya.

23. Teman-teman dari Perguruan Tinggi lain, Hidayatullah, Othe, Susilawati, Ike Mala Kurnia, terima kasih atas nasehat, doa, dan semangatnya.

24. Dosen serta seluruh Staf Departemen Arsitektur Lanskap dan Fakultas Pertanian IPB, terima kasih atas bimbingan dan kerja samanya selama ini. 25. Terima kasih buat semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu

untuk doa serta dukungan kepada penulis selama studi dan selama mengerjakan penelitian ini.


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan... 2

1.3 Manfaat... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3

2.1 Perencanaan/Perancangan Lanskap Kawasan Wisata ... 3

2.2 Perencanaan/Perancangan Lanskap Kawasan Wisata Ilmiah ... 4

2.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata Ilmiah ... 4

2.4 Wisata ... 5

2.5 Tanaman Obat ... 6

2.6 Tanaman Aromatik... 8

BAB III METODOLOGI ... 10

3.1 Tempat dan Waktu ... 10

3.2 Tahapan Penelitian ... 12

BAB IV INVENTARISASI ... 17

4.1 Batas Tapak ... 17

4.2 Sejarah dan Tujuan KWI 1 Balittro... 17

4.3 Iklim ... 20

4.4 Tanah dan Topografi ... 23

4.5 Vegetasi ... 25

4.6 Satwa ... 33

4.7 Sirkulasi ... 33

4.8 Fasilitas... 35

4.9 Aspek Sosial dan Ekonomi ... 38

4.10 Aspek Teknik ... 39

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS... 42

5.1 Kondisi Umum Tapak ... 42


(22)

5.3 Sirkulasi... 45 5.4 Vegetasi ... 46 5.5 Satwa ... 48 5.6 Tanah dan Air ... 48 5.7 Fasilitas... 49 5.8 Aspek Sosial dan Ekonomi ... 51 5.9 Persepsi Pengunjung ... 51 5.9.1 Karakteristik Pengunjung... 51 5.9.2 Persepsi terhadap Lokasi di KWI 1 Balittro ... 54 5.9.3 Persepsi terhadap Fungsi KWI 1 Balittro ... 58 5.9.4 Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Rekreasi ... 58 5.9.5 Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Konservasi ... 59 5.9.6 Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Pendidikan ... 60 5.10 Preferensi terhadap KWI 1 Balittro... 62 BAB VI KONSEP RENCANA... 68 6.1 Konsep Dasar ... 68 6.2 Konsep Ruang ... 68 6.3 Konsep Sirkulasi ... 69 6.4 Konsep Fasilitas/Utilitas ... 70 6.5 Konsep Pengelolaan Pengunjung ... 70 6.6 Konsep Vegetasi... 70 BAB VII PERANCANGAN ... 73 7.1 Tata Ruang ... 73 7.2 Sirkulasi... 74 7.3 Fasilitas/Utilitas... 75 7.4 Vegetasi ... 94 7.5 Aktivitas ... 95 KESIMPULAN DAN SARAN ... 120 Kesimpulan... 120 Saran ... 121 DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN ... 124


(23)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Peta Lokasi KWI 1 ... 10 2. Peta Kota Bogor ... 11 3. Peta Lokasi Penelitian ... 11 4. Bagan Alur Kerja ... 16 5. Peta Batas Tapak ... 18 6. Grafik Rata-rata Suhu Udara Maksimum... 20 7. Grafik Rata-rata Suhu Udara Minimum... 21 8. Grafik Rata-rata Suhu Udara Harian ... 21 9. Grafik Total Curah Hujan Tahunan ... 21 10. Grafik Rataan Curah Hujan Berdasarkan Bulan ... 22 11. Grafik Kelembaban Udara ... 22 12. Grafik Kecepatan Angin... 22 13. Peta Kontur ... 24 14. Peta Petak Tanam ... 26 15. Peta Eksisting ... 34 16. Toilet ... 36 17. Pendopo ... 36 18. Menara Air + Pompa ... 36 19. Pengukuran Petak Tanam ... 36 20. Air Mancur ... 36 21. Panel ... 36 22. Paranet ... 37 23. Pengukuran Tempat Parkir ... 37 24. Lapangan Parkir ... 37 25. Pos Satpam ... 37 26. Papan Nama Lokasi... 37 27. Pintu Masuk Kebun ... 37 28. Kunjungan Pelajar TK... 39 29. Kunjungan Pelajar SD ... 39 30. Kunjungan Pelajar SMU ... 39


(24)

31. Kunjungan Mahasiswa ... 39 32. Kunjungan Ibu-Ibu PKK ... 39 33. Kunjungan Menteri Pertanian ... 39 34. Pemeliharaan Tanaman ... 40 35. Pemupukan ... 40 36. Perbaikan Pendopo ... 40 37. Persiapan Pembibitan ... 40 38. Persiapan Media ... 40 39. Penanaman ... 40 40. Pola Penanaman Vegetasi ... 47 41. Kerapatan Vegetasi ... 47 42. Peta Analisis ... 67 43. Konsep Ruang ... 71 44. Konsep Sirkulasi ... 72 45. Site Plan... 98 46. Planting Plan ... 99 47. Perspektif Desain Keseluruhan Area KWI 1 Balittro ... 100 48. Detil Lapangan Parkir ... 101 49. Detil Tugu Nama Lokasi ... 102 50. Detil Pos Satpam ... 103 51. Detil Ruang Audio Visual ... 104 52. Detil Lampu Taman ... 105 53. Detil Tempat Sampah ... 106 54. Detil Kios ... 107 55. Detil Contoh Petak Tanam ... 108 56. Detil Pelayanan Herbal... 109 57. Detil Bangku Taman ... 110 58. Detil Gazebo... 111 59. Detil Panel ... 112 60. Detil Pergola... 113 61. Detil Air Mancur Utama ... 114 62. Detil Air Mancur Mini ... 115


(25)

63. Detil Musholla ... 116 64. Detil Toilet ... 117 65. Detil Tempat Wudlu ... 118 66. Detil Pintu Masuk Kebun ... 119


(26)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Jenis, Sumber dan Cara Pengambilan Data... 14 2. Jenis Vegetasi Petak Tanam KWI 1 ... 27 3. Daftar Vegetasi KWI 1... 29 4. Fasilitas KWI 1... 35 5. Tipe iklim utama ... 44 6. Subdivisi iklim ... 44 7. Karakteristik Pengunjung ... 51 8. Persepsi terhadap Lokasi di KWI 1 Balittro... 54 9. Persepsi terhadap Fungsi KWI 1 Balittro... 58 10. Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Rekreasi... 58 11. Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Konservasi... 59 12. Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Pendidikan... 60 13. Preferensi terhadap KWI 1 Balittro... 62 14. Spesifikasi Fasilitas yang Dikembangkan... 75 15. Daftar Nama dan Luas Petak Tanam yang Dikembangkan ... 83


(27)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 124 2. Rataan Data Iklim Tahun 2001 ... 133 3. Rataan Data Iklim Tahun 2002 ... 134 4. Rataan Data Iklim Tahun 2003 ... 135 5. Rataan Data Iklim Tahun 2004 ... 136 6. Rataan Data Iklim Tahun 2005 ... 137 7. Rataan Data Iklim Tahun 2006 ... 138


(28)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sehat 2010 merupakan visi pembangunan nasional yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan. Dasar yang melandasi gerakan tersebut adalah reformasi orientasi kesehatan dari paradigma sehat (baru) yang menekankan kepada upaya pemeliharaan kesehatan melalui upaya promotif, preventif, dan upaya protektif (Effendi, 2002). Rutinitas pekerjaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dapat menyebabkan kejenuhan sehingga akan meningkatkan kebutuhan wisata masyarakat perkotaan. Salah satu alternatif kawasan wisata adalah Kebun Wisata Ilmiah ( K W I ) 1 di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Cimanggu Bogor yang memiliki perpaduan antara tanaman obat dan tanaman aromatik yang bernuansa alami sebagai kawasan wisata. Kawasan seperti ini sekarang masih sangat sedikit dan bahkan sulit dijumpai di wilayah perkotaan.

