Sinonim Tumbuhan Sinonim Citrus Celebia Nama Daerah Nama Asing Daerah Tumbuh Morfologi Tumbuhan Kandungan Kimia Kegunaan

Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rutales Suku : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : Citrus maxima Burm. Osbeck Nuraini, 2011.

2.1.4.2 Sinonim Tumbuhan Sinonim Citrus Celebia

Citrus decumanus L. Citrus grandis Nuraini, 2011.

2.1.4.3 Nama Daerah

Indonesia: Jeruk bali, jeruk besar, jeruk cikoneng, jeruk limau makan, jeruk limau besar, dan jeruk pamelo Nuraini, 2011.

2.1.4.4 Nama Asing

Pomelo Inggris Nuraini, 2011.

2.1.4.5 Daerah Tumbuh

Jeruk ini tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1000 ml dpl Nuraini, 2011.

2.1.4.6 Morfologi Tumbuhan

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan menahun dengan karakteristik tinggi pohon 5-15 meter. Batang tanaman agak kuat, garis tengah 10-30 meter, berkulit agak tebal. Daun tanaman berbentuk bulat telur dan berukuran besar, dengan bagian puncak atau ujung tumpul dan bagian tepi hampir rata, serta bagian dekat ujung agak berombak. Buah berbentuk bulat dan berkulit agak tebal. Warna Universitas Sumatera Utara daging buah merah muda. Daging buah memiliki tekstur keras sampai lunak, rasa manis sampai sedikit asam, dan berbiji sedikit Nuraini, 2011.

2.1.4.7 Kandungan Kimia

Kulit buah jeruk bali mengandung likopen yang dapat menghambat proses oksidasi Nuraini, 2011.

2.1.4.8 Kegunaan

Kulit buah jeruk bali berkhasiat mengobati luka, menghentikan batuk, gangguan pencernaan. Kulit buah jeruk bali dapat dimanfaatkan sebagai manisan Nuraini, 2011.

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan. Sebelum ekstraksi dilakukan biasanya bahan- bahan dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan pada derajat kehalusan tertentu Harborne, 1987. Menurut Depkes RI 2000, beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan dalam berbagai penelitian antara lain yaitu: A. Cara dingin 1. Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman menggunakan pelarut dengan sesekali pengadukan pada temperatur kamar. Maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus disebut maserasi kinetik sedangkan yang dilakukan pengulangan panambahan pelarut setelah Universitas Sumatera Utara dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi. 2. Perkolasi Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembaban bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus- menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan. B. Cara panas 1. Refluks Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 2. Digesti Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi daripada temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°C. 3. Sokletasi Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat soklet sehingga menjadi ekstraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 4. Infudasi Infudasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 15 menit. Universitas Sumatera Utara 5. Dekoktasi Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit.

2.3 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah setiap molekul yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah menjurus ke reaksi yang tidak terkontrol, menghasilkan ikatan silang pada DNA, protein, lipida, atau kerusakan oksidatif pada gugus fungsional yang penting pada biomolekul ini. Perubahan ini akan menyebabkan proses penuaan. Radikal bebas juga terlibat dan berperan dalam penyebab dari berbagai penyakit degeneratif, yakni kanker, aterosklerosis, jantung koroner, katarak, dan penyakit degenerasi saraf seperti Parkinson Silalahi, 2006. Sifat radikal bebas yang tidak stabil menyebabkan reaksi menerima atau memberikan elektron dengan molekul sekitarnya. Kebanyakan molekul ini bukan radikal bebas melainkan makromolekul biologi seperti lipid, protein, asam nukleat, dan karbohidrat. Dengan reaksi ini timbullah reaksi radikal bebas beruntun yaitu terbentuknya radikal bebas baru yang bereaksi lagi dengan makromolekul lain Kosasih, dkk., 2004. Pembentukan radikal bebas dan reaksi oksidasi pada biomolekul akan berlangsung sepanjang hidup. Radikal bebas yang sangat berbahaya dalam makhluk hidup antara lain adalah golongan hidroksil OH - , superoksida O - 2 , nitrogen monooksida NO, peroksidal RO - 2 , peroksinitrit ONOO - , asam hipoklorit HOCl, hydrogen peroksida H 2 O 2 Silalahi, 2006. Universitas Sumatera Utara Secara umum tahapan reaksi pembentukan radikal bebas adalah sebagai berikut: I. Inisiasi RH + initiator → R ● II. Propagasi R ● + O 2 → ROO ● ROO ● + RH → ROOH + R ● III. Terminasi R ● + R ● → RR ROO ● + R ● → ROOR Tahap inisiasi adalah tahap awal terbentuknya radikal bebas. Tahap propagasi adalah tahap perpanjangan radikal berantai, dimana terjadi reaksi antara suatu radikal dengan senyawa lain dan menghasilkan radikal baru. Tahap terminasi adalah tahap akhir, terjadinya pengikatan suatu radikal bebas dengan radikal bebas yang lain sehingga menjadi tidak reaktif lagi. Ketika proses tersebut terjadi maka siklus reaksi radikal telah berakhir Kumalaningsih, 2006; McMurry, 2008.

2.4 Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas Kumalaningsih, 2006. Terdapat tiga macam antioksidan yaitu: a. antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim pada tubuh manusia, contohnya: enzim superoksida dismutase. Universitas Sumatera Utara b. antioksidan alami yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan, yaitu tokoferol, vitamin C, betakaroten, flavonoid dan senyawa fenolik. c. antioksidan sintetik, yang dibuat dari bahan-bahan kimia yaitu Butylated Hydroxyanisole BHA dan Butylated Hydroxytoluen BHT yang ditambahkan dalam makanan untuk mencegah kerusakan lemak Kumalaningsih, 2006. Antioksidan dalam tubuh dibedakan atas tiga kelompok, yaitu 1 antioksidan primer yang bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas yang baru dan mengubah radikal bebas menjadi molekul yang tidak merugikan; 2 antioksidan sekunder yang berfungsi untuk menangkap radikal bebas dan menghalangi terjadinya reaksi berantai dan 3 antioksidan tertier yang bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan biomolekuler yang disebabkan oleh radikal bebas Silalahi, 2006.

2.4.1 Vitamin C