22 sosial yang melibatkan auditor. Dengan demikian, teori peran dapat
diterapkan untuk menganalisis setiap hubungan antar individu, individu dengan kumpulan individu, atau antar kumpulan individu.
3. Role Stress Tekanan Peran
Selama beberapa dekade terakhir ini, studi akuntansi melaporkan hubungan antara berbagai role stress dan hasil kerja di lingkungan
akuntan publik Collins dan Killough 1992, Rebele dan Michaels 1990, Sorensen dan Sorensen 1974, Sweeney dan Summers 2002, Fisher 2001,
Choo 1986 dalam Jones et al., 2010. Umumnya, role stress dibagi menjadi tiga dimensi yaitu
ambiguitas, konflik, dan overload. Ketika seorang individu tidak memiliki informasi yang memadai untuk mencapai perannya dalam
organisasi, keadaan
ambiguitas ini
mungkin menyebabkan
ketidakpastian tentang harapan bagi supervisor dan klien Senatra, 1980 dan Kahn et al., 1964 dalam Jones et al., 2010.
Dimana role stress merugikan karena karyawan merasa tidak pasti mengenai tujuan-tujuannya, harapan-harapan, serta bagaimana mereka
akan dievaluasi. Dengan memberikan kesempatan untuk bersuara dalam pengembilan keputusan-keputusan yang secara langsung mempengaruhi
kinerja mereka, manajemen dapat meningkatkan kendali karyawan dan mengurangi role stress yang ada. Secara umum orang berpendapat
bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang
23 melampaui kemampuan individu tersebut, maka dikatakan individu
tersebut mangalami stress Amilin dan dewi, 2008. Di kehidupan sehari-hari seorang auditor terdapat beberapa
interaksi sosial sekaligus yang masing-masing melibatkan dua kelompok yang berperan sebagai aktor dan target. Beberapa interaksi sosial
tersebut antara lain: a. Interaksi sosial antara auditor sebagai karyawan individu
dengan KAP tempat auditor bekerja organisasi. b. Interaksi sosial antara auditor sebagai karyawan individu
dengan organisasi profesi yang menaunginya, yaitu IAPI organisasi.
c. Interaksi sosial antara auditor individu dengan klien individu danatau organisasi saat auditor melaksanakan tugasnya.
d. Interaksi sosial antara auditor individu dengan rekan kerjanya, atasan, dan dengan bawahannya individu.
e. Interaksi sosial antara auditor individu dengan keluarga dan lingkungan masyarakat individu danatau organisasi.
Ada tiga kategori sumber potensial stres yaitu faktor lingkungan ketidakpastian ekonomi, politik, teknologi, faktor organisasional
tuntutan kerja, peran, dan hubungan antat pribadi, struktur, kepemimpinan, dan tahap hidup organisasi dan faktor individu masalah
ekonomi, kepribadian dan masalah keluarga. Apakah faktor-faktor ini mengarah ke stress yang aktual bergantung pada perbedaan individual
24 seperti pengalaman kerja dan kepribadian. Bila stress dialami oleh
seorang individu, gejalanya dapat muncul sebagai keluaran fisiologi sakit kepala, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, psikologis
kecemasan, murung, berkurangnya kepuasan kerja dan perilaku produktifitas, kemangkiran, tingkat keluarnya karyawan Sasono,
2004. Pada kondisi dimana seorang tersebut dapat mengalami tekanan-
tekanan baik dari luar pekerjannya maupun didalam pekerjaannya maka hal tersebut disebut role stress. Role stress dapat timbul di lingkungan
manapun individu berada. Lingkungan kerja merupakan salah satu lingkungan yang berkontribusi dalam memicu role stress. Berdasarkan
beberapa penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa role stress terdiri atas tiga dimensi, yaitu role ambiguity, role conflict, dan role
overload. Menurut Rahim 1996 dalam Yasmin 2005, karakteristik
pekerjaan yang menyebabkan stres kerja secara konseptual terdiri dari lima dimensi, antara lain: psycal environment, role conflict, role
ambiguity, role overload, role insufficiency. Adapun penjelasan adalah
sebagai berikut: a. Physical Environment
Lingkingan tempat kerja tidak mendukung terselenggaranya proses bekerja yang baik.
25 b. Role Conflict
Mengindikasikan suatu tingkatan dimana individu mengalami ketidaksesuaian antara permintaan dan komitmen dari suatu
peran. c. Role Ambiguity
Mengindikasikan suatu kondisi dimana kriteria prioritas, berperan expectation dan evaluasi tidak tersampaikan secara
jelas kepada pegawai. d. Role Overload
Mengindikasian suatu tingkatan dimana permintaan kerja melebihi kemampuan pegawai dan sumber daya lainnya, serta
suatu keadaan dimana pegawai tidak mampu menyelesaikan beban kerja yang direncanakan.
e. Role Insufficiency Mengindikasikan suatu kondisi dimana pendidikan, training,
keterampilan, dan pengalaman pegawai tidak sesuai dengan job requirements
. Berdasarkan pernyataan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa
role stress adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu
menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya sehingga seseorang tersebut mengalami stress.
26
4. Role Ambiguity