Selanjutnya Yoeti (1983) menyebutkan 3 syarat suatu daerah bisa dikatakan sebagai daerah tujuan wisata, yaitu :

1. Daerah itu mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see”

2. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut “something to do”

3. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut “something to buy”.

Balittro memiliki beberapa obyek wisata, antara lain Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 dengan luas 3,5 hektar. Sampai saat ini, obyek wisata tersebut sudah mulai dikunjungi oleh masyarakat, namun belum optimal. Hal ini disebabkan karena potensi tumbuhan obat dan aromatik yang terdapat di sana belum diketahui dengan baik jenis maupun manfaatnya. Jumlah pengunjung masih berpotensi ditingkatkan jika program paket wisata tersedia dan kegiatan promosi dilakukan. Dengan adanya perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini diharapkan pengunjung dapat memperoleh pengalaman wisata ilmiah yang menarik. Demikian pula apabila objek dan fasilitas wisata yang masih terbatas dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.


(29)

2

Simonds (2006) menjelaskan bahwa perhatian perancangan ditekankan pada penggunaan volume atau ruang, dan setiap volume memiliki bentuk, ukuran, bahan, tekstur serta kualitas lainnya. Rachman (1984) mengatakan bahwa perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan masa sehingga tercapai keharmonisan yang secara fungsional berdayaguna dan secara estetis bernilai indah. Untuk lebih memasyarakatkan obyek wisata tumbuhan obat dan aromatik di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro, maka perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini perlu dilakukan.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang lanskap KWI 1 Balittro Cimanggu menjadi suatu kawasan wisata ilmiah dalam bidang tanaman obat dan aromatik yang dapat memberikan alternatif wisata warga kota Bogor, dengan tetap menjaga kelestariannya melalui pengaturan tata ruang, penataan tata hijau, jaringan sirkulasi, dan pengadaan fasilitas pelayanan wisata ilmiah.

1.3 Manfaat

Hasil penelitian yang berupa rancangan kawasan wisata ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan alternatif rancangan bagi pihak pengelola Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 pada khususnya dan Balittro pada umumnya dalam pengembangan kawasan wisata ilmiah ini di masa yang akan datang, serta memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kotamadya Bogor dalam rangka pengembangan potensi tumbuhan obat dan aromatik di wilayah tersebut sebagai obyek wisata.


(30)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan/Perancangan Lanskap Kawasan Wisata

Merencanakan lanskap untuk kawasan wisata, terutama wisata ilmiah, adalah merencanakan suatu bentuk penyesuaian program wisata dengan suatu lanskap terutama untuk menjaga kelestariannya. Program wisata ilmiah dirancang untuk menciptakan lingkungan fisik luar atau bentang alam yang mendukung tindakan dan objek wisata yang menunjang keinginan, kenyamanan dan kepuasannya, dimana proses perencanaan dimulai dari pemahaman atas sifat dan karakter serta kebijakan manusianya dalam menggunakan areal untuk kawasan wisata (Knudson, 1980).

Persiapan merupakan tahap perumusan tujuan, program dan informasi lain tentang berbagai keinginan dan selanjutnya adalah membuat persetujuan kerja sama antara perencana dan pemberi tugas. Inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data keadaan awal dari tapak yang diperoleh dari survei lapang, wawancara, pengamatan, perekaman, dan sebagainya. Data dikumpulkan meliputi data fisik, antara lain iklim, elevasi, fisiografi, dan lain- lain; data sosial antara lain kebudayaan, pendidikan dan kependudukan; dan data ekonomi. Analisis merupakan tahap untuk mengetahui masalah, kendala, potensi, dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak. Pada tahap ini dibuat program pengembangan yang menyeluruh dengan menyusun tujuan, metode, daftar kebutuhan, deskripsi proyek dan hubungan antara komponen tersebut. Sintesis merupakan tahap pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dari suatu tapak yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan. Setelah dilakukan pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi akan diperoleh alternatif- alternatif perencanaan (Gold, 1980).

Perencanaan ialah penentuan alternatif terpilih yang merupakan satu alternatif atau modifikasi dan kombinasi dari beberapa alternatif perencanaan. Alternatif terpilih yang disebut konsep perencanaan, umumnya disajikan dalam tata letak atau rencana tapak. Tahap selanjutnya adalah perancangan sebagai


(31)

4

pengembangan konsep perencanaan yang terinci yang menyajikan rincian rencana spesifik terhadap elemen-elemen lanskap pada tapak tersebut (Gold, 1980).

2.2 Perencanaan/Perancangan Lanskap Kawasan Wisata Ilmiah

Perancangan lanskap merupakan pengembangan lebih lanjut dari perencanaan tapak, dengan perhatian ditujukan pada pemilihan komponen dan bahan perancangan serta tanaman dan kombinasinya sebagai pemecahan masalah dalam perencanaan tapak. Selain itu, perhatian perancangan lanskap ditujukan pada hubungan visual (Laurie, 1984).

2.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata Ilmiah Hartanto (1997) menyatakan bahwa 2 prinsip kebijaksanaan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan adalah : peran serta masyarakat, dan bertumpu pada masyarakat, yang dalam hal ini pembangunan pariwisata itu dimaksudkan untuk melayani dan sejalan dengan minat dan kepentingan masyarakat yang bekerja dan tinggal di daerah tersebut.

Salah satu peluang bagi masyarakat di sekitar suatu objek wisata adalah kesempatan bekerja sebagai tenaga staf maupun sebagai tenaga buruh kerja. Dikembangkannya suatu objek wisata akan memberi dampak positif bagi kehidupan perekonomian masyarakat yaitu membuka kesempatan usaha dagang atau pelayanan jasa. Dengan terbukanya berbagai kesempatan usaha tersebut diharapkan terjadi interaksi positif antara masyarakat dan objek wisata, selanjutnya akan menimbulkan rasa ikut memiliki, dan pada gilirannya akan terwujud dalam bentuk partisipasi langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pariwisata, misalnya pengawasan kawasan, ketertiban dan kebersihan kawasan, penyediaan sarana dan prasaran. Partisipasi pasif yaitu timbulnya kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu atau merusak lingkungan alam dan mendukung terpeliharanya konservasi SDA, yang dapat ditingkatkan dengan penyuluhan maupun dialog (Supriana, 1997)

Agar masyarakat sekitar merasa ikut memiliki, maka pandangan dan harapan masyarakat setempat perlu dipertimbangkan dalam perencanaan


(32)

5

pembangunan wisata setempat. Strategi melibatkan peran serta masyarakat setempat bertujuan : menginformasikan kepada penduduk sekitar tentang apa yang akan terjadi, menghargai pendapat dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan dampak wisata terhadap daerah setempat, mendorong hubungan antara wisatawan dan penduduk sekitar, dan melindungi masyarakat setempat (Nasikun, 1997).

Zube (1986) menyatakan, bila penduduk lokal yang tidak kooperatif. Kemudian sangatlah penting untuk menyadarkan penduduk lokal akan keuntungan potensial yang mungkin mereka peroleh bila aktivitas rekreasi nantinya terjadi. Selain itu integrasi dari konservasi, pembangunan dan gaya hidup tradisional setempat membutuhkan kerja sama aktif dan partisipasi penduduk lokal dalam proses pembangunan, dimulai dari konseptualisasi, dan berlanjut pada pelaksanaan, dan sampai pengelolaannya.

