56 hubungan yang signifikan antara role ambiguity terhadap job satisfaction.
Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H
1
: Healthy lifestyle berpengaruh terhadap job satisfaction
H
2
: Role ambiguity berpengaruh terhadap job satisfaction
2. Pengaruh healthy lifestyle, role ambiguity dan role conflict terhadap
job satisfaction melalui job burnout.
Penelitian mengenai healthy lifestyle dengan job burnout belum banyak dilakukan. Jones et al., 2010 yang menyatakan bahwa efek
negatif dari kelelahan kerja job burnout dapat dikurangi dengan healthy lifestyle
. Kelelahan kerja yang berlarut-larut akan menimbulkan kesehatan karyawan akan menurun dan akan berdampak terhadap
kepuasan kerja seseorang. Robbins 2001 memaparkan hal yang sering diabaikan dari kepuasan kerja adalah kesehatan karyawan. Beberapa
studi telah menunjukkan bahwa karyawan yang tidak puas dengan pekerjaan mereka cenderung mudah menderita kemunduran kesehatan,
mulai dari sakit kepala sampai sakit jantung. Beberapa riset bahkan menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan peramal yang baik dari
perpanjangan usia. Namun bukan hanya healthy lifestyle auditor saja yang dapat
menurunkan job burnout. Namun role stress memiliki peranan dalam menaikkan job burnout seseorang. Freudenberger 1980 dalam Jones et
al., 2010 memaparkan bahwa burnout terjadi setelah melalui periode
waktu yang panjang dan melewati beberapa tahapan. Beberapa individu
57 dapat melewati tahapan-tahan tersebut, namun ada pula beberapa
individu yang mengalaminya secara tumpang tindih. Tahapan-tahapan tersebut adalah tekanan untuk membuktikan diri sendiri, bekerja lebih
keras, pengabaian kebutuhan, penempatan konflik yang tidak tepat, revisi nilai-nilai, penyangkalan munculnya masalah, penarikan diri
dengan menjadi penyendiri, perubahan perilaku, kekosongan dalam diri, depresi dan kehancuran mental dan fisik. Menurut Utami dan Nahartyo
2013 job burnout ditandai dengan kondisi kehilangan energi dan adanya perasaan bahwa sumber daya emosional seseorang telah habis
terpakai. Seseorang yang mengalami kondisi ini akan kehilangan energi, semangat hidup, dan kepercayaan diri dengan orang lain Larson 2011
dalam Utami dan Nahartyo 2013. Sedangkan dalam penelitian Cordes dan Dougherty 1993 dalam Murtiasri dan Ghozali 2006
mendeskripsikan burnout sebagai gabungan dari tiga tendensi psikis yaitu kelelahan emosional emotional exhaustion, penurunan prestasi
kerja reduced personal accomplishment dan sikap tidak peduli terhadap karir dan diri sendiri depersonalization.
Hasil penelitian Jones et al., 2010 mengungkapkan adanya hubungan positif antara role ambiguity dan role overload dengan job
burnout , namun menemukan tidak adanya pengaruh role conflict pada
job burnout . Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Murtiasri dan Ghozali 2006 terdapat adanya hubungan positif antara role conflict
, role ambiguity dan role overload dengan job burnout yang
58 di alami auditor, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Gratia
dan Septiani 2014 yang menyatakan bahwa role ambiguity dengan job burnout
menunjukkan adanya hubungan yang positif, namun
role conflict dengan job burnout menunjukkan adanya hubungan yang negatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Nahartyo 2013 mengungkapkan adanya hubungan positif antara role conflict dan role
overload terhadap job burnout, namun tidak membuktikan adanya
pengaruh role ambiguity dengan job burnout. Jawahar et al., 2007 dan Ghorpade et al., 2011 dalam Wiryathi et al., 2014 menemukan role
conflict berpengaruh positif pada job burnout, namun penelitian
Riantiningtyas 2009 dalam Wiryathi et al., 2014 menemukan bahwa job
burnout auditor dipengaruhi oleh role conflict, sedangkan role ambiguity
dan role overload tidak memengaruhi burnout auditor. Kalbers et al., 2005 dalam Wiryathi et al., 2014 yang menyatakan
bahwa role conflict sebagai penyebab terjadinya job burnout. Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Forgaty el al.,
2000 dalam Wiryathi et al., 2014 yang menyatakan bahwa adanya pengaruh positif role conflict pada burnout. Penelitian mengenai Job
burnout terhadap job satisfaction dilakukan oleh Gratia dan Septiani
2014 yang menyatakan bahwa job burnout dengan job satisfaction menunjukkan adanya hubungan yang negatif.
