Analisis Target dan Realisasi Bank Syari’ah

40 c. Untuk penyimpangan-penyimpangan yang besar jumlahnya significance akan segera dapat diambil tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan. d. Untuk pengukuran prestasi manager bank yang bertanggung jawab untuk pengelolaan masing-masing kegiatan dan lain-lain. Namun dalam pemakain analisa varians ini tetap terdapat keterbatasan yaitu apabila anggaran yang disusun yang akan dipakai sebagai patokanstandard untuk mengadakan penilaian tidak cermat, maka akan menghasilkan kesimpulan yang salah juga. Oleh karena itu, sebelum analisa varians ini dilakukan perlu diadakan review terlebih dahulu sampai sejauh mana anggaran tersebut dapat dipercaya. Selanjutnya, dalam setiap pembiayaan tidak terlepas dari berbagai macam risiko yang berujung pada pembiayaan bermasalah, oleh karenanya lembaga keuangan syariah pun harus berusaha meminimalisir risiko tersebut. Dalam melakukan pembiayaan, pihak bank syariah harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon peminjam mudharib, prinsip ini dikenal 5 C, yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition. Prinsip-prinsip berikut dijelaskan sebagai berikut : 1. Character, adalah “Penilaian dari karakter watak calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit”. 26 26 Muhammad Syarif Surbakti, Analisis Faktor-faktor Penyebab Non Performing Financing, EKSIS, Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami, Vol. 1 No.1 Januari, 2007, h. 7 41 2. Capacity, adalah “Kemampuan nasabah dalam membayar pinjaman”. 27 Penilaian tentang kemampuan peminjam untuk melakukan pembayaran dan kemampuan tersebut diukur dengan catatan prestasi peminjam di masa lalu dan juga didukung dengan pengamatan lapangan atas sarana usahanya. 3. Capital, adalah besarnya modal yang diperlukan oleh peminjam. modal penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon peminjam, diukur dengan posisi usaha secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio keuangan dan penekanan pada komposisi modalnya. 4. Collateral, adalah jaminan yang dimiliki oleh calon peminjam. Penilaian ini untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu kegagalan pembiayaan terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya. 5. Condition, yang dimaksud condition adalah kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang berkembang pada waktu tersebut. Bank syari ’ah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan. Prinsip 5 C ini terkadang ditambahkan dengan 1 C, yaitu Constraint yang merupakan hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu kegiatan usaha. Untuk bank syariah dasar analisis 5 C belumlah cukup, sehingga perlu memperhatikan kondisi sifap amanah, kejujuran, dan kepercayaan dari masing-masing nasabah. 27 Kasmir, Dasar- dasar Perbankan, h. 118 42 Selain menggunakan prinsip 5 C yang telah dijelaskan di atas, prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 7 P dan studi kelayakan 7 A. Menurut Kasmir 2004 Penilaian kredit dengan 7 P adalah sebagai berikut : 1. Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu nasabah. 2. Party yaitu golongan mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter nya. 3. Purpose yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit yang diinginkan nasabah. 4. Prospect yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika status fasilitas kredit pembiayaan yang dibiayai tanpa menggunakan prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. 5. Payment merupakan usuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit pembiayaan yang telah diambil atau dari mana saja sumber dana untuk pengembalian kredit pembiayaan yang diperolehnya. 6. Profitability untuk menganalisis kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat. 43 7. Protection adalah bagaimana menjaga kredit pembiayaan yang disalurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi. Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan 7 A menurut Kasmir 2004, sebagai berikut : 1. Aspek Hukum Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen- dokumen atau surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akte notaris atau sertifikat tanah atau dokumen lainnya. 2. Aspek Pasar dan Pemasaran Yaitu aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan di masa yang akan datang. 3. Aspek Keuangan Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan mengelola usahanya. Dan dari aspek ini akan tergambar berapa besar biaya dan pendapatan yang akan dikeluarkan dan diperolehnya. 4. Aspek OperasiTeknis Merupakan aspek untuk menilai letak ruangan, lokasi usaha, kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya. 5. Aspek Manajemen Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. 44 6. Aspek EkonomiSosial Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat , apakah lebih banyak cost atau sebaliknya. 7. Aspek AMDAL Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahannya terhadap dampak tersebut. Analisa pembiayaan merupakan salah satu tahapan dalam pemberian pembiayaan. Adapun tahapannya sebagai berikut : 1. Persiapan pembiayaan financing preparation adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud saling mengetahui informasi antara calon debitur dengan bank, yang dilakukan melalui wawancara. Seperti syarat pengajuan pembiayaan serta keadaan usaha nasabah. 2. Analisa pembiayaan financing analysis merupakan langkah penting untuk realisasi pembiayaan yang bertujuan menilai kelayakan calon debitur, menekan risiko tidak terbayarnya pembiayaan dan menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak. Dapat dilakukan dengan pendekatan jaminan, karakter, kemampuan pelunasan nasabah, studi kelayakan dan fungsi bank. 3. Keputusan pembiayaan financing decision merupakan langkah dari pejabat bank untuk menerima atau menolak pembiayaan yang diajukan. Pemutus pembiayaan adalah seorang pejabat atau komite yang khusus diberi wewenang untuk memutuskan pembiayaan. 45 4. Pelaksanaan dan administrasi pembiayaan financing realization and administration . Tahap pelaksanaan pembiayaan merupakan “Langkah yang ditempuh setelah dilakukan keputusan pembiayaan. Hal ini dilakukan setelah calon debitur mempelajari dan menyetujui isi keputusan pembiayaan. Kemudian kedua belah pihak menandatangani perjanjian pembiayaan beserta lampirannya. Sedangkan administrasi dilakukan dengan penerimaan keputusan dan penyampaian kepada debitur”. 28 5. Supervisi pembiayaan dan pembinaan debitur financing supervision and follow up adalah upaya penanganan pembiayaan yang telah diberikan dengan memantau usaha yang dijalankan debitur dan memberikan saran agar pengembaliannya berjalan dengan baik. Apabila analisa pembiayaan dilakukan dengan baik, maka akan meminimalisir risiko yang akan terjadi. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil seperti musyarakah dan mudharabah diharapkan dapat lebih menggerakkan sektor riil karena dapat menutup kemungkinan disalurkannya dana pada kepentingan konsumtif dan hanya pada usaha produktif. Bila ditinjau dari konsep bagi hasil, maka harus ada return yang dibagi, hal tersebut hanya bisa terjadi bila uang digunakan untuk usaha produktif. Dan satu hal yang diperhatikan oleh pihak manajemen bank syariah, dalam hal ini Account Officer, harus mengamati secara langsung calon peminjam dengan mendatangi tempat usahanya. Fungsi prinsip 5 C+S, studi 28 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta : Ekonosia, Kampus Fakultas Ekonomi UI, 2004, Edisi I, h.214 46 7P, dan analisis kelayakan 7A ini untuk menghindari terjadinya risiko-risiko yang tidak diinginkan dan dapat meminimalisir risiko kredit macet, kebangkrutan dan sebagainya terhadap pembiayaan-pembiayaan yang telah disepakati. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur Jalan Jatinegara Timur No. 38, Kel. Bali Mester, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur. Telepon 021 29360005 dan Fax. 021 2960004. Adapun waktu penelitian yaitu sejak bulan agustus hingga bulan oktober 2013.

B. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu pendekatan yang memberikan gambaran tentang identifikasi penyebab rendahnya tingkat pembiayaan produk dana berputar di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur. 1. Pendekatan kualitatif Menurut Burhan Bungin 2004, ciri-ciri penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, adalah : a. Sumber data bersifat ilmiah. b. Penelitian sendiri merupakan penelitian yang paling penting dalam pengumpulan data dan penginterpresikan data. c. Penelitian kualitatif bersifat pemberian deskriptif, artinya mencatat secara teliti segala gejala fenomena yang dilihat, didengar, serta dibaca via wawancara atau bukan, catatan lapangan foto, video tape, 48 dokumen pribadi, catatan, atau dokumen resmi atau bukan dan lain- lain dan peneliti harus membandingkan, mengkombinasikan dan menarik kesimpulan. d. Penelitian harus dilakukan untuk memahami bentuk-bentuk tertentu shaping atau kasus studi kasus. Langkah pendekatan kualitatif adalah mencari makna, berawal dari fakta, melakukan observasi, mencatat semua fakta secara holistic dan bersifat alamiah naturalistik. Memahami interpretasi fakta, membuat deskripsi fenomena yang diamati, perumusan generalisasi bersifat teoritis. Skripsi ini mendeskripsikan kesesuaian antara teori yang ada dengan kondisi riil di lapangan. 2. Desain penelitian Desain penelitian adalah “Keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam peneliti”. 29 Desain penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan tujuan penelitian. Pada 29 Andi Saputra, Pengertian Desain Penelitian, artikel diakses pada 18 Mei 2012 dari http:fourseasonnews.blogspot.com201205pengertian-desain-penelitian.html 49 penelitian non eksperimental, bahasan dalam sub bab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenispenelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, penelitian historis,korelasional, dan komparasi kausal. Desain penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusaha menerangkan atau menggambarkan peristiwa yang terjadi pada subjek penelitian pada masa sekarang kemudian dijelaskan, dianalisis dan disajikan sedemikian rupa sehingga menjadi gambaran yang sistematis”. 30 Karena paradigma, proses, metode, dan tujuannya berbeda, penelitian kualitatif memiliki model desain yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Tidak ada pola baku tentang format desain penelitian kualitatif, sebab : 1 instrumen utama penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, sehingga masing-masing orang bisa memiliki model desain sendiri sesuai seleranya, 2 proses penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga sulit untuk dirumuskan format yang baku, dan 3 umumnya penelitian kualitatif berangkat dari kasus atau fenomena tertentu, sehingga sulit untuk dirumuskan format desain yang baku. Oleh karena itu, peranan peneliti sangat dominan dalam keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, sedangkan peran desain penelitian hanya membantu mengarahkan jalannya proses penelitian agar sesuai dengan pernyataan masalah dan berjalan sistematis. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan hal-hal yang 30 Irwan Soeharto, Metode Penelitian Sosial, cet. VI, Bandung : PT. Raja Grafindo, 2004, h.35 50 yang berkaitan dengan penyebab rendahnya tingkat pembiayaan produk dana berputar yang terjadi pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur. Berikut ini adalah tabel desain penelitian dalam skripsi ini. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Unit analisis Untuk menganalisa faktor-faktor penyebab realisasi pembiayaan tidak tercapai sesuai dengan target pada produk pembiayaan dana berputar Deskriptif Pihak Marketing Bank Untuk menganalisa upaya yang telah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur agar realisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan Deskriptif Pihak Marketing Bank Untuk menganalisa realisasi dan juga anggaran pada produk pembiyaaan dana berputar pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur Deskriptif Laporan Data Marketing Bank

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang diperlukan maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian yang Deskriptif Kualitatif dengan cara menggunakan suatu kenyataan empiris dari objek yang dijadikan penelitian. Menurut Gay 1976 metode penelitian deskriptif adalah “Kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berja lan dari pokok suatu penelitian”. 31 31 Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, cet. 1, Jakarta : UI-Press, 1993, h. 71