BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2011, diawali dengan tahap pengumpulan data yang dilakukan di Desa Sepahat, Kecamatan Bukit Batu,
Kabupaten Bengkalis, Privinsi Riau. Pengolahan data dan analisis data dilakukan di Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan Departemen Silvikultur, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor hingga bulan September 2012.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Sebaran hotspot Satelit NOAA-18 di Desa Sepahat Kecamatan Bukit
Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau periode tahun 2008-2010 yang diperoleh dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
b. Digital data sebaran hotspot satelit TERRA-AQUA di Desa Sepahat Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau periode tahun
2008-2010 yang diperoleh dari Center for Applied Biodiversity Science CABS.
c. Data Curah hujan di Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau periode tahun 2008-2010 yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Bengkalis.
2. Alat
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah seperangkat unit komputer yang dilengkapi dengan software yaitu MINITAB 15 untuk pengujian korelasi, Arc
View 3.3 untuk mengolah dalam format Sistem Informasi Geografis SIG, serta MS
Excel untuk pengolahan grafik dan tabulasi.
C. Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari: pengolahan data penyebaran hotspot, rekapitulasi data hotspot satelit NOAA dan satelit TERRA-AQUA, serta rekapitulasi data curah
hujan dengan hari hujan dari tahun 2008 hingga 2010. Informasi penyebaran hotspot diperoleh melalui pengolahan data dengan menggunakan software arc view 3.3.
Sedangkan untuk pengolahan rekapitulasi hotspot bulanan dari satelit NOAA dan satelit TERRA-AQUA beserta rekapitulasi data curah hujan dengan hari hujan
dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Exel. Langkah awal pengolahan data adalah mengolah data hotspot berdasarkan
satelit NOAA dan satelit TERRA dan AQUA. Menerjemahkan data koordinat dari data kedua satelit tersebut dalam sebuah peta. Selanjutnya mengelompokan data
hotspot berdasarkan bulan di masing-masing data satelit. Setelah dikelompokan
berdasarkan bulan dan sumber data hotspot dilakukan uji korelasi antara data hotspot dengan curah hujan.
D. Analisis Data
Analisis data curah hujan dan hotspot dalam penelitian ini menggunakan analisis statistika terhadap, hubungan antara curah hujan dengan hotspot dengan
mengunakan perangkat lunak Minitab 15 melalui tahapan berikut : 1. Perhitungan jumlah hotspot bulanan dari data satelit NOAA di Desa Sepahat
periode tahun 2008-2010. 2. Perhitungan jumlah hotspot bulanan dari data satelit TERRA-AQUA di Desa
Sepahat periode tahun 2008-2010. 3. Perhitungan nilai curah hujan rata-rata di Kecamatan Bukit Batu periode tahun
2008-2010. 4. Pengujian korelasi antara data jumlah curah hujan dengan data jumlah deteksi
hotspot dari satelit NOAA.
5. Pengujian korelasi antara data jumlah curah hujan dengan data jumlah deteksi hotspot
dari satelit TERRA-MODIS. 6. Pengujian regresi polynomial kubik data jumlah curah hujan dengan data
jumlah deteksi hotspot dari satelit NOAA.
7. Pengujian regresi polynomial kubik data jumlah curah hujan dengan data jumlah deteksi hotspot dari satelit TERRA-MODIS.
Rekapitulasi data curah hujan
s
Rekapitulasi data hotspot bulanan dari data satelit NOAA dan satelit
TERRA-AQUA
Perhitungan rata-rata curah
hujan
Pengujian korelasi antara data jumlah curah hujan dengan data jumlah deteksi hotspot
dari satelit NOAA dan satelit TERRA - AQUA
Pengujian regresi polynomial kubik data jumlah curah hujan dengan data jumlah
deteksi hotspot dari satelit NOAA dan satelit TERRA-AQUA
Gambar 1 Skema analisis pengolahan data penelitian Deteksi sebaran data hotspot dari
satelit NOAA dan satelit TERRA- AQUA
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI
Provinsi Riau memiliki luas wilayah sebesar 8867267 hektar. Provinsi Riau terletak di antara 01
05’ 00’’LS – 02 25’ 00’’LU atau antara 100
00’ 00’’BT sampai 105
05’ 00’’ BT, yang membentang dari Lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka. Propinsi Riau memiliki 12 kabupaten yaitu: 1 Kuatan
Singingi, 2 Indragiri Hulu, 3 Indragilir Hilir, 4 Pelalawan, 5 Siak, 6 Kampar, 7 Rokan Hulu, 8 Bengkalis, 9 Rokan Hilir, 10 Kepulauan Meranti, 11
Pekanbaru, 12 Dumai.
Gambar 2 Peta Provinsi Riau Sumber BPS Riau 2010 Provinsi Riau merupakan daerah yang berklim basah tropis dengan rata-rata
curah hujan berkisar antara 1000-3000 mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim kemarau. Salah satu yang memiliki curah hujan yang kecil tiap
tahunnya adalah Kabupaten Bengkalis BPS Riau 2010. Kabupaten Bengkalis mempunyai luas wilayah sebesar 7773.93 km
2
atau 9.46 dari seluruh luasan Propinsi Riau. Kabupaten Bengkalis terletak di bagian
pesisir Timur Pulau Sumatera antara 2 7’ 37.2” LU – 0
55’ 33.6” LU dan 100 57’
57.6” BT – 102 30’ 25.2” BT BPS Kabupaten Bengkalis 2012. Kabupaten
Bengkalis dibagi dalam 8 kecamatan yaitu Kecamatan Bengkalis, Batan di Kepulauan