PENELITIAN BAGIAN KEDUA HASIL DAN PEMBAHASAN

44 Dari data tersebut dapat dilakukan plot nilai 1T terhadap ln k seperti yang terlihat pada Lampiran 10. Dari plot nilai 1T vs ln k didapatkan persamaan : Ln k = -6594.5 1T + 24.572 Persamaan diatas dapat digunakan untuk menentukan nilai konstanta laju reaksi k pada berbagai suhu T, sehingga dapat dicari umur simpan produk saus cabe melalui persamaan : A – Ao = k.t dimana : A = nilai a pada saat t =t Ao = nilai a pada saat t = to k = konstanta laju reaksi t = umur simpan

B. PENELITIAN BAGIAN KEDUA

Bagian kedua dari penelitian ini dilakukan untuk melihat pola kestabilan dari beberapa zat gizi yang difortifikasi yaitu iodium, zat besi dan vitamin A selama penyimpanan.

1. Stabilitas Iodium

Kandungan iodium pada kecap fortifikasi lebih besar dibandingkan pada saus cabe, masing- masing menunjukkan rata-rata sebesar 69.8 ppm dan 50.5 ppm. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh tingkat fortifikasi iodium pada kedua produk berbeda dan atau kandungan awal iodium pada kedua bahan pangan yang berbeda. Tingkat iodisasi yang seringkali dilakukan di berbagai negara bervariasi yaitu diantara 20 – 100 ppm iodium Diosady et al., 2002. Iodium yang ditambahkan umumnya dalam bentuk KI atau KIO 3 . Senyawa KIO 3 lebih stabil dibandingkan KI. KIO 3 lebih resisten terhadap oksidasi sehingga tidak membutuhkan penstabil seperti layaknya KI. Stabilitas iodium dalam media kecap dan saus cabe dilakukan dengan mengamati kadar iodium pada produk selama penyimpanan kurang lebih dua bulan. Selama jangka waktu tersebut terlihat bahwa kandungan iodium pada kecap cenderung menurun Gambar 15. Penurunan yang cukup 45 tajam mulai terjadi pada penyimpanan hari ke-42. Sedangkan sampai dengan akhir penyimpanan iodium yang tersisa kurang lebih 90 dari iodium awal. Problem penyusutan iodium dalam media yang difortifikasi selama penyimpanan terkait dengan potensi iodium untuk tereduksi atau teroksidasi menjadi elemental iod I 2 . Iod elemental dapat dengan cepat mengalami sublimasi dan kemudian berdifusi ke atmosfer. Hal ini terjadi pada kondisi yang lembab, aerasi yang berlebihan, paparan cahaya, panas, asam atau keberadaan senyawa pengotor seperti dalam garam Diosady et al., 2002. Oleh karena itu untuk menghindari kehilangan iodium yang berlebihan produk harus diminimalisasikan dari hal-hal tersebut. Dalam hal ini proses pengemasan dan penyimpanan sebelum produk digunakan memegang peranan yang cukup penting. Gambar 15 Grafik kadar iodium selama penyimpanan Iodium yang terkandung dalam saus cabe dapat dikatakan lebih stabil bila dibandingkan dengan kecap. Sampai dengan akhir periode penyimpanan selama kurang lebih dua bulan belum terjadi penurunan Gambar 15. Kenaikan kadar iodium yang terukur kemungkinan disebabkan kekuranghomogenan iodium dalam produk. Homogenisasi zat gizi yang ditambahkan pada saus cabe cenderung lebih sulit dibandingkan kecap. Hal ini dikarenakan konsistensi saus yang lebih kental. 40 45 50 55 60 65 70 75 10 20 30 40 50 60 Lama penyimpanan hari Kadar iodium ppm Saus Kecap 46

