Pendidikan Anak Usia Dini 1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
lingkungan, dan untuk mendapatkan penerimaan tersebut diperlukan keterampilan sosial tertentu Hurlock, 1998.
Hetherington Parke 1999 mengemukakan bahwa bentuk-bentuk keterampilan sosial pada anak-anak meliputi: dapat menyemangati orang alin,
dapat memulai interaksi dengan orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, mampu mengikuti aturan yang telah diberitahukan dengan baik, dan mencoba
mengajak anak lain untuk ikut berpartisipasi. National Association of School Psychologists 2002 mengemukakan hasil
positif dari anak-anak yang mempunyai keterampilan sosial yang baik, yaitu dengan keterampilan sosial yang tinggi anak-anak akan memiliki kemampuan
untuk membuat keputusan sosial yang akan menguatkan hubungan interpersonal mereka dan memudahkan kesuksesan disekolah.
B. Pendidikan Anak Usia Dini B.1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20, 2003.
Menurut Semlok PADU, pengertian PAUD adalah usaha sadar dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sejak
Universitas Sumatera Utara
lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini dilakukan melalui penyediaan pengalaman dan stimulasi yang kaya dan bersifat megembangkan
secara terpadu dan menyeluruh agar anak dapat tumbuh kembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai, norma, dan harapan masyarakat.
Istilah lain yang sering digunakan untuk diskusi tentang pendidikan anak usia dini adalah “nursery school” atau “preschool” prasekolah. Nursery school
adalah program pendidikan anak usia dua, tiga dan empat tahun Patmonodewo, 2000.
Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 1989 dalam Patmonodewo, 2000 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12 Ayat 2 menyebutkan “Selain
jenjang pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dapat diselenggarakan pendidikan prasekolah.” Pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang
diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan ketrampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai
dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup. PP RI No. 27 Tahun 1990 dalam Patmonodewo, 2000 tentang
Pendidikan Prasekolah. Bab I Pasal 1 Ayat 2 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Taman Kanak-kanak TK adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah
yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa satuan pendidikan
prasekolah meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan Penitipan Anak.
Universitas Sumatera Utara
B.2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini
PAUD dimaksudkan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak usia dini agar ia dapat tumbuh kembang secara sehat dan
optimal sesuai dengan nilai, norma dan harapan masyarakat. Sesuai dengan aspek perkembangan dan keperluan kehidupan anak
selanjutnya, PAUD memiliki fungsi-fungsi Abdulhak, 2003 sebagai berikut: a. Pengembangan segenap potensi anak,
b. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma kehidupan, c. Pembentukan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang diharapkan,
d. Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar, e. Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.
B.3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelengaraan PAUD Abdulhak, 2003 adalah sebagai berikut:
a. Holistik dan terpadu; PAUD dilakukan dengan terarah ke pengembangan
segenap aspek pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak serta dilaksanakan secara terintegrasi dalam suatu kesatuan program utuh
dan proporsional. Secara makro, prinsip holistic dan terpadu ini juga mengandung makna bahwa penyelenggaraan PAUD dilakukan secara
terintegrasi dengan sistem sosial yang ada di masyarakat dan menyertakan segenap komponen masyarakat sesuai dengan tanggung jawab dan
kewenangannya. Dalam hal ini perlu ada keselarasan antara pendidikan
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan dalam berbagai unit pendidikan – keluarga, sekolah dan masyarakat.
b. Berbasis keilmuan; Prinsip ini mengandung arti bahwa praktek pendidikan
anak usia dini yang tepat perlu dikembangkan berdasarkan temuan-temuan muktahir dalam bidang keilmuan yang relevan. Dalam hal ini, para ahli
PAUD perlu senantiasa menyebarluaskan temuan-temuan ilmiahnya di bidang PAUD sehingga dapat diaplikasikan oleh para praktisi PAUD baik
oleh tenaga professional di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini maupun oleh tenaga-tenaga non-profesional di masyarakat dan keluarga.
c. Berorientasi pada perkembangan anak; PAUD dilaksanakan sesuai dengan
karakteristik dan tingkat perkembangan anak sehingga proses pendidikannya bersifat tidak terstruktur, informal, emergen dan responsive
terhadap perbedaan individual anak, serta melalui aktivitas langsung dalam suasana bermain.
