Penggunaan Media Iklan Televisi (Aqua versus NTT) untuk Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

(1)

CIPUTAT TANGERANG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Ainnur Ulum Sugiarto 108013000079

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

i

A B S T R A K

AINNUR ULUM SUGIARTO, 108013000079: Penggunaan Media Iklan Televisi (Aqua versi NTT) Untuk Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Dengan adanya iklan televisi aqua versi NTT yang memiliki alur serta tokoh di dalamnya bisa memungkinkan hal itu bisa dijadikan alat atau media untuk merangsan keinginan menulis cerpen. Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui Peningkatan kemampuan menulis cerpen dengan penggunaan media iklan televisi (Aqua Versi NTT).

Tujuan penelitian ini yaitu untuk membentuk dan meningkatkan kemampuan menulis cerpen agar terbentuk budaya menulis di masyarakat dengan harapan agar dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2015. di SMP PGRI 2 CIPUTAT Jln. Cendrawasih KM. 4 Jurang Mangu, Ciputat. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-3 SMP PGRI 2 Ciputat, Tangrang selatan.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen dapat ditingkatkan dengan menggunakan media iklan televisi terutama iklan (Aqua versi NTT). Berdasarkan hasil analisis terdapat 6 siswa yang masih di bawah KKM (70), dengan persentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N

=20% dari 30 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Sedangkan untuk siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (70) sebanyak 24 siswa, dengan persentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N

=80%dari 30 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Dari urain di atas bisa dikatakan kalau hipotesis diterima serta penelitian ini berhasil meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang Selatan.


(6)

ii

A B S T R A C T

AINNUR ULUM SUGIARTO, 108013000079: Using Ad Media Television (Aqua version NTT) Improved Ability To Write Short Story Seventh Grade Students of SMP PGRI 2 ciputat academic year 2014/2015. Education Department of Indonesian Language and Literature, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, in 2015.

With the television advertising aqua NTT version that has a groove and the characters in it could allow it to be used as a tool or medium to merangsan desire to write short stories. This is what makes the writer interested in conducting research to determine Increased ability to write short stories with the use of television advertising media (Aqua Version NTT).

The purpose of this study is to establish and improve the ability to write short stories in order to form culture of writing in the hope that people can

improve the ability to write short stories. The research was conducted in February 2015. The SMP PGRI 2 CIPUTAT Jln. Cendrawasih KM. 4 Canyons Mangu, Ciputat. The subjects were students of class VII-3 SMP PGRI 2 Ciputat, Tangrang south.

The study concluded that the ability to write short stories can be enhanced by using advertising media, especially television advertising (Aqua version NTT). Based on the analysis, there are 6 students still under KKM (70), with a

percentage calculated by the following formula: N = 6/30 X100% = 20% of the 30 students who scored below the KKM. As for students who scored in the top KKM (70) were 24 students, the percentage is calculated with the following formula: N = 24/30 X100% = 80% of the 30 students who scored in the top of the KKM. Of urain above could be said that this research hypothesis is accepted and

successfully improve students' ability to write short stories SMP PGRI 2 Ciputat, Tangrang south.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, skripsi yang berjudul Penggunaan Media Iklan Televisi (Aqua versi NTT) Untuk Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015 ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya yang setia hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dorongan orang-orang terdekat dengan penulis. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Makyun Subuki, M.Hum. selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktunya hanya demi memberikan arahan dan motivasi kepada penulis agar segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Dr. Elvi Susanti, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang baik hati dan selalu memberikan dorongan kepada penulis agar segera menyelesaikan studi S1.

4. Segenap dosen PBSI, terutama Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd., Rosida Erowati, M.Hum. dan Novi Diah Haryanti, M.Hum. yang selalu memberi motifasi untuk segera keluar dari UIN (LULUS). Satu lagi untuk para penghuni SanyoBoys (A Isol dan Bang Ipung) yang suka “marah-marah” sambil nunjuk dan matanya melotot serta nyebutin nama lengkap, selengkap-lengkapnya. Tidak lupa juga untuk dosen PBSI lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis kepadanya.


(8)

5. Ika Hartika, S.Pd. selaku kepala sekolah di SMP PGRI 2 Ciputat, di mana di sana penulis mengabdikan diri, mengembangkan ilmu, dan mendedikasikan tenaga dan pikiran penulis untuk pendidikan.

6. Diah Lestari, S.Sos. dan Edi Kurniawan, S.Pd. selaku wakil kepala SMP PGRI 2 Ciputat yang selalu mendukung penulis untuk segera sarjana.

7. Teman-teman seprofesi di SMP PGRI 2 Ciputat yang senantiasa mengingatkan penulis agar menyelesaikan studi ini, terutama Capten Endika yang ngakunya maco dan gila sama pramuka.

8. Teman-teman PBSI angkatan 2008, terutama tim odong-odong (Junaedi Abdullah, C.S.Pd., Abdul Kudus Putra Fajar, S.Pd., Q. Fathan Alfatih, S.Pd., dan Rio Noviza, S.Pd.), juga Rusfi, S.Pd., dan Aang Arwani Aminuloh, serta lainnya yang penulis banggakan.

9. Ibunda tercinta Karsi dan ayahanda Sutikno yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungannya kepada penulis. Tidak lupa juga penulis sampaikan rasa bangga kepada yunda Siti Ernawati beserta kak Khoirul Anam, juga yunda Sri Zumaroni berserta kak Sukoto, serta yunda Suntiani dan mas Eko yang tidak henti-hentinya mendorong penulis untuk segera menyelesaikan studi ini. Juga kepada adinda Susilowati Indah yang menjadi motivasi penulis untuk selalu memberikan yang terbaik.

Penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa materiil maupun moril, dapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini bermanfaat adanya.

Jakarta, 26 Juni 2015 Penulis


(9)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASAH SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGAN TAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan penelitian ... 6

F. Manfaat penelitian ... 6

BAB II ACUAN TEORETIS ... 5

A. Pengertian Menulis... 8

B. Pengertian Kemampuan ... 19

C. Pengertian Cerpen ... 20

D. Pengertian Iklan... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32


(10)

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 33

E. Tahap Interferensi Tindakan ... 34

F. Instrumen Analisis... 35

G. Teknik Pengolahan Data ... 36

H. Teknik Penyajian Data ... 36

I. Teknik Pengumpulan Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 38

A. Gambaran Umum SMP PGRI 2 Ciputat ... 38

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 47

C. Analisis Data ... 49

D. Data Hasil Menulis Cerpen ... 64

BAB IV PENUTUP ... 66

A. Simpulan... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN


(11)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus 1 Lampiran 2 RPP Siklus 2 Lampiran 3 Cerpen Siswa 1 Lampiran 4 Cerpen Siswa 2 Lampiran 5 Cerpen Siswa 3 Lampiran 6 Cerpen Siswa 4 Lampiran 7 Cerpen Siswa 5 Lampiran 8 Cerpen Siswa 6 Lampiran 9 Cerpen Siswa 7 Lampiran 10 Cerpen Siswa 8 Lampiran 11 Foto Kegiatan


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke pada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Bahasa merupakan sebuah budaya milik suatu bangsa untuk mempersatukan antar manusia yang ada di dalamnya.

Kridalaksana mengartikan bahasa sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dalam bahasa terdapat empat keterampilan dasar di dalamnya, dan keterampilan itu adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis keempat keterampilan tersebut sangatlah berkaitan, saling menunjang, dan saling mendukung.1

Menulis membutuhkan sebuah keterampilan yang mendalam tentang cara mengolah gagasan yang ada di dalam pikiran menjadi sebuah tulisan tangan, kita jarang mendengar atau bahkan tak pernah ada orang tua yang menyuruh anaknya untuk menulis? Ayo menulis! Pernahkah Anda mendengarnya? Jangankan anak-anak, orang dewasa pun pasti akan kesulitan untuk diberi perintah seperti itu. Bila semua orang bisa menulis, tentu negeri ini akan penuh dengan karya sastra.

1


(13)

Menulis itu penting, menulis bahkan sangat erat kaitannya dengan peradaban. Seseorang dapat berpikir dan menuangkan pikiran itu ke dalam sebuah tulisan serta bagaimana ia menuliskan gagasan tersebut, dapat kita ketahui seperti apa cara berpikir dan bersikapnya. Ada dua jenis karangan yang dapat dibaca dan dituliskan, yang pertama adalah karangan fiksi dan yang kedua adalah karangan nonfiksi, untuk memahami karangan fiksi diperlukan pemahaman yang cukup mendalam, karena dalam karangan fiksi terdapat berbagai macam unsur yang harus dipahami secara bersamaan untuk menghasilkan penafsiran yang hampir sama dengan pengarang. Pemahaman karangan fiksi tidak akan sama karena karangan ini memiliki sifat penafsiran ganda terhadap pandangan setiap orang yang membacanya, karena sifat karangan fiksi yang memiliki penafsiran ganda. Salah satu karangan fiksi itu adalah cerpen.

