BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI
Bogor terhadap tumbuhan jeruk kesturi, jeruk lemon, jeruk purut, dan jeruk bali adalah Citrus microcarpa Bunge, Citrus limon L. Osbeck, Citrus hystrix DC.,
dan Citrus maxima Burm. Osbeck dari suku Rutaceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 51.
4.2 Hasil Pemeriksaan Makroskopik dan Mikroskopik Kulit Buah Jeruk Segar
4.2.1 Hasil Pemeriksaan Makroskopik
Hasil pemeriksaan makroskopik kulit buah jeruk kesturi segar dicirikan dengan kulit buah berwarna hijau, bagian dalam berwarna putih, kulit tipis, berupa
potongan-potongan kecil kulit buah; panjang kira-kira 3-4 cm, lebar 1-1,5 cm dan berbau khas. Kulit buah jeruk lemon segar dicirikan dengan kulit buah berwarna
kuning, bagian dalam berwarna putih, berupa potongan-potongan kecil kulit buah; panjang kira-kira 5-6 cm, lebar 2,5-3 cm dan berbau khas. Kulit buah jeruk purut
segar dicirikan dengan kulit buah berwarna hijau, bagian dalam berwarna putih, berupa potongan-potongan kecil kulit buah; panjang kira-kira 5-7 cm, lebar 1,5-2
cm dan berbau khas. Kulit buah jeruk bali segar dicirikan dengan kulit buah berwarna hijau, bagian dalam berwarna putih, berupa potongan-potongan kecil
Universitas Sumatera Utara
kulit buah; panjang kira-kira 5-7 cm, lebar 1,5-2,5 cm dan berbau khas. Gambar kulit buah jeruk segar dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 52, 54, 56, 58.
4.2.2 Hasil Pemeriksaan Mikroskopik
Hasil pemeriksaan mikroskopik kulit buah jeruk kesturi. Pada penampang melintang kulit segar tampak kutikula, bagian sel epidermis, dibawah epidermis
terdapat flavedo, rongga skizolisigen, kelenjar minyak, albedo, dan berkas pembuluh.
Hasil pemeriksaan mikroskopik kulit buah jeruk lemon. Pada penampang melintang kulit segar tampak sisik kelenjar, kutikula, bagian sel epidermis,
dibawah epidermis terdapat flavedo, rongga skizolisigen, kelenjar minyak, albedo, dan berkas pembuluh.
Hasil pemeriksaan mikroskopik kulit buah jeruk purut. Pada penampang melintang kulit segar tampak kutikula, bagian sel epidermis, dibawah epidermis
terdapat, flavedo, rongga skizolisigen, kelenjar minyak, albedo, dan berkas pembuluh.
Hasil pemeriksaan mikroskopik kulit buah jeruk bali. Pada penampang melintang kulit segar tampak bagian sel epidermis, dibawah epidermis terdapat
flavedo, rongga skizolisigen, kelenjar minyak, albedo, dan berkas pembuluh. Hasil pemeriksaan mikroskopik penampang melintang kulit buah jeruk segar
dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 60, 62, 64, 66.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Karakteristik Simplisia 4.3.1 Hasil Pemeriksaan Makroskopik
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia kulit buah jeruk kesturi kering dicirikan dengan kulit buah berwarna hijau kecoklatan, bagian dalam berwarna
coklat, menggulung ke dalam, berupa potongan-potongan kecil kulit buah yang telah dikeringkan; panjang kira-kira 2-2,5 cm, lebar 1-1,5 cm dan berbau khas.
Serbuk simplisia kulit buah jeruk kesturi dicirikan dengan serbuk berwarna hijau kecoklatan dan berbau khas.
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia kulit buah jeruk lemon kering dicirikan dengan kulit buah berwarna kuning kecoklatan, bagian dalam berwarna
putih kecoklatan, berupa potongan-potongan kecil kulit buah yang telah dikeringkan; panjang kira-kira 3,5-4,5 cm, lebar 1-2 cm dan berbau khas. Serbuk
simplisia kulit buah jeruk lemon dicirikan dengan serbuk berwarna kuning kecoklatan dan berbau khas.
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia kulit buah jeruk purut kering dicirikan dengan kulit buah berwarna hijau kecoklatan, bagian dalam berwarna
putih kecoklatan, menggulung ke dalam, berupa potongan-potongan kecil kulit buah yang telah dikeringkan; panjang kira-kira 4-5 cm, lebar 1-1,5 cm dan berbau
khas. Serbuk simplisia kulit buah jeruk purut dicirikan dengan serbuk berwarna hijau kecoklatan dan berbau khas.
