Analisis Komponen Utama Principal Component AnalysisPCA

79 Kabupaten Agam tahun 2006. Pada mulanya peubahvariabel yang digunakan adalah 123 seratus dua puluh tiga variabel penjelas yang selanjutnya disederhanakan menjadi 53 lima puluh tiga variabel penjelas dengan asumsi berkaitan secara nyata dengan pembangunan wilayah dan masalah kesenjangan. Analisis dilakukan terhadap 73 tujuh puluh tiga nagari yang ada di Kabupaten Agam, karena salah satu tujuan dari penelitian ini adalah membuat tipologi wilayah Kabupaten Agam berdasarkan data-data spasial dan data sosial-ekonomi.

a. Analisis Komponen Utama Principal Component AnalysisPCA

Tujuan analisis komponen utama adalah untuk mendapatkan variabel baru yang jauh lebih sedikit dari variabel asalnya, namun kandungan informasinya relatif tidak berubah. Dalam proses analisis ini mula-mula dilakukan seleksi variabel berdasarkan pertimbangan kelengkapan data dan kemampuan variabel tersebut dalam menjelaskan keragaman karakteristik wilayah, yang dalam hal ini unit wilayah adalah nagari. Seleksi variabel atau peubah dilakukan melalui teknik analisis komponen utama Principal Component AnalysisPCA. Melalui analisis ini dapat dikelompokkan peubah-peubah penting untuk menduga fenomena, sekaligus memahami struktur dan melihat hubungan antar variabel di wilayah studi. Tabel 17 Eigenvalue Komponen-Komponen Utama Faktor Eigenvalue Total variance Cumulative Eigenvalue Cumulative 1. Kapasitas penunjang pariwisata 2.454330 16.36220 2.45433 16.3622 2. Tingkat kesejahteraan 1.867324 12.44882 4.32165 28.8110 3. Derajat kesehatan 1.623905 10.82603 5.94556 39.6371 4. Laju pertumbuhan penduduk 1.468364 9.78909 7.41392 49.4261 5. Kapasitas fasilitas keuangan 1.317482 8.78322 8.73140 58.2094 6. Kapasitas fasilitas dagangan 1.101347 7.34232 9.83275 65.5517 7. Kapasitas sarana pertanian 1.025904 6.83936 10.85866 72.3910 Sumber: Data hasil olahan Proses analisis komponen utama terhadap nagari-nagari di Kabupaten Agam menghasilkan 7 tujuh faktor yang merupakan komponen utama yang berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan wilayah dan masalah kesenjangan karena nilai eigenvaluenya diatas 1 satu dan sudah saling ortogonal. Nilai kumulatif eigenvalue atau akar ciri dari komponen utama yang dihasilkan adalah sebesar 72.39 persen seperti yang tertera pada Tabel 17 di atas. Angka ini 80 menunjukkan suatu deskripsi yang baik karena nilai akar ciri tersebut berada di atas 70. Nilai ini sudah memenuhi syarat proporsi keragaman yang dapat dijelaskan. Berdasarkan hasil analisis komponen utama ini seperti yang tercantum pada Lampiran 9, variasi pembangunan wilayah di 73 tujuh puluh tiga nagari dapat dapat dipresentasikan melalui faktor utama sebanyak 7 tujuh faktor dengan uraian sebagai berikut: 1. Faktor utama 1, ada dua variabel asal yaitu rasio hotelpenginapan dan rasio objek wisata. Faktor 1 merepresentasikan variasi kapasitas penunjang pariwisata antar daerah. Semakin besar skor suatu daerah pada faktor ini, semakin tinggi kapasitasnya sebagai penunjang pariwisata. Faktor ini positif kaitannya dengan rasio hotelpenginapan dan rasio objek wisata. Nilai keragaman data yang dapat dijelaskan oleh faktor 1 adalah 16.36 persen; 2. Faktor utama 2, ada dua variabel asal yaitu pangsa industri besar dan rasio jumlah keluarga yang tinggal ditepi sungai. Faktor 2 merepresentasikan variasi tingkat kesejahteraan antar daerah. Semakin besar skor daerah pada faktor ini, semakin renadah tingkat kesejahteraannya. Nilai keragaman data yang dapat dijelaskan sebesar 12.45 persen; 3. Faktor utama 3 terdiri dari dua variabel asal yaitu, pangsa tempat kegiatan usaha jasa dan rasio tempat praktek dokterbidan. Faktor 3 merepresentasikan variasi derajat kesehatan masyarakat antar daerah. Semakin besar skor daerah pada faktor ini, semakin rendah derajat kesehatan masyarakatnya. Nilai keragaman data yang dapat dijelaskan sebesar 10.83 persen; 4. Faktor utama 4 terdiri dari dua variabel asal yaitu, kepadatan penduduk dan luas lahan bukan sawah. Faktor 4 merepresentasikan variasi laju pertumbuhan penduduk. Semakin besar skor daerah pada faktor ini, semakin tinggi laju pertumbuhan penduduknya. Faktor ini positif kaitannya dengan kepadatan penduduk dan luas lahan bukan sawah. Nilai keragaman data yang dapat dijelaskan sebesar 9.79 persen; 5. Faktor utama 5 terdiri dari satu variabel asal yaitu, pangsa KUD. Faktor 5 merepresentasikan variasi kapasitas fasilitas keuangan. Semakin besar skor 81 daerah pada faktor ini, semakin rendah kapasitas fasilitas keuangan suatu daerah. Nilai keragaman data yang dapat dijelaskan sebesar 8.78 persen; 6. Faktor utama 6 terdiri dari satu variabel asal yaitu, rasio swalayan. Faktor 6 merepresentasikan variasi kapasitas fasilitas perdagangan. Semakin besar skor daerah pada faktor ini, semakin rendah kapasitas fasilitas perdagangan suatu daerah. Nilai keragaman data yang dapat dijelaskan sebesar 7.34 persen; 7. Faktor utama 7 terdiri dari satu variabel asal yaitu, rasio kios saprodi pertanian milik KUD dan non KUD. Faktor 7 merepresentasikan variasi kapasitas sarana pertanian. Semakin besar skor daerah pada faktor ini, semakin rendah kapasitas sarana pertanian suatu daerah. Nilai keragaman data yang dapat dijelaskan sebesar 6.84 persen; Terkait hal di atas, maka pembangunan wilayah dan permasalahan kesenjangan di Kabupaten Agam ternyata direpresentasikan dengan faktor yang berbeda antara kapasitas penunjang pariwisata, tingkat kesejahteraan, derajat kesehatan, laju pertumbuhan penduduk, kapasitas fasilitas keuangan, kapasitas fasilitas perdagangan, dan kapasitas sarana pertanian dan relatif tidak ada kaitannya satu sama lain independen. Namun demikian, variabel rasio hotelpenginapan dan rasio objek wisata faktor 1 dan variabel kepadatan penduduk dan rasio luas lahan bukan sawah faktor 4 relatif memiliki faktor loading yang cukup besar.

b. Analisis Gerombol Cluster Analysis