2.4 Wisata

Jenis wisata dibagi menjadi 3 kategori menurut Brunn (2001, dalam Mulyana, 2002), yaitu :

1.Ecotourism, Green Tourism atau Alternatif Tourism, merupakan wisata yang berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani jurang antara kepentingan wisata bagi industri komersial dan perlindungan alam.

2.Wisata Budaya, menggambarkan wisata yang berhubungan dengan monumen-monumen budaya atau tempat-tempat bersejarah dengan penekanan tertentu pada aspek pendidikan atau pengamatan spiritual.

3.Wisata Alam, merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau bukan pada kondisi urban.

Menurut Yoeti (1983), suatu kegiatan wisata ditunjang oleh “tourism resources”, yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Hal- hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata, yaitu benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang dalam istilah periwisata disebut Natural Amenities. Adapun yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah :


(33)

6

1. Iklim, seperti udara segar (clean air), banyaknya cahaya matahari (sunny day), sejuk (mild), dan lain- lain

2. Bentuk tanah dan pemandangan (land configuration and landscape) 3. Hutan belukar (the sylvan elements)

4. Flora dan fauna

5. Pusat-pusat kesehatan, seperti sumber air mineral (natural spring of mineral water), sumber air panas (hot spring), mandi lumpur (mud baths), dan lain- lain. Hasil ciptaan manusia (man made supply), yaitu benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural dan religious)

7. Tata cara hidup masyarakat, seperti : bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya, dan lain- lain.

Selanjutnya Yoeti (1983) menyebutkan 3 syarat suatu daerah bisa dikatakan sebagai daerah tujuan wisata, yaitu :

1. Daerah itu mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see”

2. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut “something to do”

3. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut “something to buy”

2.5 Tanaman Obat

Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora, bahkan keanekaragaman hayati yang dimiliki terkaya kedua di dunia setelah Brazil. Dari 40.000 jenis flora yang tumbuh di dunia, 30.000 jenis di antaranya tumbuh di Indonesia. Sekitar 26% telah dibudidayakan dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di hutan- hutan. Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat tradisional (Syukur dan Hernani, 2001)

Gunarto (1999) mendefinisikan tanaman obat sebagai jenis tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh bagian tanaman (daun, bunga, batang, akar, umbi, rimpang, biji, getah) yang mengandung senyawa aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat terhadap kesehatan, yaitu sebagai pemelihara, pencegah dan penyembuh suatu penyakit. Lain halnya menurut Sitepu, dkk (2000) menjelaskan bahwa tanaman obat dalam arti luas adalah tanaman yang berkhasiat untuk memelihara kesehatan dan menyembuhkan penyakit ringan sampai penyakit


(34)

7

berat, yang dibuat dengan cara sederhana hingga modern dan pengobatannya dilakukan secara tradisional sampai modern pula.

Tumbuhan (tanaman) obat dapat dibagi menjadi 3 kelompok (Zuhud et al, 1994), yaitu :

1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

2. Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaanya dapat dipertanggung jawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dapat dibuktikan secara ilmiah- medis atau penggunaannya sebagai obat tradisional sulit ditelusuri.

Faktor-faktor yang menjadi kriteria suatu tanaman dalam tanaman obat adalah (1) dibudidayakan dan digunakan karena berisi akumulasi dari bahan aktif biologis yang diproduksi oleh proses biosintesis tanaman yang umumnya konsentrasinya rendah; (2) hanya bagian tanaman yang diduga atau berisi bahan aktif yang digunakan (daun, buah, akar); (3) pada umumnya tanaman tersebut tidak cocok dikonsumsi dalam keadaan mentah, perlu dikeringkan, diekstraksi, dan sebagainya; (4) Tanaman obat atau ekstraksinya dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas (Hornok, 1992 dalam Kosim, 2003)

Di Indonesia ditemukan sebanyak 1.845 jenis tanaman obat yang tersebar di berbagai formasi hutan Indonesia dan ekosistem alam lainnya di mana penyebaran tertinggi berada di hutan tropika dataran rendah, yakni sekitar 772 jenis. Jumlah tersebut adalah hasil dari beberapa kajian yang pernah dilakukan hingga tahun 2000. Dari 203 macam famili yang telah dikelompokkan, famili

Fabaceae memiliki jumlah jenis tanaman obat terbanyak. Sedangkan dari segi habitusnya, jenis tanaman obat yang termasuk ke dalam kelompok habitus pohon memiliki jumlah yang terbanyak, yaitu sebanyak 717 jenis, kemudian diikuti oleh kelompok herba (468 jenis) dan kelompok semak (173 jenis) (Zuhud et al, 2002).


(35)

8

Menurut Sitepu et al (2000) bahwa tanaman obat dalam arti luas adalah tanaman yang berkhasiat untuk memelihara kesehatan dan menyembuhkan penyakit ringan sampai berat, yang dibuat dengan cara sederhana hingga modern dan pengobatannya dilakukan secara tradisional sampai modern pula.

Sedangkan menurut Rostiana (1992) tumbuhan obat adalah jenis yang sebagian, seluruh bagian alam eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Hal senada juga dikemukan oleh Gunarto (1999) bahwa tanaman obat sebagai jenis tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh bagian tanaman (daun, bunga, batang, akar, umbi rimpang, biji dan getah) yang mengandung senyawa aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat terhadap kesehatan, yaitu pemelihara, pencegah dan penyembuh suatu penyakit.

2.6 Tanaman Aromatik

Menurut Sugiarto (2005), masyarakat Mesir telah menggunakan

penghilang bau badan yang resepnya tertulis dalam “The Papyrus Ebers

(1500SM). Para pendeta memakai bahan aromatik untuk membalsam firaun-firaun mereka dan untuk menyembuhkan penyakit kejiwaan, depresi dan kegelisahan. Banyak minyak yang digunakan pada zaman Mesir kuno merupakan barang dagangan Cina, India dan Indonesia.

Sarianto (2007) mengatakan bahwa di Indonesia diketahui tidak kurang dari 7000 spesies tanaman dan tumbuhan yang memiliki khasiat obat aromatik. Hutan Indonesia memiliki spesies biofarmaka tidak kurang dari 9606 spesies. Dari jumlah itu, baru 3 – 4 % yang sudah dibudidayakan dan dimanfaatkan secara komersial atau tercatat 350 biofarmaka telah diidentifikasi mempunyai khasiat obat. Pemanfaatan bahan baku obat tradisional oleh masyarakat mencapai kurang lebih 1000 jenis, dimana 74% diantaranya merupakan tumbuhan liar yang hidup di hutan. Perkembangan jumlah industri obat tradisional dan keanekaragaman produknya, dengan ciri khas ekologi dan topografi masing- masing wilayah di Indonesia, terus meningkat sepanjang tahun. Demam obat-obat alami dan ramuan tradisional (back to nature) tidak hanya melanda konsumen di negara Indonesia, tetapi juga sudah menjangkiti Eropa dan Amerika sejak beberapa tahun yang lalu. Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat, di pasar bermunculan pula


(36)

9

beraneka jenis obat-obatan dari tumbuhan alami. Tak hanya dalam bentuk jamu tradisonal, obat alami itu telah diolah dan dikemas secara modern. Berbagai aneka obat dari ekstrak tumbuhan alias fitofarmaka yang gencar beriklan dan sekarang mulai jadi primadona. Contohnya Prolipid, Prouric, Prorelax, Prodiab, Ginko Biloba dan lain sebagainya. Prolipid, obat penurun kolesterol yang dibuat dari ekstrak daun jati Belanda dan tempuyung, yang diproduksi pabrik obat di Indonesia memiliki pangsa pasar cukup tinggi.

