13 kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan berkurang sebelum kelenjar
tiroid janin berfungsi. Dengan demikian, perkembangan otak janin sangat tergantung pada kecukupan hormon tiroid ibu pada trimester pertama
kehamilan, apabila ibu kekurangan iodium maka akan berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid ibu dan janin. Pada trimester kedua dan ketiga
kehamilan, janin sudah dapat membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan iodium pada masa ini maka tetap akan berakibat pada kurangnya
pembentukan hormon tiroid, sehingga timbul kelainan hipotiroidisme pada janin Sethi dan Kapil, 2004.
Pada bayi baru lahir, perkembangan otaknya sangat tergantung pada fungsi tiroid. Saat lahir, ukuran otak bayi baru mencapai sepertiga dari otak
orang dewasa, kemudian terus berkembang dengan cepat sampai usia dua tahun. Apabila terjadi defisiensi iodium dan kelainan fungsi tiroid secara terus
menerus pada masa ini, akan dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen Sethi dan Kapil, 2004.
Pada masa anak-anak, remaja dan dewasa, kekurangan iodium dapat mengakibatkan gondok, gangguan mental, rendahnya IQ dan prestasi anak
sekolah serta rendahnya daya produktifitas kerja. Pemberian koreksi iodium pada fase ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan kadar T4 serum, sehingga
dapat memperbaiki kelainan akibat kekurangan iodium Anonim, 2005. Dengan melihat pentingnya fungsi iodium dan berbagai dampak yang
ditimbulkan akibat defisiensinya, maka kecukupan asupan iodium sangat perlu untuk diperhatikan.
D. ZAT BESI
Besi Fe adalah mikromineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia dan hewan, dikarenakan mineral ini dijumpai dalam semua sel
tubuh. Senyawa besi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berfungsi untuk keperluan metabolik dan yang berbentuk simpanan atau
cadangan. Yang termasuk dalam kelompok pertama adalah hemoglobin Hb, mioglobin, sitokrom dan beberapa zat besi lainnya yang berikatan dengan
14 protein. Sedangkan senyawa zat besi dalam bentuk cadangan terdapat sebagai
ferritin dan he mosiderin. Kandungan Fe pada orang dewasa berkisar antara 2.5 – 4 gram,
dimana 2.0 – 2.5 gram- nya berada dalam sirkulasi sel darah merah, sebagai komponen hemoglobin Hb. Sedangkan dalam jumlah kecilnya kira-kira
300 mg erat hubungannya dengan beberapa enzim yang mengandung Fe Linder, 1992.
Dengan demikian, besi memegang peranan penting pada beragam reaksi biokimia. Dalam kaitannya dengan Hb, besi berperan dalam
pembentukan sel darah merah serta pengangkutan O
2
dan CO
2
. Sedangkan sebagian kecil Fe yang terdapat dalam enzim jaringan sekitar 7,
bertanggung jawab dalam pengangkutan elektron pada proses transpor elektron dan fosforilasi oksidatif sitokrom, kompleks Fe-S protein, serta
bertanggung jawab dalam proses pengaktifan O
2
oksidase dan oksigenase Brody, 1994.
Zat besi penting untuk produksi antibodi dan sintesis purin sebagai bagian integral asam nukleat dalam RNA dan DNA, dan dalam reaksi sintesis
kolagen. Selain itu, Fe diperlukan dalam proses penghilangan lipida dari darah, serta untuk detoksifikasi zat racun dalam hati Muchtadi, 1993.
Keseimbangan zat besi di dalam tubuh harus selalu dipertahankan. Keseimbangan di sini diartikan bahwa jumlah zat besi yang dikeluarkan dari
tubuh jumlahnya sama dengan zat besi yang diperoleh tubuh dari bahan makanan. Kebutuhan manusia akan zat besi ditentukan oleh kebutuhan tubuh
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan. Kisaran kebutuhan zat besi pada berbagai tingkatan umur ditunjukkan pada Tabel 6.
Peningkatan kebutuhan akan Fe terjadi pada beberapa kondisi klinis dan fisiologis dikarenakan terjadinya peningkatan kehilangan darah.
Kehilangan darah selama menstruasi pada wanita usia reproduktif meningkatkan kebutuhan akan Fe, rata-rata 5 mghari diatas kebutuhan pria
dewasa. Kebutuhan pada pria dewasa dan wanita menopouse sebesar 10 mghari.
15 Tabel 6 Kebutuhan zat besi pada berbagai tingkatan umur dan kondisi fisiologis
Kategori Umur
AKG Fe mg Bayi
0-6 bulan 7-11 bulan
0.5 7
Anak-anak 1-3 tahun
4-6 tahun 7-9 tahun
8 9
10 Pria dewasa
10-12 tahun 13-15 tahun
16-18 tahun
19-65 tahun 13
19 15
13
Wanita dewasa 10-12 tahun
13-49 tahun 50-65 tahun
20 26
12
Wanita hamil Trimester 1
Trimester 2 Trimester 3
+0 +9
+13 Wanita menyusui
+6 Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004
Apabila kebutuhan Fe bagi tubuh tidak tercukupi akan dapat menghantarkan pada berbagai kondisi Tabel 7 .
Tabel 7 Kondisi-kondisi akibat defisiensi zat besi A. Anemia
B. Gangguan thermoregulasi C. Gangguan fungsi immun
D. Gangguan fungsi mental dan kecerdasan E. Gangguan penampilan fisik
F. Komplikasi saat kehamilan
Sumber : O’dell dan Sunde 1997 Defisiensi besi adalah penyebab anemia yang paling seringumum,
mencapai 50 sebagai penyebab dari keseluruhan anemia yang ada Black, 2003. Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan kadar Hb di dalam
darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang yang bersangkutan WHO, 1976. Sedangkan anemia gizi besi AGB adalah
anemia yang timbul karena kekurangan zat besi, sehingga pembentukan sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu.
Penur unan kekebalan imunitas tubuh individu yang kekurangan Fe, menyebabkannya sangat peka terhadap serangan berbagai penyakit. Hal ini
16 berhubungan erat dengan menurunnya fungsi enzim pembentuk antibodi,
sebagai akibat kekurangan nutrisi tersebut. Dampak defisiensi zat besi terhadap gangguan mental dan kecerdasan
telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh NHANES III di Amerika Serikat terhadap 5398 anak usia 6-16
tahun, menunjukkan ternyata status Fe berhubungan dengan prestasi akademik objek yang diteliti. Berdasarkan skor tes matematika terstandaridisasi, pada
anak-anak dengan defisiensi besi dengan atau tanpa anemia, memiliki skor tes lebih rendah dibandingkan anak-anak dengan status besi normal Black,
2003. Zat besi dalam hal ini memiliki peranan dalam sistem neurotransmitter dan mungkin berpengaruh terhadap metabolisme dopamin. Dopamin secara
nyata memiliki pengaruh yang sangat penting dalam fungsi kontrol perhatian, persepsi, memori, motivasi dan motorik Black, 2003.
Anemia gizi besi pada ibu hamil dapat berakibat pada kematian si ibu, pendarahan, berat bayi lahir rendah, infeksi setelah lahir Shah dan Sachdev,
2004. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita anemia gizi besi akan mengalami defisiensi zat besi dan dapat menyebabkan disfungsi otak serta
gangguan perbanyakan sel otak.
E. VITAMIN A