Hasil Uji Kualitas Data

92 Variable Min max skew c.r. Kurtosis c.r. HLS3 2.000 5.000 -.343 -1.601 -.307 -.716 HLS4 3.000 5.000 .016 .074 -.430 -1.005 HLS5 2.000 5.000 -.592 -2.765 .100 .233 HLS6 2.000 5.000 -.210 -.981 .006 .015 HLS7 2.000 5.000 .091 .427 -.225 -.526 HLS8 2.000 5.000 -.279 -1.305 -.851 -1.989 HLS9 3.000 5.000 -1.005 -4.697 -.199 -.466 Multivariate 25.342 3.017 Data di olah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa beberapa indikator tidak berdistribusi secara normal, karena memiliki nilai cr kurtosis dan cr skewness diluar batas torelansi -2,58 sampai +2,58. Beberapa indkator tersebut adalah PWB3, RA1, RA2, RA3, Pada baris bagian akhir juga ditunjukkan bahwa secara keseluruhan Multivariate data juga tidak dapat di anggap normal Multivariate 3,017. Akan tetapi data masih dapat diterima dalam penelitian, karena untuk penelitian keprilakuan seperti pemasaran, sumber daya manusia, psikologi, atau ilmu sosial lainnya data tidak harus normal.

3. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner Ghozali, 2013. Pengujian ini dilakukan dengan menggunkan Pearson Correlation, kuesioner dikatakan valid jika tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari enamt variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan 150 sampel responden. 93 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Healthy Lifestyle Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-tailed Kriteria HLS1 0,518 0,000 Valid HLS2 0,651 0,000 Valid HLS3 0,637 0,000 Valid HLS4 0.680 0,000 Valid HLS5 0,487 0,000 Valid HLS6 0,786 0,000 Valid HLS7 0,670 0,000 Valid HLS8 0,355 0,000 Valid HLS9 0,431 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.5 variabel healthy lifestyle memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Role Ambiguity Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-tailed Kriteria RA1 0,695 0,000 Valid RA2 0,751 0,000 Valid RA3 0,829 0,000 Valid RA4 0.794 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel role ambiguity memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Role Conflict Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-tailed Kriteria RC1 0,696 0,000 Valid RC2 0,469 0,000 Valid Bersambung pada halaman berikutnya 94 Tabel 4.7 Lanjutan Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-tailed Kriteria RC3 0,407 0,000 Valid RC4 0.710 0,000 Valid RC5 0,606 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel role conflict memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Job Burnout Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-tailed Kriteria JB1 0,642 0,000 Valid JB 2 0,675 0,000 Valid JB 3 0,737 0,000 Valid JB 4 0.572 0,000 Valid JB 5 0,523 0,000 Valid JB6 0,515 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel job burnout memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Psychological well-being Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-tailed Kriteria PWB1 0,598 0,000 Valid PWB 2 0,660 0,000 Valid PWB 3 0,692 0,000 Valid Bersambung pada halaman berikutnya 95 Tabel 4.9 Lanjutan Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-tailed Kriteria PWB 4 0.625 0,000 Valid PWB 5 0,676 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel psychological well-being memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas job satisfaction Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-tailed Kriteria JS1 0,608 0,000 Valid JS 2 0,840 0,000 Valid JS 3 0,892 0,000 Valid JS4 0.803 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel job satisfaction memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,70 Ghozali, 2013. Tabel 4.11 adalah hasil uji reliabilitas terhadap enam variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu healthy lifestyle, role ambiguity, rola conflict, job burnout, psychological well-being dan job satisfaction. 96 Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha secara keseluruhan sebesar 0,759. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner reliabel karena mempunyai cronbach’s alpha lebih dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

C. Uji

Measurement Model Measurement model adalah bagian dari model SEM yang terdiri atas sebuah variabel laten dengan beberapa indikator yang menjelaskan variabel laten tersebut. Tujuan pengujian ini adalah ingin mengetahui seberapa tepat indikator-indikator tersebut menjelaskan variabel laten yang ada. Berikut disajikan bentuk diagram konstruk eksogen dan endogen. Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .759 33 97 Gambar 4.1 Konstruk eksgoen 98 Tabel 4.12 Eksogen Fit Index Goodness of fit index Cut off value Hasil Chi-Square Makin kecil makin baik 895,150 Probability 0,05 0,000 RMSEA 0,08 0,211 GFI 0,624 AGFI 0,513 CMINDF 6,781 TLI 0,301 CFI 0,397 DF Harus positif 132 Data diolah 2015 Berdasarkan hasil data yang telah diolah, dapat diketahui bahwa model dapat diidentifikasi memiliki degree of freedom yang positif sehingga dapat dilakukan pengujian pada model. Selanjutnya, dapat dilihat pada tabel fit index suatu model, disana kesemua memiliki nilai marjinal tidak sampai memenuhi kriteria fit yang ditentukan terhadap suatu model. Namun, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model masih fit dengan data yang ada. Nilai-nilai marjinal tersebut masih dapat diterima, seperti halnya nilai GFI dan AGFI yang masih tergolong besar mendekati 1 masih di anggap besar walupun marjinal. Namun tidak pada TLI dan CFI dengan hasil 0,301 dan 0,397. 99 Tabel 4.13 Regression Weights Estimate S.E. C.R. P Label HLS9 --- HLS 1.000 HLS8 --- HLS .536 .349 1.536 .125 HLS7 --- HLS 1.331 .338 3.935 HLS6 --- HLS 1.760 .406 4.336 HLS5 --- HLS .888 .299 2.965 .003 HLS4 --- HLS 1.606 .379 4.233 HLS3 --- HLS 1.748 .426 4.098 HLS2 --- HLS 1.606 .386 4.156 HLS 1 --- HLS .948 .300 3.160 .002 RA4 --- RA 1.000 RA3 --- RA 1.253 .138 9.047 RA2 --- RA .683 .154 4.443 RA1 --- RA .761 .146 5.206 RC5 --- RC 1.000 RC4 --- RC -1.973 .420 -4.695 RC3 --- RC -.123 .257 -.479 .632 RC2 --- RC 1.239 .303 4.087 RC1 --- RC -.640 .259 -2.468 .014 Data diolah 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua indikator atau pembentuk masing-masing variabel laten menunjukkan hasil yang baik, yaitu nilai CR rata-rata di atas 1,96. Semua nilai probabilitas untuk masing-masing indikator lebih kecil dari 0,05, walaupun ada 2 indikator dengan nilai 0,125, 0,632. Namun secara keseluruhan indikator sudah dapat menjelaskan konstruk yang ada. Bahkan, sebagian memiliki angka probabilitas di bawah 0,001 tanda = 0,000 yang menunjukkan bahwa indikator dapat menjelaskan konstruk dengan baik. Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa indikator-indikator pembentuk variabel laten 100 konstruk telah menunjukkan sebagai indikator yang kuat dalam pengukuran variabel laten. Gambar 4.2 Konstruk Endogen 101 Tabel 4.14 Endogen Fit Index Goodness of fit index Cut off value Hasil Chi-Square Makin kecil makin baik 616,173 Probability 0,05 0,000 RMSEA 0,08 0,216 GFI 0,667 AGFI 0,540 CMINDF 7,082 TLI 0,359 CFI 0,459 DF Harus positif 87 Data diolah 2015 Berdasarkan hasil data yang telah diolah, dapat diketahui bahwa model dapat diidentifikasi memiliki degree of freedom yang positif sehingga dapat dilakukan pengujian pada model. Selanjutnya, dapat dilihat pada tabel fit index suatu model, sama seperti konstruk eksogen, disana terdapat indikator yang memiliki nilai marjinal tidak memenuhi kriteria fit suatu model, hanya DF, GFI, dan AGFI saja yang memenui kriteria fit model. Pada tabel di atas hanya GFI dengan nilai 0,667, AGFI 0,540 yang memenuhi kriteria fit model walaupun marjinal. Namun sekalipun demikian model secara keseluruan dapat disimpulkan bahwa model fit dengan data yang ada. 102 Tabel 4.15 Regression Weights Data diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua indikator dapat menjelaskan konstruk dengan baik, yaitu nilai CR di atas 1,96 kecuali nilai CR pada indikator JB4, JB5 dan JB6 dan semua nilai probabilitas untuk masing-masing indikator lebih kecil dari 0,05 kecuali nilai probabilitas pada indikator JB4, JB5, JB6 dan PWB 4. Bahkan sebagian memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari 0,01 tanda = 0,00. Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa indikator-indikator pembentuk variabel laten konstruk telah menunjukkan sebagai indikator yang kuat dalam pengukuran variabel laten. Estimate S.E. C.R. P Label JB1 --- JB 1.000 JB2 --- JB 1.387 .187 7.403 JB3 --- JB 1.018 .143 7.094 JB4 --- JB .024 .117 .205 .838 JB5 --- JB -.061 .103 -.593 .553 JB6 --- JB .055 .097 .572 .567 PWB5 --- PWB 1.000 PWB4 --- PWB .744 .270 2.761 .006 PWB3 --- PWB .935 .233 4.023 PWB2 --- PWB .972 .205 4.739 PWB1 --- PWB 1.102 .239 4.610 JS1 --- JS 1.000 JS2 --- JS 1.095 .129 8.475 JS3 --- JS .942 .098 9.634 JS4 --- JS .757 .095 7.945 103

D. Uji

Structural Model Uji kelayakan model keseluruhan dilakukan dengan menggunakan analisis Struktural Equation Modelling SEM, yang sekaligus digunakan untuk menganalisis hipotesis yang diajukan. Hasil pengujian model melalui SEM adalah seperti yang ditampilkan dalam gambar dan tabel berikut. Gambar 4.3 Full Model 104 Tabel 4.16 Full Model Fit Index Goodness of fit index Cut off value Hasil Chi-Square Makin kecil makin baik 3471,405 Probability 0,05 0,000 RMSEA 0,08 0,218 GFI 0,452 AGFI 0,363 CMINDF 7,202 TLI 0,201 CFI 0,271 DF Harus positif 482 Data diolah 2015 Berdasarkan hasil data yang telah diolah, dapat diketahui bahwa model dapat diidentifikasi memiliki degree of freedom yang positif sehingga dapat dilakukan pengujian pada model. Selanjutnya, dapat dilihat pada tabel fit index suatu model, terdapat indikator yang memiliki nilai