Berdasarkan pemaparan di atas hubungan antara role stressor dan job burnout
dapat dirumuskan ke dalam hipotesis berikut:
59
H
3
: Healthy lifestyle berpengaruh terhadap job satisfaction melalui
job burnout. H
4
: Role ambiguity berpengaruh terhadap job satisfaction melalui
job burnout. H
5
: Role conflict berpengaruh terhadap job satisfaction melalui job
burnout. 3.
Pengaruh healthy lifestyle, role ambiguity dan role conflict terhadap job satisfaction melalui psychological well-being.
Cordes dan Dougherty 1993 dalam Jones et al., 2010 memaparkan banyak konsekuensi negatif dari hubungan antara role
stress dan burnout dengan individu dan organisasi. Konsekuensi burnout
terhadap individu adalah adanya kemunduran psychological well-being dengan ciri-ciri timbulnya sindrom sakit kepala, insomnia, dan berbagai
masalah pencernaan. Burnout juga membawa konsekuensi tehadap psychological well-being
, yang ditandai dengan penurunan penghargaan diri, depresi, kegelisahan, ketidakberdayaan, dan menjadi cepat marah.
Dampak berbahaya burnout menjadi jelas pada hubungan interpersonal dengan keluarga, teman, dan rekan kerja.
Ryan dan Frederick 1977 dalam Jones et al., 2010 menemukan bahwa bahwa vitalitas seseorang, secara subjektif berkaitan dengan
somatic issues dan physical concern. Lebih lanjut, penelitian tersebut
juga menunjukkan bahwa vitalitas secara signifikan berhubungan dengan motivasi diri. Motivasi diri masing-masing individu akan dapat tumbuh
60 apabila terfasilitasi oleh kondisi tubuh yang sehat, yang dapat diperoleh
dengan berolahraga secara teratur. Dengan melihat konsekuensi yang ditimbulkan oleh role stress
yang dialami individu maupun organisasi, Danna dan Griffin 1999 dalam Jones et al., 2010 menekankan diperlukan adanya intervensi
untuk meningkatkan coping mechanisme pada tingkat individual. Lazarus dan Folkman 1984 dalam Jones et al., 2010
menyarankan bahwa usaha meningkatkan physical well-being dianggap memberi sebuah pengaruh positif pada psychological well-being.
Physical well-being adalah bentuk kualitas fisik yang dapat berupa
aktivitas berolahraga. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aktivitas berolahraga berkaitan dengan peningkatan psychological well-being.
Jones et al., 2010 menyatakan bahwa role ambiguity dan role conflict
yang merupakan salah satu dari role stress tidak berpengaruh terhadap psychological well-being. Penelitian yang di lakukan oleh jones
et al., 2010 menyatakan bahwa healthy lifestyle dapat meningkatkan
psychological well-being. Tetapi dalam penelitian Gratia dan Septiani
2014 yang menyatakan bahwa gaya hidup sehat dengan psychological well-being
menunjukkan adanya hubungan yang negatif. Dalam penelitiannya Jones et al., 2010 menyatakan bahwa psychological well-
being berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction yang merupakan
salah satu dari job outcomes. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Gratia dan Septiani 2014 yang
61 menyatakan bahwa psychological well-being terhadap job satisfaction
menunjukkan adanya hubungan yang positif. Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H
6
: Healthy lifestyle berpengaruh terhadap job satisfaction melalui
Psychological well-being. H
7
: Role ambiguity berpengaruh terhadap job satisfaction melalui
Psychological well-being. H
8
: Role conflict berpengaruh terhadap job satisfaction melalui
Psychological well-being. C.
Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
59
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
NO Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Ermawati,
Sinarwati, dan Sujana
2014 Pengaruh role
stress terhadap
kinerja dengan emotional quotien
sebagai variabel moderating
Variabel role stress
, auditor independen, data
primer kuisoner. 1. Metode analisis dan
alat analisis. 2. Terdapat
variabel mediating
dan variable endogen.
3. Populasi responden
dalam penelitian ini auditor internal.
4. Lokasi penelitian 1. Role
conflict dan
role ambiguity
berpengaruh secara simultan
dan signifikan
terhadap kinerja auditor. 2. Interaksi antara role conflict
dengan emotional quotient berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja auditor.
3. Interaksi antara
role ambiguity
dengan emotional quotient
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
auditor. 2
Wiryathi, Rasmini, dan
Wirakusuma 2014
Pengaruh role stressor
pada burnout
dengan kecerdasan
emosional sebagai variabel
pemoderasi. Variabel role
stress dan
variabel bornout, jenis data primer
kuisoner. 1. Metode analisis dan
alat analisis. 2. Terdapat
variabel mediating
dan variabel endogen
3. Populasi responden auditor internal.
4. Lokasi penelitian Hasil analisis statsistik
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memoderasi pengaruh
role conflict
, role ambiguity, dan role overload
pada burnout yang dialami auditor di KAP
seprovinsi Bali.
Bersambung pada halaman selanjutnya
60 Tabel 2.1 Lanjutan
NO Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Ling,
Bahron, dan Boroh
2014 A study on role
stress and job satisfaction among
bank employess in kota kinabalu,
Sabah. Variabel role
stress , dan
variabel job satisfaction
, jenis data primer
kuisoner. 1. Terdapat
variabel mediasi.
2. Metode analisis dan alat analisis.
3. Populasi responden auditor internal.
4. Lokasi penelitian. 1. Menunjukkan
adanya hubungan
yang signifikan
antara stres
terhadap kepuasan kerja.
2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa role
stress dimediasi oleh gender
memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasaan
kerja. 4
Gratia dan Septiani
2014 Pengaruh Gaya
Hidup Sehat Terhadap
Psychological Well-being
Dan Dampaknya Pada
Auditor KAP Studi Empiris
pada Auditor Kantor Akuntan
Publik di Jawa Tengah Dan DIY
1. Variabel role
ambiguity, Role conflict,
dan Variabel Gaya
hidup sehat. 2. Variabel
Mediasi Psychological
well-being.
3. Variabel Job
satisfaction 4. Metode analisis
SEM 1. Alat analisis Amos
18. 2. Populasi responden
auditor internal. 3. Lokasi penelitian.
1.Gaya hidup
sehat yang
dipraktikkan oleh
akuntan publik
menjadi solusi
alternatif sebagai mekanisme untuk mengurangi efek negatif
role stressor .
2.Gaya hidup sehat dimediasi oleh vitality dan peningkatan
psychological well-being
, akan mengurangi efek negatif
dari role stress yang dimediasi oleh
job burnout
dan psychological well-being
, Bersambung pada halaman berikutnya
61 Tabel 2.1 Lanjutan
NO Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
sehingga menghasilkan hubungan positif dengan job
satisfaction dan job
performance namun terbukti
belum mampu mengurangi tingginya turnover intentions
akuntan publik.
5 Sinaga dan
Sinambela 2013
Pengaruh stres kerja terhadap
motivasi dan kinerja auditor
pada kantor akuntan publik di
kota Medan Variabel stress
kerja, jenis data primer kuisoner
1. Metode dan
alat analisis.
2. Ada variabel endogen dan variabel mediasi.
3. Lokasi penelitian 4. Populasi responden
1. Stres kerja mempengaruhi motivasi kerja dan kinerja
auditor secara signifikan. 2. Motivasi kerja mempengauhi
kinerja auditor
secara signifikan.
3. Stres kerja dan motivasi kerja secara
simultan mempengaruhi
kinerja auditor secara signifikan.
6 Abas, Roger,
dan Asadulah 2012
Impact of organization role
stressor on faculty stress and burnout.
