Dari uraian di atas dapat disimpulkan proses komunikasi adalah penyampaian berita kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat memahami
isi pesan. Dengan kata lain pesan tidak dapat dikomunikasikan bila ada langkah dalam proses ini tidak diselesaikan dengan tepat.
2.3.5 Jenis Komunikasi
Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, tergantung pilihan yang dianggap paling tepat oleh pengirim. Komunikasi dapat berbentuk verbal baik
lisan atau tertulis maupun non verbal, formal atau informal dan internal maupun eksternal.
Sistem komunikasi yang dianut oleh perpustakaan akan langsung mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi. Berdasarkan hal ini sistem komunikasi
bergantung pada struktur organisasi dan mekanisme koordinasi. Menurut Purwanto 2006: 5 ada beberapa bentuk komunikasi yang lazim digunakan, yaitu:
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis kepada pihak lain baik secara
tertulis written maupun lisan oral. Bentuk komunikasi memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik. Melalui
komunikasi secara lisan atau tulisan, diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim dengan baik.
Penyampaian suatu pesan melalui tulisan dan lisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang dapat membaca atau mendengar apa yang
dikatakan pihak lain dengan baik dan benar. Secara umum, untuk mengirimkan pesan-pesan, orang lebih senang berbicara speaking
daripada menulis writing suatu pesan. Alasannya, komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis efisien dan cepat dalam menyampaikan
pesan-pesan bisnis. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa komunikasi tulisan tidak penting, karena tidak semua hal bisa
disampaikan secara lisan.
2. Komunikasi NonVerbal
Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari. Jenis
komunikasi nonverbal adalah gerak isyarat-isyarat tertentu, komunikasi ini lebih bersifat spontan misalnya seseorang yang
mondar-mandir tanpa tujuan yang pasti karena pikirannya sedang kacau. Komunikasi nonverbal memiliki kebaikan yaitu kesahihannya
realibilitas. Dalam hal ini dikaitkan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata daripada
menggunakan gerakan tubuh bahasa isyarat. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang lebih spontan. Komunikasi nonverbal penting artinya
bagi pengirim dan penerima karena sifatnya yang lebih efisien, suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan
pihak pendengar yang dapat mendengar artinya dengan cepat.
Ada juga beberapa saluran komunikasi dalam suatu organisasi menurut Purwanto 2006: 40 yaitu:
1. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Komunikasi dari atas ke bawah downward communication dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui
tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah, umumnya terkait dengan tanggung jawab dan
kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk
menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang
ada di level bawah. Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat berbentuk lisan oral communications maupun tertulis written
communications.
2. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Komunikasi dari bawah ke atas upward communication adalah alur pesan yang disampaikan berasal dari bawahan karyawan menuju ke
atas manajer, Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih
tinggi, yaitu ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum. Tipe komunikasi mencakup laporan-laporan periodik,
penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi
manajemen atas. Para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya terhadap para bawahannya untuk mencapai keberhasilan
saluran komunikasi ini. Kalau tidak, informasi yang muncul hanya rasa curiga atau ketidakpercayaan terhadap informasi tersebut.
3. Komunikasi Lateral atau Horizontal
Komunikasi Horizontal horizontal communications, atau sering disebut juga dengan istilah lateral, adalah komunikasi yang terjadi
antara bagian-bagian yang memiliki posisisederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi antara lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Bentuk komunikasi ini
pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang guna
mempermudah koordinasi dan penanganan masalah.
Universitas Sumatera Utara
4. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal diagonal communications merupakan komunikasi secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal
ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staff, yaitu bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia
lini dan staff dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis komunikasi ada berbagai macam. Komunikasi Verbal, komunikasi Nonverbal, komunikasi dari
atas kebawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Dari kesemua komunikasi tersebut pengertian yang sama
diantara dua pihak yaitu atasan dan bawahan. Karena hal tersebut akan lebih memberi dorongan semangat dan gairah kerja untuk menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan, dengan kata lain mengembangkan suatu kerja sama demi mewujudkan hasil kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
2.3.6 Media Komunikasi