marjinal tidak memenuhi kriteria fit suatu model, hanya DF saja yang memnuhi kriteria fit model. Namun secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model fit dengan data yang ada. 105 Tabel 4.17 Regression Weights Estimate S.E. C.R. P Label HLS9 --- HLS 1.000 HLS8 --- HLS .562 .375 1.497 .134 HLS7 --- HLS 1.329 .367 3.619 HLS6 --- HLS 1.748 .439 3.979 HLS5 --- HLS .784 .311 2.525 .012 HLS4 --- HLS 1.481 .391 3.787 HLS3 --- HLS 2.023 .512 3.950 HLS2 --- HLS 2.066 .503 4.103 HLS 1 --- HLS 1.138 .351 3.247 .001 RA4 --- RA 1.000 RA3 --- RA 1.088 .124 8.788 RA2 --- RA 1.139 .166 6.875 RA1 --- RA .937 .155 6.038 RC5 --- RC 1.000 RC4 --- RC -1.130 .187 -6.051 RC3 --- RC -.492 .170 -2.891 .004 RC2 --- RC .756 .155 4.872 RC1 --- RC -.689 .162 -4.256 JB1 --- JB 1.000 JB2 --- JB 1.326 .159 8.358 JB3 --- JB 1.007 .139 7.230 JB4 --- JB .067 .115 .578 .563 JB5 --- JB -.128 .101 -1.262 .207 JB6 --- JB -.017 .096 -.175 .861 PWB5 --- PWB 1.000 PWB4 --- PWB 1.847 .359 5.141 PWB3 --- PWB .684 .231 2.966 .003 PWB2 --- PWB .814 .197 4.142 PWB1 --- PWB 1.061 .244 4.348 JS1 --- JS 1.000 JS2 --- JS 1.066 .120 8.896 JS3 --- JS .888 .085 10.406 JS4 --- JS .760 .089 8.583 Data di olah 2015 106 Berdasarkan tabel di atas secara umum dapat diketahui bahwa semua indikator dapat menjelaskan konstruk dengan baik, yaitu CR di atas 1,96 dan semua nilai probabilitas untuk masing-masing indikator lebih kecil dari 0,05. Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa indikator-inkator pembentuk variabel laten konstruk telah menunjukkan sebagai indikator yang kuat dalam pengukuran variabel laten. Selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan hasil yang di tampilkan pada tabel diatas, apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel indepnden dan dependen. E. Hasil Uji Hipotesis Tabel 4.18 Regression weights Estimates S.E C.R P Label PWB --- RC -2.327 1.437 -1.620 .105 JB --- RA -.700 .340 -2.060 .039 JB --- RC 1.146 .230 4.981 PWB --- HLS 2.995 1.721 1.740 .082 PWB --- RA 3.571 2.285 1.563 .118 JB --- HLS .731 .364 2.006 .045 JS --- HLS 2.835 .948 2.989 .003 JS --- RA -.214 .305 -.701 .483 JS --- PWB -1.761 .519 -3.393 JS --- JB -.835 .231 -3.620 Data diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui hasil untuk menguji hipotesis yang di ajukan. 107 H 1: Healthy Lifestyle berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction akan tetapi role ambiguity tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction. Tabel di atas menunjukkan bahwa healthy lifestyle mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap job satisfaction dan role ambiguity mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap job satisfaction. Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t hitung atau nilai CR critical ratio sebesar 2.989 yang artinya lebih besar dari 1,96 2.989 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,003 yang artinya lebih kecil dari 0,05 0,003 0,05. Dan nilai t hitung atau nilai CR critical ratio sebesar -0,701 yang artinya lebih kecil dari 1,96 -0,701 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,483 0,483 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penenelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jones et al., 2010 yang menunjukkan dimana healthy lifestyle yang di lakukan oleh auditor sangat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja job satisfaction, dan role ambiguity yang merupakan bagian dari role stress tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction yang merupakan bagian dari job outcomes hasil kerja. Dari hasil uji di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang auditor yang mempertahankan healthy lifestyle dengan melakukan program latihan fisik secara teratur seperti senam, diet seimbang, kebiasaan tidur yang baik, dan membatasi diri dari kelebihan konsumsi produk alkohol dan tembakau merupakan cara auditor untuk menghasilkan kepuasan kerja job 108 satisfaction yang baik. Healthy lifestyle yang baik di harapkan dapat membantu pekerjaan auditor sehari-hari dan terciptalah kepuasan kerja tersebut. Role ambiguity terjadi ketika seseorang mengalami kekurangan cukup informasi untuk menyelesaikan perannya di sebuah organisasi, dan akhirnya mengarahkan auditor pada ketidakpastian berkaitan dengan ekspektasi supervisor dan berdampak terhadap penurunan fisik, psikis dan hasil kerja yang menurun. Namun dalam penelitian ini ternyata ketidakjelasan peran role ambiguity tidak memiliki pengaruh signifikan dalam mewujudkan kepuasan kerja job satisfaction. Artinya ketika seorang auditor banyak mengalami ketidakjelasan peran role ambiguity di dalam sebuah organisasi juga tidak dapat mewujudkan kepuasan kerja. H 2: Healthy lifestyle berpengaruh signifikan terhadap job burnout, role ambiguity tidak berpengaruh signifikan terhadap job