Variabel role
stress, variabel
burnout, jenis
data primer
kuisoner. 1. Metode
dan alat
analisis. 2. Popolasi penelitian
3. Lokasi penelitian 4. Populasi penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran ganda adalah salah
satu role stressor organisasi memiliki dampak pada dua
dimensi stres dan satu dimensi dari burnout antar fakultas.
Bersambung pada halaman berikutnya
62 Table 2.1 Lanjutan
NO Peneliti
Tahun Judul penelitian
Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
7 Jones
III, Norman, dan
Wier 2010
Healthy Lifestyle as a coping
mechanism for role stressor in public
accounting. 1. Variabel healthy
lifestyle, role
conflict, role
ambiguity, job burnout,
psychological well-being
dan job satisfaction.
2. Metode analisis SEM.
1. Alat analisis Amos 18.
2. Desain kuisoner. 3. Lokasi penelitian
4. Tahun penelitian 5. Populasi
penelitian auditor internal
Role stress dimediasi oleh job
burnout dan
pengaruhnya terhadap psychological well-
being, memiliki dampak negatif
pada job outcomes. Namun, efek negatif dari role
stress dan job burnout dapat
dikurangi dengan gaya hidup sehat, dimediasi oleh efeknya
pada vitalitas dan psychological well-being.
9 Lidya
Agustina 2009
Pengaruh konflik peran,
ketidakjelasan peran, dan
kelebihan peran terhadap kepuasan
kerja dan kinerja auditor
1. Variabel role
ambiguity, role conflict,
job satisfaction
2. Data primer
kuisoner. 1. Alat analisis.
2. Lokasi penelitian 3. Populasi penelitian
auditor internal 1. Role conflict, role ambiguity,
dan role
overload secara
simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap job
satisfaction dan
job performance
auditor junior
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang bermitra
dengan Kantor Akuntan Publik Big4 di wilayah DKI Jakarta.
2. Role conflict, role ambiguity,
Bersambung pada halaman berikutnya
63 Tabel 2.1 Lanjutan
NO Peneliti
Tahun Judul penelitian
Metodologi penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
dan role overload secara parsial memberikan pengaruh negatif
yang signifikan terhadap job satisfaction
dan job
performance auditor
junior yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik yang bermitra dengan Kantor Akuntan Publik
Big 4 di wilayah DKI Jakarta.
10 Murtiasri dan
Ghozali 2006
Anteseden dan konsekuensi
bornout pada
auditor: pengembangan
terhadap role stress model
Variabel role stress
, metode analisis SEM,
variabel bornout, convenience
sampling. 1. Alat analisis
2. populasi responden audit internal
1. Kondisi burnout akan muncul karena adanya pengaruh role
stressor dan
selanjutnya burnout
tersebut akan
mempengaruhi behavioral
outcomes kecuali
turnover intention
. 2. Burnout merupakan mediator
bagi variabel kelebihan beban kerja role overload terhadap
job outcomes,
namun bukan mediator bagi variabel konflik
peran role
conflict dan
ambiguitas peran. Sumber: diolah dari berbagai referensi.
64
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Bersambung pada halaman berikutnya Pengaruh healthy lifestyle, role ambiguity dan role conflict terhadap job
satisfaction dimediasi oleh job burnout dan psychological well-being
Studi empiris pada auditor internal di Kementrian RI
Adanya kasus-kasus mengenai kecurangan dan kasus-kasus pegawai yang meninggal dunia akibat beban kerja, role stress dan healthy
lifestyle yang kurang mendukung.
Basis teori: Akuntansi keprilakuan, role teori, teori role stress teori role ambiguity,
dan teori role conflict, teori healthy lifestyle, teori psychological well-being
, teori job burnout dan teori job satisfaction.
Variabel X Variabel Mediating
Variabel Y
Healthy Lifestyle
Role Ambiguity
Role Conflict
Job Burnout
Psychological well-being
Job Staisfaction
65 Gambar 2.1 lanjutan
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Metode SEM Structural Equation Model
dengan program software AMOS 18
Hasil Pengujian Dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis healthy lifestyle, role ambiguity dan role conflict
terhadap Job satisfaction dimediasi oleh job burnout
dan psychological well-being auditor internal di Kementrian RI. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal baik senior maupun
junior, wanita maupun laki-laki, yang bekerja pada instansi pemerintah yaitu Kementrian RI yang berada disekitar wilayah Jakarta.