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia kulit buah jeruk bali kering dicirikan dengan kulit buah berwarna hijau kecoklatan, bagian dalam berwarna
putih kecoklatan, berupa potongan-potongan kecil kulit buah yang telah dikeringkan; panjang kira-kira 4-5 cm, lebar 1-2 cm dan berbau khas. Serbuk
Universitas Sumatera Utara
simplisia kulit buah jeruk bali dicirikan dengan serbuk berwarna kuning kecoklatan dan berbau khas. Gambar simplisia dan serbuk simplisia kulit jeruk
dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 53, 55, 57, 59.
4.3.2 Hasil Pemeriksaan Mikroskopik
Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia kulit buah jeruk kesturi warna hijau kecoklatan, terdapat epidermis, stomata tipe anomositik, fragmen
rongga skizolisigen, kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan berkas pembuluh dengan penebalan spiral. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia kulit
buah jeruk lemon warna kuning kecoklatan, terdapat epidermis, stomata tipe anomositik, fragmen rongga skizolisigen, kristal kalsium oksalat bentuk prisma
dan berkas pembuluh dengan penebalan spiral. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia kulit buah jeruk purut warna hijau kecoklatan, terdapat
epidermis, stomata tipe anomositik, fragmen rongga skizolisigen, kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan berkas pembuluh dengan penebalan spiral. Hasil
pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia kulit buah jeruk bali warna kuning kecoklatan, terdapat epidermis, stomata tipe anomositik, fragmen rongga
skizolisigen, kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan berkas pembuluh dengan penebalan spiral. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia dapat dilihat
pada Lampiran 3, halaman 61, 63, 65, 67.
4.3.3 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia
Hasil pemeriksaan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total dan kadar abu yang tidak larut asam dapat dilihat pada Tabel 4.1
dan 4.2 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia kulit buah jeruk purut
No. Penetapan
Hasil Persyaratan
Karakterisasi Simplisia Menurut
MMI Jilid VI Kulit Buah Jeruk
Purut 1
Penetapan kadar air 5,99
10 2
Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
21,52 5
3 Penetapan kadar sari yang
larut dalam air 22,33
22 4
Penetapan kadar abu total 7,75
8 5
Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
0,56 1
Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia kulit buah jeruk kesturi,
lemon, dan bali No.
Penetapan Hasil
Kulit Buah Jeruk
Kesturi Kulit Buah
Jeruk Lemon
Kulit Buah Jeruk Bali
1 Penetapan kadar air
7,99 7,96
8,99 2
Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
10,68 17,44
16,25 3
Penetapan kadar sari yang larut dalam air
27,15 21,17
17,52 4
Penetapan kadar abu total 7,81
4,57 4,27
5 Penetapan kadar abu yang tidak
larut dalam asam 0,90
0,38 0,26
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa simplisia kulit buah jeruk purut memenuhi persyaratan karakterisasi simplisia yang tertera pada Materia
Medika Indonesia Jilid VI. Karakterisasi simplisia untuk simplisia kulit buah jeruk kesturi, lemon, dan bali belum tertera pada Materia Medika Indonesia
Universitas Sumatera Utara
namun sebagian besar hasil yang diperoleh mendekati persyaratan karakterisasi simplisia kulit buah jeruk purut.
Penetapan kadar air dilakukan berhubungan dengan mutu simplisia agar tidak mudah ditumbuhi mikroorganisme. Kadar air simplisia kulit buah jeruk
kesturi, purut, lemon, dan bali berturut-turut yaitu 7,99; 5,99; 7,96; 8,99 memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia yaitu tidak lebih dari 10
Depkes RI,1995. Penetapan kadar sari dilakukan terhadap sari larut air dan sari larut etanol.
Penetapan kadar sari menyatakan jumlah zat yang tersari dalam air atau etanol Depkes RI,1995.
Penetapan kadar abu dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa anorganik dalam simplisia misalnya Mg, Ca, Na dan K. Kadar abu tidak larut
asam untuk mengetahui kadar senyawa anorganik yang tidak larut dalam asam misalnya silika WHO, 1998.
4.4 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia dari simplisia menunjukkan adanya golongan senyawa-senyawa kimia dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hasil skrining fitokimia
No. Pemeriksaan
Hasil Kulit Jeruk
Kesturi Kulit
Jeruk Purut
Kulit Jeruk Lemon
Kulit Jeruk Bali
1 Alkaloida
- -
- -
2 Flavonoida
+ +
+ +
3 Glikosida
+ +
+ +
4 Antrakinon
- -
- -
5 Saponin
- -
- -
6 Tanin
+ +
+ +
7 SteroidTriterpenoid
+ +
+ +
Keterangan: +: mengandung golongan senyawa -: tidak mengandung golongan senyawa
Hasil di atas menunjukkan bahwa simplisia kulit buah jeruk kesturi, purut, lemon, dan bali memiliki potensi sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan alami
dari tumbuhan, diantaranya senyawa polifenol yang dapat berupa golongan flavonoid. Senyawa-senyawa tersebut bertindak sebagai penangkap radikal bebas
karena gugus hidroksil yang dikandungnya dalam hal ini disebut reduktor sehingga dapat mendonorkan hidrogen kepada radikal bebas Kumalaningsih,
2006; Silalahi, 2006.