Setiap orang pasti bisa menulis, karena menulis itu sebenarnya tidak terlalu sulit. Aswendo Atmowiloto pernah mengatakan bahwa “menulis itu gampang” Andreas Harefa menegaskan bahwa menulis adalah keterampilan tingkat sekolah dasar. Adam Malik contohnya, tokoh yang pernah menjadi Wapres RI itu, ternyata sekolahnya hanya sampai kelas lima SD, tetapi ia sangat piawai mengarang. Ini sebuah bukti bahwa untuk bisa menjadi penulis atau pengarang tidak perlu persyaratan yang rumit. Tidak buta huruf! Itu saja modal dasarnya. Selanjutnya ada kemauan dan kerja keras itu yang penting.

Ingatlah teori Thomas Alfa Edison yang menyatakan bahwa sukses itu adalah 1 persen karena bakat dan 99 persen karena kerja keras. Di sini jelas


(14)

bahwa untuk menuju tangga kesuksesan, sebenarnya bakat tidak memegang peranan yang signifikan dan merupakan faktor yang bisa diabaikan. Keberadaannya sangat kecil dan tdak menentukan. Dari hal tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa sesungguhnya kerja keras adalah modal terbesar untuk mencapai sebuah kesuksesan, tidak terkecuali untuk hal kepenulisan, kita juga perlu kerja keras untuk dapat menjadi seorang penulis yang piawai, seorang penulis cerpen harus mempunyai keterampilan serta ketekunan untuk menjadi seorang penulis yang baik.

Menulis sebuah cerpen diperlukan sebuah keterampilan yang cukup mendalam karena cerpen memiliki berbagai unsur yang harus dipenuhi untuk menghasilkan karangan yang baik. Menulis cerpen bukan hanya merupakan keterampilan mengolah kata menjadi sebuah karangan yang yang dapat dibaca oleh khalayak, melainkan memerlukan imajinasi untuk dapat lebih menghidupkan isi dari cerpen tersebut, penguatan imajinasi dapat diperoleh dari berbagai hal dan salah satunya adalah dari iklan yang ada di televisi.

Secara tidak langsung tayangan-tayangan televisi terutama iklan dapat memberikan dampak kepada penikmatnya, baik itu dampak positif ataupun negatif. Dampak positif yang kita bisa rasakan adalah, perolehan informasi yang mudah dari tayangan-tayangan iklan televisi serta kita bisa dengan mudah memilih sesuatu yang kita butuhkan dari tayangan iklan yang kita lihat. Dampak negatif iklan yang bisa kita rasakan adalah kita menjadi semakin konsumtif terhadap apa yang kita lihat dari tayangan televisi,


(15)

padahal barang tersebut belum tentu kita butuhkan, karena memang iklan tersebut mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut.

Iklan adalah salah satu komponen marketing yang umum dilakukan oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya sukses di pasar. Tak heran setiap tahun, bahkan tiap launching

produk baru, perusahaan menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk pengeluaran biaya iklan. Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat biaya ini bertambah tiap tahunnya. Perusahaan berlomba-lomba membuat iklan untuk membangun posisi yang menguntungkan di pasar.

Tiada hari tanpa iklan. Itulah gambaran saking banyaknya iklan yang muncul di televisi. Setiap jam, setiapa cara selalu dipenuhi tayangan iklan. Iklan di televise sekarang sudah memasyarakat, bahkan cenderung membius. Jika melihat pengaruhnya, dampak iklan itu sendiri bisa positif maupun negative tergantung siapa audiensnya. Iklan memang dapat mempengaruhi perilaku konsumen terhadap merek yang diiklankan. Pengaruh iklan pada perilaku konsumen ini sangat variatif, mulai dari mendorong konsumen untuk mencari produk yang dimaksud sampai dengan mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi loyal.

Konsumen iklan bukan hanya kalangan dewasa saja, siswa SMP juga menjadi konsumen iklan saat melihat tayangan televisi, ketika iklan dapat kita konfersikan menjadi sebuah hal yang dapat dijadikan media untuk pembelajaran hal tersebut tentu akan dapat membantu siswa dalam belajar


(16)

dan dapat menjadi kasanah media pembelajaran. Saat ini banyak sekali iklan yang tayang di televisi, salah satunya adalah iklan aqua versi NTT.

Dalam iklan aqua versi NTT ini terdapat banyak hal yang menarik salah satunya adalah jargon “sekarang sumber air sudekat” serta adanya alur yang menunjukkan bahwa iklan tersebut dibuat dengan baik dan sangan bisa mempengaruhi penikmat televisi, dalam menulis sebuah cerpen dibutuhkan adanya amajinasi tentang suatu hal baik itu hal yang baru ataupun hal yang telah ada dalam pikiran kita namun belum bisa kita tuangkan dalam tulisan. Dengan adanya iklan televise aqua versi NTT yang memiliki alur serta tokoh di dalamnya bisa memungkinkan hal itu bisa dijadikan alat atau media untuk merangsan keinginan menulis cerpen.

Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui Peningkatan kemampuan menulis cerpen dengan penggunaan media iklan televisi (Aqua Versi NTT).

B. Identifikasi Masalah

1. Pemahaman awal siswa terhadap penulisan cerpen masih rendah. 2. Penggunaan media iklan dapat meningkatkan kemampuan menulis


(17)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis membatasi masalah ;

a. Pemahaman siswa tentang menulis cerpen di SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang Selatan.

b. Penggunaan media yang dipilih hanya meliputi media iklan televisi

D. Rumusan Masalah

Setelah dilakukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini masalah dirumuskan menjadi:

a. Bagaimanakah tingkat pemahaman cerpen siswa kelas VII SMP PGRI 2 Cipuat, Tangerang Selatan.

b. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan menulis cerpen dengan penggunaan media iklan televisi (Aqua versi NTT) di SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang Selatan.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa agar dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen, dengan penggunaan media yang bisa dilihat dengan mudah yaitu iklan televisi terutama iklan aqua


(18)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secera teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut akan dijelaskan berikut ini:

1. Manfaat teoretis

a. Sebagai bahan perbandingan bagi guru untuk pengajaran penulisan cerpen dengan menggunakan media iklan.

b. Sebagai bahan referensi belajar siswa atau pihak-pihak sekolah yang membutuhkannya.

2. Manfaat praktis a. Bagi sekolah

Sebagai khazanah atau pengayaan berbagai media dalam pembelajaran menulis cerpen.

b. Bagi guru

Sebagai masukan adanya variasi media pembelajaran. c. Bagi siswa

Adanya variasi pembelajaran yang mengarahkan siswa menjadi lebih termotifasi terhadap pembelajaran menulis cerpen.

d. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman dalam meneliti dan memahami berbagai konsep tentang variasi media pembelajaran menulis cerpen.


(19)

8

BAB II

ACUAN TEORETIS

A.

Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif.Dalam kegiatan menulis, penulis harus trampil memanfaatkan grafologi, kosa-kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf, dan logika berbahasa.

Menurut Lado menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membacasimbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa.1Sementara Rusyana mendefinisikan menulis sebagai kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan.2

Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca.3Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat atau dibaca. Djago Tarigan mengemukakan bahwa menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang

1

Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Keterampilan Menulis: Bahan Belajar Pendidik an dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Awal bagi Guru Kelas, (Jakarta: Kemendikbud, 2012), Modul Bahasa Indonesia 3, h. 3.

2

Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidik an, (Bandung: CV Diponegoro, 1988), h. 191.

3

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1986), h. 21.


(20)

lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti.4

Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi

memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara

mengkomunikasikan dan mengaturnya, Semi menyatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa.5

Menurut Gere (1985), menulis dalam arti komunikasi ialah menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek. Menulis berarti mendukung ide. Byrne (1988) mengatakan bahwa menulis tidak hanya membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak berhubungan, tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan yang lain, dan dalam gaya tertentu. Rangkaian kalimat itu bisa pendek, mungkin hanya dua atau tiga kalimat, tetapi kalimat itu diletakkan secara teratur dan berhubungan satu dengan yang lain, dan berbentuk kesatuan yang masuk akal.6Lebih lanjut Rusyana memberikan batasan bahwa kemampuan menulis atau mengarang adalah kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca.7

Berdasarkan pengertian yang dipaparkan para ahli dapat kita simpulkan bahwa menulis merupakan bentuk komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti yang diwakili oleh simbol tersebut.

4

Djago Tarigan, Keterampilan Menulis, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1984), h. 117.

5

M. Atar Semi, Menulis Efek tif, (Padang: Angkasa Raya, 2003), h. 8.

6

Pendapat Gere dan Byrne dapat dibaca di Pus at Pengembangan Profesi Pendidik, op.cit.,h. 4.

7


(21)

2. Tujuan Menulis

Apa pun yang biasa dilakukan seseorang pasti ada tujuannya, begitu pula dalam hal aktivitas menulis. Seseorang menulis pastilah karena memiliki tujuan objektif yang mau tidak mau harus bisa dipertanggungjawabkan di hadapan pembacanya. Karena tulisan pada dasarnya ialah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan demikian menjadi salah satu sarana berkomunikasi yang cukup efektif dan efesien untuk menjangkau khalayak pembaca.

