Role Conflict Pengaruh Healthy Lifestyle, Role Ambiguity dan Role Conflict terhadap Job Satisfaction Dimediasi oleh Job Burnout dan Psychological Well-Being (Studi Empiris pada Auditor Internal di Kementrian RI)

28 yang baru, seperti menjadi anggota organisasi atau mengambil suatu tugas pekerjaan yang asing karena bimbang dengan harapan sosial dan tugas-tugasnya. Seseorang dapat dikatakan berada dalam kekaburan peran apabila dia menunjukkan ciri-ciri antara lain sebagai berikut Nimran, 2004: a. Tidak jelas benar apa tujuan yang dia mainkan b. Tidak jelas kepada siapa dia bertanggung jawab dan siapa yang melapor kepadanya. c. Tidak cukup wewenang untuk melaksanakan tanggung jawabnya. d. Tidak sepenuhnya mengerti apa yang diharapkan dari padanya. e. Tidak memahami benar peranan dari pada pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan secara sederhana. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa role ambiguity adalah kurangnya pemahaman atas hak-hak, hak-hak istimewa, kekurangan informasi atas pekerjaan dan kewajiban yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan pekerjaan.

5. Role Conflict

Beberapa peran sekaligus yang harus “dimainkan” seorang individu dapat memunculkan beberapa konflik peran atau role conflict Robbins, 2008. Role conflict adalah situasi yang muncul saat individu dihadapkan pada lebih dari satu tekanan atau ekspektasi dan salah satu pihak yang berkepentingan menyebabkan pemenuhan ekspektasi dengan 29 pihak lainnya menjadi sulit atau mustahil Khan et al., 1964 dalam Jones et al., 2010. Robbins 2008 mendefinisikan role conflict sebagai sebuah situasi dimana seorang individu dihadapkan pada ekspekstasi-ekspektasi peran yang berlainan. Pada situasi ekstrem, hal tersebut meliputi situasi dimana dua atau lebih ekspektasi peran saling bertentangan. Ekspektasi peran adalah apa yang diyakini oleh orang lain mengenai bagaimana seorang individu harus bertindak pada suatu situasi. Menurut Kahn et al., 1964 dalam Jones et al., 2010 role conflict arises when individuals are faced with two or more sets of pressure or expectations such that compliance with one makes compliance with the other difficult or impossible. Menurut teori peran, role conflict yang berkepanjangan dapat memupuk ketidakpuasan kerja, mengikis kepercayaan diri dan menghambat pekerjaan. Potensi terjadinya konflik semakin meningkat apabila interaksi menjadi semakin kerap dan melibatkan berbagai kegiatan dan hal-hal yang semakin luas. Di dalam KAP, konflik dapat terjadi saat ekspektasi manajer audit berbeda dengan ekspektasi manajer audit lainnya. Konflik ini dapat berkembang menjadi penunjang hubungan atau penghancur hubungan tergantung bagaimana konflik tersebut diselesaikan Cahyono, 2008. 30 Pada lingkup yang lebih luas role conflict terjadi berkaitan dengan dua peran auditor, sebagai profesional dan sebagai karyawan KAP. Auditor sebagai profesional harus tunduk pada kode etik profesi yang ditetapkan oleh IAPI dan sebagai karyawan auditor harus patuh pada nilai-nilai, pedoman dan kebijakan organisasi. Role conflict muncul apabila dalam perannya, auditor sebagai profesi maupun sebagai anggota organisasi merasakan adanya pertentangan antara nilai-nilai yang dianut dalam organisasi dengan nilai-nilai yang harus dijunjung dalam profesinya. Sepanjang perilaku yang ditetapkan organisasi konsisten dengan yang ditetapkan oleh kode etik profesi role conflict tidak akan terjadi Lathifah, 2008. Winardi 2007 mengatakan bahwa role conflict muncul apabila berbagai macam peranan yang dijalankan oleh orang yang tidak sama menyebabkan timbulnya tuntutan-tuntutan berbeda dan menimbulkan perintah yang tidak jelas. Konflik peran terjadi bilamana penyesuaian terhadap seperangkat harapan tentang pekerjaan bertentangan dengan seperangkat harapan yang lain. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang profesional sering menerima dua perintah sekaligus. Perintah pertama bersumber dari kode etik profesi, sedangkan perintah kedua bersumber dari sistem pengendalian yang berlaku di perusahaan. Apabila seorang profesional bertindak mengikuti kode etik, maka ia merasa tidak berperan sebagai karyawan perusahaan yang baik. Sebaliknya, apabila ia bertindak 31 mengikuti prosedur perusahaan, maka ia akan merasa bertindak tidak profesional. Menurut Gibson 2006 ada beberapa konflik peran yaitu : a. Konflik Peranan-Orang Person-Role Conflict Konflik paranan-orang terjadi jika tuntutan peranan melanggar nilai-nilai dasar, sikap, dan kebutuhan individu yang menduduki suatu posisi. Misalnya seorang penyelia yang mendapat kesulitan utnuk memecat seorang bawahan yang berkeluarga dan eksekutif yang mengundurkan diri daripada terlibat beberapa kegiatan yang tidak etis. b. Konflik Di Dalam Peranan Intrarole Conflict Konflik di dalam peranan terjadi jika individu yang berbeda merumuskan suatu peranan menurut perangkat harapan yang berbeda, sehingga tidak mungkin bagi orang yang memegang peranan untuk memenuhi semua harapan tersebut. Misalnya penyelia dalam lingkungan industri mempunyai perangkat peranan yang agak rumit, sehingga mungkin menghadapi konflik antarperan. Disatu pihak, pimpinan mempunyai seperangkat harapan yang menekankan peranan penyelia dalam hierarki manajemen. Akan tetapi, penyelia tersebut mungkin mempunyai ikatan persahabatan yang erat dengan anggota kelompok pimpinan yang dahulunya rekan sekerja. 32 c. Konflik Antar Peranan Interrole Conflict Konflik antarperan terjadi karena menghadapi peranan ganda. Konflik itu terjadi secara simultan berbarengan menampilkan banyak peranan, beberapa diantaranya mempunyai harapan yang bertentangan. Misalnya dalam situasi, ilmuwan diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan harapan pimpinan dan juga sesuai dengan harapan keprofesian ahli kimia. Kurangnya pengetahuan mengenai struktur audit yang baku sehingga auditor mengalami kesulitan dalam menjalankan perannya. Kesulitan ini timbul sehubungan dengan beberapa faktor, seperti koordinasi arus kerja, kecukupan wewenang, kecukupan komunikasi, dan kemampuan adaptasi. Nimran 2004 menyatakan bahwa diantara ciri-ciri dari seseorang yang berada di dalam konflik peran sebagai berikut: a. Mengerjakan hal-hal yang tidak perlu. b. Terjepit diantara dua atau lebih kepentingan yang berbeda atasan dan bahawan atau sejawat. c. Mengerjakan sesuatu yang diterima oleh pihak yang satu tidak oleh pihak yang lain. d. Menerima perintah dan permintaan yang bertentangan. e. Mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan keadaan dimana saluran komando dalam organisasi tidak dipatuhi. 33 Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian role conflict adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan berupa pertentangan yang terjadi pada diri seseorang karyawan yang disebabkan karena ketidaksesuaian antara tuntutan peran dari suatu pekerjaan atau jabatan dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang karyawan tersebut atau Role conflict merupakan suatu situasi dimana individu mengalami ketidaksesuaian antara perintah atau permintaan yang diberikan dengan komitmen dari suatu peran. Kondisi tersebut biasanya terjadi karena adanya dua perintah yang berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan, salah satu saja akan mengakibatkan terabainya perintah satu lagi. Hal ini tampak dari sikap tingkah laku atau hasil yang tidak sesuai dengan tuntutan jabatan dan cenderung menyimpang.

6. Job Satisfaction