Menurut Titi (2006) yang dimaksud tumbuhan aromatik yaitu tumbuhan obat yang bermanfaat aromatik dan dapat diolah menjadi minyak esensial untuk keperluan aromaterapi dan lainnya. Ada banyak produk aromaterapi yang bisa digunakan, mulai dari sekedar mengharumkan ruangan sampai dengan ritual mandi ala spa. Aromatik misalnya, yaitu minyak murni yang terbuat dari proses destilasi dari buah-buahan, benih-benih tumbuhan dan akar wangi. Aromaterapi jenis ini akan diserap oleh tubuh kita dengan cara menghirup wanginya. Lalu ada juga dupa wangi yang pemakaiannya dengan cara dibakar di ruang yang diinginkan, lilin aromatik, garam mandi aromatik, sabun aromatik, lulur mandi, dan masih banyak lagi. Jenis wewangiannya bermacam- macam sesuai selera pengguna. Selain produk aromaterapi, pernak-pernik yang melengkapi juga tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tempat lilin dan tempat membakar dupa. Perawatan aromaterapi ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang membutuhkan kesegaran dan ketenangan. Departemen Kesehatan (2004) menjelaskan bahwa bahan yang digunakan dalam produk spa adalah zat aktif yang diambil dari sari tumbuh-tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar, batang/ranting, buah biji dan lain- lain) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi.


(37)

10

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Cimanggu, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat (Gambar 1, 2, dan 3). Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai Februari sampai dengan Juni 2008.

Gambar 1. Peta Lokasi KWI 1 Sumber : Peta Megapolitan 2008

L

O

K

A

S

I

K

W

I


(38)

11

Gambar 2. Peta Kota Bogor

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber : www.asiamaya.com (2009)

LOKASI KWI 1


(39)

12

3.2 Tahapan Penelitian

Proses perencanaan/perancangan dalam penelitian ini menggunakan metode survey dan analisis deskriptif dengan melakukan kegiatan survei lapang dan pengumpulan data sekunder. Tahapan pelaksanaannya berdasarkan Gold (1980) meliputi penetapan tujuan, inventarisasi kondisi awal tapak, analisis dan sintesis, konsep, dan perancangan.

Secara keseluruhan tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan kawasan wisata ilmiah tanaman obat dan aromatik Cimanggu ini adalah sebagai berikut :

1. Penetapan tujuan

Dalam tahap ini dilakukan penetapan tujuan perancangan lanskap kawasan berdasarkan observasi awal tapak dan informasi awal tentang program instansi tertentu yang terkait dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan.

2. Inventarisasi

Dalam tahap inventarisasi dilakukan pengambilan atau pengumpulan data awal dan penghayatan tapak. Data yang diambil meliputi data dari aspek fisik dan biofisik, sosial dan ekonomi, serta aspek teknik (Tabel 1). Data terdiri atas data primer yang diperoleh dari survei lapang, wawancara, dan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Produk dari tahap ini adalah berupa tabel data-data, peta kondisi awal tapak, dan foto- foto.

Survei lapang dilakukan untuk mengetahui keadaan tapak yang sebenarnya. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data fasilitas standar yang diperlukan, peraturan-peraturan yang mengikat dan membatasi pengembangan kawasan, serta data biofisik dan sosial ekonomi tapak dari hasil penelitian/pengukuran yang telah dilakukan pihak lain sebelumnya.

Wawancara dan penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui persepsi dan preferensi responden, baik pengguna tapak (pengunjung, peneliti) maupun penduduk sekitar terhadap pengembangan KWI 1 tanaman obat dan aromatik Cimanggu, serta terhadap objek dan fasilitas yang diinginkan. Penyebaran kuesioner pengunjung dilakukan selama satu bulan dengan jumlah responden 10% (30 orang) dari estimasi jumlah pengunjung dalam satu bulan yang dipilih secara acak. Sedangkan responden penduduk sekitar dipilih


(40)

13

berdasarkan lokasi rumah tinggalnya yang berbatasan langsung dengan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik serta dianggap mewakili penduduk sekitarnya. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui persyaratan/peraturan instansi terkait.

3. Analisis

Berdasarkan data yang diperoleh, dilakukan analisis terhadap : (1) Sumber daya fisik dari beberapa aspek yang berperan sehingga diketahui potensi, kendala,

amenity, d a n danger signal-nya, (2) Aspek sosial ekonomi, meliputi potensi penduduk, pemanfaatan dan pengelolaan tapak, serta persepsi dan keinginan pengunjung serta penduduk sekitar untuk menjadi bahan pertimbangan utama dalam proses analisis dan tahap selanjutnya, dan (3) Berbagai kebijakan dan peraturan yang terkait dengan sumber daya dan penggunaannya.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui kesesuaian antara jenis kegiatan wisata dengan sumber daya yang ada dalam tapak.

Potensi dan kenyamanan yang terdapat pada tapak diusahakan untuk dapat ditingkatkan dan dikembangkan semaksimal mungkin sehingga mendukung fungsi kawasan yang akan dikembangkan. Sebaliknya kendala serta bahaya yang ada pada tapak diusahakan untuk dihilangkan/ditekan seminimal mungkin serta dicari alternatif pemecahannya yang efisien. Kekhasan kawasan sebagai tempat tujuan wisata harus dimunculkan dalam menganalisis semua data yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Selain mempelajari berbagai alternatif juga memperhitungkan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilakukan.

4. Sintesis

Dari data hasil analisis, ditentukan aktivitas wisata dan ruang yang diperlukan dalam bentuk zonasi tapak. Zona ini ditentukan berdasarkan sensitivitas sumber daya biofisik dan kesesuaian aspek sosial ekonomi serta teknik.

Pada tahap ini tiga alternatif rencana ditentukan untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep. Alternatif-alternatif ini dipresentasikan untuk kemudian dinilai dan didiskusikan oleh responden mahasiswa yang telah


(41)

14

menyelesaikan keseluruhan mata kuliah yang diperoleh pada Program Studi Arsitektur Lanskap IPB, untuk melihat kecenderungan persepsi responden mengenai alternatif terbaik (konsep) dari kriteria-kriteria penilaian.

Tabel 1. Jenis, Sumber dan Cara Pengambilan Data

ASPEK NO. JENIS DATA SUMBER CARA PENGAMBILAN

FISIK DAN BIOFISIK

1. Iklim

Curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin.

BMG, Stasiun klimatologi

Studi Pustaka

2. Tanah dan Geologi

Jenis tanah, sifat kimia tanah

Puslitanak, Jurusan Tanah

Studi Pustaka

3. Topografi

Kontur Lapang,

Bappeda, Puslitbang Kehutanan

Survei lapang dan studi pustaka

4. Hidrologi

Sistem drainase dan sirkulasi air

Lapang Survei lapang dan studi pustaka

5. Vegetasi dan Satwa

Jenis vegetasi dan satwa Lapang,

penduduk, Puslitbangbun

Survei lapang dan studi pustaka

6. Kualitas Lanskap

Visual, aromatik Lapang Survei lapang

7. Struktur

Bangunan, jalan setapak, bangunan taman, perkerasan

Lapang Survei lapang

8. Fasilitas dan Utilitas

Penerangan, transportasi, tempat pembuangan sampah, saluran air

Lapang Survei lapang

9. Aksesibilitas Lapang Survei lapang

TEKNIK

10. Rencana Tata Guna Lahan/Tata Ruang Kota

Pemda Wawancara, Studi pustaka

11. Kebijakan Pemerintah dan Perundang-undangan

Pemda, perpustakaan

Wawancara, Studi pustaka

SOSIAL

12. Pengunjung

Karakter, persepsi terhadap tapak, aktivitas wisata yang diinginkan, perilaku, fasilitas yang dibutuhkan, waktu, dana

Lapang Survei lapang, wawancara,

kuesioner

13. Penduduk sekitar

Aktivitas, persepsi, keinginan, mata pencaharian, pendidikan, kepemilikan lahan.