Oleh karena itu, maka tujuan menulis dapat dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam konteks pengembangan peradaban dan kebudayaan mesyarakat itu sendiri. Adapun tujuan menulis seperti dikutip dari buku Keterampilan Menulis: Bahan Belajar Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Awal bagi Guru Kelas ialah sebagai berikut.

a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

b. Membujuk, melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasif dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna. c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.

Melalui membaca, pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, dan pada gilirannya akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.


(22)

d. Menghibur. Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan pelipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian sibuk beraktifitas.8

Dengan demikian, tujuan menulis mencakup empat hal yaitu untuk memberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau mendesak (persuasi), untuk mengedukasi, dan untuk menghibur atau menyenangkan.Sementara itu, Hugo Hartig dalam Tarigan9merumuskan tujuan menulis lebih luas lagi, yaitu sebagai berikut.

a. Tujuan penugasan (assignment purpose). Sebenarnya dalam hal ini tidak secara eksplisit memperlihatkan suatu tujuan kecuali karena orang yang menulis melakukannya semata-mata tugas yang diberikan kepadanya.

b. Tujuan altruistik (altruistic purpose). Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca,menghindarkan kedudukan pembaca,ingin menolong pembaca memahami,menghargai perasaan dan penalaranya,ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Tujuan persuasif (persuasive purpose). Dalam hal ini penulis bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakannya.

d. Tujuan penerangan(informational purpose). Dalam hal ini, penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca.

8

Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, op.cit.,h. 5-6.

9


(23)

e. Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose). Di sini penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada pembaca.

f. Tujuan kreatif (creative purpose). Penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic atau nilai-nilai kesenian.

g. Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose). Penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Dengan demikian tujuan menulis secara rinci mencakup tujuan menulis dalam hal penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif, tujuan penerangan, tujuan pernyataan diri, tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.

3. Jenis-jenis Menulis

Ragam menulis atau tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian, dan tata sajian tulisan.Oleh karena itu, setiap penulis sebaiknya mengetahui jenis-jenis tulisan agar maksud dari apa yang ditulis tidak kabur. Wahyu Wibowo menuturkan ada lima jenis tulisan, yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi.10

a. Deskripsi. Jenis tulisan ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut.11

10

Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Prak tisi Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cetakan II, h. 58-59.

11


(24)

Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang.12

b. Eksposisi. Keraf menjelaskan bahwa eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang mengenai objek yang digarapnya.13Menurut Aceng Hasani dalam buku Ikhwal Menulis eksposisi adalah bentuk tulisan yang sering digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca. Melalui eksposisi pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca boleh menolak dan menerima apa yang dikemukakan oleh penulis.14

Sementara itu, Meithy Djiwatampu menilai bahwa eksposisi adalah bacaan yang memberi informasi tentang benda, kejadian, atau ide tertentu.15 Sehingga jenis tulisan ini dapat dengan mudah dikenali dan diingat oleh pembacanya.Hal tersebut dikarenakan bentuk eksposisi lebih terurai dan terstruktur, apakah hanya berisi paparan karakternya saja, atau berisi uraian mengenai urutan kejadian.Salah satu contoh tulisan eksposisi ialah Cara Membuat Tumis Ikan Mas atau Petunjuk Penggunaan suatu produk tertentu.

c. Argumentasi. Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan atau pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Argumentasi ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

12

A. Widyamartaya, Seni Menuangk an Gagasan, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), Cetakan II, h. 9-10.

13

Gorys Keraf, Ek sposisi dan Desk ripsi: Komposisi Lanjutan II, (Yogyakarta: Nusa Indah dan Yayasan Kanisius, 1981), h. 6.

14

Aceng Hasani, Ik hwal Menulis, (Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Press, 2005), h. 30.

15


(25)

Lebih lanjut, Paulus Tukan menjelaskan bahwa tulisan argumentasi bertujuan untuk menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca, penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah.16

Menurut Gorys Keraf dalam bukunyaArgumentasi dan Narasi, argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.17

d. Narasi. Narasi adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Keraf mendefinisikan narasi sebagai jenis tulisan yang berusaha mengisahkan kejadian-kejadian yang ingin disampaikan penulis sedemikian rupa, sehingga pembaca merasakan seolah-olah ia sendirilah yang mengalami peristiwa itu.18

Biasanya dalam narasi ada tokoh, sudut pandang, alur, dan

setting sehingga tak heran jika narasi selalu menyajikan tulisan-tulisan yang bernuansa emosional dan kedekatan dengan pembacanya.Contoh narasi ialah cerpen, novel, biografi, sejarah, dan memoir.

e. Persuasi. Persuasi merupakan jenis tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain. Persuasi menurut Nani Darmayanti adalah bentuk tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang baik pembaca atau juga pendengar agar melakukan sesuatu yang

16

Paulus Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia 3 untuk SMA Kelas XII, (Jakarta: Yudhistira, 2006), Cetakan I, h. 52.

17

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1985), h. 3.

18

Gorys Keraf, Dik si dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), Cetakan XVII, h. 20.


(26)

dikehendaki penulis.19 Bentuk persuasi dikenal juga sebagai propaganda yang dilakukan oleh berbagai badan, lembaga, atau perorangan, biasanya berbentuk iklan, selebaran, baliho, dan poster.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis menulis atau tulisan itu mencakup lima, yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasiyang masing-masing memiliki diferensial satu sama lain. Deskripsi lebih kepada penggambaran, eksposisi lebih kepada pemaparan, argumentasi lebih kepada alasan, narasi kepada penceritaan, dan persuasi lebih kepada ajakan.

4. Teknik Menulis

Pada saat menulis, kejelasan merupakan asas yang pertama yang harus dipenuhi.Setiap pembaca mengharapkan tulisan yang dibacanya dapat dibaca dan dimengerti secara jelas. Karangan yang kabur, ruwet, dan gelap maksudnya akan membosankan pembaca.Oleh karena itu, sebuah tulisan hendaknya memperhatikan teknik menulis yang mudah, sederhana, langsung, dan tepat.

a. Mudah. Tulisan haruslah mudah dimengerti pembaca, karena setiap orang menyukai tulisan yang dapat dipahami tanpa susah payah. b. Sederhana. Tulisan sebaiknya jelas dan tidak berlebih-lebihan

dengan kalimat atau kata-kata. Semakin sederhana, semakin dapat tulisan itu menggambarkan sesuatu secara terang dalam pikiran pembaca.

c. Langsung. Langsung berarti tulisan itu jelas tidak berbelit-belit ketika menyampaikan pokok soalnya.

d. Tepat. Tepat intinya ialah bahwa tulisan itu jelas dapat melukiskan secara betul ide-ide yang terdapat dalam pikiran penulisnya.

19

Nani Darmayanti, Bahasa Indonesia untuk SMK Tingkat Semenjana (Kelas X), (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007), h. 136.


(27)

Dengan demikian, teknik menulis yang baik, yang sebaiknya dilakukan oleh para penulis ialah mudah, sederhana, langsung, dan tepat. Teknik ini berkaitan erat dengan pandangan bahwa ketika menulis hendaknya menggunakan kalimat-kalimat yang pendek, pilihan kata dan kalimat yang sederhana, gunakan kata yang umum dikenal, hindari kata-kata yang tak perlu, dan menulislah seperti layaknya bercakap-cakap dengan pembaca sehingga dapat terjalin komunikasi antara penulis dan pembaca.

5. Tahap-tahap Menulis

Tahap-tahap menulis menurut Minto Rahayu dalam bukunyaBahasa Indonesia di Perguruan Tinggi menyebut ada tiga, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.20

a. Tahap prapenulisan. Pada tahap ini, penulis melakukan penentuan terhadap topik berdasarkan pengalaman sendiri, melakukan kegiatan-kegiatan latihan sebelum menulis, mengidentifikasi pembaca tulisan yang akan ditulis, megidentifikasi tujuan kegiatan menulis, dan memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan yang telah mereka tentukan.

b. Tahap penulisan. Pada tahap ini, penulis mulai menuliskan gagasan. Pada saat menuliskan gagasan, penulis perlu menentukan target waktu yang akan dipergunakan untuk menulis. Selama waktu yang telah ditentukan, penulis harus terus menulis dan menulis. Jangan sekali-kali berhenti menulis untuk melakukan koreksi, baik ejaan, pilihan kata, kalimat, maupun penataan gagasan.

Lakukan kegiatan mencurahkan gagasan dengan disiplin dan spontan.Pembuatan tulisan dapat dilakukan tahap demi tahap sampai semua gagasan yang diinginkan tercurahkan.

20

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), h. 137-138.