burnout, role conflict berpengaruh signifikan terhadap job burnout, akan tetapi job burnout tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction. Pada tabel di atas dijelaskan bahwa healthy lifestyle mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap job burnout. Hasil ini di buktikan dengan adanya nilai t hitung atau nilai CR critical ratio sebesar 2,006 yang lebih besar dari 1,96 2,006 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,045 yang lebih kecil dari 0,05 0,045 0,05. Role ambiguity tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap job burnout. Hal tersebut di tunjukkan dengan adanya nilai t hitung atau nilai CR critical ratio 109 sebesar -2,060 yang lebih kecil dari 1,96 -2,060 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,039 yang lebih besar dari 0,05 0,039 0,05. Role conflict memiliki pengaruh signifikan terhadap job burnout. Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t atau nilai CR critical ratio sebesar 4,981 yang lebih besar dari 1,96 4,981 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 0,00 0,05. Akan tetapi job burnout tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction . Hasil tersebut ditunjukkan dengan adanya nilai t atau nilai CR critical ratio sebesar -3,620 yang lebih kecil dari 1,96 -3,620 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,00 yang lebih kecil dari 0,05 0,00 0,05. Dengan adanya healthy lifestyle dapat menurunkan tingkat job burnout , yang pada akhirnya dengan nilai job burnout yang semakin kecil tidak akan memberi pengaruh yang signifikan terhadap job satisfaction. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Jones et al., 2010 yang menyatakan bahwa efek negatif dari kelelahan kerja job burnout dapat dikurangi dengan healthy lifestyle. Karena dengan tetap mempertahankan healthy lifestyle merupakan intervensi untuk melawan efek negatif dari kejenuhan kerja job burnout. Auditor diharapkan untuk tetap menerapkan healthy lifestyle dalam kehidupan sehari-hari, selain untuk menekan kejenuhan kerja job burnout tetapi juga untuk mengurangi tingkat stress yang terjadi. Namun role ambiguity pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap 110 kejenuhan kerja job burnout. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Kalbers et al., 2005 dalam Wiryathi et al., 2014 yang menyatakan bahwa role ambiguity yang merupakan role stress sebagai penyebab dari burnout. Hal tersebut didukung dengan penelitian Gratia dan Septiani 2014 yang menyatakan bahwa role ambiguity dengan job burnout menunjukkan adanya hubungan yang positif dan juga pada penelitian Jones et al., 2010 yang menyatakan bahwa role ambiguity role stress berdampak positif dalam membentuk kelelahan kerja Namun hasil penelitian ini di dukung dalam penelitian Utami dan Nahartyo 2013 yaitu role ambiguity tidak berpengaruh signifikan terhadap burnout. Terdapat kemungkinan seorang auditor yang mengalami ketidakjelasan peran role ambiguity dalam menjalankan perannya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya tidak menimbulkan kejenuhan kerja burnout, dan penurunan prestasi kerja. Dengan tidak adanya pengaruh role ambiguity terhadap burnout maka dengan adanya job burnout atau tidak role ambiguity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job satisfaction. Role conflict dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap job burnout. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kalbers et al., 2005 dalam Wiryathi et al., 2014 yang menyatakan bahwa role conflict sebagai penyebab terjadinya job burnout. Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Forgaty el al., 2000 dalam Wiryathi et al., 2014 yang menyatakan bahwa adanya pengaruh positif role conflict pada burnout. 111 Tetapi dalam penelitian Jones et al., 2010 menemukan tidak adanya pengaruh role conflict pada job burnout sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Gratia dan Septiani 2014 yang menyatakan bahwa role conflict dengan job burnout menunjukkan adanya hubungan yang negatif. Dimana role conflict terjadi ketika terdapat ketidakcocokan harapan dan tuntutan yang berkaitan dengan peran yang dijalani seseorang yang pada akhirnya akan menyebabkan kelelahan kerja job burnout. Namun dalam penelitian ini ketika seorang auditor mengalami banyak role conflict yang menyebabkan job burnout, dan disisi lain job burnout tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor job satisfaction. Kelelahan kerja burnout auditor bisa saja tidak mempengaruhi karena auditor tersebut telah memiliki keamanan atau jaminan kerja, gaji yang sesuai harapan, dan status atau posisi dalam pekerjaannya, sehingga kelelahan kerja auditor diabaikan dalam pencapaian kepuasan kerjanya job satisfaction. Hasil penelitian Job burnout dengan job satisfactioan ini didukung oleh penelitiannya Gratia dan