Sejarah Jambu Mete TINJAUAN PUSTAKA

xvii

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Jambu Mete

Jambu mete anacardium accidentale L termasuk dalam genus Anacardium , anggota dari family Anacardiaceae, yang terdiri atas 60 genus dan 400 spesies pohon dan perdu yang kulit kayunya bergetah dan tumbuh meluas didaerah tropika, baik belahan bumi barat maupun timur Ohler, 1978 dalam Awaludin, 1995. Tanaman jambu mete adalah jenis tanaman tahunan. Pada kondisi yang baik, tanaman berbatang tegak dan dapat mencapai ketinggian 15 m. Bentuk mahkota tanaman canopy simetrik menyerupai payung. Pada kondisi yang kurang baik, tanaman tumbuh pendek dengan batang bengkok Ohler, 1978 dalam Awaludin, 1995. Daun tanaman berbentuk bulat memanjang dengan permukaan licin. Warna daun bervariasi antara coklat kemerahan hingga hijau tua. Setiap daun mempunyai ukuran panjang 10 – 12 cm, lebar 5 – 10 cm dan panjang tangkai daun 0,5 – 1,0 cm. Daun hanya tumbuh pada daun ranting, bertebaran dan tunggal Saragih, P.Y dan Haryadi, Y. ,1994. Buah jambu mete anacardium accidentale L terdiri atas dua bagian yaitu buah semu dan buah sejati. Buah semu disebut juga dengan nama Cashew Aplle. Bagian ini merupakan tangkai bunga yang membesar seolah-olah menjadi daging buah yang sebenarnya Ohler, 1978 dalam Awaludin, 1995. Buah sejati adalah buah mete gelondong yang disebut dengan nama Cashew Nut berbentuk seperti ginjal, berkulit keras, di dalam kulit mengandung minyak dan dibagian paling dalam terdapat biji meteh berbelah dua atau Cashew Kernel. Bentuk buah mete dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Buah mete dan bagian-bagiannya Vaughan, 1970 dalam Awaludin, 1995 Kulit keras buah mete gelondong Pericarp terdiri atas tiga lapisan yaitu: lapisan epicarp, lapisan mesocarp,dan lapisan endocarp. Epicarp merupakan lapisan terluar dari kulit buah mete gelondong, mempunyai sifat keras dan liat. Mesocarp adalah lapisan tengah dan merupakan lapisan yang paling tebal dari ketiga lapisan kulit. Dalam lapisan ini terdapat saluran-saluran yang mengandung cairan CNSL Cashew Nut Shell Liquid yang bersifat lekat kental. Cairan ini terasa panas bila terkena kulit, bersifat racun, menimbulkan iritasi pada kulit, dan tidak dapat dimakan. Endocarp merupakan lapisan dalam yang bersifat keras Ohler, 1979 dalam Awaludin, 1995. Menurut Haryadi dan Saragih 1994 persentase dari bagian-bagian buah mete gelondong adalah sebagai berikut: - kulit buah mete gelondong : 45 - 50 - CNSL : 18 – 23 - Kulit ari : 2 – 5 - Biji mete : 20 – 35 Menurut Ohler 1979, kulit keras buah mete gelondong mengandung air sebesar 13,17, abu 6,74, celusose 17,35, protein 4,06, gula 20,85, dan CNSL 35,10. Biji mete terdiri atas dua keping biji kotiledon. Keping biji mete itu berwarna putih, berbentuk menyerupai ginjal dan tertutup oleh lapisan tipis sebagai kulit ari testa yang xviii berwarna coklat kemerahan. Kulit ini berguna untuk melindungi biji mete dari kontaminasi CNSL Woodroof, 1978 dan Ohler, 1989 dalam Awaludin, 1995. Kulit ari terdiri dari air 8, protein 7.6, lemak 