PENUTUP A. Identifikasi Penyebab Rendahnya Tingkat Pembiayaan Produk Dana Berputar Di Bank Syariah Mandiri (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Jatinegara Timur)

2 Bank syari ’ah sama seperti bank pada umumya, yaitu “Menjalankan fungsi sebuah bank sebagai lembaga mediasi keuangan untuk menghimpun dan menyalurkan dana. Selain menjalankan fungsinya sebagai perantara keuangan antara pihak surplus dengan pihak kekurangan dana, bank sebagai suatu lembaga keuangan juga berperan dalam menyediakan fasilitas modal dan memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran”. 2 Perkembangan syari ’ah selama satu tahun terakhir, sampai dengan bulan Oktober 2012 cukup menggembirakan. “Perbankan syari’ah mampu tumbuh ± 37 sehingga total assetnya menjadi Rp174,09 triliun. Pembiayaan telah mencapai Rp135,58 triliun 40,06 dan penghimpunan dana menjadi Rp13 4,45 triliun 32,06”. 3 Strategi edukasi dan sosialisasi perbankan syari ’ah yang ditempuh dilakukan bersama antara Bank Indonesia dengan industri dalam bentuk iB campaign baik untuk funding maupun financing telah mampu memperbesar market share perbankan syari ’ah menjadi ± 4,3. Terkait dengan hal itu pula, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi meningkatnya market share perbankan syari ’ah yang ditandai dengan meningkatnya laba pada perbankan syari ’ah, salah satu diantaranya adalah jumlah pembiayaan. Pembiayaan adalah “Kegiatan operasional utama bank syari’ah dalam menghasilkan pendapatan. Produk-produk pembiayaan bank syari ’ah menggunakan empat pola yang berbeda, yaitu : 1 pola bagi hasil, seperti : 2 Ahmad Anwari, Bank Rekan Terpercaya dalam Usaha Anda, Jakarta : Balai Pustaka, 1987, h.1 3 Bank indonesia, Outlook Perbankan Syariah, artikel diakses pada 30 desember 2012 darihttp:www.bi.go.idwebidPublikasiPublikasi+LainPublikasi+LainnyaOutlook+Perba nkan+Syariah+2012.htm 3 musyarakah dan mudharabah, 2 pola jual beli, seperti: murabahah, salam, isthisna, 3 pola sewa, seperti: ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik, 4 pola pinjaman, seperti: qardh ”. 4 Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan pembiayaan bank syariah di Indonesia. Tabel 1.1 Proporsi Pembiayaan pada Bank Syari ’ah di Indonesia Dalam Miliaran Rupiah Pembiayaan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Mudharabah 5.578 6.205 6.597 8.631 10.229 12.023 Musyarakah 4.406 7.411 10.412 14.624 18.960 27.667 Murabahah 16.553 22.486 26.321 37.508 56.365 88.004 Isthisna 351 369 423 347 326 376 Ijarah 516 765 1.305 2.341 3.839 7.345 Qardh 540 959 1.829 4.731 12.937 12.090 Total 27.944 38.195 46.887 68.182 102.656 147.505 Sumber : Statistik Perbankan Syariah Dari tabel diatas kita dapat melihat data proporsi pembiayaan pada perbankan syari ’ah, terdapat tiga besar pembiayaan yang mendominasi. Pembiayaan murabahah selalu berada pada peringkat pertama pembiayaan terbesar, disusul pada peringkat kedua dan ketiga yaitu pembiayaan musyarakah dan mudharabah secara bergantian. Selanjutnya dari sekian banyak produk pembiayaan bank syari ’ah, tiga produk pembiayaan utama yang mendominasi portofolio pembiayaan bank syari ’ah adalah pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi, dan pembiayaan aneka barang dan properti. 4 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2007, Ed. Pertama, h. 123 4 Pembiayaan modal kerja adalah “Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: a peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi, dan b untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang”. 5 Bank syari ’ah dapat membantu memenuhi seluruh kebutuhan modal kerja bukan dengan meminjamkan uang, melainkan dengan menjalin hubungan partneurship dengan nasabah, dimana bank bertindak sebagai penyandang dana shahibul mal, sedangkan nasabah sebagai pengusaha mudharib. Pembiayaan modal kerja merupakan suatu fasilitas yang dimiliki oleh bank syari ’ah untuk membiayai pembelian barang-barang modal atau tambahan modal kerja dalam rangka peremajaan, perluasan, peningkatan kapasitas usaha, atau pendirian unit usaha baru yang pengembalian pinjamannya dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek maupun menengah. Digunakan dalam rekening koran untuk tujuan membiayai operasional usaha yaitu pengadaan atau pembelian bahan baku dan pendukungnya serta biaya operasional lainnya. Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, karena hampir semua perhatian untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya: untuk memberikan dana 5 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta : Gema Insani, 2001, h. 160