(28)

Pada tahap ini, penulis juga perlu menekankan isi daripada tata tulis.Artinya penulisan lebih ditekankan pada pencurahan gagasan dan kelengkapan isi tulisan.Pengaturan tata tulis dan penggunaan bahasa hendaknya diabaikan kecuali yang muncul secara spontan.

c. Tahap revisi. Pada tahap ini, penulis merevisi hal-hal yang perlu dilakukan, yaitu membetulkan kesalahan bahasa tulisan sendiri, mulai penggunaan ejaan, pilihan kata, penggunaan kalimat, sampai pengembangan paragraf.

Kemudian membetulkan kaidah tata tulis yang meliputi kaidah penulisan paragraf, penulisan judul, penomoran, kaidah pengutipan, dan kaidah-kaidah lain yang diatur secara teknis.Setelah itu, mengoreksi dan menata kembali isi tulisan, baik dari segi sistematika, kelogisan, ketajaman pembahasan, kelengkapan isi.

Bila perlu dapat mengurangi sebagian atau menambahkan bagian lain hingga tulisan lengkap dan lebih mendalam.Dalam kegiatan revisi ini, Rifai menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada dua tahap yang harus dilakukan.Pertama, penyuntingan tulisan untuk kejelasan penyajian.Kedua, penyuntingan bahasa dalam tulisan agar sesui dengan sasaran.21

Dengan demikian, tahapan penulisan meliputi tiga aktivitas pokok, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.Antara satu tahap dengan tahap lainnya tidak terpisah-pisah melainkan satu kesatuan rangkaian yang saling mendukung demi kualitas tulisan yang lebih baik.

21

Mien A. Rifai, Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997), h. 105-106.


(29)

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menulis

Tidak sedikit faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis.Namun, pada prinsipnya dapat dikategorikan dalam dua faktor, yakni faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal misalnya belum tersedia fasilitas pendukung, berupa keterbatasan sarana untuk menulis.Misalnya ketiadaan komputer atau alat tulis yang belum terjangkau seperti di daerah terpencil di mana buku dan pensil masih menjadi barang langka dan cukup mahal untuk medapatkannya.Namun dengan program APBN pendidikan 20%, kiranya hal tersebut sudah bukan lagi masalah.

Faktor internal mencakup faktor psikologis dan faktor teknis.Yang tergolong faktor psikologis seperti kebiasaan atau pengalaman yang dimiliki. Semakin terbiasa menulis maka kemampuan dan kualitas tulisan akan semakin baik. Faktor lain yang tergolong faktor psikologis adalah faktor kebutuhan. Faktor kebutuhan kadang akan memaksa seseorang untuk menulis. Seseorang akan mencoba dan terus mencoba untuk menulis karena didorong oleh kebutuhannya.

Sementara itu, faktor teknis meliputi penguasaan akan konsep dan penerapan teknik-teknik menulis. Konsep yang berkaitan dengan teori- teori menulis yang terbatas yang dimiliki seseorang turut berpengaruh.Faktor kedua dari faktor teknis yakni penerapan konsep. Kemampuan penerapan konsep dipengaruhi banyak sedikitnya bahan yang akan ditulis dan pengethuan cara menuliskan bahan yang diperolehnya. Keterampilan menulis banyak kaitannya dengan kemampuan membaca maka seseorang yang ingin memiliki kemampuan menulisnya lebih baik, dituntut untuk memiliki kemampuan membacanya lebih baik pula.


(30)

B.

Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.22 Sementara itu, dalam Kamus Bahasa Indonesia

disebutkan bahwa “mampu” memiliki makna ganda, yaitu (1) kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu atau dapat dan (2) berada, kaya, atau mempunyai harta berlebih. Sedangkan “kemampuan” ialah (1) kesanggupan, kecakapan,atau kekuatan dan (2) kekayaan.23

Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh dalam praktik di lapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.24 Menurut Robbins, kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.Selanjutnya totalitas kemampuan dari seseorang individu pada hakikatnya tersusun dari dua perangkat faktor, yakni kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk menjalankan kegiatan mental.Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan bakat-bakat sejenis.25

Menurut Livingstone seperti dikutip oleh Stoner, kemampuan atau

skills itu dapat dan harus diajarkan.Karena itu dalam peningkatan sumber daya khususnya sumber daya manusia, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan.26

Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya.27Sementara itu, Atmosudirdjo mengartikan kemampuan sebagai sesuatu hal yang perlu dimiliki oleh setiap individu dalam suatu organisasi.Kemampuan tersebut terdiri atas tiga jenis

22

Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 707.

23

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit.,h. 909.

24

Sondang P. Siagian, Manajemen Abad 21, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 15.

25

Stephen P. Robbins, Perilak u Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplik asi, Hadyana Pujaatmaka (Penerjemah), (Jakarta: PT Prenhalindo, 1996), h. 102.

26

J.A.F. Stoner, Efek tivitas Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 118.

27


(31)

kemampuan (abilities) yaitu kemampuan sosial, kemampuan teknik, dan kemampuan manajerial.28 Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua

terminology yang memiliki makna yang sama, yaitu ada yang memakai istilah

abilities seperti Atmosudirdjo, sedangkan yang lain seperti Terry (2001) dan Stoner memakai istilah skills.29

Pengertian kemampuan menurut Siagian dapat ditinjau dari dua sorotan pandangan, yaitu kemampuan teknis dan kemampuan manajerial.Kemampuan teknis biasanya tercermin pada keterampilan tertentu, sedangkan kemampuan manajerial dituntut dari mereka yang menduduki berbagai jenjang jabatan kepemimpinan organisasi.30 Kemampuan menurut Poerwadarminta berasal dari kata mampu (able) yang pengertiannya dalam bahasa Indonesia adalah cakap, dapat atau mahir.31Kecakapan atau kemampuan disini dapat diartikan sebagai skill.

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan para ahli, dapat ditarik simpulan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan seseorang dalam melaksanakan tugas.

C. Cerpen

1. Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek atau yang lebih popular dengan akronim cerpen, merupakan bagian dari jenis prosa.Sebuah cerpen tidak dilihat panjang pendeknya halaman ataupun kata-kata yang dikandungnya.Cerita pendek merupakan suatu cerita tentang kejadian kecil dalam kehidupan. Dengan demikian cerita pendek adalah suatu crita yang melukiskan suatu peristiwa atau kejadian apa saja yang menyangkut persoalan jiwa atau kehidupan manusia. Misalnya sebuah karangan karangan pendek tentang keadaan di warung bukanlah sebuah cerpen, tetapi karangan tentang keadaan di warung tersebut bisa menjadi cerpen jika di dalamnya dijalinkan suatu

28

P. Atmosudirdjo, Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Kaunika, 1996), h. 37.

29

J.A.F. Stoner, op.cit., h. 119.

30

Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 82.

31


(32)

peristiwa, suatu kejadian yang menyangkut persoalan jiwa seseorang atau beberapa oran di warung itu.32

Cerpen adalah, kisahan yang memberi kesan tunggalyang dominan tentang satu tokoh,satu latar dan satu situasi dramatik; cerpen. Cerpen harus memperlihatkan kepaduan sebagaipatokan dasarnya33

2. Ciri-ciri Cerita Pendek a. Bersifat fiktif

b. Panjang cerpen kurangdari 10.000 kata c. Habis dibaca dalam sekali duduk

d. Memiliki kesan tunggal (aspek kehidupan) e. Bersifat padu,padat dan intensif

f. Terdapat konflik tetapi tidak sampai menimbilkan perubahan nasib pelaku utama

g. Hanya terdapat satu alur saja

h. Perwatakan/penokohan dilukiskan secara singkat

3. Unsur Intrinsik Cerpen 1) Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita Bagian-bagian alur:

a. Tahap penyituasian atau pengantar/pengenalan

Tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya. b. Tahap pemunculan konflik

Tahap awal munculnya konflik. Konflik dapat berkembang pada tahap berikutnya . Peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan menegangan.

32

Widjojoko dan Endang Hidayat, teori dan sejarah sastra Indonesia, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. Ke-1, h. 37

33


(33)

c. Tahap klimaks

Konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak yang biasanya di alami oleh tokoh-tokoh utama.

d. Tahap peleraian

Penyelesaian pada klimaks , ketegangan di kendurkan , konflik-konflik tambahan di beri jalan keluar, kemudian cerita di akhiri, disesuaikan dengan tahap akhir di atas.

e. Tahap penyelesaian

Konflik sdah diatasi/diselesaikan oleh tokoh. Cerita dapatdi akhiri dengan gembira ata sedih.

2) Tokoh

Tokoh adalah pelaku pada sebuah cerita. Tiap-tiap tokoh biasanya memiliki watak , sikap, sifat dan kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan/karakter. Dalam cerita terdapat tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (lawan tokoh protagonis) dan tokoh figuran / tokoh pendukung cerita.

3) Penokohan (perwatakan/karakterisasi)

Pemberian sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu.