Septiani 2014 yang menyatakan bahwa job burnout dengan job satisfaction menunjukkan adanya hubungan yang negatif. H 3 : Healthy Lifestyle tidak berpengaruh signifikan terhadap psychological well-being, role ambiguity tidak berpengaruh signifikan terhadap Psychological well-being, role conflict tidak berpengaruh signifikan terhadap Psychological well-being, 112 akan tetapi Psychological well-being tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction. Pada tabel di atas dijelaskan bahwa healthy lifestyle tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap psychological well-being. Hasil ini di buktikan dengan adanya nilai t hitung atau nilai CR critical ratio sebesar 1,740 yang lebih kecil dari 1,96 1,740 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,82 yang lebih besar dari 0,05 0,82 0,05. Role ambiguity tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap psychological well-being . Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya nilai t hitung atau nilai CR critical ratio sebesar 1,563 yang lebih kecil dari 1,96 1,563 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,118 yang lebih besar dari 0,05 0,118 0,05. Role conflict memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap psychological well-being. Hasil ini di buktikan dengan adanya nilai t atau nilai CR critical ratio sebesar -1,620 yang lebih kecil dari 1,96 -1,620 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,39 yang lebih besar dari 0,05 0,39 0,05. Akan tetapi psychological well-being tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction. Hasil tersebut di tunjukkan dengan adanya nilai t atau nilai CR critical ratio sebesar - 3,393 yang lebih kecil dari 1,96 -3,393 1,96 dan nilai probability atau nilai p sebesar 0,00 yang lebih kecil dari 0,05 0,00 0,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan jones et al., 2010 yang menyatakan bahwa healthy lifestyle dapat meningkatkan psychological well-being. Dalam penelitian ini ternyata 113 healthy lifestyle tidak berpengaruh signifikan terhadap psychological well- being . Penelitian ini didukung dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gratia dan Septiani 2014 yang menyatakan bahwa gaya hidup sehat dengan psychological well-being menunjukkan adanya hubungan yang negatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak semua auditor yang menerapkan healty lifestyle dengan baik dalam kehidupan sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap psychological well-beingnya. Bisa saja ada faktor lain yang dapat mempengaruhi psychological well-being seseorang seperti self acceptance, relasi positif dengan orang, memiliki autonomi yang baik, memiliki tujuan hidup hidup yang baik, faktor regilius, dukungan sosial dan lain-lain. sementara psychological well-being tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction. Karena psychological well-being saja tidak cukup untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja job satisfaction seperti ditunjang dengan faktor-faktor intrinsik dan faktor- faktor ekstrinsik yang berperan sebagai mativator terhadap pegawai, yakni mampu mendorong terwujudnya suatu kepuasan dan dapat mendorong terwujudnya suatu kepuasan dan dapat mendorong orang untuk bekerja dengan baik. Role ambiguity dan role conflict tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap psychological well-being. Karena seorang auditor yang memiliki kekurangan cukup informasi untuk menyelesaikan perannya, atau auditor tersebut mengalami ketidaksesuaian antara permintaan dan komitmen suatu peran di sebuah organisasi tentu saja tidak mempunyai pengaruh terhadap peningkatan psychological well-being seorang auditor. 114 Sementara psychological well-being tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction . Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jones et al., 2010 menyatakan bahwa role ambiguity dan role conflict yang merupakan salah satu dari role stress tidak berpengaruh terhadap psychological well-being. Dalam penelitian ini psychological well-being tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction . Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jones et al., 2010 yang menyatakan bahwa psychological well-being berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction yang merupakan salah satu dari job outcomes. Penelitian jones et al., 2010 didukung oleh penelitian Gratia dan Septiani 2014 yang menyatakan bahwa psychological well-being terhadap job satisfaction menunjukkan adanya hubungan yang positif. 115

