Definisi dan Tipe Kebakaran Hutan dan Lahan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Api

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebakaran Hutan

1. Definisi dan Tipe Kebakaran Hutan dan Lahan

Kebakaran hutan adalah suatu kejadian dimana api melalap bahan bakar bervegetasi yang terjadi di kawasan hutan yang menjalar secara bebas dan tidak terkendali. Berbeda dengan kebakaran hutan, jika api melalap bahan bakar bervegetasi yang menjalar secara bebas dan tidak terkendali di kawasan bukan hutan maka disebut kebakaran lahan. Kebakaran hutan dapat dikelompokkan pada tiga tipe. Pengelompokkan tersebut didasarkan kepada bahan bakar yang mendominasi kebakaran. Tiga tipe kebakaran Syaufina 2008, yaitu : a. Kebakaran bawah Ground Fire: Kebakaran bawah yaitu situasi dimana api membakar bahan organik di bawah permukaan serasah. Penjalaran api yang perlahan dan tidak dipengaruhi oleh angin menyebabkan tipe kebakaran seperti ini sulit untuk dideteksi dan dikontrol. Kebakaran bawah adalah tipe kebakaran yang umum terjadi di lahan gambut. b. Kebakaran permukaan Surface fire Kebakaran permukaan yaitu situasi dimana api membakar serasah, tumbuhan bawah, bekas limbah pembalakan dan bahan bakar lain yang terdapat di lantai hutan. Kebakaran permukaan adalah tipe kebakaran yang umum terjadi di semua tegakan hutan. c. Kebakaran tajuk Crown fire Kebakaran tajuk yaitu situasi dimana api menjalar dari tajuk pohon satu ke tajuk pohon yang lain yang saling berdekatan. Kebakaran tajuk sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin. Kebakaran tajuk sering terjadi di tegakan hutan konifer dan api berasal dari kebakaran permukaan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Api

Kejadian kebakaran hutan tidak lepas hubungannya dengan perilaku api yang dipengaruhi oleh segitiga api. Dalam segitiga api tergantung tiga unsur utama yakni bahan bakar, oksigen, sumber api Syaufina 2008. Ketiga unsur utama ini membuat perilaku api berhubungan erat dengan perubahan unsur-unsur lingkungan. Unsur- unsur lingkungan tersebut antara lain bahan bakar, iklimcuaca, dan topografi. a. Bahan Bakar Kadar air merupakan faktor pengendali bahan bakar. Kadar air menentukan kemudahan bahan bakar untuk menyala, kecepatan proses pembakaran, dan kemudahan usaha pemadaman kebakaran Sukmawati 2008. Menurut Syaufina 2008, kadar air merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perilaku api terutama dalam kecepatan pembakaran bahan bakar. Semakin tinggi kadar air bahan bakar, maka memerlukan panas yang besar untuk mengeluarkan air dari bahan bakar, maka kecepatan pembakaran dan flamabilitas kemampuan terbakar dari bahan bakar juga munurun. Kadar air dipengaruhi oleh curah hujan, kelembaban, dan suhu udara. Hasil penelitian di daerah Tanjong Karang, Selangor, Malaysia menyatakan kadar air bahan bakar gambut dipengaruhi oleh curah hujan dan tinggi muka air Syaufina 2008. b. IklimCuaca Radiasi matahari menjadi faktor adanya kebakaran hutan akibat adanya pemanasan bahan bakar. Semakin dekat dengan permukaan bahan bakar dengan sudut datang matahari, maka semakin besar pengaruh pemanasannya Syaufina 2008. Suhu udara yang selalu berubah dan mempengaruhi suhu bahan bakar serta kemudahan untuk terbakar. Suhu yang meningkat akan menurunkan kelembaban udara dan meningkatkan proses pengeringan bahan bakar, sehingga kadar air bahan bakar menurun Sukmawati 2008. Keadaan inilah yang mempermudah bahan bakar menjadi mudah terbakar. Curah hujan merupakan unsur iklim yang memiliki korelasi yang tinggi terhadap kejadian kebakaran hutan Soares dan Sampion 2000a dalam Syaufina 2008. Curah hujan juga berpengaruh terhadap kelembaban bahan bakar. Jika curah hujan tinggi maka kelembaban bahan bakar akan tinggi sehingga menyulitkan terjadinya kebakaran Sukmawati 2008. Curah hujan merupakan unsur iklim yang mempunyai keragaman tinggi, karena pola hujan yang bervariasi menurut skala ruang dan waktu Asdak 2002 dalam Sukmawati 2008. Kecepatan angin dan pergerakan angin mempengaruhi perilaku api. Kecepatan angin berhubungan dengan pola penjalaran api. Menurut Chandler et al 1983 dalam Syaufina 2008, kecepatan penjalaran api akan meningkat dua kali lipat pada setiap kenaikan angin sebesar 4 mdetik. Pengaruh angin terhadap perilaku api sangat dipengaruhi oleh topografi Syaufina 2008. Angin mendorong dan meningkatkan pembakaran dan mensuplai udara secara terus-menerus dan meningkatkan penjalaran, sehingga api dapat menjalar ke bagian bahan bakar yang belum terbakar Sukmawati 2008. c. Topografi Kelerengan mempengaruhi penjalaran api, sifat-sifat nyala api dan perilaku api lainnya. Api menjalar lebih cepat ke arah atas lereng dari pada ke bawah lereng. Kecepatan penjalaran api menaiki lereng sampai kelerengan 20 relatif sama. Akan tetapi pada kelerengan 30 , kecepatan penjalaran akan meningkat secara signifikan. Berbeda halnya saat api menuruni lereng, kecepatan api saat menuruni lereng akan lebih lambat dari pada menaiki lereng Syaufina 2008.

B. Faktor-faktor penyebab kebakaran hutan dan lahan