Dua metode yang digunakan: a. Metode analitik

Metode penokohan yang memaparkan atau menyebutkan sifat tokoh secara langsung, misal, pemarah, penakut, sombong, pemalu, keras kepala.

b. Metode dramatik

Metode penokohan yang tidak langsung memaparkan atau menggambarkan sifat tokoh melalui:


(34)

1. Penggambaran fisik (berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut, warna kulit)

2. Penggambaran melalui cakapan yang dilakukan tokoh lain

3. Teknik reaksi tokoh lain yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar.

4) Latar

Latar merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa pada sebuah karya sastra

Jenis-jenis latar : a. Latar waktu

Keterangan tentang kapan peristiwa itu terjadi . Misal, pagi,siang, sore, malam.

b. Latar tempat

Keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Misal di rumah, di sekolah. c. Latar suasana

Latar suasana menggambarkan peristiwa yang terjadi. Misal, gembira, sedih romantis.

5) Sudut pandang

Posisi pengarang pada sebuah cerita . Terdiri : a. Sudut pandang orang pertama

Menggunakan kata ganti “aku” sebagai pelaku utamanya.

b. Sudut pandang orang kedua

Menggunakan kata ganti “kamu” sebagai pelaku utamanya.

c. Sudut pandang orang ketiga

Menggunakan kata ganti “ia, dia, mereka” sebagai pelaku

utamanya.

d. Sudut pandang campuran

Menggunakan kata ganti “aku” dan “kamu” sebagai pelaku


(35)

6) Tema

Gagasan utama/pikiran pokok.

Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita . Tema bersifat menjiwai keseluruhan cerita dan mempunyai generalisasi yang umum, oleh karena itu, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari seluruh cerita, tak hanya bagian-bagian tertentu dari cerita. Tema sebagai salah satu unsur karya fiksi sangat berkaitan erat dengan unsur-unsur yang lainnya.

7) Amanat

Pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca / pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.

D. Iklan

1. Pengertian Iklan

Iklan sering disebut dengan istila yang berbeda-beda.Msyarkat Amerika dan Inggris, menyebutnya sebagai advertising. Istilah ini berasal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengopekan pikiran dan gagasn kepada pihak lain. Di Prancis disebut dengan reclamareyang berarti meneriakkan sesuatusecra berulang-ulang.Orang belanda berbeda lagi.Mereka menyebutnya sebagai advertentie. Bangsa latin mnyebut dengan istilah advertere yang berarti berlarimenuju ke depan. Sementara bangsa Arab menyebutnya dengan istilah I’lan. Seperti halnya dengan orang-orang timur Tengah, bangsa Indonesia juga menyebut secara sama, namun dengan pelafalan khas Indonesia. Sura sengau diganti dengan


(36)

menjadi iklan.Tampaknya, istilah populer inilah yang pada akhirnya

diadopsi, untuk menyebut “makhluk” yang bernama iklan.34

MenurutPusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Selain itu dapat diartikan, pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum.35

Peter Salim dan Yenny Salim, mengatakan bahwa iklan adalah berita tentang suatu barang atau jasa yang ditujukan kepada orang banyak dengan tujuan agar mau menggunakan barang atau jasa tersebut.pemberitahuan kepada massa tentang barang atau jasa yang dijual.36

Menurut E. Zaenal Arifin, dkk., iklan adalah sarana komunikasi bagi perseorangan, pengusaha, organisasi, ataupun lembaga pemerintah untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat menguntungkan. Keuntungan di sini tidak tidak selalu dikaitkan dengan materi seperti uang, tetapi juga dikaitkan dengan keuntungan moral, misalnya promosi yang menyangkut kebudayaan, pendidikan, dan keagamaan.Namun, secara umum iklan lebih sering dikaitkan dengan segi-segi komersialnya saja.37

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu sarana komunikasi yang tepat untuk menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat.Iklan juga merupakan sarana komunikasi yang bersifat menguntungkan.

34 Rendra Widya tama, Teknik Menulis Naskah Iklan, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu

Populer, 2011), h. 25. 35

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 421.

36

Salim dan Yenny Salim.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi Ketiga,

(Jakarta: Modern English Press, 2002), h. 554. 37

E. Zaenal Arifin, dkk.,Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan Reklame, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), h. 6.


(37)

2. Tujuan Iklan

E. Zaenal Arifin, dkk., menyinggung sedikit tentang iklan sebagai salah satu bentuk surat niaga yang bertujuan:

1). melakukan penjualan langsung, 2).menerima permintaan akan layanan hasil produksi, 3). memberikan dan menguji reaksi terhadap hasil produksi 4). menjangkau prospek perusahaan, 5). mempertahankan dan menumbuhkan keaagenan, 6). mempunyai itikad baik.38

Struktur suatu iklan pada dasarnya bertopang pada empat unsur yakni minat, hasrat, keyakinan, dan tindakan.Struktur itu dirancang untuk menimbulkan reaksi pembaca. Struktur itu menurut E. Zaenal Arifin disusun untuk: 1). merangsang minat pembaca, 2). menimbulkan hasrat akan hasil produksi, 3). meyakinkan pembaca bahwa hasil produksi atau pelayanan itu adalah yang terbaik, 4). mendorong pembaca untuk bertindak.39

Menurut Rendra Widyatama tujuan dasar iklan adalah pemberian informasi tentang suatu produk atau layanan jasa dengan cara dan strategi persuasif, agar berita atau pesan dapat dipahami, diterima dan disimpan-diingat, serta adanya tindakan tertentu (membeli yang ditingkatkan dengan cara menarik perhatian konsumen serta menimbulkan asosiasi-asosiasi yang dapat menggugah selera, agar bertindak sesuai keinginan komunikator.40

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan iklan yang sesungguhnya yaitu untuk menginformasikan atau mempromosikan suatu produk atau jasa kepada masyarakat.Dari tujuan tersebut dapat memberikan manfaat tersendiri yaitu mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dengan memperhatikan tingkat pencapaiannya harus tersampaikan dengan baik sehingga masyarakat tertarik.

38Ibid., h. 7

39

Ibid., h. 8. 40

Redra Widyatama, Teknik Menulis Naskah Iklan, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2011), h. 29.


(38)

3. Jenis Iklan

Menurut E. Zaenal Abidin Arifin, dkk., pembagian jenis iklan dalam penelitian didasarkan pada media yang menjadi sarananya, ukuran iklan, jenis barang/jasa yang ditawarkan.41

1. Iklan Menurut Media Sarananya

Menurut media yang menjadi sarananya, beberapa jenis iklan dapat dikenali sebagai berikut.

a) Iklan Surat Kabar

Iklan ini merupakan sarana komunikasi dagang yang dianggap paling efektif karena sirkulasi peredarannya dapat menjangkau khalayak perkotaan daan sekaligus.Berbagai ukuran dapat ditampung media cetak ini sesuai dengan kemampuan keuangan pemasang iklan.

b) Iklan Majalah

Dengan iklan majalah, pemasangan iklan berharap dapat menjangkau khalayak yang luas.Luas persebaran majalah biasanya mencapai seluruh wilayah dalam suatu negara.

c) Iklan Radio dan Televisi

Iklan radio dan televisi, yang disiarkan pada program khusu, menjangkau khalayak pendengar di mana-mana (terutama iklan radio). d) Iklan Berupa Surat Langsung

Pemasangan iklan mengirimkan pesan langsung yang ditujukan ke alamat-alamat tertentu. Pesan itu dapat berbentuk surat, folder, booklet, kartu pos, katalog, atau selebaran. Dengan sarana iklan seperti ini, pemasangan iklan berharap dapat memberikan kesan yang lebih akrab secara pribadi kepada calon pelanggan, di samping dapat menguraikan lebih rinci produk yang ditawarkannya.

41E. Zaenal Arifin, dkk.,Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan


(39)

e) Iklan Poster dan Papan Reklame

Iklan ini biaanya disajikan dalam bentuk tulisan dan gambar yang menarik, dalam berbagai ukuran, dan dipasang di tempat-tempat yang cukup strategis sehingga dapat dipandang dari segala arah.Pesan yang disampaikan dalam poster atau papan reklame biasanya berbentuk singkat supaya dapat dilihat dan dibaca dalam sekilas pandang.

f) Iklan Transit

Termasuk ke dalam jenis iklan ini adalah yang dipasang pada mobil dan poter di stasiun atau teminal pemberangkatan kendaraan umum.Iklan transit, seperti iklan poster memberikan penawaran kepada pengendara mobil dan orang yang lewat dengan pesan singkat yang dapat dilihat dan dibaca dalam sekilas pandang.

g) Iklan dalam Bentuk Pameran

Iklan ini tidak berwujud kata-kata atau gambar, tetapi dalam bentuk pameran, peragaan, dan upaya promosi lainnya, yang semuanya bertujuan sama, yakni memikat khalayak untuk membeli atau menggunakan produk yang ditawarkannya. Iklan jenis ini kerap kali disajikan dalam bentuk kalender menarik yang mencantumkan nama produk dan perusahaannya.

