1. Penggambaran fisik berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut,
warna kulit 2.
Penggambaran melalui cakapan yang dilakukan tokoh lain 3.
Teknik reaksi tokoh lain yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar.
4 Latar Latar merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang dan
suasana terjadinya peristiwa pada sebuah karya sastra Jenis-jenis latar :
a. Latar waktu
Keterangan tentang kapan peristiwa itu terjadi . Misal, pagi,siang, sore, malam.
b. Latar tempat
Keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Misal di rumah, di sekolah. c.
Latar suasana Latar suasana menggambarkan peristiwa yang terjadi. Misal, gembira,
sedih romantis.
5 Sudut pandang Posisi pengarang pada sebuah cerita . Terdiri :
a. Sudut pandang orang pertama Menggunakan kata ganti “aku” sebagai pelaku utamanya.
b. Sudut pandang orang kedua Menggunakan kata ganti “kamu” sebagai pelaku utamanya.
c. Sudut pandang orang ketiga Menggunakan kata ganti “ia, dia, mereka” sebagai pelaku
utamanya. d. Sudut pandang campuran
Menggunakan kata ganti “aku” dan “kamu” sebagai pelaku utamanya.
6 Tema Gagasan utamapikiran pokok.
Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita . Tema bersifat menjiwai keseluruhan cerita dan mempunyai generalisasi
yang umum, oleh karena itu, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari seluruh cerita, tak hanya bagian-bagian tertentu
dari cerita. Tema sebagai salah satu unsur karya fiksi sangat berkaitan erat dengan unsur-unsur yang lainnya.
7 Amanat Pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada
pembaca pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.
D. Iklan
1. Pengertian Iklan
Iklan sering disebut dengan istila yang berbeda-beda.Msyarkat Amerika dan Inggris, menyebutnya sebagai advertising. Istilah ini berasal
dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengopekan pikiran dan gagasn kepada pihak lain. Di Prancis disebut dengan reclamareyang
berarti meneriakkan sesuatusecra berulang-ulang.Orang belanda berbeda lagi.Mereka menyebutnya sebagai advertentie. Bangsa latin mnyebut
dengan istilah advertere yang berarti berlarimenuju ke depan. Sementara bangsa Arab menyebutnya dengan istilah
I’lan. Seperti halnya dengan orang-orang timur Tengah, bangsa Indonesia juga menyebut secara sama,
namun dengan pelafalan khas Indonesia. Sura sengau diganti dengan pelafalan huruf “K” yang lebih jelas sehingga kata I’lan diucapkan
menjadi iklan.Tampaknya, istilah populer inilah yang pada akhirnya diadopsi, untuk menyebut “makhluk” yang bernama iklan.
34
MenurutPusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar
tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Selain itu dapat diartikan, pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang dalam media massa seperti surat kabar dan majalah atau di tempat umum.
35
Peter Salim dan Yenny Salim, mengatakan bahwa iklan adalah berita tentang suatu barang atau jasa yang ditujukan kepada orang banyak
dengan tujuan
agar mau
menggunakan barang
atau jasa
tersebut.pemberitahuan kepada massa tentang barang atau jasa yang dijual.
36
Menurut E. Zaenal Arifin, dkk., iklan adalah sarana komunikasi bagi perseorangan, pengusaha, organisasi, ataupun lembaga pemerintah
untuk menyampaikan
pesan-pesan yang
bersifat menguntungkan.
Keuntungan di sini tidak tidak selalu dikaitkan dengan materi seperti uang, tetapi juga dikaitkan dengan keuntungan moral, misalnya promosi yang
menyangkut kebudayaan, pendidikan, dan keagamaan.Namun, secara umum iklan lebih sering dikaitkan dengan segi-segi komersialnya saja.
37
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
iklan adalah suatu sarana komunikasi yang tepat untuk menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat.Iklan juga merupakan
sarana komunikasi yang bersifat menguntungkan.
34
Rendra Widya tama,
Teknik Menulis Naskah Iklan, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2011, h. 25.
35
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 421.
36
Salim dan Yenny Salim.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi Ketiga, Jakarta: Modern English Press, 2002, h. 554.
37
E. Zaenal Arifin, dkk.,Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan Reklame, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992, h. 6.
2. Tujuan Iklan
E. Zaenal Arifin, dkk., menyinggung sedikit tentang iklan sebagai salah satu bentuk surat niaga yang bertujuan:
1. melakukan penjualan langsung, 2.menerima permintaan akan layanan hasil produksi, 3. memberikan dan menguji reaksi terhadap hasil
produksi 4. menjangkau prospek perusahaan, 5. mempertahankan dan menumbuhkan keaagenan, 6. mempunyai itikad baik.
38
Struktur suatu iklan pada dasarnya bertopang pada empat unsur yakni minat, hasrat, keyakinan, dan tindakan.Struktur itu dirancang untuk
menimbulkan reaksi pembaca. Struktur itu menurut E. Zaenal Arifin disusun untuk: 1. merangsang minat pembaca, 2. menimbulkan hasrat
akan hasil produksi, 3. meyakinkan pembaca bahwa hasil produksi atau pelayanan itu adalah yang terbaik, 4. mendorong pembaca untuk
bertindak.
39
Menurut Rendra Widyatama tujuan dasar iklan adalah pemberian informasi tentang suatu produk atau layanan jasa dengan cara dan strategi
persuasif, agar berita atau pesan dapat dipahami, diterima dan disimpan- diingat, serta adanya tindakan tertentu membeli yang ditingkatkan dengan
cara menarik perhatian konsumen serta menimbulkan asosiasi-asosiasi yang
dapat menggugah
selera, agar
bertindak sesuai
keinginan komunikator.
40
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan iklan yang sesungguhnya yaitu untuk menginformasikan
atau mempromosikan suatu produk atau jasa kepada masyarakat.Dari tujuan tersebut dapat memberikan manfaat tersendiri yaitu mendapatkan
hasil yang
semaksimal mungkin
dengan memperhatikan
tingkat pencapaiannya harus tersampaikan dengan baik sehingga masyarakat
tertarik.
38
Ibid., h. 7
39
Ibid., h. 8.
40
Redra Widyatama, Teknik Menulis Naskah Iklan, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2011, h. 29.
3. Jenis Iklan