Pengemasan Kopi Instan Granular

15 mengurangi resiko oksidasi dan mengisi gas karbondioksida Ridwansyah 2003.

4. Pengemasan

Kopi instan harus dilindungi dengan cara menerapkan pengemasan yang baik sebelum didistribusikan ke tokowarung, pasar tradisonal atau pasar swalayan. Kemasan yang digunakan harus mampu melindungi produk dari absorbs kelembaban udara yng tidak hanya menyebabkan produk menggumpal mengerasmemadat tetapi juga dapat mempercepat penurunan aroma Ridwansyah 2003. Tekanan Darah Peredaran darah dalam tubuh terjadi karena adanya organ jantung yang memompa darah melalui kontraksi dan relaksasi. Ketika jantung berkontraksi, dihasilkanlah gelombang tekanan pembuluh darah yang dapat dirasakan dengan mudah pada tangan bagian atas dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah. Tekanan darah merupakan desakan darah terhadap dinding-dinding pembuluh darah arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke seluruh tubuh. Ada dua macam tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik Hull 1996; Soeharto 2004. Tekanan darah sitolik dihasilkan pada puncak kontraksi yaitu dimana darah menekan dinding arteri saat jantung berkontraksi memompa darah, sedangkan tekanan darah diastolik dihasilkan ketika jantung berelaksasi yaitu saat jantung relaks dan darah mengalir ke dalam jantung. Oleh karena itu, tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio dari tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik Soeharto 2004. Mengukur tekanan darah secara benar sangatlah penting untuk mendiagnosis adanya hipertensi dan mengevaluasi respon pengobatan anti hipertensi. Alat pengukur tekanan darah atau spigmomanometer ada 3 jenis : 1 menggunakan air raksa, 2 jenis aneroid dan 3 jenis digital. Pengukur yang paling ideal adalah yang menggunakan air raksa, namun penggunaannya harus benar. Pengukur tekanan darah jenis aneroid dan digital dapat digunakan apabila kurang terampil dalam menggunakan spigmomanometer air raksa, namun harus sering dikalibrasi Department of Health, Social Services and Public Safety 2012. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur tekanan darah adalah ruang pemeriksaan nyaman, pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan dihitung rata-ratanya. Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong dan hindari konsumsi kopi, alkohol dan rokok 30 menit sebelum dilakukan 16 pengukuran tekanan darah, karena semua hal tersebut akan meningkatkan tekanan darah dari nilai sebenarnya. Duduk dengan tenang selama 5 menit sebelum pemeriksaan dan jangan berbicara saat pemeriksaan serta tenangkan pikiran, karena pikiran yang tegang dan stress akan dapat meningkatkan tekanan darah. Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk setinggi jantung di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas. Dianjurkan tidak merokok 30 menit sebelum pengukuran tekanan darah. Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggihipertensi jika tekanan darahnya melebihi 14090 mmHg melalui 3 kali pengukuran tekanan darah dengan jarak pengukuran tekanan darah pertama ke pengukuran tekanan darah selanjutnya masing-masing 1 minggu Kaplan 1999, diacu dalam Yuniati 2007; Depkes 2007. Tekanan darah normal biasanya tidak melebihi 140 mmHg untuk tekanan sistolik dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg serta kurang dari 12080 mmHg. Tekanan darah sistolik TDS meningkat sesuai dengan peningkatan usia, akan tetapi tekanan darah diastolik TDD meningkat seiring dengan TDS sampai usia 55 tahun, yang kemudian menurun oleh terjadinya proses kekakuan arteri akibat aterosklerosis. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis Susilo Ari 2011. Hipertensi Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang 140 mmHg untuk tekanan darah sistoliknya dan atau 90 mmHg untuk tekanan darah diastolik Depkes 2006. Hipertensi yang tidak ditanggulangi merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal jantung. WHO melaporkan sekitar 16,2 juta kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Faktor risiko yang bertanggung jawab terhadap kondisi tersebut adalah hipertensi, kadar kolesterol tinggi, tembakau, konsumsi buah dan sayuran yang rendah serta kurang aktivitas fisik Kusmana 2009. Hipertensi umumnya mulai pada usia muda, sekitar 5 —10 ditemukan kasus hipertensi pada usia 20 —30 tahun. Bagi pasien yang berusia 40—70 tahun, setiap peningkatan tekanan darah sistolik 20 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 10 mmHg dapat meningkatkan risiko kardiovaskular 2 kali lipat Kusmana 2009. 