2. Stabilitas Vitamin A

Hasil pengukuran kandungan vitamin A pada produk kecap dan saus cabe menunjukkan bahwa saus cabe memilki kandungan vitamin A yang lebih besar dibandingkan kecap. Secara kuantitatif kandungan vitamin A saus cabe kurang lebih dua kali lipat dari kandungan vitamin A kecap. Pada saat awal pengukuran kandungan vitamin A saus cabe sebesar 131 IUg, sedangkan pada kecap sebesar 51 IUg. Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh tingkat fortifikasi kedua produk yang berbeda. Jumlah vitamin A yang difortifikasikan pada saus cabe kemungkinan memang lebih banyak dibandingkan kecap. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Imanningsih et al. 2001 mengenai studi kelayakan penggunaan kecap dan saus tomat sebagai media fortifikasi yang tepat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fortifikasi vitamin A pada kecap memberikan nilai homogenitas terbaik pada tingkat 50 IUg, sedangkan pada saus tomat nilai homogenitas terbaik pada tingkat fortifikasi 100 IUg. Stabilitas vitamin A dalam media kecap dan saus cabe dilakukan dengan mengamati kadar vitamin A pada produk selama penyimpanan kurang lebih dua bulan. Selama jangka waktu tersebut terlihat bahwa kandungan vitamin A pada saus cabe cenderung stabil Gambar 16. Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terkadap vitamin A pada saus cabe Lampiran 11. Begitu pula yang terjadi pada kecap Lampiran 12. Secara sepintas terlihat bahwa kadar vitamin A pada kecap mulai mengalami penurunan pada hari ke-42 penyimpanan Gambar 16 dengan penurunan sebesar 3. Pada akhir penyimpanan hari ke-56 secara kuantitatif terjadi penurunan kadar vitamin A sebesar 11 atau berarti bahwa jumlah vitamin A dalam produk tinggal 89 dari jumlah awal. Penurunan kadar vitamin A yang difortifikasikan pada kecap dan saus berkaitan dengan sifat vitamin A itu sendiri. Vitamin A dalam bentuk murni biasanya sangat labil terhadap oksigen, udara serta cahaya. Dengan demikian harus ada langkah-langkah untuk mencegah atau menghambat 47 kehilangan vitamin A di dalam produk fortifikasi. Diantara langkah yang sering dilakukan adalah : 1 Vitamin A yang difortifikasikan dibuat senyawa kompleks dengan bahan lainnya, biasanya dibuat dalam ikatan dengan asetat atau palmitat sehingga lebih stabil; 2 Vitamin A dilapisi denga n protektif material untuk melapisi bagian luar partikel-partikel vitamin A, dapat digunakan gelatin, gula, pati dan lain- lain; 3 Pengemasan yang memadai. Pengemasan yang sempurna sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas vitamin A dan pencegahan terhadap oksigen dan uap air yang dapat meninggikan kelembaban dan merusak vitamin A; 4 Penambahan zat antioksidan ke dalam produk untuk mencegah oksidasi. Gambar 16 Grafik kadar vitamin A selama penyimpanan Melihat kestabilan vitamin A dalam kedua produk kecap dan saus cabe selama penyimpanan dua bulan, sangat dimungkinkan beberapa langkah pencegahan terhadap kehilangan vitamin A seperti tersebut diatas sudah teraplikasikan dengan baik. Bentuk vitamin A yang difortifikasikan kemungkinan besar sudah dalam bentuk kompleksnya. Bentuk yang biasa digunakan secara luas adalah retinil palmitatvitamin A palmitat, bentuk ini cenderung larut dalam air dan stabil sehingga sangat sesuai untuk produk kecap dan saus. Kestabilan vitamin A sangat didukung oleh kemasan yang sempurna. Kemasan untuk kedua produk dalam penelitian ini telah memadai dalam mencegah masuknya oksigen atau uap air ke dalam produk. 40 60 80 100 120 140 10 20 30 40 50 60 Lama Penyimpanan hari Kadar Vit.A IU Saus Kecap 48