2. Iklan Menurut Ukuran

Menurut bentuknya, iklan terbagi atas dua jenis seperti berikut. a) Iklan Kecil atau Iklan Mini

Sebutan iklan ini diberikan karena bentuknya yang benar-benar mini.Seringkali disebut juga iklan baris.Bentuk iklan ini menampung berbagai pesan yang pada dasarnya dapat dibedakan antara penawaran dan permintaan.Penyajiannnya hampir selalu seragam dan ringkas, kadang-kadang banyak menggunakan singkatan.


(40)

b) Iklan Reklame

Berbeda dengan iklan kecil, iklan ini hanya menampung berbagai penawaran.Dalam bentuk ini unsur ekonomis dan psikologis sangat berperan.Pada iklan ini hanya pihak penawar yang aktif.Pihak penerima (reseptif) semata.Iklan ini ditujukan kepada masyarakat pembeli yang potensial, para pemakai jasa, dan penganut ide atau gagasan yang diutarakan dalam iklan.Pihak penawar beranggapan bahwa berbagai keperluan, yang mungkin sudah yang dimiliki konsumen masih perlu ditawarkan lagi melalui reklame atau propaganda; dalam hal ini melalui sarana iklan.

3. Iklan Menurut Barang Barang/Jasa yang ditawarkan

Berdasarkan jenis barang/jasa yang ditawarkan iklan dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.

a) Iklan Kebutuhan Pokok

Iklan ini menampilkan barang kebutuhan sehari-hari yang diperlukan dalam kehidupan khalayak, seperti pangan, sandang, alat rumah tangga, perumahan, dan sarana kesehatan.

b) Iklan Kebutuhan Sekunder

Iklan ini menawarkan produk-produk yang merupakan kebutuhan pelengkap dalam kehidupan khalayak.Pada kelompok iklan ini ditawarkan, misalnya kendaraan bermotor dengan segala yang berkaitan dengannya, aksesoris pakaian, rumah, dan barang-barang elektronika baik yang termasuk dalam kategori mewah maupun tidak.

c) Iklan Kebutuhan Perkantoran

Iklan ini menawarkan barang-barang yang diperlukan dalam kegiatan perkantoran, seperti alat tulis, faksimil, fotokopi, dan alat percetakan.

d) Iklan Promosi Hiburan

Jenis ini merupakan kelompok iklan yang menawarkan berbagai fasilitas hiburan dan pariwisata yang tersedia bagi khalayak, termasuk ke


(41)

dalam kelompok ini adalah iklan yang menawarkan sarana berupa kamera, buku, majalah, hotel, kesenian, dan angkutan.

e) Iklan Promosi Pendidikan

Iklan ini menawarkan berbagai fasilitas pendidikan, baik formal maupun nonformal.Di samping itu, kelompok iklan ini pun menawarkan barang-barang elektronik yang berhubungan dengan pendidikan, seperti komputer.

f) Iklan Perekonomian

Kelompok iklan ini menawarkan fasilitas perbankan, pertokoan, dan perindustrian.

g) Iklan Jasa

Termasuk kelompok ini adalah iklan yang memeberikan informasi tentang tersediannya jasa tertentu, lowongan kerja, dan keamanan.

Menurut Wawan Kuswandi, jenis iklan di media massa digolongkan dalam dua bagian yaitu iklan komersial dan iklan layanan masyarakat:

1. Iklan Komersial

Iklan komersial adalah bentuk promosi suatu barang produksi atau jasa melalui media massa dalam bentuktayangan gambar maupun bahasa yang diolah melalui film maupun berita.

Contoh: iklan obat, pakaian, makanan, dan sebagainya. 2. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah bentuk tayangan gambar baik drama, film, musik, maupun bahasa yang mengarahkan pemirsa atau khalayak sasaran agar berbuat atau bertindak seperti dianjurkan iklan tersebut.

Seperti: iklan pariwisata, kesehatan, dan sebagainya.42

42

Wawan Kuswandi, Televisi dan Masyarakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 81.


(42)

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, iklan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Menurut E. Zaenal Abidin Arifin, dkk., pembagian jenis iklan dalam penelitian di dasarkan pada media yang menjadi sarananya, ukuran iklan, jenis barang/jasa yang ditawarkan. Sedangkan menurut Wawan Kuswandi, jenis iklan di media massa digolongkan menjadi dua bagian yaitu: iklan komersil dan iklan layanan masyarakat.


(43)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciputat yang beralamat Jln. Cendrawasih KM. 4 Jurang Mangu, Ciputat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei tahun 2015.

B. Metodologi Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kualitatif. Pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara sistematis dan akurat suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual.1

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan deskripsi lewat kata-kata. Kajian tidak memanfaatkan perhitungan angka seperti pada perspektif kuantitatif.2 Dengan begitu, penelitian kualitatif berupaya menemukan kaidah-kaidah yang ada dalam realitas yang diamati dengan melibatkan partisipasi aktif dari partisipan.3

Dengan demikian, pendekatan deskriptif-kualitatif adalah pendekatan yang menggambarkan hasil penelitian melalui kata-kata yang diuraikan secara sistematis berdasarkan data faktual yang didasarkan pada realitas yang diamati.

1

Sudarwan Danim, Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi, (Jakarta: EGC, 2003), h. 52.

2

Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Tek nik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplik asi, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006), h. 85.

3


(44)

C.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati. Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apa pun yang menjadi objek dari penelitian.5 Dalam penelitian ini, populasinya ialah siswa SMP PGRI 2 Ciputat yang beralamat Jln. Cendrawasih KM.4 Jurang Mangu, Ciputat Tangerang Selatan.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.6 Sampel adalah subunit populasi, sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih atas dasar kemampuan mewakilinya.7 Dalam hal ini, sampelnya ialah siswa kelas VII-3 SMP PGRI 2 Ciputat yang berjumlah 30 siswa, jumlah tersebut dirasa sudah dapat mewakili keseluruhan siswa yang ada pada SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang Selatan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran untuk materi penulisan cerpen dengan menggunakan media iklan televise (Aqua

Versi NTT) di SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang Selatan. Hal ini disebabkan peneliti dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas.8 Pada penelitian ini pengarang berperan sebagai pengamat serta pengolah data hasil dari pebelitian serta berperan aktif memberikan perlakuan terhadap sampel yang dipilih.

4

Sugiyono, MetodePenelitianAdministrasi, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.89.

5

Eriyanto, Tek nik Sampling AnalisisOpiniPublik, (Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 61.

6

Arikunto, op.cit., h. 131.

7

SudarwanDanim, RisetKeperawatan: SejarahdanMetodologi, (Jakarta: EGC, 2003), h. 119.

8


(45)

E. Tahap Interferensi Tindakan

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagian yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahap yang lazim dilalui, yaitu:

1. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini peneliti menyiapkan materi atau bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup RPP dan metode atau teknik mengajar, media serta evaluasi pembelajaran. Akan tetapi, tahap perencanaan tersebut dimulai setelah peneliti mengungkapkan masalah dan memberikan suatu alternatif untuk pemecahannya. Pengungkapan masalah itu berkaitan dengan perumusan masalah, yaitu paningkatan kemampuan menulis cerpen dengan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui kondisi awal siswa. Sedangkan alternatif pemecehannya itu mengacu pada media iklan (Aqua Versi NTT) untuk meningkatkan pembelajaran penulisan cerpen.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap tindakan ini, peneliti melaksanakan semua tahap perencanaan yang telah dirancang dengan baik agar sejalan dengan tujuan awal.

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan atau observasi ini dilakukan terhadap semua aktivitas siswa yang menjadi indikator keberhasilan selama pembelajaran berlangsung. Bersamaan dengan tindakan ini, peneliti mengumpulkan data yang berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional.

4. Refleksi

Tahap ini merupakan tahap untuk memproses data yang terkumpul pada saat melakukan pengamatan atau observasi, data yang didapat itu kemudian ditafsirkan dan dicari kejelasannya, dianalisis,


(46)

lalu disintetiskan. Hasil refleksi itu digunakan untuk langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK.

F. Instrumen Analisis

TABEL1.1

Format Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen

No Aspek Penilaian skor interpretasi 1 Keefektifan Kalimat 25

2 Kesesuaian Isi dengan Judul 25 3 Kesesuaian Alur 25

4 Tokoh 25

Jumlah 100

Rumus untuk menghitung persentase adalah :

N =

Keterangan

N : Nilai

Skor mentah : Frekuensi Kesalahan

Skor maksimum : Jumlah Kalimat dalam Paragraf 100% : Bilangan Tetap


(47)

Tabel 1.2

Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat

Interval Persentase Tingkat penguasaan

Nilai ubahan skala 4 Keterangan 1-4 D-A

86-100 4 A Baik Sekali (BS) 76-85 3 B Baik (Mampu)

56-75 2 C Cukup (CM)

10-55 1 D Kurang (KM)

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang akan dianalisis harus benar benar “jujur” yakni

kebenarannya harus bisa dipercaya. Pada bagian ini akan dikemukakan: (1) sumber data dan (2) teknik pengumpulan data.

