a. Bahan hukum Primer, diperoleh melalui Undang-Undang Nomor 37
tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar Utang, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata. b.
Bahan hukum sekunder, berupa karya-karya ilmiah, berita-berita serta tulisan dan buku yang ada hubungannya dengan permasalahan yang
diajukan. c.
Bahan hukum tertier, berupa bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder seperti Kamus Hukum dan Kamus Bahasa Indonesia dan lain sebagainya.
3. Alat pengumpulan data
Dalam penulisan skripsi ini metode pengumpulan data dengan studi dokumen dengan penulusuran pustaka library research. Library research
memiliki arti teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelahaan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang
ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
37
Analisis data memiliki arti sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah
4. Analisis data
37
M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, hlm. 1.
dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian.
38
38
Pengertian analisis data “fattkhy.blogspot.com201101pengertian-analisis- data.html?m=1” diakses pada tanggal 12 Desember 2013.
Dalam penulisan skripsi ini menggunakan analisis data kualitatif, yaitu suatu analisis data secara jelas serta diuraikan dalam bentuk
kalimat sehingga diperoleh gambaran yang jelas yang berhubungan dengan skripsi ini. Dengan menghubungkan data primer, sekunder dan tertier maka akan
disimpulkan suatu hasil penelitian untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan kedudukan bank BUMN dalam penyelesaian kredit
macet berdasarkan Undang-Undang Perbankan Indonesia.
G.Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Bab ini diawali dengan latar belakang penelitian, yang berisi alasan- alasan penulis mengambil judul sebagaimana tercantum diatas. Uraian-
uraian dalam bab ini ditujukan sebagai penjelasan awal mengenai terminologi-terminologi yang digunakan untuk mengemukakan
permasalahan dalam mengidentifikasi masalah sebagai proses signifikasi pembahasan. Disamping itu untuk mempertegas pembahasan
dicantum pula maksud dan tujuan serta manfaat penelitian beserta metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB II PEMBAGIAN HARTA PAILIT TERKAIT PENGURUSAN YANG DILAKUKAN OLEH KURATOR
Bab ini menjelaskan mengenai pembagian harta pailit oleh kurator dalam kepailitan, syarat dan prosedur permohonan pailit, juga
pengurusan dan pemberesan harta pailit oleh kurator, serta tanggung jawab kurator dalam melakukan pembagian harta pailit kepada para
kreditur.
BAB III PENGAJUAN KEBERATAN ATAS PEMBAGIAN HARTA PAILIT
Bab ini menjelaskan mengenai pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan keberatan atas pembagian harta pailit, termasuk prosedur
pengajuan keberatan atas pembagian harta pailit, juga akibat hukumnya berdasarkan perundang-undangan di Indonesia.
BAB IV PEMBAGIAN YANG DILAKUKAN PENGADILAN DALAM PERMOHONAN KEBERATAN ATAS PEMBAGIAN BOEDEL
PAILIT YANG DILAKUKAN KURATOR BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 963 KPDT.SUS2010
Menjelaskan mengenai kedudukan Kantor Pelayanan Pajak dalam mengajukan permohonan pailit ditinjau dari UUK berdasarkan putusan
Mahkamah Agung Nomor 963 KPdt.Sus2010.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab kesimpulan dan saran yang berisi kesimpulan yang dikemukakan berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan
dianalisis, dalam bab ini juga dikemukakan berbagai saran dari penulis yang dihasilkan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
BAB II
PEMBAGIAN HARTA PAILIT TERKAIT PENGURUSAN YANG DILAKUKAN OLEH KURATOR
A. Syarat dan Prosedur Permohonan Pailit