3. Stabilitas Zat Besi Fe

Hasil pengukuran kandungan Fe pada produk kecap dan saus cabe menunjukkan bahwa kecap memilki kandungan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan saus cabe. Rata-rata kandungan Fe kecap pada awal pengukuran sebesar 61.78 ppm, sedangkan pada saus cabe sebesar 47.36 ppm. Perbedaan kandungan Fe pada kedua produk bisa dipengaruhi oleh perbedaan kandungan Fe dari bahan pembawa kecap dan saus cabe dan atau bisa juga dipengaruhi oleh perbedaan tingkat fortifikasi. Kecilnya perbedaan kandungan Fe antara kedua produk menunjukkan bahwa perbedaan tersebut kemungkinan lebih dikarenakan oleh adanya kandungan awal Fe pada bahan pembawa yang berbeda. Mengacu pada penelitian Anwar 1992, kandungan zat besi total pada kecap manis sebelum difortifikasi adalah sekitar 56.40 ppm. Pola perubahan kandungan zat besi total dalam produk dapat dilihat pada Gambar 17. Penyimpanan tidak berpengaruh terhadap kadar zat besi total Lampiran 13 dan Lampiran 14, sehingga dapat dikatakan bahwa zat besi yang terdapat dalam produk stabil selama periode penyimpanan kurang lebih dua bulan. Pada umumnya, selama penyimpanan senyawa besi peka terhadap proses oksidasi. Oksidasi zat besi semakin meningkat pada kondisi tingginya tingkat kelembaban. Selama oksidasi zat besi dalam bentuk fero Fe 2+ diubah menjadi bentuk feri Fe 3+ . Kompleks senyawa feri bersifat tidak larut dan sulit diserap oleh usus halus. Oleh karena itu, karena ketidaklarutannya tersebut maka semakin lama penyimpanan produk dalam kondisi kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan zat besi mengendap. Dengan demikian sangat penting untuk memperhatikan kondisi penyimpanan produk yang difortifikasi dengan zat besi. Produk tersebut harus terjaga dari kelembaban yang tinggi. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan memperhatikan kemasan. Pemilihan jenis kemasan dan proses pengemasan harus dilakukan dengan tepat, sehingga mampu mencegah migrasi uap air ke dalam produk yang dapat meningkatkan kelembaban. 49 Stabilnya zat besi pada produk kecap dan saus cabe selama penyimpanan dua bulan kemungkinan besar didukung oleh faktor pengemasan yang baik. Pengemas yang ada cukup mampu melindungi produk dari kelembaban. Selain itu, pengemasan secara hermetis mampu pula untuk mencegah adanya uap air dalam produk selama penyimpanan. Gambar 17 Grafik kadar zat besi selama penyimpanan

C. PENELITIAN BAGIAN KETIGA

Dokumen yang terkait

Identifikasi Zat Pewarna Sintetis Pada Saus Cabe Naga Dengan Metode Kromatografi Kertas

66 435 42

Defisiensi Zat Besi, Asam Folat, Vitamin B12 Sebagai Salah Satu Predisposisi Stomatitis Aftosa Rekuren

1 50 38

Efikasi dan Preferensi Biskuit yang Difortifikasi Vitamin A dan Zat Besi (Fe) dan Kaitannya dengan Konsumsi, Status Gizi, dan Respons Imun Anak Balita

0 3 149

Perubahan Sifat Fisikokimia dan Pendugaan Umur Simpan Minuman Fungsional Susu Skim yang Disuplementasi Tepung Kedelai Kaya Isoflavon Serta Difortifikasi Vitamin C Dan E

3 19 116

Efikasi dan Preferensi Biskuit yang Difortifikasi Vitamin A dan Zat Besi (Fe) dan Kaitannya dengan Konsumsi, Status Gizi, dan Respons Imun Anak Balita

0 8 308

Stabilitas Minyak Goreng Sawit Curah yang Difortifikasi dengan Vitamin A terhadap Fotooksidasi

0 5 46

HUBUNGAN KONSUMSI PROTEIN, ZAT BESI, VITAMIN C DAN VITAMIN A DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA WANITA Hubungan Konsumsi Protein, Zat Besi, Vitamin C Dan Vitamin A Dengan Kadar Hemoglobin Pada Wanita Usia Subur Di Kecamatan Cangkringan, Sleman.

0 1 18

Komposisi Zat Gizi Tempe yang Difortifikasi Zat Besi dan Vitamin A pada Tempe Mentah dan Matang | Astuti | Agritech 9505 17590 1 PB

0 0 9

ASUPAN ZAT BESI, VITAMIN A DAN ZINK ANAK INDONESIA UMUR 6-23 BULAN

0 0 9

DAMPAK FORTIFIKASI MIE INSTAN DENGAN VITAMIN A DAN ZAT RESl TERHADAP STATUS VITAMIN A DAN STATUS BESI ANAK BALITA ABSTRAK - DAMPAK FORTIFIKASI MIE INSTAN DENGAN VITAMIN A DAN ZAT BESI TERHADAP STATUS VITAMIN A DAN STATUS BESI ANAK BALITA

0 0 11