4.5 Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Sampel Uji
Pengukuran aktivitas antioksidan terhadap sampel uji dilakukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 516 nm. Larutan DPPH dalam metanol
menghasilkan serapan maksimum pada panjang gelombang 516 nm, termasuk dalam kisaran panjang gelombang sinar tampak 400-750 nm Rohman, 2007.
Data hasil pengukuran panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 4.1.
Universitas Sumatera Utara
No. PV
Wavelength Abs.
Description
1 516.00
1.144 A
bs .
1 2.000
1.500 1.000
0.500 0.000
400.00 500.00 600.00 700.00
800.00 nm.
Gambar 4.1 Kurva serapan maksimum larutan DPPH 40 ppm dalam metanol
secara spektrofotometri visible Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi
DPPH dengan penambahan larutan uji dengan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, dan 400 ppm yang dibandingkan dengan larutan kontrol DPPH tanpa
penambahan larutan uji. Pada hasil analisis aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah jeruk kesturi, lemon, purut, dan bali dapat dilihat adanya penurunan
nilai absorbansi DPPH yang diberi larutan uji terhadap kontrol pada setiap kenaikan konsentrasi. Untuk melihat penurunan absorbansi DPPH dengan
penambahan ekstrak etanol kulit buah jeruk kesturi, lemon, purut, dan bali dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan
vitamin C dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.4 Penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan ekstrak etanol kulit
buah jeruk No.
Larutan uji
Konsentrasi ppm
Absorbansi Peredaman
I II
III I
II III
1. Ekstrak
etanol kulit
buah jeruk
kesturi 1,131
1,142 1,064
- -
- 50
0,918 0,940
0,862 18,83
17,69 18,98
100 0,795
0,790 0,722
29,71 30,82
32,14 200
0,501 0,505
0,438 55,70
55,78 58,83
400 0,154
0,158 0,138
86,38 86,16
87,03
Universitas Sumatera Utara
2. Ekstrak
etanol kulit
buah jeruk
purut 1,120
1,094 1,096
- -
- 50
0,972 0,964
0,956 13,21
11,88 12,77
100 0,855
0,842 0,835
23,66 23,03
23,81 200
0,598 0,610
0,604 46,61
44,24 44,89
400 0,300
0,302 0,303
73,21 72,39
72,35 3.
Ekstrak etanol
kulit buah
jeruk lemon
1,097 1,129
1,064 -
- -
50 0,924
0,947 0,916
15,77 16,12
13,91 100
0,778 0,811
0,758 29,08
28,17 28,76
200 0,509
0,521 0,474
53,60 53,85
55,45 400
0,162 0,150
0,137 85,23
86,71 87,12
4. Ekstrak
etanol kulit
buah jeruk bali
1,136 1,118
1,117 -
- -
50 0,962
1,000 1,003
15,32 10,55
10,21 100
0,914 0,919
0,917 19,54
17,80 17,91
200 0,740
0,739 0,744
34,86 33,90
33,39 400
0,393 0,490
0,497 65,40
56,17 55,51
Tabel 4.5 Penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan vitamin C
Larutan uji
Konsentrasi ppm
Absorbansi Peredaman
I II
III I
II II
Vitamin C
1,075 1,099
1,074 -
- -
2 0,668
0,774 0,824
37,86 29,57
23,28 4
0,433 0,532
0,537 59,72
51,59 50,00
6 0,138
0,281 0,247
87,16 74,43
77,00 8
0,041 0,049
0,047 96,19
95,54 95,62
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa adanya penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan ekstrak etanol kulit buah jeruk kesturi,
lemon, purut, bali dan vitamin C dalam metanol sebagai larutan uji pada beberapa konsentrasi, hal ini menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dalam
memerangkap radikal bebas DPPH. Jika semua elektron pada DPPH menjadi berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang
dan absorbansi pada panjang gelombang maksimumnya akan hilang. Penurunan nilai absorbansi terjadi karena larutan uji memerangkap DPPH dan
Universitas Sumatera Utara
pemerangkapan terjadi karena adanya transfer elektron atom hidrogen antioksidan kepada DPPH Molyneux, 2004.
4.6 Hasil Analisis Nilai IC