Identifikasi Masalah Penggunaan Media Iklan Televisi (Aqua versus NTT) untuk Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

8

BAB II ACUAN TEORETIS

A. Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif.Dalam kegiatan menulis, penulis harus trampil memanfaatkan grafologi, kosa-kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf, dan logika berbahasa. Menurut Lado menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membacasimbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa. 1 Sementara Rusyana mendefinisikan menulis sebagai kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. 2 Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca. 3 Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat atau dibaca. Djago Tarigan mengemukakan bahwa menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang 1 Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Keterampilan Menulis: Bahan Belajar Pendidik an dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Awal bagi Guru Kelas, Jakarta: Kemendikbud, 2012, Modul Bahasa Indonesia 3, h. 3. 2 Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidik an , Bandung: CV Diponegoro, 1988, h. 191. 3 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Penerbit Angkasa, 1986, h. 21. lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. 4 Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengaturnya, Semi menyatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa. 5 Menurut Gere 1985, menulis dalam arti komunikasi ialah menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek. Menulis berarti mendukung ide. Byrne 1988 mengatakan bahwa menulis tidak hanya membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak berhubungan, tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan yang lain, dan dalam gaya tertentu. Rangkaian kalimat itu bisa pendek, mungkin hanya dua atau tiga kalimat, tetapi kalimat itu diletakkan secara teratur dan berhubungan satu dengan yang lain, dan berbentuk kesatuan yang masuk akal. 6 Lebih lanjut Rusyana memberikan batasan bahwa kemampuan menulis atau mengarang adalah kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur- unsur bahasa, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca. 7 Berdasarkan pengertian yang dipaparkan para ahli dapat kita simpulkan bahwa menulis merupakan bentuk komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti yang diwakili oleh simbol tersebut. 4 Djago Tarigan, Keterampilan Menulis, Bandung: Penerbit Angkasa, 1984, h. 117. 5 M. Atar Semi, Menulis Efek tif, Padang: Angkasa Raya, 2003, h. 8. 6 Pendapat Gere dan Byrne dapat dibaca di Pus at Pengembangan Profesi Pendidik, op.cit.,h. 4. 7 Yus Rusyana, op.cit.,h. 191.