Analisis Interaksi Spasial Analisis spasial kabupaten agam dalam kaitannya dengan kesenjangan pembangunan antar wilayah

47 Tabel 5 Nilai Selang Hirarki Berdasarkan Indeks Perkembangan Nagari IPN No. Hirarki Nilai Selang X Tingkat Hirarki 1 I 65.12 - 80.93 Sangat Tinggi 2 II 49.30 - 65.11 Tinggi 3 III 33.48 - 49.29 Sedang 4 IV 17.66 - 33.47 Rendah 5 V 1.84 -17.60 Sangat Rendah

5. Analisis Interaksi Spasial

Analisis interaksi spasial ini menggunakan Model Gravitasi. Analisis ini digunakan untuk melihat gambaran pola interaksi spasial sistem transportasi antar wilayah di Provinsi Sumatera Barat. Model umum Gravitasi Newton berdasarkan Tamin 2000 adalah sebagai berikut: c ij b j a i ij d M M G T = ...................................................................................................5.1 Untuk mencari solusi secara statistik, selanjutnya model umum tersebut dimodifikaksi menjadi model fungsi regresi berikut: ln T ij = ln G + ln M i + ln M j – ln d ij ...............................................5.2 Dimana : T ij = Ukuran intensitas interaksi antara pusat zona ke i dengan pusat zona ke j yang dinyatakan dengan volume lalulintas orang dan barang M i = Ukuran massa atau daya dorong zona asal i push factor yang dinyatakan dengan jumlah penduduk yang ada di pusat i M j = Ukuran massa atau daya tarik zona tujuan j pull factor yang dinyatakan dengan jumlah penduduk yang ada di pusat j d ij = Kendala ruang antara pusat i dengan pusat j yang dinyatakan dengan jarak tempuh antara pusat i dengan pusat j G = Konstanta gravitasi interaksi spasial paramater diduga dari data = elastisitas daya dorong pusat i parameter diduga dari data = elastisitas daya tarik pusat j parameter diduga dari data = elastisitas kendala interaksi parameter diduga dari data Pusat-pusat wilayah yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, 48 Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, Kabupaten Solok, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan, dan Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk mempermudah analisis maka sebelumnya dibuat matriks asal tujuan seperti tercantum dalam Lampiran 5-8. Telaah tentang pola interaksi spasial yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat secara umum dengan menggunakan pendekatan pergerakan orang dan barang dengan kendala-kendala antara lain jarak tempuh dan kapasitas tarikan dan kapasitas dorongan. Menurut Tamin 2000, dengan menggunakan pendekatan model umum gravitasi newton, pola interaksi spasial pergerakan barang dan orang dapat dilihat pada model interaksi spasial yang terjadi antar zona di bawah ini. Variabel- variabel yang digunakan untuk mengestimasi pergerakan orang dan barang terdiri dari variabel daya dorong daerah asal i, variabel daya tarik daerah tujuan j, variabel jumlah penduduk daerah asal P i , variabel jumlah penduduk daerah tujuan P j , dan variabel kendala spasial yang digunakan antara lain variabel jarak tempuh dari daerah asal i ke daerah tujuan j adalah d1ij. 1. Model pergerakan orang dari wilayah asal ke wilayah tujuan T ij dengan kendala jarak tempuh d1 ij λ β α ij j i ij d M P G T 1 1 = ln T1 ij = lnG 1 + ln P i + ln P j – ln d1 ij λ β α − = ij j i ij d P P G T 1 . . . 1 1 2. Model pergerakan barang dari wilayah asal ke wilayah tujuan T2 ij dengan kendala jarak tempuh d1 ij λ β α ij j i ij d M P G T 1 2 = ln T2 ij = lnG 1 + ln P i + ln P j – ln d1 ij λ β α − = ij j i ij d P P G T 1 . . . 2 1 Keterangan: i = Zona asal j = Zona tujuan P i = Jumlah penduduk zona asal jiwa 49 P j = Jumlah penduduk zona tujuan jiwa T1 ij = Pergerakan orang dari zona asal i ke zona tujuan j orang T2 ij = Pergerakan barang dari zona asal i ke zona tujuan j ton d1 ij = Jarak tempuh pergerakan orangbarang dari zona asal i ke zona tujuan j km.

6. Analisis Kesenjangan