1. Sumber data

Data analisis ini adalah mengidentifikasi beberapa unsur cerpen pada tulisan siswa yaitu: 1. Keefektifan Kalimat, 2. Kesesuaian Isi dengan Judul, 3. Kesesuaian Alur, 4. Tokoh. Selanjutnya dalam analisis ini sumber data berasal dari cerpen yang ditulis oleh siswa kelas VII SMP PGRI 2 Ciputat yang beralamat Jln. Cendrawasih KM.4 Jurang Mangu, Ciputat Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2014/2015.

H. Teknik Penyajian Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah teknik membaca berulang-ulang dan pencatatan. Membaca berulang-ulang maksudnya mengamati dan mencatat dengan sistematis fenomena yang diselidiki dari data yg telah terkumpulkan.


(48)

I. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam analisis ini dilakukan sepanjang analisis berlangsung dan dilakukan secara sistematis dari awal sampai akhir sampai akhir analisis., kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca berulang-ulang atau memperhatikan. 1. Keefektifan Kalimat, 2. Kesesuaian Isi dengan Judul, 3. Kesesuaian Alur, 4. Tokoh. Selanjutnya dalam anaslisis ini sumber data berasal dari cerpen yang di tulis oleh siswa kelas VII SMP PGRI 2 Ciputat yang beralamat Jln. Cendrawasih KM.4 Jurang Mangu, Ciputat Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2014/2015. Dari data yg didapat itu nanti akan dicatat dan dimasukkan atau disalin kembali untuk menjadi pembahasan dalam skripsi ini.

Selain prosedur pengumpulan data di atas, peneliti juga membuat beberapa teknik sebagai alternatif dalam mengumpulkan data seperti wawancara, observasi, dokumentasi. Namun teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes tulis.


(49)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP PGRI 2 Ciputat 1. Profil SMP PGRI 2 Ciputat

a) Nama SMP : SMP PGRI 2 CIPUTAT b) Alamat SMP : Jl. Cendrawasih Km. 4 Jurang

Mangu Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten

Telpon (021) 7497226 c) Akreditasi Sekolah : A sejak tahun 2014 d) Penerapan MBS di SMP sejak tahun 1987

e) SMP berdiri sejak tahun : 1983 f) Rekening Rutin SMP :

a. Nama Bank : Bank Jabar Banten (Kantor Cabang BSD)

b. Nomor Rekening : 0013469504100

c. Nama Pemegang rek. : SMP PGRI 2 CIPUTAT g) Kepala Sekolah

a. Nama : Ika Hartika, S.Pd. b. Pendidikan terakhir : S1

c. No. Telpon/HP : 08561389056 h) Wakil Kepala Sekolah

a. Nama : Dyah Lestari Rahayu, S.Sos. b. Pendidikan terakhir : S1, Jurusan Ilmu Sosial Politik c. No. Telpon/HP : 085710803889


(50)

1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Visi SMP PGRI 2 Cipuat adalah “Menjadi lembaga pendidikan, yang membentuk pribadi berakhlakul karimah, bertanggungjawab dan berprestasi.

Misi SMP PGRI 2 Ciputat:

a) Menumbuhkan pribadi yang berakhlak mulia, dan bertanggungjawab dengan dasar agama dalam kehidupan sehari-hari.

b) Menumbuhkan semangat keunggulan, kepada warga sekolah agar menjadi pribadi yang berprestasi.

c) Menciptakan budaya tertib, bersih dan bersahaja

Tujuan Sekolah

a) Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kegiatan keagamaan untuk mengembangkan kualitas pendidikan dan menggali SDM peserta didik yang berorientasi ketaqwaan kepada Allah SWT.

b) Mengupayakan peningkatan kualitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk melaksanakan program pembelajaran berbasis kompetensi yang berwawasan luas dan global dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). c) Mengusahakan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

untuk mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

d) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler unggulan yang sesuai dengan potensi dan minat siswa.


(51)

2. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan a) Keadaan Guru

Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan. Karena guru merupakan orang yang terjun langsung kepada anak didik dan bertanggung jawab demi tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu guru adalah salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan program pendidikan.

Tabel

Data Guru Smp PGRI 2 Ciputat Na ma

Guru L/P

Tempa t Ta ngga l La hi r

Sta tus Peg

Ma s a Kerja TMT Guru Ija za h

SK Seluruh Tk Jurus Ta hun

Ika Ha rti ka , S.Pd.

P

Ta ngera ng, 07-12-1970

Swasta - 19 thn 01-07-1995 S1 B. Indo 2010

Dya h L. R, S.Sos .

P

Wonosobo,

11-04-1972

Swasta - 16 thn 01-07-1998 S1 Fi s i p 1997

Drs . Teguh Puja R.

L

Yogya karta , 12-07-1962

Swasta - 18 thn 01-01-1996 S1 IP-FSP 1988

Ma ryuni U. S. S.IP.

P

Ba nyuma s , 23-06-1972

Swasta - 18 thn 01-07-1996 S1 FISIF 1997

Leni Herl i na , S.Pd.

P

Bogor, 27-10-1981

Swasta - 13 thn 01-07-2001 S1 IPS 2003

Ma rga wati Na ta l i na , S.Pd.

P

Ba nyuma s , 29-12-1975

Swasta - 12 thn 01-07-2002 S1

Ba ha s a Inggri s


(52)

Hj. Mul ya ni

P

Bogor, 27-10-1981

Swasta - 9 thn 19-06-2005 PGA Aga ma 1977

U. Iwa n K, S.Pd.

L

Ci a mi s , 25-09-1972

Swasta - 9 thn 19-06-2005 S1 MTK 2006

Nurl i nda , S.E.

P

Ja ka rta , 18-11-1982

Swasta - 8 thn 17-07-2006 S1 Ekonomi 2005

Edi Kurni awan , S.Pd.

L

Ta ngera ng, 09-06-1983

Swasta - 9 thn 21-10-2005 S1 MTK 2011

Eka Ayu Seti awa ti , S.Pd.

P

Ta ngera ng, 22-05-1983

Swasta - 6 thn 14-07-2008 S1 PGSD 2010

Mutma i nn a h, S.Pd.I

P

Ta ngera ng, 12-07-2010

Swasta - 14 thn 12-07-2010 S1 PAI 2008

Endi

Kus wa nto L

Ja ka rta , 28 Ma ret 1975

Swa s ta - 3 thn 17-11-2011 S1 PPKn

Ma s i h Kul i a

h

Juna edi Abdul l a h L

Ja ka rta , 11 Juni 1990

Swa s ta - 2 thn 16-07-2012 S1 B. Indo

Ma s i h Kul i a

h

Ema h,

S.Pd. P

Leba k, 06 Des ember

1987

Swa s ta - 2 thn 16-07-2012 S1

Ba ha s a Inggri s

Ma s i h Kul i a

h Tel o

Supri yanto L Tega l , Swa s ta - 2 thn 29-08-2012 S1 IPS

Ma s i h


(53)

29 Juni 1988 Kul i a h

Ai nnur Ul um S.

L

La monga n, 12 Juni 1989

Swa s ta - 1 15-07-2013 S1

Ba ha s a Indonesia

Ma s i h Kul i a

h Mua ma l

Kha mi di , S.Pd.

L

Tega l ,

22 Jul i 1986

Swa s ta - 1 15-07-2013 S1 MTK

2010

Pa ul us Kohonus a L

Ya ma l a tu, 10 Agus tus

1994

Swa s ta - - 14-07-2014 S1 Penja skes Ma s i

h Kul i a

h

Yus uf Ma l i k, SH. L

Ja ka rta , 31 Ma ret 1981


(54)

b) Keadaan Siswa

Jumlah siswa dan siswa SMP PGRI 2 Ciputat pada tahun ajaran 2014/2015 adalah 511 orang. Dengan pembagian kelas menjadi tujuh kelas yaitu kelas VII ada tiga kelas, kelas VIII ada dua kelas dan kelas IX ada dua kelas.

1. Jumlah Siswa Sekolah pada tahun ajaran 2014/2015

N

o.