d. Berorientasi masyarakat; Anak adalah bagian dari masyarakat dan
sekaligus sebagai genarasi penerus dari masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, PAUD hendaknya berlandaskan dan sekaligus turut
mengembangkan nilai-nilai sosio-kultural yang berkembang pada masyarakat yang bersangkutan. Lebih lanjut, prinsip ini juga mensyaratkan
perlunya PAUD untuk memanfaatkan potensi lokal baik itu berupa keragaman sosial-budaya maupun berupa sumber-sumber daya potensial
yang ada di masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
B.4. Kurikulum PAUD
Rosegrant dalam Suyanto, 2005 menyarankan agar pengembangan kurikulum untuk PAUD mengikuti pola sebagai berikut:
1. Berdasarkan keilmuan PAUD Kurikulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini dari PAUD dan hasil-hasil
penelitian tentang belajar dan pembelajaran. Kajian keilmuan secara komprehensif hendaknya menjadi landasan pengembangan kurikulum. Pengetahuan.
Keterampilan, serta sikap merupakan satu kesatuan. Cara memperoleh pengetahuan dan keterampilan akan mempengaruhi sikap anak, begitu juga
sebaliknya. 2. Mengembangkan Anak secara Menyeluruh
Tujuan kurikuler hendaknya ditujukan untuk mengembangkan anak secara menyeluruh, yang meliputi aspek fisik-motorik, sosial, moral, emosional, dan
kognitif. Isi kkurikulum hendaknya mencerminkan sofat demokratis, adanya kebebasan untuk menentukan pilihan, keadilan, persamaan hak dan kewajiban,
serta keterbukaan. Tujuan kurikuler juga hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
3. Relevan, Menarik dan Menantang Isi kurikulum hendaknya relevan, menarik dan menantang anak untuk
melakukan eksplorasi, memecahkan masalah, mencoba, dan berpikir. Kurikulum yang efektif dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari
konteks yang berarti dalam kehidupan anak. 4. Mempertimbangkan Kebutuhan Anak
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan kurikulum hendaknya mempertimbangkan kebutuhan anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, dan ideology bangsa secara nasional.
Keurikulum hendaknya realistis dan dapat dicapai oleh anak. Apa yang dipelajari anak hendaknya sesuai dengan apa yang diinginkan anak, masyarakat dan negara.
Nasionalisme, kebudayaan, nilai-nilai susila dan norma hendaknya diperhatikan dalam penyusunan kurikulum.
5. Mengembangkan Kecerdasan Kurikulum
hendaknya mengembangkan
kemampuan anak untuk berpikir, menalar, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah. Pembelajaran pada
anak usia dini hendaknya tidak bersifat hafalan, tetapi mengembangkan kecerdasan dengan cara melatih anak berpikir, bernalar, mengambil keputusan,
dan memecahkan masalah. 6. Menyenangkan
Kurikulum disesuaikan dengan kondisi psikologis anak sehingga anak merasa mampu, senang, rileks, dan nyaman belajar di TK. Anak usia dini suka
bermain, aktif dan selalu ingin tahu. Oleh karena itu, kegiatan kurikuler dirancang agar anak dapat belajar sambil bermain, aktif secara fisik dan mental untuk
memuaskan rasa ingin tahunya. 7. Fleksibel
Kurikulum sebaiknya bersifat fleksibel, baik tentang isi maupun waktu agar dapat disesuaikan dengan perkembangan, minat dan kebutuhan setiap anak.
Kurikulum TK fiharapkan bisa mengakomodasi hal-hal baru, menyediakan
Universitas Sumatera Utara
alternatif, dan memungkinkan anak untuk memilih kegiatan. Selain itu, dalam pelaksanaannya tidak terlalu dibatasi oleh waktu.
8. Menyatu dan Padu Kurikulum untuk TK bersifat menyatu dan padu unified and integrated,
artinya tidak mengajarkan bidang studi sendiri-sendiri atau secara terpisah, tetapi secara terpadu dan terintegrasi melalui tematik unit.