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Peneliti ingin membuktikan secara empiris, sejauh mana healthy lifestyle dan role ambiguity berpengaruh terhadap job satisfaction, sejauh mana healthy lifestyle, role ambiguity dan role conflict mempengaruhi job burnout dan pengaruhnya terhadap job satisfaction dan sejauh mana healthy lifestyle, role ambiguity , dan role conflict mempengaruhi psychological well-being dan pengaruhnya terhadap job satisfaction. Responden penelitian ini berjumlah 150 auditor internal di 11 Kementrian RI yang berada di DKI Jakarta pada tahun 2015. Setelah data diolah dengan model persamaan strukturan structural equation model yang sebelumnya memenuhi kesahihan dan reliabilitas angket, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Healthy lifestyle berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction akan tetapi role ambiguity tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction . Temuan ini mengindikasikan bahwa seorang auditor yang mempertahankan healthy lifestyle dengan melakukan program latihan fisik secara teratur seperti senam, diet seimbang, kebiasaan tidur yang baik, dan membatasi diri dari kelebihan konsumsi produk alkohol dan tembakau merupakan cara auditor untuk menghasilkan kepuasan kerja job satisfaction yang baik. Healthy lifestyle yang baik di harapkan dapat membantu pekerjaan auditor sehari-hari dan 116 menciptakan kepuasan kerja. Seorang auditor banyak mengalami ketidakjelasan peran role ambiguity di dalam sebuah organisasi juga tidak dapat mewujudkan kepuasan kerja job satisfaction. 2. Healthy lifestyle, role conflict dan role ambiguity tidak mempengaruhi job burnout terhadap job satisfaction. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa healthy lifestyle, role conflict dan role ambiguity sebagai faktor yang tidak dominan dalam menentukan kepuasan kerja auditor. Secara implisit healthy lifestyle dan dapat meningkatkan job satisfaction selama auditor tersebut mempraktekkan healthy lifestyle dalam kehidupan sehari-harinya. Secara implisit juga, hal yang menarik dari hasil penelitian ini adalah auditor yang mengalami role conflict mempengaruhi kepuasan kerja auditor job satisfaction. 3. Healthy lifestyle, role conflict dan role ambiguity tidak mempengaruhi psychological well-being terhadap job satisfaction. Temuan ini mengindikasikan bahwa healthy lifestyle, role conflict dan role ambiguity tidak dapat mempengaruhi job satisfaction melalui psychological well-being . Tidak semua auditor yang menerapkan healthy lifestyle dengan baik dalam kehidupan sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap psychological well-beingnya dan pengaruhnya terhadap job satisfaction. Tetapi secara implisit healthy lifestyle dapat mempengaruhi job satisfaction. Begitu juga dengan auditor yang memiliki kekurangan cukup informasi untuk menyelesaikan 117 perannya, atau auditor tersebut mengalami ketidaksesuaian antara permintaan dan komitmen suatu peran di sebuah organisasi tentu saja tidak mempunyai pengaruh terhadap peningkatan psychological well- being seorang auditor. Sementara psychological well-being tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction.

B. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan akan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi penelitian. Populasi tidak hanya diambil dari auditor internal di 11 Kementrian saja, akan tetapi diarahkan untuk menambahkan kementrian lain, atau populasi bisa di ambil dari auditor ekternal dari kantor akuntan publik. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel, sehingga hasil penelitian yang dihasilkan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya secara umum. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih cermat dalam hal penentuan variabel untuk mendapatkan pengaruh yang lebih kuat antar variabel satu dengan variabel lainnya. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan alat analisis lain yaitu analisis faktor atau partial least square PLS, agar menghasilkan fakta baru. 118 Daftar pustaka Abbas, Roger, dan Asadullah .”Impact of organizational Role stressors On Faculty Stress and Burnout”. Author Manuscript, published in 4ème colloque international ISEOR - AOM, Lyon , France, 2012. Agustina, Lidya. “Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran Terhadap Kepu asan Kerja dan Kinerja Auditor”. Jurnal Akuntansi, 11: 40-69, Jakarta, 2009. Amilin dan Rosita Dewi . “Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress Sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Akuntansi Moderating Indonesia, Vol 12 No.1 juni Hal 13-24, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syahrif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Anonim. Window dressing dan manipulasi laporan keuangan. Dari http:bizcovering.comhistory10-major-accounting-scandals diakses pada tanggal 8 April 2015. ________. Kasus-kasus manipulasi Laporan keuangan. Dari http:gadingmahendra.wordpress.com. Diakses pada tanggal 8 April 2015. ________. Kasus PT. Great River Dari http:www.mailarchive.com. Diakses pada tanggal 8 April 2015. ________. Kasus Karyawan meninggal. Dari http:www.kompas.com. Diakses pada tanggal 28 februari 2015. Arifin, Zainul dan In Tri Rahayu. “Hubungan Antara Orientasi Religius, Locus of Control Dan Psychological well-being Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim Malik Malang”. Jurnal Psikologi. Malang, 2008. As’ad, Moh. “Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri”. Edisi Revisi, Lembaga Management Akademia Management Perusahaan YKPN: Yogyakarta, 1980. Astriana, Novika. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Job Performance Auditor Pada Akuntan Publik di Semarang”. Universitas Diponegoro, 2010. 119 Bashir, Usman and Muhammad Ismail Ramay. “ Impact of Stress on Employess Job Performance , A Study on Banking Sector of Pakistan ”. International Journal of Marketing Studies Vol 2 No.1 122- 126 May, 2010. Cahyono, Dwi . “Persepsi Ketidakpastian Lingkungan, Ambuguitas Peran dan Konflik Peran Mediasi Antara Program Mentoring Dengan Kepuasan Kerja, Presta si Kerja dan Niat Ingin Pindah”. Disertasi Universitas Diponegoro. Semarang, 2008. Dachlan, Usman.”Panduan Lengkap Structural Equation Modeling”. Lentera Ilmu. Edisi pertama. Cetakan pertama. Semarang, 2014. Ermawati, Dewi Made, Ni kadek Sinarwati, dan Edy Sujana. “Pengaruh Role Stress Terhadap Kinerja dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderating”. E-journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 2 No:1, 2014. Fanani, Zaenal, Rheny Afriana Hanif dan Bambang Subroto. “ Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakje lasan Peran Kinerjanya Auditor”. The 1 st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia. Depok, 2007. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21 Update PLS Regresi”. Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang, 2013. Ghozali, Imam. “Konsep Aplikasi dengan Program AMOS 16.0”. Salemba Empat. Jakarta, 2008. Gibson, James L., John M. Ivancevich. James H. Donelly, Jr., Robert Konopaske. “Organizations, Behavior Processes”. Twelfth Edition, Mc Graw Hill, Singapore, 2006. Gratia, Angelina Ave dan Aditya Septiani . “Pengaruh Gaya Hidup Sehat Terhadap Psychological Well-being Dan Dampaknya Pada Auditor KAP Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah Dan DIY ”. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-12. Healthy Living . “World Health Organization Regional Office for Europe, Copenhagen ”,1999. 120 Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syahrif Hidayatullah. Jakarta, 2012. Idris, Mohd Kamel. “Over Time Effects of Role Stress on Psychological Strain among Malaysian Public University Academics ”. International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 9 [Special Issue - May 2011] Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen ”. Edisi Pertama,cetakan Ketiga, BPFE: Yogyakarta, 2002. Jones, Ambrose, III, Carolyn Stran Norman, Benson Wier. “Healthy Lifestyle as a Coping Mechanism for Role Stress in Public Accounting Association ”. Behavioral Research in Accounting, Vol. 22 No. 1, DOI: 10.2308bria. 20120.22.1.21. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Pendidikan Nasional: Balai Pustaka, 2003. Lathifah, ifah. ”Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga Terhadap Turnover Intentions dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening ”. Program Studi Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro. Semarang, 2008. Ling, Ai Wei, Arsiah Bahron dan Rostika Petrus Boroh. “A study on role stress and job satisfaction among bank employess in kota kinabalu, Sabah ”. International Journal of Research in Management Business Studies IJRMBS 2014, ISSN : 2348-6503 Online Vol. 1 Issue 2 April - June 2014. Melayu, S.P Hasibuan, “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Bumi Aksara. Jakarta, 2009. Moekizat. “ Dasar-Dasar Motivasi”. Bandung: Pionir Jaya, 2002. Murtiasri, Eka dan Imam Ghozali. “Anteseden dan Konsekuensi Burnout Pada Auditor: Pengemban gan Terhadap Role Stress Model”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, Politeknik Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro, 2006. Nimran, Umar. “Perilaku organisasi”. Cetakan Ketiga, CV. Citra Media. Surabaya, 2004. 121 Rahmawati dan Hanny Yustrianthe. “pengaruh Flexible Work Arrangement Terhadap Role Conflict, Role Overload, Reduce Personel Accomplishment , Job Satisfaction dan Intention To stay ”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 10 No. 3 Desember Hal 127-138, 2008. Rapina. “Hubungan supervise, Tekanan Peran Role Stress dengan kinerja dan Keinginan Berpindah pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta ”. jurnal Ilmiah Akuntansi, vol 7 No.1 Mei Hal 40-70, 2008. Rizzo, J.R., R.J House, and S.I. Lirtzman. “Role Conflict and Ambiguity In Complex O rganization”. Administrative Science Quartely, Vol 15, No. 2, pp 150-165, 1970. Ryff, Carol D dan Corey Lee M. Keyes . “The Structure of Psychological Well- Being Revisited”. