b. antioksidan alami yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan, yaitu tokoferol, vitamin C, betakaroten, flavonoid dan senyawa fenolik.
c. antioksidan sintetik, yang dibuat dari bahan-bahan kimia yaitu Butylated Hydroxyanisole BHA dan Butylated Hydroxytoluen BHT yang
ditambahkan dalam makanan untuk mencegah kerusakan lemak Kumalaningsih, 2006.
Antioksidan dalam tubuh dibedakan atas tiga kelompok, yaitu 1 antioksidan primer yang bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas yang baru
dan mengubah radikal bebas menjadi molekul yang tidak merugikan; 2 antioksidan sekunder yang berfungsi untuk menangkap radikal bebas dan
menghalangi terjadinya reaksi berantai dan 3 antioksidan tertier yang bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan biomolekuler yang disebabkan oleh
radikal bebas Silalahi, 2006.
2.4.1 Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai rumus molekul C
6
H
8
O
6
, titik lebur lebih kurang 190°C,
berbentuk serbuk atau hablur, warnanya putih atau agak kuning, oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering
stabil di udara dan cepat teroksidasi dalam larutan, mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, eter dan benzen.
Penyimpanannya dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya Depkes RI, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Struktur kimia vitamin C dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Struktur kimia vitamin C
Vitamin C merupakan suatu antioksidan penting yang larut dalam air. Vitamin C mempunyai potensi sebagai antioksidan dengan mendonorkan
hidrogen dari gugus hidroksilnya kepada radikal bebas. Vitamin C juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi dan virus. Aktivitas sistem
kekebalan yang optimum memerlukan keseimbangan antara pembentukan radikal bebas dan proteksi antioksidan Silalahi, 2006.
2.4.2 Flavonoid
Flavonoid memiliki sifat antioksidan. Senyawa ini berperan sebagai penangkap radikal bebas karena mengandung gugus hidroksil. Karena bersifat
sebagai reduktor, flavonoid dapat bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas Silalahi, 2006.
Senyawa flavonoid merupakan salah satu senyawa polifenol yang mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam
konfigurasi C
6
– C
3
– C
6,
yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan 3 karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga Markham, 1988.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka flavonoid dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2 Kerangka flavonoid
Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran dari flavonoid yang berbeda golongan dan jarang sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal. Flavonoid
pada tumbuhan terdapat dalam berbagai bentuk struktur molekul dengan beberapa bentuk kombinasi glikosida. Untuk menganalisis flavonoid lebih baik memeriksa
aglikon yang telah terhidrolisis daripada dalam bentuk glikosida dengan strukturnya yang rumit dan kompleks. Flavonoid dapat berkhasiat sebagai
antioksidan, antibakteri dan antiinflamasi Harborne, 1984.
Struktur dasar dan sistem penomoran untuk turunan flavonoid dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.3 Struktur dasar flavonoid
2.5 Spektrofotometri UV-Visible