SAUS CABE TINJAUAN PUSTAKA

8 Komponen terbesar kecap manis adalah karbohidrat, terutama terdiri dari sukrosa, glukosa dan fruktosa Judoamidjojo, 1986. Tingginya kadar gula pada kecap manis ini disebabkan adanya penambahan gula dalam proses pembuatannya. Beberapa jenis gula yang ditambahkan adalah gula palma, gula tebu dan molases Winarno et al., 1984. Penggunaan kecap sebagai bumbu penyedap atau pembangkit flavor makanan, sampai saat ini telah dikenal dengan baik oleh masyarakat Indonesia dari semua golongan umur. Semakin banyak jenis makanan yang senantiasa membutuhkan kehadiran produk ini, tanpanya niscaya makanan akan terasa hambar. Oleh karena itu, wajar jika pemanfaatan produk ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di Amerika Serikat AS saja produksi kecap mencapai 17.85 juta liter per tahun. Diperkirakan total konsumsi tahunan kecap di AS sekitar 43.35 juta liter per tahun Astawan, 2004. Mengingat tingginya tingkat konsumsi kecap di masyarakat, maka produk ini dapat dijadikan sebaga i media pembawa vehicle beberapa zat gizi yang akan difortifikasi. Selain itu, kecap dengan konsistensinya yang cair cukup memberikan kemudahan dalam fortifikasi.

B. SAUS CABE

Saus secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu produk yang merupakan hancuran dari beberapa bahan pangan yang tergolong sayuran, seperti tomat dan cabe Fardiaz, 1992. Standar Nasional Indonesia SNI 01- 2976-1992 mendefinisikan saus cabe sebagai saus yang diperoleh dari pengolahan bahan utama cabe Capsicum sp. yang telah matang dan bermutu baik dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan digunakan sebagai penyedap makanan. Bahan-bahan yang dapat digunakan antara lain garam, gula, bawang putih dan pengental. Proses pembuatan saus meliputi pencucian, pemotongan tangkai dan pembuangan biji cabe, pengukusan pada suhu 100°C selama 1 menit, penggilingan, penambahan garam, bahan pengawet, gula, asam cuka 25, penyedap, maizena dan air, dilanjutkan dengan proses pengadukan, pemasakan dengan api kecil sampai mendidih dan mengental, pemasukan 9 dalam botol steril, exhausting dan penutupan botol serta pendinginan Setiadi, 1987. Bagan alir proses pembuatan saus cabe dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Bagan alir pemb uatan saus cabe Setiadi, 1987 Adapun syarat mutu saus cabe yang telah ditetapkan oleh SNI dapat dilihat pada Tabel 3. Cabe merah dan bawang putih Pencucian, pemotongan tangkai dan pembuangan biji Pengukusan pada suhu 100°C ± 1 menit Penggilingan sampai halus Bubur Pengadukan Pemasakan dengan api kecil sampai mendidih dan mengental Pemasukkan dalam botol steril dan exhausting Penutupan botol dan pendinginan kemasan Produk saus cabe Garam, pengawet, gula, asam cuka 25, penyedap, maizena, air 10 Tabel 3 Syarat mutu saus cabe Kriteria uji Satuan Persyaratan Keadaan Bau Rasa Normal Normal cabe Jumlah padatan bb 20-40 Bahan tambahan makanan Pewarna Pengawet Pengental Sesuai SNI 0222-M dan Peraturan Men. Kes. No. 772MenKesPerIX88 Cemaran logam Timbal Pb Tembaga Cu Seng Zn Timah Sn Raksa Hg mgkg mgkg mgkg mgkg mgkg Maks. 2,0 Maks. 5,0 Maks. 40,0 Maks. 40,0 Maks. 0,03 Arsen mgkg Maks. 1,0 Cemaran mikroba Angka lempeng total Bakteri koliform Escherichia coli S. aureus Salmonella Kolonig APMg APMg APMg Maks. 1x10 5 Maks. 1x10 2 Negatif Maks. 10 Negatif25 g Sumber : SNI 01-2976-1992 Seperti halnya pada kecap manis, penggunaan produk saus sambal saus cabe semakin meningkat. Hal ini didukung dengan berkembangnya industri makanan, terutama industri mi instan. Industri mi instan menggunakan saus cabe sebagai salah satu komponen bumbu. Beberapa jenis makanan non oriental seperti burger, steak dan sebagainya, juga sering menggunakan produk ini. Dengan karakteristiknya yang kental dan berwarna, produk ini juga cukup menguntungkan untuk difortifikasi dengan beberapa zat gizi.

C. IODIUM

Dokumen yang terkait

Identifikasi Zat Pewarna Sintetis Pada Saus Cabe Naga Dengan Metode Kromatografi Kertas

66 435 42

Defisiensi Zat Besi, Asam Folat, Vitamin B12 Sebagai Salah Satu Predisposisi Stomatitis Aftosa Rekuren

1 50 38

Efikasi dan Preferensi Biskuit yang Difortifikasi Vitamin A dan Zat Besi (Fe) dan Kaitannya dengan Konsumsi, Status Gizi, dan Respons Imun Anak Balita

0 3 149

Perubahan Sifat Fisikokimia dan Pendugaan Umur Simpan Minuman Fungsional Susu Skim yang Disuplementasi Tepung Kedelai Kaya Isoflavon Serta Difortifikasi Vitamin C Dan E

3 19 116

Efikasi dan Preferensi Biskuit yang Difortifikasi Vitamin A dan Zat Besi (Fe) dan Kaitannya dengan Konsumsi, Status Gizi, dan Respons Imun Anak Balita

0 8 308

Stabilitas Minyak Goreng Sawit Curah yang Difortifikasi dengan Vitamin A terhadap Fotooksidasi

0 5 46

HUBUNGAN KONSUMSI PROTEIN, ZAT BESI, VITAMIN C DAN VITAMIN A DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA WANITA Hubungan Konsumsi Protein, Zat Besi, Vitamin C Dan Vitamin A Dengan Kadar Hemoglobin Pada Wanita Usia Subur Di Kecamatan Cangkringan, Sleman.

0 1 18

Komposisi Zat Gizi Tempe yang Difortifikasi Zat Besi dan Vitamin A pada Tempe Mentah dan Matang | Astuti | Agritech 9505 17590 1 PB

0 0 9

ASUPAN ZAT BESI, VITAMIN A DAN ZINK ANAK INDONESIA UMUR 6-23 BULAN

0 0 9

DAMPAK FORTIFIKASI MIE INSTAN DENGAN VITAMIN A DAN ZAT RESl TERHADAP STATUS VITAMIN A DAN STATUS BESI ANAK BALITA ABSTRAK - DAMPAK FORTIFIKASI MIE INSTAN DENGAN VITAMIN A DAN ZAT BESI TERHADAP STATUS VITAMIN A DAN STATUS BESI ANAK BALITA

0 0 11