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 69, No. 4, 1995. Robbin, P. Stephen. “Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi”. Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT Prehalindo. Jakarta, 2001. Robbins, Stephen P dan Timothy A . Judge. “Perilaku Organisasi”. Salemba Empat. Jakarta, 2008. Setiawan, Ivan Aries dan Imam Ghozali. “Akuntansi Keperilakuan. Konsep dan K ajian Empiris Perilaku Akuntan”. Semarang: BP UNDIP, 2006. Setyorini, Andini Ika dan Totok Dewayanto . ”Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel Moderating Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Studi Empiris Pada Auditor KAP Semarang”. Diponegoro Journal Of Accounting, 2011. Shaleh dan Nisa. “Psikologi dan Industri”. Cetakan Pertama, Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press. Jakarta, 2006. Santoso, Singgih. “Strucural Equation Model SEM - Konsep dan Aplikasi dengan AMOS 18”. PT Alex Media Komputindo. Jakarta, 2011. Sasono, Eko. “Mengelola Stress”. Fokus Ekonomi, Vol 3 No. 2 Agustus Hal 121- 128, 2004. Sekaran, Umar. “Research Methods For Business”. Edisi Empat, PT Salemba Empat, Jakarta, 2006. 122 Sinaga, Timbul dan Mutiara Sinambela. “Pengaruh Stress Terhadap Motivasi dan Kinerja Auditor Pada Kanto r Akuntan Publik di Kota Medan”. Jurnal Akuntansi Volume XVII01Januari2013, ISSN1410-3591 , No.01 hal 1- 162, Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan dan Staff BPK RI, 2013. Sopiah. “ perilaku organisasi”. Penerbit Andi. Yogyakarta, 2008. Utami, Intiyas dan Ertambang Nahartyo. “Apakah Kepribadian Auditor Meningkatkan Burnout? ”. Mahasiswa Program S3 Akuntansi FEB UGM. Yogyakarta, 2013. Winardi. “Manajemen Perilaku Organisasi”. Edisi Revisi. Cetakan ke-2. Kencana. Jakarta, 2007. Wiryhati, Ni Made, Ni ketut Rasmini dan Made Gede Wirakusuma. “Pengaruh Role Stressor Pada Burnout Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel P emoderasi”. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Udayana 3.5 2014:227-244, ISSN: 2337-3067. Yasmin, Umar Assegaf. “Pengaruh Konflik Peran dan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 5 No. 2 Agustus, 2005. Zulganef. ”Metode Penelitian Sosial dan Bisnis”. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta, 2008. 123 LAMPIRAN-LAMPIRAN 124 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 125 KUESIONER PENGARUH HEALTHY LIFESTYLE, ROLE AMBIGUITY DAN ROLE CONFLICT TERHADAP JOB SATISFACTION DIMEDIASI OLEH JOB BURNOUT DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING Studi Empiris Pada Auditor Internal di Kementrian RI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H 2014 M 126 Jakarta , 13 november 2014 Hal : permohonan pengisian kuisoner Kepada Yth. Bapakibusdri Responden Di Tempat Dengan hormat Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama: Putri Rizkia Nim: 1111082000014 FakJurSmtr : Ekonomi dan BisnisAkuntansiVII bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “ Pengaruh Healthy Lifestyle, Role Ambiguity dan Role Conflict Terhadap Job Satisfactions Dimediasi Oleh Job burnout dan Psychological Well-being Study Empiris Pada Auditor Internal di Kementrian RI.” Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan bapakibusdri untuk menjadi responden dalam mengisi lembar kuisoner ini dengan jujur. Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian kinerja di tempat bapakibusdri bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Atas kesediaan bapakibisdri meluangkan waktunya untuk mengisi dan menjawab semua pernyataan dalam ekperimen ini, saya sampaikan terima kasih. Informasi yang diperoleh atas partisipasi bapakibusdri merupakan faktor kunci untuk mengetahui Healthy Lifestyle, Role ambiguity dan Role Conflict Terhadap Job Satisfaction Dimediasi Oleh Job burnout dan Psychological Well-being. 127 Dosen Pembimbing Hormat saya ,Peneliti Dr. Yahya Hamjah, MM Putri Rizkia  Dimohon untuk mengisi indentitas diri anda dengan benar.  Dimohon untuk membaca setiap pernyataan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pernyataan, karena apabila salah satu nomor tidak diisi maka kuisoner dianggap tidak berlaku.  Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.  Apabila diantara bapakibusdri ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka bapakinisdri dapat mengubungi saya telepon dan email tertera di bawah. 128 Nomor: ………diisi oleh peneliti IDENTITAS RESPONDEN Nama : ………………………… boleh tidak diisi Nama Instansi : ………………………… Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan Umur : ………………………… Posisi Terakhir : Auditor Senior Auditor Junior Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 Pengalaman Kerja : 1 tah 1-3 Tahun 3 tahun.

1. Variabel Role Ambiguity