BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan salah satu alat ukur yang dipakai dalam penentuan keberadaan suatu universitas. Keberadaan perpustakaan
perguruan tinggi mutlak diperlukan, karena perpustakaan memenuhi kebutuhan mahasiswa akan informasi, sehingga perpustakaan tidak hanya menjadi jantung
sebuah perguruan tinggi, namun berkembang menjadi pusat pembelajaran. Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan
jenisnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun, setidak-tidaknya
satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan. Karena fokusnya disini adalah komunikasi di antara anggota-
anggota suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.
Komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai penafsiran pesan antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Ciri-ciri organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan Reidfield dalam Wayne, 2005: 48. Hubungan dibentuk
antara jabatan-jabatan, bukan antara orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jabatan-jabatan. Mereka yang menduduki jabatan diharuskan berkomunikasi
dengan cara yang sesuai dengan jabatan mereka. Sekalipun demikian, dalam praktik komunikasi jabatan ini membingungkan, karena tidak semua jabatan dan
interaksi secara seksama sesuai dengan digram jabatan. Bagan organisasi yang resmi tidak pernah lengkap menentukan perilaku
dan hubungan sosial anggota organisasi. Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya memisahkan suatu jabatan dari kepribadian orang yang menduduki
jabatan tersebut, sering produktivitas organisasi bergantung kepada komunikasi
Universitas Sumatera Utara
jabatan. Kenyataan ini tidak pula mengecilkan pengaruh komunikasi informal yang juga penting. Dalam setiap organisasi formal, biasanya tumbuh pula
kelompok-kelompok organisasi informal. Karena hubungan informal terbentuk sebagai respon terhadap berbagai kesempatan yang diciptakan lingkungan,
organisasi formal merupakan lingkungan kelompok lebih nyata yang mempengaruhi jumlah dan pelaksanaan hubungan informal dalam organisasi.
Dari dasar hubungan-hubungan informal inilah yang akan mempengaruhi semangat kerja pengawaipustakawan untuk mencapai produktivitas kinerja yang
tinggi di dalam organisasi formal. Hal ini dimungkinkan dengan adanya hubungan informal yang menciptakan organisasi informal yang dapat memberikan
kedekatan dari hubungan yang tidak terstruktur dan tidak statis, sehingga komunikasi dua arah dapat diciptakan dengan adanya hubungan yang luwes.
Maka pengawaipustakawan yang bekerja akan lebih mudah untuk saling bertukar pikiran, gagasan, baik mengenai kegiatan dalam pekerjaan maupun diluar
pekerjaan serta memungkinkan untuk lebih mengerti orang lain. Peneliti dengan berbagai keadaan di atas melakukan penelitian di
Perpustakan UNSYIAH Banda Aceh yang merupakan sebuah institusi yang memberikan layanan pendidikan. Dari sudut pandang organisasi Perpustakan
UNSYIAH Banda Aceh, terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Karena itu, tidak ada cara lain untuk meningkatkan
kinerja organisasi selain meningkatkan kualitas komunikasi organisasi Untuk mengetahui proses komunikasi organisasi pada Perpustakaan
UNSYIAH Banda Aceh, maka peneliti menganggap perlu melakukan penelitian. Peneliti melihat gejala ini terjadi di instansi pendidikan. Dan untuk hal ini peneliti
memilih lokasi penelitian pada Perpustakaan UNSYIAH Banda Aceh. Dipilihnya Perpustakaan UNSYIAH Banda Aceh sebagai lokasi penelitian
karena perpustakaan tersebut merupakan unsur penunjang pendidikan yang dipimpin oleh seorang Kepala Perpustakaan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab dengan tugas pokok dan fungsinya. Dari sudut pandang organisasi Perpustakaan UNSYIAH Banda Aceh, terdiri dari pustakawan yang
Universitas Sumatera Utara
bekerja sama satu sama lain dan berinteraksi satu sama lain. Sehingga, tidak ada cara lain untuk meningkatkan kualitas komuniksi organisasi.
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian mutual undestanding. Pendek kata agar terjadi
penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pegalaman. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Analisis Komunikasi Organisasi pada Perpustakaan Universitas Syiah Kuala UNSYIAH” Banda Aceh.
1.2 Rumusan Masalah