Faktor Biofisik Faktor-faktor penyebab kebakaran hutan dan lahan

Syaufina 2008, kecepatan penjalaran api akan meningkat dua kali lipat pada setiap kenaikan angin sebesar 4 mdetik. Pengaruh angin terhadap perilaku api sangat dipengaruhi oleh topografi Syaufina 2008. Angin mendorong dan meningkatkan pembakaran dan mensuplai udara secara terus-menerus dan meningkatkan penjalaran, sehingga api dapat menjalar ke bagian bahan bakar yang belum terbakar Sukmawati 2008. c. Topografi Kelerengan mempengaruhi penjalaran api, sifat-sifat nyala api dan perilaku api lainnya. Api menjalar lebih cepat ke arah atas lereng dari pada ke bawah lereng. Kecepatan penjalaran api menaiki lereng sampai kelerengan 20 relatif sama. Akan tetapi pada kelerengan 30 , kecepatan penjalaran akan meningkat secara signifikan. Berbeda halnya saat api menuruni lereng, kecepatan api saat menuruni lereng akan lebih lambat dari pada menaiki lereng Syaufina 2008.

B. Faktor-faktor penyebab kebakaran hutan dan lahan

Penyebab kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alam biofisik dan faktor manusia.

1. Faktor Biofisik

Kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh faktor biofisik disebabkan oleh beberapa faktor seperti petir, letusan gunung berapi, atau batu bara yang terbakar. Di negara subtropis kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh faktor alam sering terjadi. Petir merupakan penyebab kebakaran tertinggi di negara subtropis Syaufina 2008. Sedangkan di Indonesia, menurut Zubaidah et al. 2005 hutan tropika di Indonesia, sulit terbakar secara alami, tetapi dengan meningkatnya gangguan pada hutan oleh manusia, kebakaran hutan akan sering terjadi. Kejadian petir yang sering terjadi di Indonesia tidak dapat menimbulkan kebakaran karena datangnya petir di Indonesia selalu dibarengi dengan datangnya hujan. Sehingga percikan api dari petir yang mengenai bahan bakar tidak dapat berkembang, menjalar lebih luas. Daerah yang berdekatan dengan gunung berapi yang masih aktif, merupakan daerah yang masih mempunyai resiko terhadap bahaya kebakaran karena udara yang dihasilkan dapat mengeringkan bahan bakar, sehingga kemampuan bahan bakar untuk terbakar semakin tinggi Syaufina 2008. Kejadian kebakaran hutan dan lahan juga dipengaruhi oleh tipe tanah, misalnya tanah gambut yang akan menjadi kering akibat pemanfaatan dan pembukaan lahan gambut yang membuat tanah gambut menjadi cenderung padat Kusmana et al. 2008 dalam Samsuri 2008. Kebakaran di lahan gambut adalah kebakaran yang berbahaya karena tipe kebakaran di lahan gambut adalah kebakaran tipe kebakaran bawah ground fire. Bahan bakar utama pada lahan gambut adalah lapisan gambut yang berada dipermukaan. Kebakaran yang terjadi di permukaan gambut merambat ke dalam hingga membakar lapisan organik Ritung dan Wahyunto 2003. Menurut Chandler et al. 1983a dalam Syaufina 2008 menyatakan bahwa iklim dan cuaca mempengaruhi kebakaran hutan yang saling berhubungan seperti berikut : a. Iklim menentukan jumlah total bahan bakar yang tersedia b. Iklim menentukan jangka waktu dan keparahan musim kebakaran c. Cuaca mengatur kadar air dan kemudahan bahan bakar hutan untuk terbakar d. Cuaca mempengaruhi proses penyalaan dan penjalaran kebakaran hutan Kebakaran pada lahan gambut juga dipengaruhi oleh kadar air gambut. Menurut hasil penelitian Putra 2003 dalam Syaufina 2008, kecepatan pembakaran akan menurun dengan semakin meningkatnya kadar air gambut. Pada kadar air yang tinggi, api tidak menyebabkan terjadinya pembakaran karena panas tidak mampu menguapkan air serta menguraikan bahan kimia gambut atau bahan-bahan lain.

2. Faktor Aktifitas Manusia