Jumlah Siswa

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Jml

L P

Jml siswa

Jml

rombel L P Jml siswa

Jml

rombel L P Jml siswa

Jml rombel

1 105 86 191 5 98 72 170 5 92 58 150 4 511

2 3 4 5 Dst

2. Jumlah pendaftar yang diterima di SMP dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Tahun

Pendaftar Diterima

L P Jumlah L P Jumlah

2012/2013 104 66 170 102 66 168

2013/2014 106 81 187 104 81 185

2014/2015 106 87 193 105 86 191

3. Jumlah siswa SMP yang tinggal kelas dalam kurun waktu 3 terakhir.


(55)

L P Jumlah L P Jumlah

2012/2013 - - - 1 - 1

2013/2014 1 - 1 - - -

2014/2015 1 - 1 1 - 1

4. Jumlah siswa SMP yang Drop Out dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Tahun

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml

2012/2013 7 2 9 5 - 5 1 1 2 13 3 16

2013/2014 8 3 11 1 - 1 1 - 1 10 3 13

2014/2015 9 9 18 9 4 13 2 2 4 20 15 35

A. Ujian Nasional (UN)

1. Jumlah siswa SMP peserta Ujian Nasional dalam 4 tahun terakhir.

Tahun Peserta Ujian Kelulusan Melanjutkan

L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah

2010/2011 43 23 66 43 23 66 41 21 62

2011/2012 39 24 63 39 24 63 37 23 60

2012/2013 51 33 84 41 33 84 50 30 80

2013/2014 50 36 86 50 36 86 48 35 83

2. Perolehan Hasil Belajar siswa SMP berdasarkan nilai rata-rata Ujian Nasional dalam 5 tahun terakhir.

Tahun

Bahasa Indoesia Bahasa Inggris Matematika IPA

Renda h Ting gi Rata 2 Renda h Ting gi Rata 2 Renda h ting gi Rata 2 Renda h ting gi Rata 2 2009/2

010 3,40 9,00 7,15 5,20 8,60 6,86 5,75 8,50 6,99 5,00 7,50 6,16 2010/2

011 4,20 8,40 6,43 3,00 9,00 7,21 5,25 8,75 6,95 4,75 7,50 6,25 2011/2


(56)

2012/2

013 2,80 9,46 6,52 1,60 8,00 5,00 4,75 6,26 6,26 3,50 8,25 6,51 2013/2

014 5,40 9,20 8,08 5,20 8,80 7,00 5,25 8,75 6,67 5,25 8,50 6,85

c) Keadaan Karyawan

Keberadaan karyawan sangat diperlukan dalam suatu lembaga pendidikan, karena dapat membantu terlaksananya proses pembelajaran yang baik dan kondusif. Seandainnya tidak ada orang yang menangani masalah di luar pengajaran yang khusus maka kegiatan pendidikan disuatu sekolah tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Keadaan karyawan di SMP PGRI 2 Ciputat ada sebanyak tiga orang, yakni satu orang sebagai tata usaha, satu orang sebagai bendahara, dan satu orang lagi sebagai pengurus sekolah.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaanya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lainnya bagi siswa dalam melangsungkan proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan, sarana dan prasarana di SMP PGRI 2 Ciputat diantaranya sebagai berikut:

a) Ruang kelas

b) Laboratorium computer c) Ruang Guru

d) Ruang Kepala Sekolah e) Ruang TU

f) Kamar mandi / WC siswa g) Kamar mandi / WC guru h) Koperasi


(57)

j) Kantin

k) Lapangan basket l) Lapangan futsal m) Lapangan bola volley

4. Struktur Organisasi

Dalam suatu lembag pendidikan pasti terdapat struktur organisasi untuk menunjang orang-orang yang memiliki profesionalisme dan tujuan yang searah. Berikut ini struktur organisasi SMP PGRI 2 Ciputat:

STRUKTUR ORGANISASI

SMP PGRI 2 CIPUTAT TAHUN AJARAN 2011/2012

KEPALA SEKOLAH Ika Hartika, S.Pd

WAKABID KUR Dyah Lestari R, S.Sos

WAKABID KES Edi Kurniawan, S. Pd.

GURU BP Nurlinda, S.E

BENDAHARA Margawati N, S. Pd.

WALI KELAS

OSIS


(58)

KET:

a) Wali Kelas VII 1 : Maryuni U. S, S.Ip

b) Wali Kelas VII 2 : Ujang Iwan Kusmawan, S.Pd c) Wali Kelas VII 3 : Emah Huzaemah, S.Pd d) Wali Kelas VII 4 : Yusuf Malik, S. H. e) Wali Kelas VII 5 : Ainnur Ulum S. f) Wali Kelas VIII 1 : Mutmainah, S.Pdi. g) Wali Kelas VIII 2 : Endi Kuswanto

h) Wali Kelas VIII 3 : Eka Ayu Setyawati S. Pd. i) Wali Kelas VIII 4 : Telo Supriyanto

j) Wali Kelas VIII 5 : Muamal Khamidi S. Pd. k) Wali Kelas IX 1 : Leni Herlina S. Pd. l) Wali Kelas IX 2 : Nurlinda S. E.

m) Wali Kelas IX 3 : Edi Kurniawan S. Pd. n) Wali Kelas IX 4 : Junaedi Abdullah

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Dalam pengumpulan data terdapat beberapa langkah yang dikakukan meliputi:

1. Pemberian materi, yaitu mengenai penulisan cerpen

Pemberian materi diawali dengan memberikan penjelasan mengenai pengertian dan cara menulis cerpen

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berargumen atau berkomentar mengenai materi yang disampaikan. Waktu yang diberika dalam kesempatan ini adalah 15 menit. Dalam kesempatan ini juga digunakan untuk peneliti berdiskusi dengan siswa.

3. Penulisan cerpen. Peneliti mengajak siswa untuk menulis cerpen dengan menggunakan media iklan televise, dengan demikian siswa terarah untuk membuat cerpen.


(59)

4. Pengumpulan data

Setelah siswa selesai menulis cerpen, peneliti mengumpulkan cerpen yang telah ditulis oleh siswa, pada tahap ini lazim disebut dengan pengumpulan data. Karangan siswa itulah yg akan dijadikan data penelitian.

5. Pengklasifikasian data

Pengklasifikasian data dapat dilakukan dengan beberapa langkah, meliputi:

a. Memilah karangan

Karangan atau cerpen yang sudah terkumpul akan dipilah oleh peneliti. Bebrapa cerpen akan diklasifikasikan berdasarkan penilaian yang sudah disiapkan. Selanjutnya, cerpen yang sudah dipilih akan dianalisis. Analisis difokuskan kepada 1. Keefektifan Kalimat, 2. Kesesuaian Isi dengan Judul, 3. Kesesuaian Alur, 4. Tokoh.

b. Memberikan penomoran karangan

Pemberian nomor pada tiap-tiap karangan dilakukan agar penulis lebih mudah dalam proses selanjutnya. Nomor yang diberikan berupa nomor urut dari 1 sampai nomor akhir siswa sesuai abjad.


(60)

C. Analisis Data

Berdasarkan langkah –langkah analisis data, berikut ini penulis sajikan analisis dari setiap siswa untuk menggambarkan taraf kemampuan siswa secara individual.

Tabel

Analisis Data Siswa No.1

No Aspek Penilaian skor interpretasi

1 Keefektifan Kalimat 18

2 Kesesuaian Isi dengan Judul 20

3 Kesesuaian Alur 20

4 Tokoh 20

Jumlah 78 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan kalimat : 18 b). kesesuaian isi dengan judul : 20 c). kesesuaian alur : 20 d). tokoh : 20. Jumlah skor 78 dan interpretasi Baik

Tabel

Analisis Data Siswa No.2

No Aspek Penilaian skor interpretasi

1 Keefektifan Kalimat 20

2 Kesesuaian Isi dengan Judul 19

3 Kesesuaian Alur 20

4 Tokoh 23

Jumlah 82 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 19 c). kesesuaian alur : 20 d). tokoh : 23. Jumlah skor 82 dan interpretasi Baik


(61)

Tabel

Analisis Data Siswa No.3

No Aspek Penilaian Skor interpretasi

1 Keefektifan Kalimat 18

2 Kesesuaian Isi dengan Judul 20

3 Kesesuaian Alur 18

4 Tokoh 25

Jumlah 81 Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan kalimat : 18 b). kesesuaian isi dengan judul : 20 c). kesesuaian alur : 18 d). tokoh : 25. Jumlah skor 81 dan interpretasi Baik

Tabel

Analisis Data Siswa No.4

No Aspek Penilaian Skor interpretasi

1 Keefektifan Kalimat 15

2 Kesesuaian Isi dengan Judul 17

3 Kesesuaian Alur 18

4 Tokoh 20

Jumlah 70 Cukup

Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 18 d). tokoh : 20. Jumlah skor 70 dan interpretasi Cukup


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

BIODATA PENULIS

Nama lengkap Ainnur Ulum Sugiarto, biasa dipanggil Ulum, Ainnur, Sugi ini lahir di Lamongan, 12 Juni 1989, dari pasangangan Bapak Sutikno dan Ibu Karsi.

Pendidikan formal penulis jalani di SD Negeri 01 Sekaran, Lamongan. Kemudian menlanjutkan ke SMP Negeri 01 Maduran, Lamongan. Setamat SMP, penulis melanjutkan sekolah ke SMA Wachid Hasjim, Maduran, Lamongan.

Setelah itu, penulis merantau ke Jakarta, sambil melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Aktivitas penulis saat ini adalah sebagai staf pengajar untuk mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP PGRI 2 Ciputat, terhitung mulai tahun 2013 sampai dengan sekarang. Di samping itu, penulis juga giat di bidang kepramukaan, drama, pantomim, dan kepenulisan puisi.

Salah satu puisi penulis yang berjudul Stanza Bulan Merah Jambu telah

dibukukan dalam antologi puisi Empat Amanat Hujan yang diterbitkan oleh