Lapang Survei lapang, wawancara

14. Pemilik/Pengelola

Persepsi, program dan kebijaksanaan, dana

Pemda dan instansi terkait lainnya

Wawancara

15. Peneliti


(42)

15

Alternatif rencana yang terpilih merupakan konsep perencanaan (Plan Concept) yang menggambarkan aktivitas dan fasilitas yang dapat dikembangkan, tata letaknya dan elemen lanskap yang mendukung keberadaan obyek wisata serta tahap-tahap pengembangan fasilitas tersebut dalam rangka mewujudkan areal tersebut sebagai kawasan wisata sesuai dengan tujuan perencanaan/perancangan. 5. Perencanaan/Perancangan

Merupakan tahap pengembangan konsep yang terinci yang menyajikan rancangan spesifik terhadap elemen-elemen lanskap tapak. Selanjutnya dilakukan pembuatan desain detail elemen-elemen yang direncanakan dengan menetapkan dimensi, bentuk, warna, bahan/material dan tekstur yang sesuai.


(43)

16

PENETAPAN TUJUAN

INVENTARISASI Survey Lapang

Wawancara Kuesioner Studi Pustaka

ASPEK TEKNIK Pelaksanaan Pemeliharaan Standar Material

Perundangan Kebijakan

RUTR ASPEK

SOSIAL DAN EKONOMI

Persepsi Preferensi Pengunjung Pengelolaan Pemanfaatan ASPEK FISIK

DAN BIOFISIK Iklim Tanah&Geologi

Topografi Hidrologi Vegetasi&Satwa Kualitas Lanskap

ANALISIS - SINTESIS

ALTERNATIF II ALTERNATIF III ALTERNATIF I

PENILAIAN ALTERNATIF

KONSEP

RENCANA/DESAIN


(44)

17

BAB IV INVENTARISASI

4.1 Batas Tapak

Lokasi tapak KWI 1 yang akan dirancang terletak di Kota Bogor, di dalam kawasan Komplek Pertanian, Jalan Tentara Pelajar (dulu: Jalan Cimanggu), dengan luas 3,5 hektar memiliki batas-batas (Gambar 5) sebagai berikut:

1. Di sebelah utara berbatasan dengan PPA sekolah madrasah, Kavling Karyawan Departemen Pertanian/Peneliti, dan kantor pertanian.

2. Di sebelah timur berbatasan dengan Kavling Karyawan Departemen Pertanian/Peneliti, dan Kebun Cengkeh.

3. D i s e b e l a h selatan berbatasan dengan Kantor Kelurahan, Kavling Karyawan Departemen Pertanian/Peneliti.

4. Di sebelah barat berbatasan dengan Jalan Tentara Pelajar, dan Kavling Karyawan Departemen Pertanian/Peneliti.

4.2 Sejarah dan Tujuan KWI 1 Balittro

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik memiliki Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 yang merupakan tempat wisata sekaligus sebagai area yang dipakai untuk melakukan penelitian ataupun penanaman tanaman yang sedang dikembangkan. Dahulu KWI 1 bernama Kebun Wisata Ilmiah saja, namun seiring perkembangan dan tuntutan keperluan pihak pengelola kebun mengubah nama tersebut menjadi Kebun Wisata Ilmiah 1. Tanaman yang dikembangkan di dalamnya tidak hanya berasal dari dalam negeri saja, namun juga terdapat beberapa varietas tanaman yang berasal dari negara lain. Kebun Wisata Ilmiah keberadaannya berasal dari didirikannya Cuulturtuin atau Kebun Tanaman Berguna (Economic Garden) pada tanggal 14 Februari 1876 sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor. Semula Cuulturtuin ini berfungsi sebagai kebun untuk tempat koleksi tanaman tropis yang diintroduksi baik dari dalam maupun dari luar negeri, dengan fungsi lain sebagai pusat pengembangan tanaman berguna atau industri sebelum disebarluaskan dan dibudidayakan ke seluruh nusantara. Kemudian,

Cuulturtuin ini berkembang menjadi cikal bakal Balai- Balai Penelitian pada sektor perkebunan atau pertanian.


(45)

18


(46)

19

Tujuan dibangunnya Kebun Wisata Ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Memberikan nilai tambah komersial bagi pengguna riset, ilmu pengetahuan dan teknologi terkait, terutama Stake Holder.

2. Menciptakan sarana pembelajaran yang akan memberikan nilai tambah di bidang ilmiah, riset dan teknologi tanaman perkebunan tropis.

3. Melestarikan plasma nutfah atau sumberdaya genetik, khusus tanaman perkebunan untuk daerah tropis yang diperlukan umat manusia.

Layanan yang diberikan oleh Kebun Wisata Ilmiah adalah sebagai berikut: 1. Fieldtrip bagi peserta pelatihan, pelajar, mahasiswa dan karyawan untuk

mengenal dan mengetahui berbagai jenis tanaman perkebunan serta manfaatnya.

2. Penyediaan berbagai benih tanaman koleksi termasuk simplisia tanaman obat-obatan yang merupakan inovasi perbanyakan benih, implementasi teknologi budidaya serta pasca panen.

3. Wisata agro yang terletak di dalam kota Bogor dengan keanekaragaman komoditasnya, mencerminkan keunikan yang bernilai tinggi, daya tariknya kuat sebagai salah satu usaha agribisnis yang prospektif.

4. Database yang meliputi tanaman perkebunan tropis, baik yang berasal dari dalam dan luar negeri. Berisi informasi mengenai jenis dan manfaat serta potensi dan teknologi budidaya dan pengolahan hasil panen ataupun pemasaran bagi komoditas tanaman perkebunan dan produk turunannya. Informasi tersebut di atas dikemas dalam bentuk buku, leaflet, brosur, dan

compact disc (CD).

5. Penelitian dan pengembangan tanaman dengan Kebun Wisata Ilmiah sebagai titik sentral kegiatan di lapangan, terbuka bagi praktisi mahasiswa maupun peneliti untuk melakukan pengkajian, penelitian, pengembangan dan rekayasa perbaikan mutu genetik tanaman koleksi ataupun tanaman introduksi baru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kebun Wisata Ilmiah berfungsi sebagai bank koleksi (sumber genetik tanaman), gerbang perbanyakan benih serta perbaikan mutu genetik agar potensi jenis tanaman perkebunan dapat dilestarikan dan bernilai tambah ekonomi. (Sumber: Badan Penelitian dan


(47)

20

Pengembangan Pertanian Pusat Pengembangan Perkebunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Maret 2008).

KWI 1 saling berseberangan dengan KWI 2 yang dibatasi oleh Jalan Tentara Pelajar. Sehingga kondisi iklimnya sebagian besar tidak jauh berbeda antara KWI 1 dan KWI 2. Data iklim didapatkan dari Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB dan data tanah didapatkan dari Pusat Penelitian Tanah Bogor.

4.3 Iklim

Kota Bogor secara umum beriklim tropis berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB. Temperatur rata-rata berada pada suhu 27°C, temperatur tertinggi mencapai 30,8°C dan terendah sebesar 23,3°C dengan kelembaban udara rata-rata sekitar lebih 77%. Di wilayah ini jumlah curah hujan rata-rata berkisar antara 3.000 - 4.000 mm/tahun. Curah hujan bulanan berkisar antara 300 - 430 mm dengan waktu curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sekitar 159,5 mm, sedangkan curah hujan maksimum terjadi pada bulan April sekitar 440 mm. Karena adanya vegetasi yang tinggi, maka iklim mikro dapat dikendalikan dengan baik. Kecepatan angin rata-rata pertahun adalah 51,6 km/hari atau 2,1 km/jam dengan arah Timur Laut.

