Analisis Statistik Seleksi isolat bakteri probiotik yang mampu meningkatkan sistem imun

32

3.3.2 Kelangsungan Hidup Effendie 1997

Tingkat kelangsungan hidup udang dihitung dengan menggunakan rumus : 100 x No Nt SR = Keterangan : SR = Tingkat kelangsungan Hidup Nt = Jumlah udang yang hidup pada akhir pengamatan ekor No = Jumlah udang pada awal pengamatan

3.3 Analisis Statistik

Desain percobaan ini merupakan model eksperimen laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL yang terdiri dari: percobaan I : 7 perlakuan dan Percobaan II : 4 perlakuan dan menggunakan 3 ulangan untuk setiap perlakuan. Parameter yang diamati dianalisa keragamannya dengan ANOVA dan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan uji lanjut-Duncan menggunakan alat bantu SPSS. 33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Seleksi isolat bakteri probiotik yang mampu meningkatkan sistem imun

Total hemosit yang dihitung memperlihatkan perbedaan yang nyata p0,05 diantara perlakuan. Nilai total hemosit berkisar pada 2,2-3,6 x10 6 selml. Bakteri probiotik Vibrio alginolyticus 13G1, Vibrio sp. 8A dan V. alginolyticus SKT-b secara signifikan memperlihatkan peningkatan pada total hemosit dari bakteri lainnya dan kontrol Tabel 2. Tabel 2 Nilai parameter imun pada udang L. vannamei Bakteri Probiotik Parameter Imun THC x10 6 selml Hialin Semi Granular Granular PO OD 490 nm AP V. alginolyticus 13G1 2,6±0,2 c 33±0,4 34±1,5 33±1,9 0,31±0,02 c 24±0,5 d Psedoalteromonas 1ub 1,4±0,2ª 32±1,8 34±3,3 35±4,7 0,38±0,05 d 16±1,2 b Vibrio sp. 8A 3,6±0,1 d 33±2,8 33±3,4 35±4,6 0,41±0,05 d 20±1,2 c

