Aktivitas fisik Konsumsi alkohol berlebih Konsumsi kopi

23 hipertensi dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami masalah tersebut.

4. Merokok

Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi, selain itu juga sebagai salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular Bullock 1996. Di dunia, tembakau merupakan penyebab kelima penyakit kardiovaskular. Merokok meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Oleh karena itu, merokok pada penderita hipertensi akan semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri Depkes 2006. Data Depkes menyebutkan bahwa pada tahun 2002 konsumsi rokok di Indonesia menempati urutan ke lima diantara sepuluh negara dengan konsumsi rokok tertinggi dengan trend yang meningkat selama periode 1970 –2000 sebesar 7 kali lipat, yaitu 23 milyar batang pada tahun 1970 menjadi 217 milyar batang pada tahun 2000. Nikotin dan gas monoksida CO adalah dua bahan penting dalam asap rokok yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular. Asap rokok mengandung sekitar 0,5 sampai 3 nikotin, dan jika dihisap maka kadar nikotin dalam darah akan berkisar antara 40-50 mgml. Nikotin di dalam rokok melepaskan zat cathecolamins yang dapat meningkatkan tekanan darah dan zat lainnya yang dapat mengganggu jantung, membuat irama jantung menjadi tidak teratur, mempercepat aliran darah, menimbulkan kerusakan lapisan dalam pembuluh darah dan menimbulkan penggumpalan darah. Sedangkan CO memiliki kemampuan yang jauh lebih kuat daripada sel darah merah dalam hal menarik atau menyerap oksigen, sehingga menurunkan kapasitas darah merah tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan, termasuk jantung Soeharto 2000.

5. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik memiliki konsep yang lebih luas dari olah raga dan dapat didefinisikan sebagai pergerakan otot yang menggunakan energi. Aktivitas fisik berpengaruh secara langsung terhadap tekanan darah karena latihan fisik dapat mempengaruhi tekanan darah dengan menormalkan proses- proses tubuh lainnya Hull 1996. Aktivitas fisik atau olah raga merupakan bentuk pemberian rangsang berulang pada tubuh. Tubuh akan beradaptasi 24 jika diberi rangsangan secara teratur dengan takaran dan waktu yang tepat Depkes 2007. Latihan aerobik dengan intensitas ringan sampai sedang, seperti jalan atau berenang secara teratur sekitar 30 —45 menit selama 3—4 kali dalam seminggu dapat menurunkan hipertensi sekitar 4 —8 mmHg dan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner sebesar 30 dibandingkan dengan individu yang sedentary. Hal ini diduga karena latihan mengakibatkan penurunan tekanan darah dan meningkatkan HDL kolesterol Chalmers et al. 1999.

6. Konsumsi alkohol berlebih

Konsumsi alkohol yang berlebihan akan meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskular dan terjadinya hipertensi. Orang yang mengkonsumsi alkohol setiap hari akan menyebabkan tekanan darah sistolik naik sekitar 6,6 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 4,7 mmHg dibandingkan dengan peminum sekali seminggu, berapa pun jumlah total yang diminum setiap minggunya WHO 2001. Konsumsi alkohol berlebihan di negara barat seperti Amerika berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Sekitar 10 hipertensi di Amerika disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan di kalangan pria separuh baya. Akibatnya, kebiasaan meminum alkohol ini menyebabkan terjadinya hipertensi sekunder di kelompok usia ini Depkes 2006

7. Konsumsi kopi

Kopi disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan hipertensi. Kopi mengandung kafein yang merupakan stimulan ringan yang dapat mengatasi kelelahan, meningkatkan konsentrasi dan menggembirakan suasana hati. Kopi merupakan sumber kafein terbesar, konsumsi kafein yang terlalu banyak akan membuat jantung berdegup lebih cepat dan tekanna darah meningkat. Kafein dalam 2 —3 cangkir kopi 200—250 mg terbukti dapat meningkatkan tekanan sistolik sebesar 3 —14 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 4 —13 mmHg. Kafein bukan termasuk zat gizi, tetapi secara nyata menyebabkan naiknya tekanan darah dalam waktu singkat untuk kemudian kembali normal Khomsan 2004. Mengkonsumsi kopi pada penderita hipertensi akan membahayakan karena meningkatkan risiko terjadinya stroke dan meningkatkan ekskresi kalsium yang akan berakibat peningkatan tekanan darah Simon 2002. 25

8. Konsumsi garam natrium berlebih

Dokumen yang terkait

Hubungan Psoriasis Dengan Profil Lipid Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012-2013

1 58 86

Hubungan Faktor-faktor Pemanfaatan Puskesmas Dengan Trend Kunjungan Rawat Jalan Pasca Pelaksanaan Kebijakan Pembebasan Biaya Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar Di Puskesmas Helvetia, Pasar Medan, dan Polonia Di Kota Medan Tahun 2006

9 56 141

Hubungan Kebiasaan Berolahraga Jalan Kaki dengan Kontrol Tekanan Darah Pada pasien Hipertensi

5 28 91

Perancangan Alat Pengukur Tekanan Darah Untuk Monitoring Pasien Rawat Jalan Dengan Tampilan Web

1 8 29

HUBUNGAN ASUPAN KALIUM DAN KONSELING GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

0 3 5

HUBUNTEKAN Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN Hubungan Tingkat Stres Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 1 19

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Stres Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 0 6

Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi dengan Tekanan Darah Pada Dewasa Muda

0 1 6