Grafik dari berbagai parameter iklim yang diperoleh sebagai berikut:


(48)

21

Gambar 7. Grafik Rata-rata Suhu Udara Minimum

Gambar 8. Grafik Rata-rata Suhu Udara Harian


(49)

22

Gambar 10. Grafik Rataan Curah Hujan Berdasarkan Bulan

Gambar 11. Grafik Kelembaban Udara

Gambar 12. Grafik Kecepatan Angin

Sumber: Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB

74 74,5 75 75,5 76 76,5 77 77,5 78 78,5

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Kelembaban Udara (%)


(50)

23

4.4 Tanah dan Topografi

Berdasarkan data yang didapatkan dari Pusat Penelitian Tanah tahun 2008, jenis tanah pada tapak tergolong ke dalam jenis tanah latosol coklat kemerahan. Jenis tanah ini terbentuk oleh adanya iklim dengan curah hujan 2000 -7000 mm/tahun dengan 3 atau tanpa bulan kering dengan bahan induk tuf andesit. Tingkat kemasaman masam hingga agak masam. Jenis tanah ini proses terjadinya adalah laterisasi. Coraknya adalah memiliki tebal solum 1.5 - 10 meter, konsistensi gembur tetap dari atas hingga ke bawah, horizon terselubung, struktur remah hingga gumpal lemah, tetap dari atas hingga bawah, serta dengan tekstur liat tetap dari atas hingga bawah. Agar pH meningkat, dapat dilakukan dengan cara memberikan kapur.

Tanah adalah komponen hidup dari lingkungan yang penting, dan dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. Terdapat 3 fungsi tanah yang utama dalam mendukung kehidupan tanaman, yaitu :

1. Memberikan air dan melayaninya sebagai reservoir.

2. Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.

3. Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.

Diperlukan pH tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman, yaitu antara 6 – 7. Nilai pH yang terlalu rendah (di bawah 4) atau tinggi (di atas 9) dapat bersifat racun bagi akar-akar tanaman. Namun demikian, reaksi tanah yang ada dapat diubah. Untuk menaikkan pH, dapat diberikan kation basa seperti kalsium, magnesium, natrium, atau kalium. Kalsium adalah kation yang paling murah untuk menaikkan pH dan penambahannya yang dikenal dengan sebutan pengapuran atau liming mempunyai efek yang menguntungkan. Jumlah kapur yang diperlukan tergantung pada tingkatan perubahan pH yang diinginkan. Pengapuran secara nyata memperbaiki penampilan tanaman yang tumbuh pada tanah asam. Dengan menambah ion hidrogen dalam tanah dapat dilakukan untuk meningkatkan keasaman tanah. Beberapa jenis pupuk N dapat digunakan untuk menambah keasaman tanah, tetapi yang paling efektif adalah dengan menggunakan belerang (S). Hal ini dapat terlaksana dengan cara menambahkan asam keras.


(51)

24


(52)

25

Tekstur tanah berpengaruh pada mudah atau tidaknya pH diubah. Tanah liat lebih sukar dinetralkan daripada tanah pasir. Hal ini disebabkan oleh tanah pasir memiliki lebih banyak luas permukaan untuk absorpsi, mensuplai dan memegang ion hidrogen.

Tapak KWI 1 memiliki ketinggian antara 220 - 234 meter dari permukaan laut. Secara umum tapak memiliki topografi yang relatif datar (Gambar 13). Lahan seperti ini memerlukan adanya sirkulasi air dan irigasi yang baik sehingga pada tapak tidak terjadi penggenangan air. Keuntungan dari tapak yang datar adalah mudahnya perawatan dan pembuatan fasilitas yang akan diterapkan pada tapak, seperti jalan, dan bangunan lain yang mendukung kegiatan wisata. Pengamatan terhadap berbagai jenis tanaman pada petak tanam oleh pengunjung juga lebih mudah untuk dilakukan pada keadaan lahan yang datar. KWI 1 telah memiliki sistem drainase yang teratur dengan adanya selokan di tiap sisi jalan,baik di dalam kebun maupun di tempat parkir.

4.5 Vegetasi

KWI 1 memiliki petak tanam yang berjumlah 42 petak (Gambar 14) yang terbagi ke dalam 4 kelompok, yaitu:

1. Kelompok D yang terdiri dari petak D1, petak D2, petak D3, petak D4, petak D5, petak D6, petak D7, petak D8, petak D9, dan petak D10.

2. Kelompok E yang terdiri dari petak E1, petak E2, petak E3, petak E4, petak E5, petak E6, petak E7, petak E8, petak E9, dan petak E10.

3. Kelompok F yang terdiri dari petak F1, petak F2a, petak F2b, petak F3, petak F4, petak F5a, petak F5b, petak F6, petak F7, petak F8, petak F9, dan petak F10.

4. Kelompok G yang terdiri dari petak G1, petak G2, petak G3, petak G4, petak G5, petak G6, petak G7, petak G8, petak G9, dan petak G10.

Dari hasil survey langsung di lapangan, pada tapak KWI 1 terdapat tidak kurang dari 171 jenis vegetasi. Untuk jenis vegetasi pada masing- masing petak tanam dapat dilihat pada peta dan tabel jenis vegetasi di bawah ini:


(53)

26


(54)

27

Tabel 2. Jenis Vegetasi Petak Tanam KWI 1

Blok Jenis Vegetasi

D.1 Pule, Mahoni, Kayu Upas, Kayu Manis Cina, Angsana

D.2 Angsana, Balm Beringin, Lukrabao, Colanitida, Cola Acuminata D.3 Pule, Gatep Pahit, Kisireum, Pelajan, Mindi

D.4 Kapuk, Teureup, Keluwih, Sukun

D.5 Kemiri, Kakao, Kopi Robusta, Kopi Besar, Kopi Arabica, Melinjo, Pete, Alpukat, Angke

D.6 Secang, Mengkudu, Jarak Pagar, Kicongcorang, Kwalot, Kanyere, Wali Songo, Jambu Biji

D.7

Jeruk Lemon, Mahkota Dewa, Temu Lawak, Temu Putih, Temu Giring, Lidah Buaya, Pisang Abaka, Temu Ireng, Kapolaga, Nila, Gelenye, Katuk, Sligi

D.8 Kopi Robusta, Kopi Kapakata, Rerek, Lampeni, Lamtoro

D.9

Agave Kuning, Agave Biru, Agave Hijau, Kanyere, Laja Goah, Hangasa, Temu Ireng, Suweg, Bangle Hitam, Mangkokan, Gadung, Lampeni, Pandan Wangi, Kembang Sepatu, Hanjuang

D.10

Agave Kuning, Hangasa, Temu Ireng, Menteng, Bisbul, Lampeni,

Mengkudu, Nanas Kerang, Puring, Bunga Bakung, Nangka, Suji, Sambung Nyawa

E.1 Aren, Kelapa Sawit, Kacapi, Flamboyan

E.2 Kanyere, Sonokeling, Matoa, Duku, Angke, Bisbul, Mengkudu, Kemang, Cengkeh, Dadap

E.3 Kacapi, Cengkeh, Kelapa Sawit, Kanyere, Mindi E.4 Kayu Manis Ceylon, Tongka

E.5 Alpukat, Jengkol, Berenuk, Daroak, Cengkeh Ambon, Lada Panjat, Mindi E.6 Lada Perdu (LDL, P.1, N.1, P.2, N.2, Belantung, LDK, Cunuk), Cengkeh,