17 Klasifikasi hipertensi dapat dilihat berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik dalam satuan millimeter merkuri mmHg. The Seventh of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure JNC 7 mengategorikan tekanan darah orang dewasa menjadi empat yaitu kelompok normal, pre-hipertensi, hipertensi tingkat I dan hipertensi tingkat II. Tabel 3 Klasifikasi pengukuran tekanan darah orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun berdasarkan JNC 7 Tahun 2003 Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik mmHg Tekanan Darah Diastolik mmHg Normal Pre Hipertensi Hipertensi Tingkat I Hipertensi Tingkat II 120 120-139 140 – 159 160 80 80 – 89 90 – 99 100 U.S Department of Health and Human Services 2003 Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu hipertensi essensialprimer dan hipertensi sekunder. Hipertensi essensialprimer merupakan jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat diketahui. Sekitar 90 —95 penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak ditujukan bagi penderita hipertensi essensial ini Depkes 2006. Faktor yang dapat menjadi penyebab hipertensi primer antara lain Askes 2011: 1. Tekanan darah tidak terdeteksi diastolik 90 mmHg, sistolik 105 mmHg; 2. Peningkatan kolesterol darah; 3. Kebiasaan merokok dan atau alkohol; 4. Kelebihan berat badankegemukanobesitas; 5. Kurang aktivitas fisikolah raga; 6. Gagal ginjal 7. Faktor genetikketurunan 8. Usia Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, dan ada sekitar 5 —10 dari seluruh penderita hipertensi masuk kedalam kategori ini. Penyebab hipertensi sekunder antara lain Kertohoesodo 1987: 1. Sebab – sebab hormonal 2. Kelainan pada ginjal, endokrin, kekakuan dari aorta 3. Adanya perubahan pada organ jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan meningkatnya terkanan darah 18 4. Feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin adrenalin atau norepinefrin naradrenalin. Hipertensi atau peningkatan tekanan darah merupakan salah satu faktor risiko sindrom metabolik selain diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas sentral, dan mikroalbuminuria. Sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan secara langsung terhadap terjadinya peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus Semiardji 2004. The World Health Organization WHO 1999 menyampaikan definisi seseorang mengalami sindrom metabolik dengan kriteria antara lain: 1. Gangguan pengaturan glukosa atau diabetes melitus; 2. Resistensi insulin; 3. Hipertensi dengan terapi anti-hipertensi 14090 mmHg; 4. Dislipidemia dengan trigliserida plasma 150 mgdL danatau cholesterol high density lipoprotein HDL-C 35 mgdL untuk pria; 40 mgdL untuk wanita; 5. Obesitas sentral pria: rasio lingkar pingang-pinggul 0,90; wanita 0,85 danatau indeks massa tubuh IMT 30 kgm 2 ; 6. Mikroalbuminuria Urea Albumin Excretion Rate 20 mgmin atau rasio albuminkreatinin 30 mgg. Sindrom metabolik ditegakkan apabila seseorang memiliki salah satu dari 2 kriteria pertama dan 2 dari empat kriteria terakhir yaitu memiliki diabetes melitus danatau resistensi insulin yang disertai sedikitnya 2 kriteria lain yaitu hipertensi, dislipedemia, obesitas sentral, dan mikroalbuminuria Adriansjah Adam 2006. Kriteria lain yang sering digunakan untuk menilai seseorang mengalami sindrom metabolik adalah NCEP-ATP III National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation, dan Treatment of High Blood Cholesterol in Adults Treatment Panel III 2002, yaitu apabila seseorang memenuhi 3 dari 5 kriteria antara lain: 1. Lingkar perut pria 102 cm; wanita 88 cm; 2. Trigliserida 150 mgdL 3. HDL-C pria 40 mgdL; wanita 50 mgdL; 4. Tekanan darah 13085 mmHg; 5. Kadar glukosa darah puasa 110 mgdL. 19 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Hipertensi merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh satu faktor saja, bahkan pada hipertensi primeressensial tidak diketahui penyebab pastinya, hanya diketahui hal-hal yang berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Faktor-faktor yang diduga dapat meningkatkan tekanan darah dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol 1. Usia

Dokumen yang terkait

Hubungan Psoriasis Dengan Profil Lipid Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012-2013

1 58 86

Hubungan Faktor-faktor Pemanfaatan Puskesmas Dengan Trend Kunjungan Rawat Jalan Pasca Pelaksanaan Kebijakan Pembebasan Biaya Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar Di Puskesmas Helvetia, Pasar Medan, dan Polonia Di Kota Medan Tahun 2006

9 56 141

Hubungan Kebiasaan Berolahraga Jalan Kaki dengan Kontrol Tekanan Darah Pada pasien Hipertensi

5 28 91

Perancangan Alat Pengukur Tekanan Darah Untuk Monitoring Pasien Rawat Jalan Dengan Tampilan Web

1 8 29

HUBUNGAN ASUPAN KALIUM DAN KONSELING GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

0 3 5

HUBUNTEKAN Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN Hubungan Tingkat Stres Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 1 19

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Stres Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 0 6

Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi dengan Tekanan Darah Pada Dewasa Muda

0 1 6