Jenis kelamin Ras Keturunan genetik

19 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Hipertensi merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh satu faktor saja, bahkan pada hipertensi primeressensial tidak diketahui penyebab pastinya, hanya diketahui hal-hal yang berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Faktor-faktor yang diduga dapat meningkatkan tekanan darah dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol 1. Usia

Terdapat hubungan yang positif antara usia dan frekuensi hipertensi, dimana prevalensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia Bullock 1996. Risiko terkena hipertensi tinggi pada saat memasuki masa pra lansia dan dengan bertambahnya usia, risiko menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40 dengan kematian lebih banyak terjadi pada usia diatas 65 tahun. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya usia disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, yang menyebabkan penyempitan lumen dan kekakuan dinding pembuluh darah dan mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik Kamso 2000; Depkes 2007.

2. Jenis kelamin

Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita WHO 2001. Setelah menopause, prevalensi hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang diakibatkan oleh faktor hormonal Bullock 1996. Wanita yang belum menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang sistem imun dan berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoproptein HDL. Kadar kolesterol HDL yang dtinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Ketika memasuki masa pemenopause, wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen dan seiring dengan bertambahnya usia, hormon estrogen berubah kuantitasnya secara alami. Proses ini akan terus berlanjut sehingga kadar HDL menurun dan menyebabkan kemungkinan terjadinya aterosklerosis semakin besar. Hal ini umumnya terjadi pada wanita usia 45 –55 tahun Kumar et al. 2005, diacu dalam Ananda 2011. 20

3. Ras

Kajian populasi menunjukan bahwa orang kulit hitam memiliki risiko hipertensi dua kali lebih besar dibandingkan dengan orang kulit putih. Tingkat keparahan dan kematian yang disebabkan oleh hipertensi juga lebih tinggi pada orang kulit hitam. Hal tersebut terjadi diduga karena akses terhadap pelayanan kesehatan yang lebih rendah, perbedaan genetik dengan kulit putih, aspek psikososial dan atau karena faktor nutrisi Bullock 1996.

4. Keturunan genetik

Genetik berperan dalam perkembangan hipertensi, yang tentunya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan lainnya. Diduga peran genetik dalam terjadinya hipertensi berkaitan dengan sensitivitas terhadap garam yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal, sistem saraf simpatik, and lain-lain Luft Weinberger 1997. Jika kedua orang tua memiliki hipertensi primer, kecenderungan hipertensi pada anaknya adalah satu dari dua anak. Jika salah satu dari orang tua hipertensi, maka kecenderungannya satu dari tiga anak. Sedangkan orang tua yang normotensi, kecenderungan hipertensi pada anaknya adalah satu dari 20 anak Bullock 1996. Hal ini sejalan dengan dengan pernyataan Depkes RI 2006, bahwa meskipun tidak setiap penderita hipertensi didapat dari garis keturunan, namun seseorang akan memiliki potensi untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi, terutama hipertensi primer esensial. Bila kedua orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45 akan turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30 akan turun ke anak-anaknya.

b. Faktor yang dapat dikontrol 1. Status sosial ekonomi

Dokumen yang terkait

Hubungan Psoriasis Dengan Profil Lipid Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012-2013

1 58 86

Hubungan Faktor-faktor Pemanfaatan Puskesmas Dengan Trend Kunjungan Rawat Jalan Pasca Pelaksanaan Kebijakan Pembebasan Biaya Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar Di Puskesmas Helvetia, Pasar Medan, dan Polonia Di Kota Medan Tahun 2006

9 56 141

Hubungan Kebiasaan Berolahraga Jalan Kaki dengan Kontrol Tekanan Darah Pada pasien Hipertensi

5 28 91

Perancangan Alat Pengukur Tekanan Darah Untuk Monitoring Pasien Rawat Jalan Dengan Tampilan Web

1 8 29

HUBUNGAN ASUPAN KALIUM DAN KONSELING GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

0 3 5

HUBUNTEKAN Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN Hubungan Tingkat Stres Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 1 19

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Stres Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 0 6

Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi dengan Tekanan Darah Pada Dewasa Muda

0 1 6