l
Dengan aturan yang sama saat menentukan HR rata-rata pada KST dilakukan penghitungan untuk HR rata-rata pada masing-masing subjek. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 21 berikut.
Tabel 21. Nilai HR rata-rata dan IRHR pengupasan biji mete Subjek
Ulangan HR
IRHR Rerata
IRHR kerja Operator
R1 ST
R2 W
R3 ST
W 1
71,45 105,45 76,50 95,50 74,50 1,48 1,34 1,30
2 72,69 105,75 77,27 95,67 78,58 1,37 1,24
3 71,18 105,53 77,76 93,41 77,91 1,48 1,31
Untuk mengetahui nilai WEC maka nilai IRHR rata-rata dari tabel-tabel di atas dimasukkan ke dalam persamaan hubungan korelasi antara IRHR dengan WEC
st
. Setelah itu dilakukan penghitungan nilai TEC. TEC adalah energi total yang digunakan pada saat kerja yaitu total dari
energi metabolisme BME dan energi kerja itu sendiri WEC. Untuk mendapatkan nilai BME, kita konversi nilai luas permukaan tubuh subjek menggunakan Tabel 13. Dari tabel BME kita peroleh
konsumsi oksigen yang kemudian kita konversi menjadi koversi energi dengan mengalikan dengan 5 kal. Kemudian nilai EC dinormalisasi yaitu dengan membagi EC dengan berat tubuh subjek. Hasil
dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.
Tabel 22. Nilai IRHR, WEC, TEC dan TEC’ pengupasan biji mete Subjek Berat
Badan H
cm A
m² Rerata
IRHR Kerja
BME kJmenit
WEC kJmenit
TEC kJmenit
TEC kJkg.Jam
P 56 169
1,653 1,30 4,284 0,562 4,846
5,192 Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa tingkat beban kerja yang dialami subjek dapat
dikategorikan pada tingkat beban kerja sedang, hal ini terlihat dari nilai rerata IRHR 1,30. Sedangkan energi total rata-ratanya TEC adalah 4,846 kJmenit, dengan produktivitas pengupasan rata-rata
0,343 kgjam dapat dikatakan bahwa energi yang dikeluarkan subjek selama melakukan kegiatan pengupasan adalah 847,69 kJkg biji mete kupas.
D. Efisiensi Tenaga Mekanis
Tenaga mekanis adalah tenaga yang disalurkan melalui kerja fisik otot. Tenaga mekanis pada pengupasan kulit buah mete gelondong ini dihitung dengan memperhatikan gaya-gaya yang
bekerja pada alat pengupas biji mete ini. Pada lampiran 2 terlihat bahwa tenaga mekanis yang dikeluarkan yaitu sebesar 10,14 watt.
Efisiensi tenaga mekanis tubuh adalah persentase perbandingan antara besar tenaga yang dikeluarkan otot dengan besar pengeluaran tenaga total tubuh TEC. Pada perhitungan pada
Lampiran 2 diketahui bahwa efisiensi tenaga mekanis tubuh sebesar 12,59 . Nilai 12,59 menunjukan bahwa hanya 12,59 dari jumlah tenaga total tubuh subjek yang dikeluarkan untuk
mengupas kulit buah mete.
E. Analisis Ekonomi
Faktor yang menentukan layak tidaknya suatu alat digunakan adalah analisis ekonomi. Dengan analisis ekonomi ini dapat diketahui besar biaya produksi, sehingga keuntungan alat
tersebut juga dapat ditentukan. Biaya produksi dipengaruhi oleh biaya produktivitas alat dan biaya produktivitas pengupasan, maka biaya produktivitas alat akan semakin rendah sehingga biaya
produksi juga semakin rendah dan keuntungan makin tinggi.
Biaya produktivitas alat dipengaruhi oleh faktor efisiensi waktu kerja dan faktor kesiapan alat yang secara tidak langsung akan mempengaruhi keuntungan dari alat tersebut. Semakin tinggi
tingkat efisiensi waktu kerja dan faktor kesiapan alat, maka akan sedikit waktu kerja yang terbuang dan kerusakan alat akan relative kecil. Dengan demikian, biaya produktivitas alat akan semakin
kecil, sehingga keuntungan yang diperoleh dari alat tersebut semakin besar.
li
Dari hasil perhitungan pada lampiran 4 diperoleh biaya produktivitas alat ini adalah Rp 10.064,33 kg biji mete. Biaya pembelian buah mete gelondong adalah Rp 8000,00kg, sedangkan
untuk menghasilkan biji mete kupas diperlukan 4 kg buah mete gelondong, maka biaya produksinya adalah Rp 42.064,33 kg biji mete. Biji mete kupas dengan kualitas baik dapat dijual dengan harga
Rp 75.000,00kg biji mete kupas. Dengan mengurangkan harga jual biji mete kupas dengan biaya produksi maka didapat keuntungan sebesar Rp 32.935,67 kg biji mete kupas.
lii
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Alat pengupas kulit buah mete gelondong ini dapat digunakan oleh operator dengan tingkat
keterampilan yang biasa, tidak membutuhkan keahlian yang tinggi, tatapi hanya memerlukan adaptasi kebiasaan kerja dalam menggunakan alat ini.
2. Tenaga total tubuh TEC operator pada pengupasan buah mete gelondong adalah 847,69
kJkg biji mete kupas. 3.
Efisiensi tenaga mekanis operator adalah 12,59 artinya sebesar 12,59 dari jumlah tenaga total tubuh subjek yang dikeluarkan untuk mengupas kulit buah mete.
4. Pada pengupasan buah mete gelondong , operator menghasilkan produktivitas pengupasan
untuk buah mete ukuran besar 0,367 kgjam, ukuran sedang 0,402 kgjam, dan ukuran kecil 0,261 kgjam. Dengan rata-rata produktivitas pengupasan sebesar 0,343 kgjam.
5. Rata-rata persentasi mutu hasil pengupasan adalah 76,67 biji utuh, 17 biji belah, 3,33
biji teriris, dan 3 biji pecah. 6.
Biaya produksi alat pengupas kulit buah mete gelondong tipe pedal ini adalah sebesar Rp 42.064,33 kg, dengan harga jual biji mete kupas baik sebesar Rp 75.000,00kg, maka
keuntungan alat ini adalah Rp 32.935,67 kg biji mete kupas.
A. SARAN
Nilai produktivitas dari alat pengupas biji mete tipe pedal ini lebih kecil dibandingkan nilai produktivitas alat tipe tangan. Kesulitan dalam pengumpanan buah mete yang akan dikupas
didepan pisau pengupas termasuk faktor penghambat kecilnya produktivitas, oleh karena itu perlu didesain ulang sistem pengumpanan buah mete didepan pisau pengupas.