B. Metode Pemilihan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di instansi pemerintah yaitu auditor internal di Kementrian RI yang berada di
Jakarta. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara non probabilitas atau pemilihan non random yaitu menggunakan teknik
pengambilan sampel yang mudah convinience sampling, yaitu pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati
bersedia memberikannya Sekaran, 2009. Metode ini dipilih karena pada saat ini tidak ditemukan direktori yang mampu menyediakan data mengenai
jumlah valid seluruh auditor Internal. Responden dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di kementrian RI tersebar di seluruh Jakarta.
67 Besarnya ukuran sampel memiliki peran penting dalam interpretasi
hasil SEM. Dengan model estimasi menggunakan maximum likelihood ML minimum diperlukan 100 sampel Ghazali, 2008.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner penelitian yang
dikirimkan langsung kepada responden penelitian. Data primer mangacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang
berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi Sekaran, 2009. Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang
efesien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian Sekaran, 2009.
Sesuai dengan saran dari penelitian terdahulu, penelitian selanjutnya diharapkan dilaksanakan pada busy season agar dapat memperoleh data
penelitian yang lengkap dan akurat berkaitan dengan pengaruh healthy lifestyle
, role ambiguity dan role conflict terhadap Job satisfaction pada auditor internal di Kementrian RI. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir
bulan januari sampai februari yang termasuk busy season. Penentuan waktu penelitian ini sesuai dengan anjuran yang diberikan peneliti terdahulu.
Pemilihan waktu penelitian ini dilandasi dengan pertimbangan sebab pada masa ini para auditor mulai berhadapan dengan role stress sehingga
diperoleh data penelitian yang lengkap dan akurat berkaitan dengan
68 pengaruh pengaruh healthy Lifestyle, role ambiguity dan role conflict
terhadap job satisfaction pada auditor internal di Kementrian RI. Menurut Indriantoro dan Supomo 2002 penyusunan data-data pada
penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu: penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka Library Research Peneliti menemukan data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal-jurnal, skripsi, tesis, dan internet dan perangkat lainnya yang berkaitan dengan judul yang sedang diteliti.
2. Penelitian Lapangan Field Research. Data utama pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
penelitian lapangan, peneliti memperoleh langsung dari pihak pertama data primer. Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah
auditor internal yang bekerja di Kementrian Republik Indonesia. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor-kantor
tersebut secara langsung atau perantara. Data primer diperoleh dengan mengunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan
untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja di Kementrian Republik Indonesia dalam penelitian ini. Sumber data pada penelitian ini
adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuisoner yang telah dibagikan kepada auditor internal yang
bekerja di Kementrian Republik Indonesia.
69 Penyusunan kuesioner dilakukan dengan menggunakan beberapa
prosedur untuk mengurangi efek potensial bias dan ketidakakuratan data. Prosedur yang digunakan adalah:
1. Kuesioner dibuat bersifat anonim atau tidak mencantumkan
identitas pribadi responden. Hal ini dilakukan agar para responden dapat mengisi kuesioner dengan jujur tanpa harus takut
identitasnya akan dipublikasikan. 2.
Pada petunjuk pengisian dijelaskan bahwa jawaban kuesioner tidak ada yang dinyatakan benar atau salah.
3. Meminimalisasi penggunaan kata-kata yang bermakna ganda dan
sulit dimengerti oleh responden. 4.
Menggunakan skala pengukuran yang sebelumnya sudah digunakan secara luas untuk mengurangi kemungkinan kesalahan
pengukuran. 5.
Beberapa pernyataan pada kuesioner disajikan dengan diinvers. Perlakuan ini diberikan pada beberapa pernyataan agar peneliti
dapat mengetahui kesungguhan responden dalam mengisi kuesioner. Lebih lanjut, pernyataan yang diinvers juga dapat
digunakan untuk membantu peneliti mengetahui konsistensi jawaban responden.
70
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif Variabel