12,3, karbohidrat 59,2, serat 11, dan abu 1,9 Ditjenbun, 1989 dalam Awaludin, 1995. Sebagian besar buah mete gelondong mengandung lemak yaitu 56 pada buah mete segar berkalori tinggi, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia kacang mete Ohler, 1979 dalam Awaludin, 1995 Komponen A B Lemak 47 44 Protein 21 21 Karbohidrat 22 29 Keterangan: A = Penelitian yang dilakukan Adriano 1926, Weath 1948, Parpia dan Subrahmanyan 1966 B = Penelitian yang dilakukan oleh Mente Fredin 1962 dan Finzi 1966 Buah mete gelondong mempunyai variasi dalam bentuk, ukuran, dan bobotnya. Pada Tabel 2 dapat dilihat ukuran dan bobot dari beberapa klasifikasi buah mete gelondong, sedangkan persentase komponen dari buah mete gelondong antara biji mete, kulit keras, dan kulit arinya. Berdasarkan klasifikasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 2. Hasil pengukuran dan penimbangan bobot dari buah mete gelondong Ohler, 1979 dalam Awaludin, 1995 Kriteria Klasifikasi buah mete A B C D E F Panjang mm 53,00 40,00 34,00 29,00 27,00 19,00 Lebar mm 32,00 33,00 22,00 20,00 19,00 14,00 Ketebalan mm 17,00 23,00 14,00 17,00 11,00 8,00 Bobot mete gelondong gr 15,00 15,00 7,00 5,30 3,80 1,23 Bobot kernel gr 2,98 3,20 2,21 1,61 1,20 0,30 Bobot kulit mete gelondong gr 12,41 12,10 4,92 3,50 2,50 0,90 Bobot kulit ari gr 0,21 0,20 0,27 0,19 0,10 0,03 Tabel 3. Persentase komponen buah mete Ohler, 1979 dalam Awaludin, 1995 Buah mete gelondong Biji mete Kulit buah Kulit ari A 19,10 79,60 1,30 B 20,60 78,10 1,30 C 29,90 66,50 3,60 D 30,40 66,00 3,60 E 31,60 65,80 2,60 F 24,40 73,20 2,40 Jenis buah mete gelondong dari tiap Negara berbeda ukuran dan bobotnya. Di India dan Brazil ukuran panjang rata-rata antara 2,5 – 4,0 cm dan lebar antara 2,0 – 3,0 cm. Ukuran buah mete gelondong terbesar mempunyai panjang 5,3 cm, berat 15 gr, dan yang terkecil mempunyai ukuran panjang 18 mm dan berat 1 gram Ohler, 1979 dalam Awaludin, 1995. Pada Tabel 4, 5, dan 6 ditunjukan sifat-sifat fisik yang meliputi kekuatan dan perubahan ukuran bentuk mete gelondong akibat pada alat pengupas kulit buah mete type KKU-Sheller, dan jenis-jenis pembebanan pada penampang buah mete gelondong Gambar 2 . xix Tabel 4. Hubungan gaya tekan yang dibebankan kgf terhadap mete gelondong dengan perubahan ukuran yang terjadi Thivavarnvongs et. Al.,1995 dalam Awaludin 1995 Jenis pembebanan Gaya rata-rata maksimal yang diberikan kgf Pengurangan bentuk ukuran mm 1. Penekanan pada ukuran ketebalan 48,40 4,70 2. Penekanan pada bagian panjang 64,70 11,30 3. Penekanan pada bagian lebar 49,20 7,80 Gambar 2. Jenis-jenis pembebanan pada penampang buah mete gelondong Tabel 5. Hubungan gaya tekan, kedalaman pisau yang tertancap pada kulit buah mete dengan kecepatan penekan Thivavarnvongs et. Al.,1995 dalam Awaludin 1995 Kecepatan penekanan mdet Gaya tekan rata-rata kgf Kedalaman pisau mm 1.67 23,70 4,84 2.50 24,00 4,84 3.33 24,00 4,90 Tabel 6. Hubungan besarnya Torsi dengan sudut puntir untuk melepaskan kacang mete dari kulitnya Thivavarnvongs et. Al.,1995 dalam Awaludin 1995

B. Pengolahan Buah Mete Gelondong