Kamper, Kayu Manis Cina

E.7 Kayu Manis Cina, Huru Sintok, Kayu Manis Padang E.8 Pongporang, Pala Mandaya, Cengkeh, Mindi, Sirsak

E.9

Vanili, Jati Belanda, Kendal, Cengkeh, Kelor, Buah Kemot, Pacing Bulu, Zodia Kuning Kecil, Zodia Kuning Besar, Buah Kuning, Tambora, Sangkareho, Sambang Tulang, Karuk, Daun Gatal, Jakang, Kunci Pepet, Buah Merah, Jarong

E.10

Secang, Jati Belanda, Kapas, Manggis, Mundu, Gandaria, Terong Kecil, Mangkokan, Kemuning, Pala Mandaya, Sambiloto, Lidah Mertua, Terong Pohon

F.1 Picung, Serai Wangi (G1, G2, G3), Akar Wangi, Flexuosus, Rerek F.2a Kelapa, Kenari Babi, Kenari, Tengkawang, Wuling

F.2b Kemiri, Kemiri Cina, Kemiri Oil

F.3 Secang, Dempi, Mimba, Mindi, Saga Pohon, Pinang, Pacar Kuku, Galinggem, Gambir Negri

F.4

Sambang Darah, Pronojiwo, Evodia, Mahkota Dewa, Kerendang, Kumis Kucing, Tapak Dara, Genteng Cangkeng, Lidah Mertua Hijau, Kacang-kacangan, Puring, Mimba, Gaharu


(55)

28

Tabel 2. (Lanjutan) Jenis Vegetasi Petak Tanam KWI 1

Blok Jenis Vegetasi

F.5a Kelapa Nias Hijau, Kelapa Nias Kuning, Petai, Kelapa Masih Kecil F.5b Kelapa, Eboni

F.6 Petai, Vanila, Gaharu

F.7 Taragon, Palem Putri, Sempur, Acasia Mangium, Melinjo, Elicalyptus Alba, Ki Koneng, Kwalot

F.8 Eucalyptus deglupta, Eucalyptus citriodora, Eucalyptus sp., Cincau Batang, Melati Gambir, Kanyere, Ki Koneng, Gaharu, Pinang

F.9 Kelapa Sawit, Yodium, Pandan, Kepel, Gaharu, Combrang, Kanyere, Ketapang, Euodia

F.10

Hangasa, Laja Goah, Mareto, Kacapiring, Kitajam, Lobi- lobi, Temu Pinggang, Bunga Tasbih, Nagasari, Puring, Kumis Kucing, Kecubung, Deruju, Cocor Bebek, Sawo Kecik, Mente, Mahkota Dewa, Lidah Mertua Hijau, Bawangan P & M, Opiopogon, Nanas Kerang, Bunga Bakung

G.1 Kemangi Pohon, Makadamia, Ylang- ylang

G.2 Karet, Jambu Mente, Pandan Tikar, Kemang, Cengkeh, Makadamia, Huni G.3 Beringin, Sawo Kecik, Palaqium, Kibulu, Lowa

G.4 Anis, Cempaka Kuning, Cempaka Putih, Kayu Putih, Ylang-ylang, Lidah Mertua Kuning

G.5 Huni, Jamblang, Sempur, Lengkeng, Bungur, Tanjung, Jambu Mente, Karet, Mindi

G.6 Karet Kebo, Lowa, Sawo, Sawo Kecik, Tabat Barito, Lua Kujajing, Ketela Karet

G.7 Damar, Akasia mangium, Cempaka Putih, Cempaka Gondok, Apel Ciapus, Palem Putih, Baceta, Stevia, Lidah Buaya, Keladi Tikus

G.8 Belimbing Wuluh, Cereme, Bisbul, Cengkeh, Manggis, Mengkudu G.9 Pacar Cina, Kemuning, Srigading, Maja, Lampeni, Rerek, Nyamplung G.10 Sawit, Koka, Srigading, Tapak Dara, Nam-nam, Zodia Irian, Pegagan,

Lidah Buaya, Stevia, Ki Urat, Lobi- lobi, Sembung

KWI 1 untuk menjalankan misi dan mencapai tujuannya dirancang sedemikian rupa meliputi tata letak dan pengelompokkan jenis-jenis tanaman berdasarkan fungsi dan manfaatnya. Adapun koleksi tanamannya berupa sejumlah 171 jenis tanaman perkebunan yang terbagi ke dalam 10 kelompok tanaman yang berfungsi potensial. Kelompok-kelompok tanaman tersebut adalah sebagai berikut:

1) Rempah-rempah 2) Obat

3) Bahan untuk keperluan industri lainnya 4) Penyedap dan perangsang


(1)

133 Lampiran 2. Rataan Data Iklim Tahun 2001

Bulan Suhu Udara (

0

C) Kelembaban Udara(%) Radiasi Surya Curah Hujan Evaporasi Windrun Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 (MJ/m2/hari) (mm) (mm) (km/hari)

Januari 30.0 23.0 24.1 28.7 26.0 87.3 71.0 83.0 8.5 418.3 3.8 44.3

Februari 28.1 22.4 23.4 27.1 25.7 89.0 77.5 84.1 7.0 511.3 3.3 52.8

Maret 30.1 23.1 24.2 29.0 26.3 86.6 68.9 81.3 9.6 367.9 3.8 53.9

April 30.8 23.2 24.2 29.8 26.0 87.5 67.1 84.4 8.8 494.8 4.0 42.5

Mei 31.4 23.5 24.5 30.6 27.6 86.8 62.8 77.4 9.8 349.0 4.7 45.8

Juni 30.8 22.5 23.6 29.8 26.9 85.5 64.1 78.9 9.5 313.9 4.2 43.0

Juli 30.6 22.2 23.3 30.0 26.8 83.5 58.9 75.3 11.3 405.8 4.7 50.9

Agustus 31.2 22.5 23.6 30.5 27.3 82.3 58.7 73.3 10.8 256.5 4.9 49.5

September 31.5 23.2 24.5 30.7 26.8 85.0 63.8 79.1 10.7 352.2 4.5 53.2

Oktober 30.6 23.2 24.7 29.3 26.1 87 74 86 9.55 694.5 3.90 53.16

November 29.8 23.2 24.6 28.8 25.7 88 72 85 8.27 446.2 4.01 53.4

Desember 30.4 23.4 24.9 29.6 27.1 81 66 79 10.76 154.8 4.33 63.50

Rata-rata 30.4 22.9 24.1 29.5 26.5 85.8 67.1 80.6 9.6 397.1 4.2 50.5

Rata-rata 26.7 77.8


(2)

134 Lampiran 3. Rataan Data Iklim Tahun 2002

Bulan Suhu Udara (

0

C) Kelembaban Udara(%) Radiasi Surya Curah Hujan Evaporasi Windrun Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 (MJ/m2/hari) (mm) (mm) (km/hari)

Januari 28.6 22.7 23.8 27.6 25.9 93 80 87 6.92 743.4 3.3 31.2

Februari 27.5 22.5 23.2 26.7 25.8 93 81 86 6.3 321.6 2.9 34.3

Maret 30.7 23.1 24.2 29.5 26.6 89 70 83 10.04 511.6 4.4 40.6

April 30.9 23.2 24.3 29.7 26.6 91 70 85 10.05 586.2 4.0 38.8

Mei 31.3 23.4 24.4 30.7 28.1 86 64 77 10.09 280.2 4.3 39.7

Juni 31.1 23.2 24.0 30.2 27.6 84 65 77 9.38 261.7 4.3 46.3

Juli 30.8 22.8 23.5 30.1 27.6 87 68 77 9.59 416.1 4.3 46.9

Agustus 31.3 22.2 23.4 30.7 27.6 80 59 74 11.07 162.3 5.1 63.7

September 32.0 22.5 23.6 31.4 28.2 80 58 75 12.62 252.9 5.5 76.9

Oktober 32.9 23.0 24.6 32.3 28.7 81 55 73 12.96 244.6 5.7 68.3

November 31.8 23.7 25.3 31.0 26.3 85 64 84 10.08 427.5 4.6 57.3

Desember 30.8 23.4 24.8 30.0 26.5 86 67 84 9.63 589.8 4.3 57.7

Rata-rata 30.8 23.0 24.1 30.0 27.1 86.3 66.7 80.2 9.9 399.8 4.4 50.1


(3)