V. alginolyticus SKT-b

2,9±0,1 c 30±0,2 37±1,1 33±1,0 0,51±0,02 e 21±2,0 c Bacillus sp. 2,2±0,2 b 32±5,0 34±6,4 34±4,8 0,24±0,04 b 16±1,6 b Vibrio sp. 13B 1,5±0,2 a 32±0,7 33±0,8 36±1,5 0,24±0,03 b 14±1,5 b Kontrol 2,2±0,2 b 32±1,4 36±6,0 32±5,0 0,17±0,01 a 9±2,1 a Keterangan : THC : Total hemosit count PO : aktifitas phenoloksidase AP : aktifitas phagositosis Total hemosit dapat mempengaruhi kemampuan inang untuk bereaksi melawan bahan asing dan berbagai respons terhadap infeksi Johansson et al. 2002. Total hemosit yang rendah sangat mempengaruhi kerentanan udang terhadap patogen Lee Moullac et al.1998, sehingga total hemosit yang meningkat dapat meningkatkan status kesehatan organisme tersebut karena 34 dengan peningkatan hemosit berarti meningkatkan peluang terbentuknya sel-sel fagositik yang sangat berperan dalam mengendalikan serangan mikroorganisme. Peningkatan total hemosit setelah diberi bakteri probiotik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri-bakteri probiotik tersebut mampu berperan dalam menstimulasi respons imun udang dibandingkan dengan kontrol. Li et al. 2008 menunjukkan bahwa bakteri probiotik Arthrobacter XE-7 meningkatkan total hemosit udang L. vannamei dibandingkan kontrol sebelum diuji tantang. Differensial hemosit tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata p 0,05 untuk semua perlakuan. Persentase sel hialin berkisar pada 30-33. Sedangkan persentase sel semi granular berkisar pada 33-37 dan persentase sel granular berkisar pada 32-36 Tabel 2. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sistem imun berdasarkan pada differensial hemosit dari udang L. vannamei . Penelitian yang dilakukan oleh Gullian et al. 2004 memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata pada sel hialin, sel semi granular dan sel granular yang diberi bakteri probiotik Vibrio P62. Peningkatan sel hialin, semi granular dan granular dalam hemosit merupakan salah satu parameter peningkatan status kesehatan atau ketahanan tubuh udang. Ketiga sel ini memiliki fungsinya masing-masing. Sel hialin berperan dalam aktifas fagositosis. Sel semi granular berperan dalam aktifitas fagositosis, enkapsulasi, proPO dan sitotoksis Hose 1990; Johansson et al. 2000; Smith et al. 2003. Sel granular yang paling sedikit jumlahnya dan terakumulasi dijaringan ikat conective tissue dan sangat mudah dilepas ke dalam hemolim melakukan fungsi proPO dan sitotoksis Johansson and Soderhall 1989. Phenoloksidase merupakan enzim yang berperan dalam proses melanisasi. Enzim ini dihasilkan melalui sistem proPO yang dapat diaktifkan oleh adanya β-1,3 Glukan, lipopolisakarida dan peptidoglikan. Peningkatan aktifitas phenoloksidase dari hasil pengamatan mengindikasikan bahwa bakteri probiotik mampu menstimulasi hemosit udang hingga terbentuknya aktifitas phenoloksidase. Meningkatnya aktifitas phenoloksidase akan meningkatkan kemampuan udang untuk lebih mengenal partikel asing yang masuk kemudian dilakukannya fagositosis. Meningkatnya fagositosis akan meningkatkan daya tahan udang, sehingga menghambat atau mengurangi bakteri dalam tubuh udang. 35 Pada penelitian aktifitas phenoloksidase secara nyata berbeda pada udang yang diberi bakteri probiotik dari kontrol. Nilai aktifitas phenoloksidase berkisar pada 0,17-0,51 unit Tabel 2. Bakteri probiotik V. alginolyticus SKT-b, Vibrio sp. 8A dan Pseudoalteromanas 1ub secara nyata lebih tinggi dari probiotik lainnya dan kontrol. Peningkatan aktifitas phenoloksidase dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri probiotik mampu menstimulasi hemosit udang hingga terbentuknya aktifitas phenoloksidase. Rengpipet et al. 2000 melaporkan adanya peningkatan pada aktivitas phenoloksidase ketika udang Penaeus monodon diberi bakteri probiotik Bacillus S11. Sel-sel fagosit berfungsi melakukan fagositosis terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Fagositosis merupakan pertahanan non spesifik yang secara umum mampu melindungi adanya serangan penyakit. Untuk mengetahui bahwa hemosit merupakan pertahanan tubuh yang bersifat selular, dapat dilihat dari kemampuannya dalam aktifitas fagositosis yang lebih tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa aktifitas fagositosis berbeda p0,05 untuk semua perlakuan dibandingkan kontrol. Nilai Aktifitas fagositosis berkisar pada 9-24 Tabel 2. Meningkatnya pertahanan tubuh udang dapat diketahui dari meningkatnya aktifitas sel-sel fagosit dari hemosit. Penelitian ini menunjukkan bahwa udang yang diberi bakteri probiotik V. alginolyticus 13G1, V. alginolyticus SKT-b dan Vibrio sp. 8A memperlihatkan adanya peningkatan yang signifikan p0,05 dari bakteri lainnya terhadap kontrol. Li et al. 2008 menyatakan bahwa terjadi peningkatan pada persen aktifitas fagositosis pada udang L. vannamei yang diberi bakteri probiotik Arthrobacter XE-7 dibandingkan udang yang tidak diberi probiotik hal ini menyebabkan kemampuan sel-sel fagosit menjadi lebih aktif untuk melakukan fagositosis. Pada penelitian pertama ini bakteri probiotik V. alginolyticus 13G1, Vibrio sp. 8A dan V. alginolyticus SKT-b menunjukkan imunostimulasi yang lebih baik dari bakteri probiotik yang lain berdasarkan nilai total hemosit, aktivitas phagositosis dan aktifitas phenoloksidase, sehingga ketiga bakteri ini digunakan dipenelitian selanjutnya. 36 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 2 4 6 Waktu hari T H C x10 6 se lm l 13G1 8A SKT-b Kontrol c b a d b a b b b b c a a a a a

4.2 Uji kerentanan udang yang diberi bakteri probiotik terpilih terhadap infeksi patogen.