Latar Belakang Seleksi Bakteri Probiotik Sebagai Stimulator Sistem Imun Pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei

16 I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam usaha menunjang peningkatan devisa non migas melalui peningkatan ekspor hasil perikanan, pemerintah telah menetapkan udang sebagai salah satu komoditas andalan utama untuk ekspor. Salah satu kendala yang dihadapi adalah terjadinya penyakit pada tempat-tempat budidaya. Penyakit pada udang dapat disebabkan oleh virus seperti : White spote syndrome virus WSSV, Monodon baculovirus virus MBV, Yellow head virus YHV atau bakteri seperti Vibrio alginolyticus, V.damsela, V. harveyi dan V. parahaemolyticus. Diantara salah satu strategi pengendalian penyakit pada budidaya perikanan yang banyak dilakukan dan memberikan hasil yang baik adalah melalui kontrol biologis, salah satunya dengan aplikasi probiotik Austin and Austin 1999; Irianto 2003. Rengpipet et al. 1998 menyatakan bahwa penggunaan probiotik secara luas untuk meningkatkan produksi telah memberikan hasil yang lebih baik, murah dan efektif dalam meningkatkan kesehatan ikan. Kajian mengenai bakteri probiotik sudah cukup banyak dilakukan. Tjahjadi et al. 1994, Widanarni et al. 2003 dan Muliani et al. 2003 memperoleh beberapa isolat bakteri dari tambak dan air laut yang mampu menekan serangan bakteri V. harveyi penyebab penyakit vibriosis pada udang sehingga kelangsungan hidup meningkat. Rengpipet et al. 2000 menemukan bahwa penggunaan bakteri Bacillus sp. sebagai probiotik mampu mengoptimalkan pertumbuhan, efisiensi pakan dan ketahanan udang terhadap bakteri patogen. Pengendalian penyakit pada udang vaname juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan imunostimulan. Beberapa bahan yang berasal dari dinding sel bakteri dan jamur telah digunakan sebagai imunostimulan pada udang, seperti β-glukan, lipopolisakarida dan peptidoglikan Wen et al. 2005, ketiganya memiliki kemampuan meningkatkan sistem imun udang Sakai 1999; Irianto 2003. Dalam penggunaannya imunostimulan tidak memperlihatkan efek samping yang negatif sebagaimana yang terjadi pada penggunaan antibiotik terhadap lingkungan dan konsumen. Penggunaan antibiotik pada dosis rendah dalam kurun 17 waktu yang lama dapat meninggalkan residu yang membahayakan konsumen dan menciptakan resistensi patogen terhadap antibiotik Goarant et al. 2006. Imunostimulan mengaktifkan mekanisme pertahanan non spesifik, cell mediated immunity dan respons imun spesifik. Selain itu imunostimulan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit infeksi, dengan meningkatkan mekanisme pertahanan non spesifik Sakai 1999. Pemanfaatan beberapa bakteri dari tambak, air laut dan tubuh organisme sebagai probiotik telah dilakukan dan mampu menunjukkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan kesehatan ikan dan udang. Probiotik dapat menguntungkan dan dapat berperan secara baik berdasarkan mekanisme aksi probiotik yaitu produksi senyawa inhibitor, kompetisi terhadap senyawa kimia atau sumber energi, kompetisi terhadap tempat pelekatan, peningkatan sistem imun, perbaikan kualitas air dan interaksi dengan fitoplankton Verschure et al. 2000. Penelitian bakteri probiotik berdasarkan pada prinsip kompetisi telah banyak dilakukan. Kebanyakan peneliti mengisolasi strain probiotik tersebut dari air budidaya udang, usus jenis penaied yang berbeda dan hepatopankreas udang sebagai probiotik. Beberapa bakteri yang telah berhasil digunakan sebagai probiotik antara lain: genus dari Vibrio Gullian et al 2004, Bacillus spp. Moriarty 1998; Rengpipat et al. 1998 dan Thalassobacter utilis Maeda and Liao 1992. Bakteri-bakteri tersebut bekerja dan berkompetisi dengan bakteri patogen pada udang. Imunostimulasi merupakan strategi alternatif untuk mengsiagakan atau menyiapkan sistem pertahanan imun udang sehingga meningkatkan resistensi udang melawan bakteri patogen Rodriguez and Lee Moullac 2000. Sistem imun udang meliputi reaksi selular dan humoral yang terkait dengan hemolim udang. Beberapa parameter imun yang berhubungan dengan hemolim seperti perhitungan total hemosit THC, differensial hemosit DHC, aktifitas phagositosis AP dan aktifitas phenoloksidase PO telah digunakan untuk evaluasi pengaruh imunostimulator dari probiotik pada udang Rengpipet et al. 1998; 2000; Gomez- Gil et al. 2000; Gullian et al. 2004; Li et al. 2008. Kerentanan udang terhadap 18 infeksi patogenik dan oportunistik dipengaruhi kuat oleh kemampuan imunostimulasinya. Penggunaan bakteri probiotik berdasarkan pada mekanisme kompetisi dan perannya sebagai imunostimulasi sistem imun merupakan dua metode pencegahan yang dikembangkan dalam melawan penyakit selama beberapa tahun terakhir ini Fuller 1992. Tiga isolat bakteri probiotik yaitu: Pseudoalteromonas 1Ub Tepu 2006, V. alginolyticus SKT-b Widanarni et al. 2003 dan Bacillus sp. telah diuji mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi secara in vitro dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup larva udang pada uji in vivo. Bakteri probiotik V. alginolyticus 13G1, Vibrio sp.13B dan Vibrio sp. 8A diketahui mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi pada larva udang Sasanti 2007. Namun belum diketahui kemampuan imunostimulasi dari bakteri-bakteri tersebut, sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk mengkaji kemampuan imunostimulasinya.

1.2. Tujuan Penelitian