135 Lampiran 4. Rataan Data Iklim Tahun 2003

Bulan Suhu Udara (

0

C) Kelembaban Udara(%) Radiasi Surya Curah Hujan Evaporasi Windrun Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 (MJ/m2/hari) (mm) (mm) (km/hari)

Januari 30.7 23.7 24.9 29.9 27.7 81 64 75 10.32 223.5 5.2 81.1

Februari 29.2 23.1 24.0 28.2 26.0 91 76 85 8.0 579.7 3.1 38.2

Maret 30.4 23.4 24.3 29.5 26.3 88 70 84 10.09 421.3 4.2 47.5

April 31.5 23.7 24.7 30.6 27.3 87 66 81 10.02 649.5 4.6 50.1

Mei 31.7 23.4 24.4 31.0 27.3 86 63 81 11.74 472.6 4.3 49.7

Juni 31.6 22.7 23.8 31.1 28.5 85 59 73 11.06 157.4 4.8 54.9

Juli 31.8 22.1 23.1 31.3 28.5 82 60 73 11.33 32.7 5.3 62.9

Agustus 32.3 22.3 23.5 31.6 28.6 82 58 70 11.96 118.3 5.4 70.1

September 31.5 22.8 23.9 30.8 27.5 84 62 77 11.51 254.0 4.8 68.0

Oktober 31.3 23.5 24.9 29.9 26.5 85 68 84 10.79 597.8 4.7 67.5

November 31.3 24.0 25.2 30.5 27.4 84 64 81 10.77 259.0 4.9 63.4

Desember 29.5 23.0 24.3 28.7 26.1 87 73 85 7.90 291.3 3.0 47.6

Rata-rata 31.1 23.2 24.2 30.3 27.3 85.1 65.4 79.1 10.5 338.1 4.5 58.4


(4)

136 Lampiran 6. Rataan Data Iklim Tahun 2004

Bulan Suhu Udara (

0

C) Kelembaban Udara(%) Radiasi Surya Curah Hujan Evaporasi Windrun Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 (MJ/m2/hari) (mm) (mm) (km/hari)

Januari 29.7 23.3 24.2 28.6 26.2 89 76 85 7.85 416.3 3.7 46.9

Februari 28.8 23.0 23.9 27.1 25.7 91 79 87 6.0 255.4 2.7 41.9

Maret 30.7 23.6 24.7 29.3 26.7 84 70 79 9.28 307.5 4.5 63.6

April 31.7 23.6 24.6 30.9 27.8 90 64 79 11.19 443.7 4.6 49.9

Mei 31.4 23.8 24.8 30.6 27.3 86 64 79 10.33 367.1 4.8 57.2

Juni 30.7 22.7 23.6 30.3 27.7 81 61 73 10.61 83.0 4.6 61.2

Juli 30.7 22.6 23.4 30.1 27.5 85 65 77 9.94 181.5 4.4 48.4

Agustus 31.4 22.2 23.3 30.9 27.3 82 56 75 11.75 55.9 5.4 66.1

September 31.7 22.9 24.2 31.2 27.0 84 57 78 11.51 406.7 5.3 52.8

Oktober 32.4 23.2 25.0 31.9 27.7 81 55 75 13.27 319.3 6.0 64.9

November 31.3 23.5 25.1 30.5 26.6 86 65 82 10.47 476.6 4.6 52.4

Desember 29.5 23.5 24.6 28.8 26.1 87 71 83 7.69 517.9 4.2 55.7

Rata-rata 30.8 23.2 24.3 30.0 27.0 85.5 65.3 79.4 10.0 319.2 4.6 55.1


(5)

137 Lampiran 7. Rataan Data Iklim Tahun 2005

Bulan Suhu Udara (

0

C) Kelembaban Udara(%) Radiasi Surya Curah Hujan Evaporasi Windrun Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 (MJ/m2/hari) (mm) (mm) (km/hari)

Januari 28.5 22.9 23.9 27.5 25.9 89 79 85 7.12 485.0 3.2 41.4

Februari 29.6 23.1 24.1 28.8 25.8 91 73 87 7.7 547.2 3.8 37.2

Maret 30.4 23.4 24.4 29.7 26.6 88 69 84 9.80 593.9 4.3 34.1

April 31.3 23.6 24.8 30.3 27.3 85 65 80 10.05 349.3 4.6 39.9

Mei 31.3 23.7 24.7 30.7 27.4 85 64 80 10.15 417.6 4.5 44.9

Juni 30.7 23.4 24.2 30.2 27.0 89 67 82 9.28 851.2 3.8 33.8

Juli 30.6 22.7 23.6 30.1 27.0 84 65 78 10.40 346.4 4.5 50.3

Agustus 30.9 22.6 23.8 30.5 27.2 82 62 77 10.60 289.3 4.5 46.6

September 31.4 23.4 24.8 31.0 27.3 83 60 77 10.85 320.9 5.0 62.1

Oktober 31.2 23.4 25.2 30.3 26.6 84 66 82 10.38 473.4 4.7 60.6

November 30.8 39.6 25.3 30.0 26.7 84 67 81 10.93 310.1 4.6 63.1

Desember 29.6 23.3 25.0 28.3 25.9 84 73 83 7.26 205.6 3.4 47.2

Rata-rata 30.5 24.6 24.5 29.8 26.7 85.6 67.5 81.4 9.5 432.5 4.2 46.7


(6)

138 Lampiran 8. Rataan Data Iklim Tahun 2006

Bulan Suhu Udara (

0

C) Kelembaban Udara(%) Radiasi Surya Curah Hujan Evaporasi Windrun Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 (MJ/m2/hari) (mm) (mm) (km/hari)

Januari 28.7 22.9 24.0 27.7 25.6 89 76 86 7.25 571.0 3.1 40.4

Februari 29.9 23.0 24.2 28.2 26.1 88 76 85 8.8 573.6 4.0 29.8

Maret 30.0 23.5 24.5 28.9 27.0 87 72 78 9.16 192.7 4.2 51.3

April 30.6 23.5 25.0 29.4 26.3 83 69 83 8.73 356.3 4.0 47.3

Mei 31.1 23.0 24.7 30.0 29.3 83 66 79 10.16 338.5 3.8 29.4

Juni 31.2 22.5 23.9 30.6 27.5 84 62 76 10.33 217.5 4.2 41.5

Juli 31.5 22.6 23.4 30.9 27.6 84 58 71 10.89 62.9 4.6 47.7

Agustus 32.0 21.7 23.1 31.4 27.9 79 52 69 12.81 74.7 5.5 59.3

September 32.9 20.8 24.0 32.3 28.7 79 51 70 13.80 51.5 6.2 67.6

Oktober 33.5 23.1 25.0 32.9 28.5 80 54 74 12.87 269.8 6.6 88.8

November 32.6 23.4 25.5 31.9 26.2 84 62 85 11.01 464.6 5.8 40.8

Desember 30.7 23.4 25.3 29.4 25.9 86 74 89 8.73 540.0 3.8 38.8

Rata-rata 31.2 22.8 24.4 30.3 27.2 83.8 64.4 78.8 10.4 309.4 4.6 48.6